ISTRI BAYARAN CEO DINGIN
Jazira menutup mulutnya tak percaya ketika dirinya baru saja membuka pintu apartemen milik sang ayah. Air matanya luruh seketika disertai tubuhnya yang limbung sehingga dirinya jatuh ke lantai.
Bagaimana dia tak terkejut, jika dirinya melihat sang ayah yang sudah terkapar tak bernyawa dengan luka tembak yang berada di kepalanya. Nafas gadis itu terdengar tak beraturan dibarengi dengan air mata yang semakin deras mengalir dikedua pipinya.
Jazira pun berdiri dari jatuhnya dan berjalan memasuki apartemen sang ayah dengan badan yang gemetar hebat. Langkah demi langkah, Jazira lalui sembari memegang erat pegangan pintu serta apapun yang dapat menumpu berat badannya.
Jazira semakin terkejut ketika melihat ibu tiri serta kakak tirinya yang sudah meninggal dengan luka tembak yang persis seperti milik sang ayah. Sontak gadis cantik tersebut menekuk kedua lututnya di sebelah jenazah sang ayah.
"Ayah ... Ayah bangun! Jangan tinggalin Zizi sendiri!" teriak Jazira dengan suara seraknya sambil memangku kepala sang ayah yang sudah dilumuri banyak darah dengan mata yang masih terbuka.
Jazira pun menutup kedua mata sang ayah dengan tangan kanannya yang masih bergetar. Dia juga melakukan hal yang sama kepada jenazah sang ibu dan kakak tirinya. Gelengan kepala serta tangisnya menggambarkan betapa malang nasib dirinya.
"Itu dia gadis yang kita cari!" teriak seseorang di belakang Jazira yang langsung membuat Jazira membalikkan tubuhnya. Betapa terkejutnya Jazira ketika melihat 5 orang bertubuh besar yang keluar dari kamar kedua orang tuanya.
"Kalian berdua kejar gadis itu, dan kalian berdua urus bangkai mereka bertiga!" perintah seorang laki-laki dengan kacamata hitam yang langsung membuat Jazira berdiri dari duduknya.
Sontak Jazira pun langsung menyambar tasnya dan keluar dari apartemen sang ayah dengan langkah cepatnya. Dia berlari sekuat tenaga menuju lift yang berada di ujung koridor. Sesekali, Jazira menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat dua orang laki-laki bertubuh besar yang terus mengejarnya.
Tubuh mungil Jazira mengeluarkan keringat yang terus menetes. Jazira takut bahwa dirinya akan ditangkap oleh mereka dan akan dibunuh seperti halnya kedua orang tuanya serta kakak tirinya yang kini telah tak bernyawa.
Jazira panik karena pintu liftnya masih tertutup. Dengan gerakan cepat, dia menekan tombol buka di lift tersebut berulang-ulang kali, berharap agar pintu liftnya cepat terbuka. Jantungnya berkerja dua kali lebih cepat ketika melihat para penjahat tersebut sudah sangat dekat dengannya.
Sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan bagi Jazira. Pintu lift tersebut terbuka, entah setelah berapa kali dia menekan tombolnya. Dengan segera, Jazira masuk ke dalam lift tersebut. Tangannya langsung menekan tombol tutup, karena melihat dua orang laki-laki bertubuh besar itu hampir memasuki lift.
Hingga...
Tiga
Dua
Tinggg...
Kurang satu detik saja, kedua orang pria itu pasti sudah menangkap Jazira. Lalu, entahlah apa yang akan terjadi pada hidupnya. Jazira yang merasa sedikit lega pun menjatuhkan tubuhnya di lantai lift dan mengambil nafas banyak-banyak. Dia sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup dan lolos dari dua orang tersebut.
Jazira pun memeluk tubuhnya erat dan menangis jadi-jadinya. Dia memastikan agar pintu lift tak terbuka di pintu lift di lantai berikutnya. Dirinya sangat ketakutan sehingga tubuhnya bergetar hebat. Mengapa semua ini harus terjadi pada dirinya dan keluarganya? Pikir gadis yang tengah menangis itu.
Tak lama setelah itu, pintu lift pun terbuka. Gadis yang tadi masih menangis itu pun mendongakkan kepalanya dan segera menghapus air matanya. Gadis sebatang kara itu mulai bangkit dari duduknya.
Dengan cepat, Jazira pun melongokkan kepalanya dan melihat apakah dua orang tersebut sudah ada di bawah atau masih di atas. Ketika tak melihat dua orang tersebut muncul, Jazira pun keluar dari lift dengan hati-hati.
Sambil berjalan, Jazira terus menatap ke belakang memastikan agar dua orang tersebut tidak mengikutinya lagi. Namun, lagi-lagi Jazira terkejut bukan main ketika melihat dua orang tadi turun dari tangga dan melotot ke arahnya.
