Who Am I ( Linzy Story )
“Kenapa.... Kenapa ini semua terjadi padaku , apa salahku ? Kenapa aku begitu dibenci oleh semua orang bahkan dunia pun seperti nya ikut membenciku...... "
Lagi - lagi aku terbaring lemah di ranjang UKS , entah apa yang terjadi pada diriku tadi , aku bahkan tidak dapat mengingatnya , yang aku tahu kepalaku terasa sangat pusing dan semuanya terasa berputar kemudian seketika menjadi gelap..
Haish.... Sejujurnya aku sangat bosan karena ini bukan yang pertama kali aku mengalaminya.
Jika ada yang bertanya sudah yang keberapa kali kah ini entahlah aku juga tidak tahu , kesepuluh jari tanganku saja mungkin tidak cukup untuk menghitung.
“ Sudah sadar Linzy ? " tanya temanku.
Aku hanya menganggukan kepala.
“ Apa penyakitmu kambuh lagi? " tanyanya.
“ Gak tau sepertinya sih iya , tadi aku merasa pusing lagi " jawabku.
“ Astaga sudah aku bilang kan kamu itu jangan memaksakan diri , kamu itu ga boleh capek Linzy " gerutunya.
“ Lalu aku harus gimana jika gak ikut olahraga , aku akan di cibir oleh mereka sebagai anak manja " keluhku.
Oh iya sampai lupa kita belum kenalan. Namaku Eleonora Linzy Eclesia Richardson biasa dipanggil Linzy. Aku adalah anak dari pasangan Andrew Richardson dan Gladys Agraciana , aku punya seorang kakak laki - laki bernama Martin Gerrald Eclesia Richardson.
Puji Tuhan aku terlahir dari keluarga berada namun begitu aku tak sepenuhnya bahagia , mengapa ? Itu karena kondisiku aku mengidap penyakit asma akut , anemia , serta ada masalah pada sistem sarafku sehingga aku tidak dapat bergerak bebas.
Seperti misalnya aku tidak mampu mengerjakan sesuatu dengan benar dan cepat seperti anak lainnya , ya bisa dibilang jika kerja kelompok aku tidak dapat bekerja dengan baik jika menyangkut masalah fisik.
Maka dari itu banyak yang tidak mau mendekatiku atau berteman padaku , bisa dibilang temanku mampu dihitung dengan jari.
Aku juga mempunyai seorang sahabat bernama Stefanny Glory Christabelle atau biasa dipanggil Ory atau Glo , hanya itu sahabat yang aku miliki.
Ya dulu aku adalah anak yang ceria dan suka tersenyum kepada semua orang , namun karena suatu peristiwa dan itu mampu menghapus kepercayaan diriku dan menghapus senyumanku.
Sampai akhirnya aku menjadi seperti sekarang manusia tanpa hati dan perasaan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jadi sekarang apa kamu mau kembali ke kelas Linzy ? "
“ Iya , Glo sepertinya aku harus kembali ke kelas kalau tidak aku bisa tertinggal pelajaran nanti "
“ Hahaha..... Kamu selalu saja bergurau Linzy , kamu bolos pelajaran sekalipun pun tak apa - apa , kamu kan bintang kelas "
“ Walaupun aku bintang kelas tetap saja ga boleh menyepelekan pelajaran Glo "
“ Hhh.... Baiklah - baiklah ayo kita ke kelas kalau begitu "
Aku turun dari tempat tidur dan merapikan seragamku yang sedikit berantakan , lalu bergegas menuju kelas.
Kelas XI IPS 1
Linzy dan Glory masuk setelah mendapatkan izin dari Bu Lia guru yang mengajar di kelas Linzy.
“ Bagaimana kondisimu Linzy , apakah lebih baik ? "
“ Sudah sedikit lebih baik bu , terimakasih sudah bertanya "
“ Terimakasih kembali , baiklah kalian boleh duduk di bangku kalian ya "
Linzy dan Glory duduk dibangku mereka dan mengikuti pelajaran , saat pelajaran berlangsung Linzy mendengar teman lainnya saling berbisik membicarakannya.
“ Lihat dia sudah kembali "
“ Padahal hanya olahraga yang mudah , gitu aja udah pingsan payah banget ya hihihi..."
“ Iya payah banget untung aja otaknya encer "
“ Coba kalo enggak "
“ Ya aku sih ga bisa bayangin dia mau jadi apa "
“ Namanya aja juga anak penyakitan "
“ Pasti cuma jadi beban "
Hati Linzy terasa mencelos mendengar pembicaraan mereka tanpa sadar air matanya jatuh.
