4

Aku hari ini sedang menonton drama korea bersama sahabatku ya karena mereka belum pulang hingga saat ini , mungkin nanti Glory akan menginap di rumahku.

Kami sedang menonton drama 100 days my prince. Dimana sang pangeran mencium “Istri sementaranya" Kemudian turun hujan dan mereka berteduh.

“ Ya ampun Zy lihat deh mereka romantis banget gila " histeris Glory.

Aku hanya memandang datar Glory. Perlu kalian tahu Glory itu adalah orang yang sulit jatuh cinta namun sekalinya jatuh cinta ia seperti dibutakan oleh cinta dan yang menjadi tipe idealnya adalah kak Martin.

“ Itu biasa saja Glo " jawabku.

“ Ahh... Andai kak Martin melakukan itu padaku , wah romantisnya " Glory mulai berangan.

Aku menatap horor dirinya.. Apa - apaan dia ???

“ Apakah kak Martin memiliki kekasih ? " tanyanya.

“ Entah. Ia tak pernah bercerita soal itu , kau bisa tanyakan itu padanya nanti Glo " jawabku seadanya.

“ Jika sudah matilah aku " Glory berujar sedih.

Aku menatapnya geli yaampun sahabatku yang satu ini , jika sudah menyangkut kak Martin.

Saat kami sedang menonton drama dan makan popcorn. Kami dikejutkan dengan kedatangan daddy dan kak Martin.

“ Hai paman dan kakak sudah pulang ? Glory ingin menginap disini , Apakah boleh? " izin Glory.

Daddy hanya mengangguk dan tidak mengeluarkan sepatah katapun lalu pergi meninggalkan kami dikamarnya.

Kak Martin hanya menghela nafas lelah.

“ Maafkan daddy ya dek " katanya.

“ Gapapa kak , harusnya Linzy yang minta maaf. Daddy seperti ini karena Zy. Zy anak yang ga diharapkan. Harusnya Zy ga berharap banyak sama kalian" ujarku panjang lebar sembari menahan airmata yang keluar.

“ Dek , gak boleh ngomong gitu sayang , kamu itu anugerah dari Tuhan yang dititipkan sama kami " jelas kak Martin.

“ Iya Zy , pasti Tuhan sudah mengatur semuanya dengan baik dan semuanya ini sudah direncanakan , kamu ga boleh nyalahin diri sendiri " sambung Glory.

“ Tapi.... Tapi... " kataku sambil terbata - bata.

Kak Martin langsung menarikku dalam dekapannya. Tangannya mengelus suraiku dengan lembut.

“ Kamu jangan merasa sendirian , kakak bakal selalu berjalan beriringan sama adek " katanya.

“ Sekarang kalian berdua istirahat yah ? Tadi drama apa yang kalian tonton " tanya kak Martin.

“ 100 days my prince " jawabku.

“ Omo... Itu drama orang dewasa sayang , kau menontonnya ?" kaget kak Martin.

“ Sebenarnya Glory yang menonton" jawabku.

“ K - kau... Wah aku tidak percaya kau bisa berbuat seperti itu Linzy" gagap Glory.

“ Apa Glory sedang jatuh cinta?" tanya kak Martin lagi.

“ Mungkin " jawabku sambil tersenyum miring.

“ Oh ya , dengan siapa ? Omo dia sudah besar ternyata "

Glory sangat malu hingga pipinya memerah dan hawanya menjadi panas. Aku yang melihat itu terbahak.

“ Hey , Glory kau kenapa ? Pipimu memerah. Kau sakit?" kak Martin panik. Dia menyentuh kening Glory.

“ Wajahmu memerah Glory " panik kak Martin lagi.

“ Obati saja dia kak " ujarku sembari menuju kamarku sendiri.

“ Awas kau Linzy " teriak Glory.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Glory POV

Aku melangkahkan kakiku ke sekolah ya bersama sahabat tercintaku ini , siapa lagi sih kalo bukan Linzy dan tadi aku dan Linzy diantarkan oleh kak Martin. Wah senangnya... Bisa satu mobil bersama orang yang kita sukai dan kagumi sejak lama.

