Ditembak

Dua orang yang telah selesai berlari sepuluh putaran itu tengah terduduk di pinggir lapangan kelelahan, siswa-siswi yang tadi menyoraki sudah kembali ke alam mereka masing-masing. Rasa haus menyerang tenggorokan, ditambah panas cahaya matahari yang menyengat kulit. Keringat terlihat banyak mengucur di seluruh tubuh, kaki mereka terasa pegal setelah memaksakannya terus berlari .

"Ini semua gara-gara, lo, Den. Gue jadi dihukum," ucap Key dengan napas terengah.

"Iya ... Maafin urang," jawab Deden.

"Coba aja lo gak dikelas gue pas pelajaran dimulai, gak bakal kayak gini jadinya!" tegas Key lagi sambil mengatur napasnya.

"Iya ... maafin urang."

"Lagian gak penting banget sih, lo. Udah tahu gue gak suka sama, lo, masih aja lo ganggu gue."

"Iya ... maafin urang, urang tahu kok kalo cewek itu selalu benar nyata adanya. Tapi saya gak bakal nyerah sama maneh, Key."

Key hanya mendecih mendengarnya, kesal sekali ia rasanya. Deden mengambil sebuah sapu tangan di kantung celananya dan mengusap kening Key yang berkeringat, jarak mereka sangat dekat bahkan Key dapat merasakan hembusan napas Deden. Penyakit jantung Key kembali kambuh, jantungnya kembali berdetak cepat, Key berpikir jika ia benar-benar harus memeriksakan jantungnya nanti ke dokter.

"Eh ... ini kan bekas ingus urang," ucap Deden memiringkan kepala melihat sapu tangannya.

"Apaan sih, lo!" Key yang terkejut langsung menepis tangan Deden kasar.

Deden hanya tertawa melihat gadis yang disukainya itu melotot marah, ia berbohong tentang sapu tangannya, padahal sapu tangan itu baru tadi pagi ia pungut di samping tempat sampah, eh ....

"Gue mau ke kelas," ucap Key, kemudian berlalu pergi.

"Cantik banget ciptaanmu yaa tuhan, urang hampir nafsu mau nyium," batin Deden mengelus dada, masih dengan sisa tawanya.

Key yang kesal berjalan menunduk cepat menuju kelasnya, ia mengoceh tak jelas hingga tak melihat jalan.

Dukk!

Dahi Key terantuk dada bidang seseorang, ia mengelus pelan dahinya dan mendongak pada orang yang telah ia tabrak.

"Duh ... maaf, Kak," ucap Key pada Bagas yang ia tabrak.

"Kamu belum masuk kelas, Key?" tanya Bagas yang memakai jas almamater OSIS itu.

"Habis dihukum tadi, Kak. Kak Bagas gak masuk kelas?"

"Iya tadi saya buat surat dispensasi, soalnya mau ngurus pemilihan ketua OSIS baru sebentar lagi," jelas Bagas menerangkan.

"Yaudah aku balik kelas dulu ya, Kak," pamit Key.

"Tunggu, Key, nanti pulang sekolah,  kamu mau anter saya beli peralatan buat kegiatan OSIS, gak?" tanya Bagas menghentikan langkah Key.

"Ehmm ... oke deh, Kak."

Bagas melemparkan pelan sebotol air mineral, Key langsung menangkapnya secara refleks.

"Minum dulu, kayaknya kamu haus banget. Jadi anak baik yaa ... jangan sampe dihukum lagi," Bagas menghampiri Key dan mengacak rambutnya pelan.

Bagas pergi berlalu setelah tak sadar melakukan hal yang membuat wajah Key memerah, memang Bagas adalah teman Key sedari kecil tapi sikapnya yang barusan itu sangat mengejutkan bagi Key.

Key kembali berlari menuju kelasnya, tidak mau lebih jauh meninggalkan pelajaran.

Setelah sampai di kelas, ternyata pelajaran Bu Risma sudah selesai. Apakah selama itu ia dan Deden berlari? Key pun segera masuk kelas, tidak mau kejadian tadi terulang kembali.

"Di luar rame banget Key pas lo dihukum, kayaknya kalian so sweet banget. Sayangnya gue terjebak di kelas ini gak bisa ikut nyorakin," ucap Viera yang langsung mendapat pelototan dari Key.

"Tadi juga kayaknya lo ngobrol yaa sama kak Bagas? beruntung banget jadi lo sih Key deket sama dua orang cowok famous di sekolah," lanjut Viera bersemangat melihat kejadian tadi.

Kelas Key memang dekat dengan lapangan, jadi kejadian tadi dapat terlihat oleh teman sekelasnya.

"Ngebahas apa lo, Key, sama kak Bagas?" tanya Viera lagi.

Key hanya duduk di bangkunya, meminum air mineral dari botol yang tadi kak bagas berikan, dan menunggu guru pelajaran selanjutnya datang sambil membaca novel.

"Sabar deh gue, udah sering diginiin," ucap Viera pasrah, mengalihkan perhatiannya pada ponsel.