Glory yang melihat sahabatnya menangis itupun merasa geram dan tidak terima , lalu menggebrak meja nya.
Braaaaak.........
" Bisa gak kalian itu gak membicarakan orang lain , Huh ? " marah Glory.
“ Glory , kamu kenapa ? Apa yang kamu lakukan ? " tanya bu Lia , ia agak terkejut setelah mendengar gebrakan meja.
“ Maaf bu Lia saya tidak bermaksud , tapi saya kesal dengan mereka yang selalu mencibir Linzy " jelas Glory.
“ Ya ampun Glory kita tuh ga mencibir tapi emang faktanya kan ? " sinis Alleta.
“ Iya , kamunya aja yang bodoh Glory mau aja ladenin anak manja macam Linzy " ujar Lala.
“ Jangan - jangan kamu udah jadi babunya ya Glo , dibayar berapa emangnya? " timpal Cilla.
Glory yang mendengarnya menjadi geram wajahnya merah padam menahan amarah , ia berjalan menuju bangku Alleta dan kawan - kawannya , tangannya sudah terangkat hendak melayangkan tamparan pada ketiganya namun ditahan oleh Linzy.
“ Jangan Glo , biarin aja mereka , kamu tenang ya , nanti kamu kena masalah sama guru BK " Tahan Linzy.
“ HENTIKAN KALIAN SEMUA "
“ ALLETA , LALA , CILLA , KALIAN LEBIH BAIK DIAM ATAU SAYA LAPORKAN KE GURU BK , BERHENTI MEMBICARAKAN ORANG LAIN ALLETA. DAN UNTUK GLORY SILAHKAN DUDUK , KITA LANJUTKAN PELAJARAN " ucap bu Lia.
Keadaan mulai hening mereka melanjutkan pelajaran dengan tenang dan fokus.
Istirahat.......
Mereka berada di kantin sekarang Linzy masih setia dengan wajah datarnya meski matanya sedikit bengkak karena menangis dan Glory dengan wajah tertekuknya.
Mereka sedang menikmati semangkuk bakso dan segelas es teh.
“ Glo senyum dong masa cemberut terus daritadi "
“ Diam deh Zy aku lagi kesel "
Linzy hanya tersenyum tipis melihat wajah sahabatnya yang mirip dengan tumpukan cucian berminggu - minggu.
“ Udahlah Glo I'm okay "
“ Gabisa gitu dong Zy , mereka itu udah keterlaluan banget tau ga. Mereka tuh harusnya dikasih pelajaran biar kapok " gerutu Glory.
Linzy hanya tersenyum paksa.
“ Lagipula mereka benar kok , kamu ga seharusnya berteman sama aku , aku cuma jadi beban untuk kamu aja , aku kan manja "
“ Ga gitu Zy , kamu bukan beban buatku aku juga ga merasa direpotkan sama sekali denganmu , jangan dengerin kata mereka ya Zy , jangan sedih lagi "
“ Makasih Glo udah mau berteman sama aku "
“ Jangan ada kata makasih diantara kita , Linzy "
“ Kamu selalu aja kaya gitu Glo"
Pulang sekolah..........
Aku sudah pulang sekolah menggunakan angkot dan sampai di rumah , di dalam rumah ternyata sudah ada ayahku sedang duduk di ruang keluarga.
“ Sudah pulang kamu ?"
“ Iya dad "
“ Ya sudah sana beberes "
Ayahku meninggalkan ku di ruang tamu , yaampun sampai kapan daddy akan dingin sama aku , Hiks... Hiks....
.
.
.
.
.
.
.
.
Makan malam pun tiba Andrew , Gladys , Martin , dan Linzy makan dengan hening.
Selepas makan malam Andrew memulai perbincangan.
“ Martin gimana kerjaanmu ? "
“ Baik dad , kebetulan tadi menang tender " jawab Martin.
“ Bagus , kamu memang anak daddy yang paling jenius , daddy bangga sama kamu " ucap daddy nya.
“ Linzy , gimana sekolah kamu nak ? " tanya Gladys.
“ Eum... Baik kok mom " jawab Linzy.
“ Tadi di sekolah baik - baik aja kan ? "
“ Hmmm.... I - iya mom "
“ Yang bener baik - baik aja , kalo ada apa - apa tuh bilang " sinis Andrew.
“ Mas " tegur Gladys.