“ Kalian belajar yang rajin ya. Perhatikan guru jika , beliau sedang mengajar " nasehat kak Martin.

“ Baik kak " jawabku dan Linzy , duh senangnya aku jadi membayangkan bagaimana jika ia menasehati anak - Anaknya nanti.

Hingga mobil kak Martin menghilang dari pandangan kami.

“ Udahlah Glo gausah diliatin terus , udah hilang dari pandangan juga mobilnya "

Aku mendengus kesal sambil menatap Linzy yang hanya cengengesan tidak jelas. Yaampun demi apapun.

“ Terus saja kau tertawa , tapi jika nanti aku menjadi iparmu , siap - siap menangislah dirimu Linzy "

“ Apa kau tega membuatku menangis Glo ? " tanyanya menggunakan puppy eyes.

“ Oh yaampun dia sangat imut sekali. Ingin rasanya kumakan " batinku.

“ Ahh... Terserahlah Zy "

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Vernon POV

Aku seperti mendapatkan kejutan pagi ini. Bagaimana tidak ? Adikku Verren tiba - tiba datang tak diundang , oh ya Tuhan apalagi ini.

“ Selamat pagi kakak tercinta " katanya.

“ Kau... Untuk apa kau kesini ? Siapa yang mengundangmu ?"

“ Hahaha... Chill bro. Aku kesini hanya karena ingin dan... Aku rindu padamu. Ya aku ingin memelukmu , bolehkah ?" Izin Verren.

“ Apa rindu katanya dan ingin memelukku. Apa dia sudah kehilangan kewarasannya?"  batinku bergidik.

Dia hanya tersenyum. sial nampak seperti pedofilia atau biseksual.

“ Oh , ayolah aku hanya ingin pulang kau masih tak mengerti juga" sungut Verren.

“ Verren go away ! " perintahku padanya.

Dia meninggalkanku sembari mencibir dan jangan lupakan wajah mengesalkannya.

Vernon POV End

.

.

.

.

.

Pelajaran telah dimulai beberapa menit yang lalu. Saat ini sedang membahas tentang puisi. Ya ini adalah pelajaran favoritku tapi tidak untuk Glory.

“ Astaga aku bisa mati kebosanan disini " keluh Glory.

“ Semangatlah Glory , seperti mengejar cinta kak Martin " ejekku padanya.

“ Bisakah kau diam anak manis?" ucap Glory penuh penekanan.

Aku hanya tersenyum.

.

.

.

.

.

Pelajaran kali ini dilaksanakan bebas dan bisa diluar ruangan. Saat ini aku sedang menulis puisi.

Hai Tuhan apakah kau melihatku.. Dibawah sini... ?

Pasti kau melihatku bukan ?

Bukankah dirimu punya seribu mata?

Bolehkah kubertanya...

Apa aku dapat dilahirkan kembali...

Sebagai seseorang yang dibutuhkan oleh orang lain...

Atau sebagai tinta terbaik untuk menulis...

Atau sebagai bunga yang pantas untuk dipetik karena keindahannya.

Aku ingin mencintai dan dicintai...

Ingin merindukan dan dirindukan...

Namun...

Tak ingin melukai dan dilukai....

Karena luka hanya akan menyakiti

Karena luka hanya akan ada tangis

Karena luka hanya akan ada dendam

Dan takkan pernah ada kata maaf...

“ Kamu dapat menjadi bunga untuk saya petik karena sebuah keindahan. Kamu dapat menjadi tinta terbaik untuk menulis dalam hati saya , dan kamu dapat menjadi seseorang yang dibutuhkan. Saya butuh kamu Linzy "

Tubuhku terasa kaku mendengar bisikkannya. Itu suara dokter Vernon tepat berada di belakangku.

Bulu kudukku berdiri ketika ia berbisik di telingaku dan aku dapat merasakan hembusan nafasnya dileherku.