Sontak Jazira pun berteriak dan langsung berlari sekuat tenaganya untuk keluar dari basement apartemen. Jazira masih terus berlari dengan sisa tenaganya, mengabaikan tatapan orang-orang yang melihatnya aneh.
Nafas Jazira terengah-engah dan dia merasakan bahwa kakinya tak mampu lagi untuk berlari. Dia menatap belakang dan melihat dua orang tersebut masih semangat mengejarnya dengan tatapan membunuh.
Kesempatan terakhir yang dimiliki Jazira adalah memasuki gang kecil yang berada di sampingnya. Lalu setelah itu, Jazira pun bersembunyi di dalam tong sampah berukuran besar yang berada di gang kecil tersebut.
Di dalam tong sampah, Jazira masih terus berdoa dan mengutup mulutnya rapat-rapat. Dia masih menangis tanpa mengeluarkan suara ketika mendengarkan derapan langkah kaki yang mendekat ke arah tong sampah yang menjadi tempat persembunyiannya.
"Sial! Kita kehilangan jejak gadis itu! Pasti bos akan marah besar kepada kita berdua!" teriak salah satu diantara keduannya dari luar sana yang membuat Jazira semakin menutup mulutnya rapat-rapat.
Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Jazira selain berdoa dan mencoba untuk pasrah. Jika dia memang ditakdirkan untuk mati terbunuh, maka dia akan ikhlas.
Jazira tak mengerti apakah dua orang tersebut sudah pergi dari tempat itu atau belum. Hati Jazira berdegup semakin kencang ketika mendengar langkah kaki seseorang mendekat padanya. Jazira pun semakin menahan nafasnya, hingga dia merasakan seseorang membuka tutup tong sampahnya.
Udara luar langsung berbondong-bondong memasuki tong yang ditempati oleh Jazira. Pertanda ada yang membukanya dari luar. Jazira pun langsung membelalakkan matanya dan berteriak histeris.
"Aaaaa! Tolong jangan sakiti aku! Aku mohon ... aku mohon!" teriak Jazira sambil mengatupkan kedua telapak tangannya di depan mukanya sembari menutup matanya. Jazira benar-benar ketakutan, sehingga dirinya tak sadar dengan apa yang dilakukan olehnya.
Karena tak segera mendapat sahutan, Jazira pun membuka satu matanya dan bernapas lega.
"Apakah kau akan memanggil mereka untuk kembali, Nak? Kecilkan suaramu itu, jika kau tak ingin membuat mereka kembali dan segera menangkapmu," ujar lelaki yang Jazira pikir sudah berusia 40 tahunan itu. Jazira pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia masih berpikir, apakah orang tersebut masih komplotan pembunuh kedua orang tuanya.
"Apakah Paman teman mereka?" tanya Jazira lirih sambil menatap takut kepada laki-laki yang terus menatapnya.
"Ya! Aku teman baik mereka. Mengapa kau bertanya seperti itu? Apakah kau mau aku mengantarkanmu untuk bertemu mereka?" ucap lelaki tersebut sambil tersenyum miring. Jazira langsung membelalakkan matanya dan bergegas keluar dari tong sampah tersebut.
"Mengapa Paman tak mengatakannya? Jika kau mengatakannya sedari tadi, pasti Zizi akan segera berlari. Zizi pamit dulu ya, Paman? Sampai bertemu kembali Paman!" pekik Jazira random sebelum berlari ketakutan meninggalkan laki-laki tersebut.
Laki-laki tadi pun tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Jazira. 'Gadis yang sangat lucu'. Batinnya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.
Lantas dia pun mengambil ponselnya dan menghubungi atasannya. sembari menatap Jazira yang masih terus berlari menjauhinya.
"Tuan, aku sudah menemukan gadis yang tepat untuk rencanamu," ucap laki-laki tersebut kepada sang atasan. Dia tersenyum mendengar pertanyaan dari sang atasan melalui ponsel genggamnya.
"Tidak, Tuan. Dia gadis yang polos. Dia juga sangat lucu. Aku yakin bahwa dia tak akan berbuat macam-macam selama rencana Tuan berjalan," imbuh lelaki itu yang tengah meyakinkan sang atasan dengan pilihannya.
Setelah mendengar jawaban sang atasan, lelaki itu pun langsung menutup panggilannya dan berjalan kembali ke mobilnya. Dia mulai menjalankan mobilnya untuk kembali ke rumah sang atasan.
Sedangkan Jazira, dia masih berlari sembari sesekali menoleh kebelakang. Dia tak sadar ketika di depannya sudah berdiri dua orang bertubuh besar yang tadi mengejarnya.
...• Jangan Lupa Bersyukur •...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ayu Nany Naser
aku mampir
salken kak...alurnya bagus
2022-05-26
0
Lisa Halik
wahhh..mesti best ni ceritanya
2022-02-27
0
saya laki-laki
p
2021-12-13
0