“ Apa memangnya aku salah ? "
Linzy mulai merasa tidak nyaman dengan perkataan yang dilontarkan ayahnya memilih meletakkan garpu dan sendoknya dan pamit meninggalkan meja makan menuju kamarnya.
“ Maaf Dad , Mom , Kak Linzy duluan " pamit Linzy.
“ Iya " jawab Martin dan Gladys.
Gladys merasa kasihan pada putrinya , ia sadar jika sang putri diperlakukan berbeda dengan kakaknya oleh suaminya , suaminya begitu perhatian dengan Putra sulungnya.
“ Mas , kamu itu kenapa sih selalu kasar sama Linzy , apa salah Linzy mas ? Berhenti bersikap seperti itu sama Linzy dia juga anakmu mas " marah Gladys pada Andrew.
“ Gladys kamu itu ga ngerti , dia itu sudah besar , sudah seharusnya dia hidup mandiri , apa aku salah ? " Andrew membela dirinya sendiri.
“ Sebenarnya definisi menurut kamu apa sih mas ? Huh ? "
“ Apa yang kamu maksud mandiri adalah putramu berangkat kerja diantar oleh sopir sedangkan putrimu harus berangkat menggunakan angkutan umum ? "
“ Apa itu yang kamu sebut mandiri mas ? "
Andrew hanya diam tak berkutik.
“ Mas kamu paham kondisi kesehatan Linzy kan mas ? "
Andrew hanya diam.
“ Ah... Aku paham mana mungkin kamu tau kondisi kesehatan Linzy , kamu kan SANGAT MEMBENCI NYA " Ujar Gladys.
Gladys yang sudah sangat marah meninggalkan Andrew dan Martin yang masih berada di meja makan.
Sementara itu Linzy yang mendengar keributan di ruang makan dari kamarnya hanya menangis sendu.
Ia merasa sedih dengan apa yang terjadi padanya dan tentu saja merasa kecewa , ia hanya merasa menjadi beban bagi keluarga nya , merasa tidak berguna.
“ Tuhan apa aku tidak boleh merasa bahagia sedikit saja ? " ucap Linzy dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi ini Linzy berangkat ke sekolah dengan Glory , mereka memang berangkat pagi karena hari ini mereka akan melaksanakan tugas upacara.
“ Zy , kamu gausah ikut upacara aja ya nanti kecapean loh "
“ Aku gak papa kok Glo , kamu tenang aja ya , aku bakal baik - baik aja "
“ Janji ? "
“ Iya janji , kamu cerewet banget sih"
“ Ish kamu mah "
.
.
.
Upacara bendera berlangsung dengan khidmat hingga saat mencapai akhir upacara , kepala sekolah maju kedepan dengan seseorang dibelakang nya menggunakan jas dokter. Segera saja kepala sekolah tersebut memberikan pengumuman.
“ Selamat pagi bapak - ibu guru serta anak - anak semuanya "
“ Pagi pak "
“ Hari ini kita kedatangan anggota sekolah baru. Beliau adalah dokter Vernon dari Rumah sakit Harapan. Saya mengumumkan mulai hari ini dokter Vernon akan bertugas menjadi dokter yang diperbantukan untuk sekolah ini. Kepada dokter Vernon dipersilahkan memperkenalkan diri. Waktu dan tempat saya persilahkan "
“ Baik terimakasih kepada pak Kepala Sekolah. Halo perkenalkan nama saya Vernon Devianno Stewart dokter umum dari Rumah Sakit Harapan , mulai hari ini saya akan ditugaskan di sekolah SMA CAHAYA PELITA salam kenal dan mohon kerjasamanya , terimakasih"
Vernon pun kembali ketempatnya , semua mata tertuju padanya dan seluruh siswa mulai berbisik.
“ Ya ampun sumpah itu dokter nya ganteng banget "
“ Ibu calon menantumu udah balik "
“ Masa depan ku "
Dan masih banyak lagi bisikan - bisikan lainnya namun Vernon tak menghiraukannya. Hingga saat upacara berakhir semua siswa kembali ke kelas masing - masing.
Begitu pula Vernon ia hendak menuju ruang UKS dan ruangan tempatnya bekerja.
Glory menghampiri Linzy yang sudah berkeringat dingin dan wajah pucat pasi.
“ Linzy kamu baik - baik aja ? "
“ Hah , aku baik - baik aja kok Glo"
“ Tapi kamu pucat gitu mukanya kamu capek ? "
“ Sedikit kok "
“ Istirahat dulu yuk , buruan ke kelas ya "
“ Eum "
Saat Glory akan beranjak ke kelas Linzy yang berada di belakang Glory merasakan pusing secara tiba - tiba , namun pada saat badannya akan tumbang ada yang menahan badan Linzy , sebelum akhirnya kesadaran Linzy menghilang.