“ Hmm... Selamat pagi dokter " sapaku.

“ Yaampun ada apa dengan jantungku? Tuhan perasaan apa ini?" batinku.

“ Kamu menulis puisi lagi ?" tanya sang dokter.

“ I-iya karena ini tugasnya " jelasku.

“ Bukankah sudah pernah beberapa waktu lalu?"

Aku hanya mengangkat bahu.

“ Kalau begitu saya permisi dokter "

Aku beranjak dari tempatku tapi tiba - tiba kepalaku terasa berat dan pening serta berkunang - kunang. Tubuhku lemas seketika tapi ada yang menopang tubuhku sebelum kegelapan merenggut kesadaranku.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Vernon POV

Aku membawa Linzy ke ruang kesehatan demi apapun dia tidak sadarkan diri lagi , terhitung tiga kali jika tak salah dia tak sadarkan diri.

Kubaringkan dia di brankar ruang kesehatan , kupasangi dia oksigen. Nah kenapa hari ini rasanya sepi sekali. Kupandangi wajahnya saat ia tidur matanya , hidungnya , bibirnya merah bagai buah cherry.

Kuelus pipinya yang lembut dan entah dorongan darimana aku mencondongkan tubuhku kearah Linzy dan bibirku mengecup ringan bibirnya.

Awalnya hanya kecupan ringan biasa  , namun tanpa sadar lama - lama aku ******* bibirnya. Terasa manis dan membuatku candu bak opium.

“Eunghhh..." Lenguhnya.

Sontak dia memelototkan matanya kurasa ia terkejut.

“ Hmmmphh " dia berontak menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Aku menahan kedua tangannya yang kuletakkan diatas kepalanya dan lanjut ******* bibirnya secara lembut.

“ Emhh... " lenguhnya disela ciuman kurasakan dia sudah mulai tenang dan tak ada perlawanan. Baguslah.

Dia tak membuka mulutnya maka aku sedikit menggigit bibirnya dengan lembut , saat mulutnya terbuka kulesakkan lidahku kedalam mulutnya dan mengabsen setiap inci yang ada di dalam mulutnya serta membelit lidahnya.

Cukup lama kami berperang lidah hingga ia memukul bahuku tanda mulai kehabisan nafas.

Ku sudahi ciuman panas ini meski sedikit tidak rela.

Dia meraup udara sebanyak - banyaknya.

“ Maaf " sesalku.

“ Apa yang dokter lakukan padaku?" tanyanya dengan wajah datar seperti nya ia marah.

“ Maafkan aku Linzy sungguh aku tak bisa mengendalikan diriku " jelasku. Semoga Linzy bisa memaafkanku.

Plaaaaakkk........

Linzy menampar pipiku dengan keras dan airmatanya turun tanpa seizinnya.

“ Apa kau menganggapku seorang kupu - kupu malam dokter? " tanyanya sembari terisak penuh luka.

“ Tidak... Linzy tidak... Aku tidak pernah menganggapmu sehina itu. Tolong maafkan aku Linzy , kumohon jangan menangis. Itu membuat hatiku sakit" mohonku.

Ia masih saja menangis ... Aku mulai tak tahan dan menarik Linzy kedalam dekapanku kemudian memeluknya dan menenangkannya walaupun ia masih saja berontak dan meronta - ronta minta dilepaskan namun aku tak peduli.

“ Bodoh kau Vernon kenapa kau melakukannya , tentu ia menangis karena merasa dilecehkan" batinku.

Setelah dirasa tenang dia pamit undur diri dari hadapanku.

Vernon POV End

Aku bergegas menuju kelas setelah sebelumnya sempat mampir ke toilet untuk memeriksa mataku apakah masih terlihat sembab atau tidak. Sungguh aku sangat shock dengan kejadian beberapa menit yang lalu terasa begitu lama dan membuatku hilang akal sesaat. Aku belum pernah mengalaminya sialan ini pengalaman pertamaku dan dokter itu mengambil first kiss ku.