                     *   *   *    *   *

"Assalamu'alaikum, yaa ... rakyat bucin!" teriak Deden di depan kelas Key.

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, teman sekelas Key yang tadinya sedang merapikan buku sontak menoleh ke arah suara.

"Wa'alaikumussalam ... , Presiden Bucin!" jawab teman sekelas Key serentak.

"Selamat sore ... para jomblo," sapa Vino memasuki kelas.

"Sore juga, jomblo gocengan," jawab teman sekelas Key, Vino hanya menampilkan cengirannya merasa bangga di sebut jomblo. Aneh memang ....

"Apa kabar pejuang cinta?" Sekarang Gibran yang memasuki kelas Key menyapa para siswa.

"Baik-baik, orang burik." Gibran terkejut karena dipanggil sepertu itu, orang tampan sepertinya masa dipanggil burik, ia menunjukan wajah cemberutnya pura-pura.

"Gue heran sama temen sekelas, Key. Kompak terus, tapi gue merasa di-anak-tirikan dipanggil burik," ucap Gibran masih tak rela.

"Haha ... gak nyadar kalo lo burik? Mereka juga bisa loh di ajak seru-seruan," ucap Vino.

Gibran dan Vino sekarang tengah berkumpul di pojok kelas bersama teman sekelas Key yang lain, mereka bermain panco memakai kaki (gak usah dibayangin), sedangkan Deden mendekat menuju meja Key.

"Gimana, Key? Pulang bareng sama urang, kuy?" tanya Deden menunggu Key yang sedang merapikan bukunya.

"Ada janji gue," jawab Key datar.

tok ... tok ... tok ....

Suara ketukan pelan terdengar di pintu yang terbuka, Bagas tengah berdiri di ambang pintu dengan menggendong tas hitamnya.

"Key, kita jadi, kan?" tanya Bagas menatap Key.

"Iya, Kak," jawab Key singkat dan langsung menghampiri Bagas.

Mereka berdua menghilang di balik pintu, meninggalkan Deden yang melongo tak percaya.

"Dua kali urang ngajak Key jalan, dua kali juga urang ditolak, malah dua kali juga urang ditinggal Key yang milih bareng kak Bagas." Deden menghembuskan napas panjang, pasrah dengan apa yang telah terjadi.

"Yang sabar, Den. Bumi gak bakal berubah jadi kotak cuma gara-gara lo ditolak," ucap Viera menyemangati.

"Kayaknya urang bener-bener harus jadi Ketua OSIS nih,"ucap Deden lantang.

"Jangan!" Seluruh orang yang masih berada di kelas Key menjawab serempak bahkan Gibran dan Vino yang sedang sibuk panco kaki juga ikut-ikutan.

"Kompak banget kalian gak setuju urang jadi ketua OSIS," ucap Deden kebingungan.

"Kalo lo jadi ketua OSIS, ini bentuk Bumi bakalan beneran jadi kotak," ucap Viera menepuk pundak Deden dan berlalu pergi.

*   *    *   *   *

Di Parkiran Deden dan kedua sahabatnya yang telah menaiki motor ninja masing-masing hendak pulang itu, diinterupsi oleh sebuah suara.

"Deden!" Zea melambai ke arah orang yang dipanggil itu.

"Maneh belom pulang, Ze?" tanya Deden.

"Belum, tadi akhu nyari kamu pas pelajaran usai, khamu malah udah ngilang kayak jin tomang," ucap Zea sedikit kesal.

"Oh tadi urang ke kelas Key sebentar, ada apa?"

"Akhu boleh minta anter beli novel baru gak? sekalian anterin pulang," tanya Zea memasang wajah memohon.

"Supir maneh gak ngejemput, Ze?"

"Ehh ... ehmm ... dipake papa, ya thadi papa butuh supir buat kerja, jadi akhu disuruh pulang sendiri," jawab Zea.

"Yaudah ayo naek, maneh pulang ke dunia lainnya duluan aja, Vin, Bran," ucap Deden pada sahabatnya.

"Emang kita ponakan setan, pulangnya ke dunia lain," ucap Gibran mendelik sebal, sedangkan Vino hanya tertawa tak jelas, padahal gak lucu kaan ....

Gibran dan Vino berangkat duluan, Deden melajukan motornya setelah ia mendapat pinjaman helm dari siswa lain untuk Zea.

"Gimana kabar keluarga khamu, Den? Om dan Tante?" tanya Zea.

Deden yang mendengar pertanyaan Zea melajukan motornya cepat, Zea yang di belakangnya berpegangan erat dipinggang Deden. Napas Deden memburu mendengar pertanyaan Zea, wajahnya memerah menahan marah.

*  *   *   *   *

Mobil sedan hitam itu melaju di jalanan yang cukup lenggang, Key duduk di sebelah kursi kemudi sedang menggumamkan lagu dari earphone yang ia pakai.

"Kamu, ada hubungan apa sama Deden, Key?" tanya Bagas sambil fokus ke jalanan.

"Apa, Kak?" Key balik bertanya, setelah ia melepas earphone yang ia pakai.