“ LINZY " teriak Glory.
.
.
.
.
.
.
Vernon POV
Aku berjalan hendak menuju ruang ku bekerja sekarang namun atensiku langsung teralihkan pada seorang siswi yang hanya berdiri diam ditempat , tiba - tiba saja siswi itu berjalan limbung dan badannya hampir tumbang , segera saja kutahan badannya sebelum jatuh , namun terlambat dia sudah pingsan lebih dulu. Akhirnya aku menggendong nya dan membawanya ke UKS bersama sahabatnya.
Vernon POV End
Linzy terbaring rumah di brankar UKS , lagi - lagi ia berdecak kesal kenapa harus kembali ke tempat ini lagi.
“ Ck... Astaga kenapa aku pingsan lagi sih ? " gerutunya.
Tiba ada dokter memasuki ruangan UKS , seketika atensi Linzy teralihkan dengan dokter tersebut.
“ Hai , kamu sudah merasa lebih baik? " tanya dokter.
“ Iya " jawab Linzy sekenanya.
“ Boleh saya bertanya , apakah kamu selalu pingsan seperti ini ? "
“ Hanya terkadang , tapi akhir - akhir ini aku sering merasa pusing dokter "
“ Oh begitukah. Apa kamu ada riwayat sakit ? "
“ Punya "
“ Apa ? "
“ Asma akut , dan gangguan sistem saraf yang aku tahu "
“ Tak ada yang lain ? "
“ Seperti nya "
“ Kenapa sepertinya apa kamu ga pernah periksa ? "
“ Jarang , hampir tidak pernah "
“ Kenapa ? "
“ Eum , aku tak tahu hanya merasa bosan saja "
“ Bosan ? "
“ Iya , bosan dan terasa melelahkan bahkan akupun tak bisa bergerak terlalu lama karena tidak boleh lelah "
“ Siapa namamu ? "
” Linzy "
“ Hmmm... Linzy. Oke Linzy apakah kamu membawa obatmu ? "
“ Hanya inhaler "
“ Bisa aku cek sebentar menggunakan stetoskop ? "
Linzy pun terbaring di brankar , dokter Vernon menyingkap sedikit baju seragam Linzy dan memeriksanya dengan stetoskop.
“ Maaf ya "
Dokter Vernon pun memeriksa keadaan Linzy dengan teliti.
“ Oke , pernafasanmu sudah mulai membaik ya, untuk pusingnya saya akan memberikan obat paracetamol untuk meredakan rasa pusing nya sementara , jika pusing masih berlanjut , kamu bisa periksakan ke rumah sakit "
Linzy hanya menganggukan kepalanya.
“ Minum obatnya Linzy , kebetulan ada obat paracetamol di sekolah ini"
Linzy mulai meminum obatnya setelah membaik dia segera beranjak menuju kelas.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini memang sedang ada ulangan Sosiologi banyak murid yang kecewa karena ulangan dadakan ini.
“ Ahh , sial aku ga belajar lagi , lagian ngapain si tuh guru pake ngadain ulangan dadakan , aduh pusing , susah nih " gerutu Alleta.
“ Kamu aja yang masuk 3 besar pusing Let , apalagi kita. Iya ga La ?" timpal Cilla.
“ Iya Cil bener banget "
“ Duh , gimana caranya ya ?"
Aletta berusaha keras mencari cara dia berdecak kesal karena posisi mereka sedang diacak tempat duduknya dan kebetulan Linzy berada dibelakang.
“ Uhh gimana sih pokoknya aku ga boleh kalah dari anak penyakitan itu. Aku harus blsa ngalahin dia " tekad Aletta.
Sedangkan Linzy mengerjakan soal tersebut dengan tenang dan fokus.
“ Baiklah anak - anak waktu sudah habis , tolong soal dan jawabannya kumpulkan di meja guru depan " ujar bu Nina.
“ Siap bu "
Mereka meninggalkan kelas karena sudah jam istirahat , saat akan keluar dari kelas Linzy merasa ada yang mendorong nya dari belakang sehingga ia terjatuh.
“ Hahaha..... Lemah banget sih kamu senggol dikit aja langsung jatuh " ejek Aletta.
“ Bohong , kalian emang sengaja dorong Linzy kan ?" ucap Glory dengan sengit.
“ Apa sih , orang emang bener kesenggol kok itupun ga sengaja" elak Lala.
“ Heh , aku tadi liat apa yang kalian lakuin ya " Glory mulai geram dengan tingkah mereka.
” Jangan asal nuduh ya kamu Glo " sentak Cilla tak terima.
“ Asal tuduh kamu bilang ? Jelas - jelas tangan Aletta tadi dorong punggung Linzy masih ngelak juga , kamu pikir aku buta?" gertak Glory pada Cilla.
“ U - udah Glo , aku gapapa beneran mungkin cuma memar aja " lerai Linzy.
“ Cuma memar kamu bilang ? Zy mommy aja sering khawatir sama kondisi kamu , walaupun cuma memar aja " jelas Glory.
Aletta , Lala , dan Cilla hanya memutar bola mata mereka jengah.
“ Dasar anak manja , memar doang aja khawatir , ck lebay deh "
Linzy yang mendengar itupun hendak meneteskan air matanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bel pulang sekolah berbunyi , saatnya pulang sekolah. Linzy sedang menunggu angkot untuk pulang , karena sudah terlalu sore belum ada angkot yang lewat , ia mulai cemas.
Saat sedang menunggu ia dikejutkan oleh Klakson mobil yang melintas dan berhenti di depannya.
Pengemudi itu membuka kaca mobilnya.
“ Hai Linzy , kamu belum pulang ?"
“ Ah , dokter Vernon , belum dokter saya masih nungguin angkot "
“ Nungguin angkot , kamu pulang naik angkot Zy ? "
“ Iya dokter "
“ Tapi setahu saya jam segini udah ga ada angkot yang lewat "
Linzy mulai gelisah , bagaimana caranya ia pulang ?
“ Masuk mobil Zy "
“ Maaf ? "
“ Ayo masuk mobil , saya antar kamu pulang , nanti kasih tahu alamat rumah kamu ya "
“ Tapi dokter "
“ Ga ada tapi , buruan masuk ini udah mulai gelap nanti kamu diculik"
Linzy masuk ke dalam mobil Vernon.
“ Mana alamat rumah kamu ? "
“ Jalan Mawar no 12 , komplek melati no 7 "
“ Oh , oke "
Sesaat kemudian mereka sudah sampai rumah Linzy.
“ Sudah sampai Zy "
“ Terimakasih sudah antar Linzy dokter "
“ Sama - sama "
Linzy turun dari mobil Vernon sesudah itu Vernon melajukan mobilnya.
“ Saya duluan " pamit Vernon.
Linzy mulai masuk ke rumah setelah mobil Vernon tak lagi terlihat.
.
.
.
.
.
Vernon POV
Hari ini adalah hari yang menarik buatku , kenapa ? Karena hari ini aku bertemu dengan siswi yang bahkan sedari tadi merebut atensi ku. Aku heran dengan nya wajahnya menampakkan tidak baik - baik saja , bahkan saat dia bilang merasa lebih baik namun wajahnya masih nampak pucat. Apa benar dia baik - baik saja ? Kupikir tidak.
Yang menarik lagi walaupun dia sedang sakit namun dia hendak pulang menaiki angkot , sendirian pula , nekat bukan ?
Aku mempunyai firasat sepertinya kondisinya jauh dari kata baik saat ini , aku jadi penasaran dan sangat ingin memeriksanya.
Hufft... Sungguh hari yang melelahkan lebih baik aku mengistirahatkan pikiranku sejenak.
Vernon POV End
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku mulai memasuki rumah terlihat di ruang keluarga ada kak Martin.
“ Kamu udah pulang dek ? "
“ I - iya kak " kataku sambil menundukkan kepala.
“ Kok sampai jam segini ? "
“ Tadi aku pulang sore karena ada ekskul , jadi pulangnya sore terus sampai ga dapat angkot "
“ Kalau ga dapat angkot kenapa kamu ga telepon kakak dek , kan kakak bisa jemput kamu "
“ Zy , gak mau takut kalau kakak sibuk nanti jadi ganggu kakak "
“ Zy , gimanapun juga kamu itu adek kakak , kakak ga merasa direpotin Zy , kalau kamu minta tolong sama kakak "
“ Tapi "
“ Zy , dengerin kakak , kalau kamu butuh bantuan kamu itu bilang langsung ke kakak. Terus ini tadi kamu pulang sama siapa? "
“ Sama dokter yang tugas di sekolah Linzy "
“ Dokter ? "
“ Iya kak "
“ Untung ada yang nganterin sampai rumah , coba kalau gak ada orang tadi , gimana jadinya kalau sepi , kamu bisa aja diculik Zy , ingat Zy kamu itu perempuan. Hati - hati "
“ Iya kak , maaf "
“ Yaudah , mandi dulu sana setelah itu istirahat "
Setelah itu kak Martin berjalan pergi dari hadapanku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku memilih beristirahat di kamarku setelah membersihkan diriku , entah mengapa aku tak bersemangat bergabung untuk makan malam , hari ini aku merasa lelah sekali.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Waktu makan malam telah tiba Andrew , Gladys , dan Martin sedang makan malam bersama.