"Kamu pacaran sama Deden?"

"Eh ... enggak kok, Kak," jawab Key kikuk.

"Tapi perasaan hampir setiap hari kamu bareng terus ya sama Deden."

"Perasaan kak Bagas aja itu sih," jawab Key tenang.

"Kejebak friendzone gak enak ya ternyata, kalo saya cemburu kamu deket sama Deden, menurut kamu gimana?" tanya Bagas datar.

Key terkejut mendengar pertanyaan dari Bagas, jiwanya serasa dicabut sepersekian detik karena kebingungan. Mati dong?

"Key, ayo keluar kita sudah sampai."

Bagas membukakan pintu mobil untuk Key, kesadaran Key belum terkumpul sepenuhnya, hingga tak sadar jika mobil sudah berhenti. Wajah Key tampak seperti orang baru mendapat Doorprize tak percaya.

Seorang Key yang biasanya mudah mengontrol ekspresi wajah ke mode datar itu, beberapa hari ini memang kesulitan mengendalikannya.

Mereka memasuki toko buku dan peralatan yang cukup besar, Bagas dan Key hampir mengelilingi seluruh toko untuk mencari barang yang diperlukan. Kaki Key yang masih terasa pegal setelah menjalani hukuman itu kembali terasa sakit, tetapi bukan Key namanya kalau tidak bisa bersikap biasa-biasa saja.

"Kamu gak papa, Key?" tanya Bagas sedikit khawatir melihat wajah Key berkeringat.

"Gak papa, Kak."

"Kita mau kemana lagi?"

"Tadi aku liat novel bagus, Kak, boleh mampir sebentar?"

Melihat Bagas yang mengangguk Key langsung pergi ke jajaran buku novel, ia melihat novel yang telah ia incar sejak lama 'Argara' novel bergenre fantasy yang ia sukai.

Tempat buku itu terlalu tinggi, dengan tinggi tubuh Key yang standard-standard saja rasanya sulit dijangkau. Sebuah tangan terjulur mengambilkan buku itu, Key membalikan badannya. Jarak antara ia dan Bagas begitu dekat, Bagas sedikit merunduk menyerahkan buku novel itu pada Key yang langsung diterimanya.

"Kamu suka novel Fantasy, ya, Key?" tanya Bagas.

"I- iya, Kak," jawab Key gugup karena jarak wajah bagas yang semakin dekat dengannya.

"Kalo saya bilang 'saya sih sukanya kamu', kamu bakal bilang apa?"

"Ehm ... ehm ... Deden!" ucap Key yang sedikit berteriak melihat Deden dari kejauhan.

"Deden?" ucap Bagas mengernyit heran.

sebenarnya Key mencoba mengalihkan pembicaraan. Bagas yang keheranan itu langsung menjauhkan tubuhnya dari Key.

"Zea, kalo maneh udah selesai ayo pulang."

Deden menarik tangan Zea yang sudah memegang novel itu. Tangan Deden terkepal, melihat Key dan Bagas dengan jarak yang sangat dekat itu.

*   *   *   *   *

Urang\=Saya

Maneh\=Kamu

"Beli mangga ke pasar Glodok, di Pasar ketemu kuntilanak," ucap Gibran mencoba berpantun.

"Cakep ...." jawab Vino menimpali.

"Kalo ada yang suka ceritanya, bisa kali jadikan cerita ini favorit," lanjut Gibran.

"Kagak nyambung Bambank!" ucap Vino menjitak kepala Gibran keras, hingga si empunya kepala merintih kesakitan.

"Terus gimana?" tanya Gibran mengelus kepalanya nyeri.

"Naek perahu ke Wonogiri, pulangnya naek pesawat tempur," ucap Vino yang sekarang mencoba berpantun.

"Cakep ... " timpal Gibran.

"Para readers yang budiman, yuk kasih krisan. Biar authornya tahu apa aja yang salah, apa aja yang kurang, apa yang harus diperbaiki, biar nanti cerita kedepannya bisa lebih baik," ucap Vino yang melanjutkan pantunnya, ia langsung dihadiahi tatapan tajam dari Gibran.

"Lo pantun apa pidato, cunguk! jangan lari, lo," Gibran mengejar Vino yang tengah berlari kencang, menghindari amukannya.

"Aduh ... Author pusing liat kelakuan para cast, apalagi tuh duo cunguk," ucap Author memijat kepala yang terasa berdenyut, sekarang duo cunguk itu sedang beradu panco kaki untuk mengalahkan satu sama lainnya.

 

Terpopuler

Comments

Yantii Muliaa🖤🖤

Yantii Muliaa🖤🖤

author orang sunda kah,, kalau iya salam kenal ti urang.. 😁😄

2020-07-06

1

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

seru thor..
aq mampir bawa boomlike, komen + rate 5
.
.
aq tunggu feedback nya yaa ke cerita aku..
makasii 😊

2020-06-09

1

Graini Setyowati

Graini Setyowati

authornya dari wonogiri ya?

2020-05-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!