“ Martin , kamu tahu Linzy dimana ? "
“ Tadi setelah pulang sekolah , aku menyuruhnya untuk mandi terlebih dahulu mungkin masih di kamarnya"
“ Kapan dia pulang ? "
“ Tadi dad saat hampir petang , tadi dia bilang , dia sempat kehabisan angkot "
“ Kehabisan angkot ? "
“ Iya mom "
“ Lalu , gimana caranya dia pulang ?"
“ Katanya dia tadi ditolong oleh seorang dokter yang sedang bertugas di sekolahnya , jadi ya dia diantar pulang oleh dokter tersebut"
Andrew hanya diam menyimak pembicaraan istri dan anaknya tersebut.
“ Padahal aku sudah berpesan padanya jika butuh bantuan atau sesuatu , langsung saja untuk menghubungiku "
“ Bagaimana dia mau menghubungi mu , jika kamu hanya sibuk dengan berkas - berkas dan meeting itu "
Martin hanya diam.
“ Tapi kan Martin memang sedang bekerja sayang "
“ Jika , dia memilih fokus bekerja seharusnya dia tidak perlu menawarkan bantuan tersebut , bila akhirnya dia tidak memiliki waktu untuknya "
“ Mom , aku tidak seperti itu "
“ Lalu ? "
“ Mom please hentikan , aku peduli dengan Linzy mom , dia adikku "
“ Mana bukti kalau kau peduli dengan adikmu , apa kau punya waktu untuknya ?"
Martin pun bungkam sama halnya dengan Andrew.
Gladys pun beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju kamar namun sebelum itu dia berhenti sejenak dan berkata
“ Jika kalian masih sibuk dengan dunia kalian sendiri , berhentilah untuk memberikan perhatian seolah - olah kalian peduli dengan orang lain "
Setelah berkata itu Gladys meninggalkan ruang makan.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari sudah mulai malam suasana dingin menyelimuti , Martin sedang berada di kamarnya , dia belum tidur sepertinya dia sedang memikirkan perkataan mommy nya.
“ Apakah selama ini yang kulakukan sudah benar ? Tapi sungguh bukan maksudku mengacuhkannya. Linzy itu adikku dan aku menyayanginya "
Martin hanya menghela nafas panjang , ia keluar kamar menuju dapur hendak minum tapi atensinya teralihkan pada kamar sang adik , ia berjalan menuju kamar adiknya.
“ Oh pintunya tidak terkunci " gumam Martin.
Ia pun masuk kedalam kamar Linzy sedikit terkejut karena jendelanya masih terbuka sedangkan sang empunya sudah tertidur.
“ Yaampun bagaimana bisa dia tertidur dengan jendela terbuka , padahal cuaca sedang dingin saat ini , mana tidak memakai selimut pula "
Martin menutup jendela kamar Linzy setelahnya dia berjalan mendekati ranjang dan menyelimuti sang adik hingga sebatas dagu , kemudian ia ikut berbaring di sebelah Linzy.
“ Selamat tidur sayang nya kakak , maafkan kakak jika tidak pernah punya waktu untukmu "
Cup...
Martin mengecup kening adiknya dengan sayang , kemudian berbaring dan segera menutup matanya , ia tertidur dengan sang adik yang berada dalam dekapannya.
Tanpa mereka ketahui sang mommy melihat mereka berdua.
“ Mommy tahu kau sangat menyayangi adikmu Martin "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🥀⃟ʙʟͤᴀͬᴄᷠᴋͥʀᴏsᴇ
panjang banget beb
2023-08-05
0
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖
papanya linzy koq gitu sih? padahal itu kan putri kandungnya sendiri
2023-07-22
0
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖
gapapa cuma satu sahabat yang penting dia selalu ada ketika kita sedang susah, bukan cuma ada di saat senang aja
2023-07-22
0