“ Oh aku serasa kehilangan arah saat ini " keluhku pada dunia hari ini.

Saat masuk kelas dan hendak duduk di bangkuku aku sudah disambut dengan suara terompet sumbang Glory.

“ Kamu ini darimana sialan aku kalang - kabut mencarimu" oceh Glory.

“ Maafkan aku. Aku sedang ada panggilan alam " jelasku singkat.

“ Ada apa denganmu kenapa matamu sembab ?" tanya Glory sekali lagi.

“ Kemasukan debu " jawabku acuh.

Glory kemudian terdiam enggan menjawabnya kembali.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Aku sudah pulang dan sudah sampai rumah disana sudah ada daddy yang hanya menatapku ( lagi - dan lagi ) aku sudah merasa bosan dan entah akan berakhir sampai kapan.

“ Aku pulang dad " ujarku lesu.

“ Hmm... " jawab daddyku.

Selalu saja hanya gumaman sebenarnya apa dosaku padanya?

Aku beranjak menuju kamar dan merebahkan diriku dikasur. Tenanglah kamarku itu kedap suara.

Aku merebahkan tubuhku kekasur pikiranku sedang lelah hari ini. Seketika ingatan akan kejadian beberapa jam yang lalu muncul kembali. Membuat hawanya merasa panas , padahal AC - nya terlihat nyala saat ini.

“ Astaga dokter Vernon kenapa ia melakukan itu ? Apa aku melakukan kesalahan padanya?"

Kulihat diriku sendiri dicermin dan kuraba bibirku sendiri. Bibir yang tadi diperawani oleh seorang dokter muda tersebut selama beberapa detik. Tapi jika dipikir - pikir ciumannya itu.... Ahh.. Sudahlah.

Aku kembali tidur dan kupejamkan mataku.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Malam hari pun tiba kita sedang makan malam suasana malam sangat hening maklum sedang makan. Daddy mengajarkan kita tidak baik bicara pada saat makan

Begitu katanya.

“ Princess , kamu kenapa?" tanya mommy.

“ A - aku tak apa mom " jawabku gugup.

“ Wajahmu memerah princess. Apa kau sedang jatuh cinta ?" tanya mommy lagi.

Uhuk - uhuk......

Uhuk - uhuk......

Kulihat daddy dan kak Martin tersedak dan terbatuk - batuk.

“ Jatuh cin-ta? Apa maksud mommy?" tanya kak Martin.

“ Jatuh cinta? Apakah Linzy jatuh cinta tapi sama siapa?" batin daddyku.

Aku jadi merasa tak nyaman sama situasi ini.

“ Tidak mom " kataku malu - malu.

“ Kamu ga perlu bohong sayang mommy juga pernah muda dan pernah jatuh cinta " jelas mommy.

Aku hanya tersenyum menanggapi entah aku tak yakin dengan apa yang aku rasakan saat ini.

.

.

.

.

.

.

Sebenarnya aku tadi hampir makan siang dengan Lionel tapi karena Glory mengancam jika daddyku akan mengetahui agenda kami yaitu makan siang. Agaknya daddyku dan Glory ada yang disembunyikan tapi apa?

" Linzy " aku agak terkejut daddy memanggilku dengan wajah dinginnya.

" I - Iya dad " jawabku gugup.

" Apa benar kau akan pergi keluar tadi dengan seorang teman priamu?" tanya daddyku to the point.

" Tadinya... iya dad tapi Glory melarangku untuk pergi dengannya , entah kenapa aku juga tidak tahu dad " jelasku.

Daddyku melangkahkan kakinya menuju kearahku.

" Dengar Linzy patuhi kata - kata daddymu ini. Jika kau masih menyayangi daddymu. Jangan pernah coba - coba mendekati seseorang bernama Lionel. Paham ?" jelas daddy.

" Tapi kenapa dad ? " tanyaku.

" Tidak perlu banyak bertanya Linzy. Dan jangan coba - coba untuk mencari tahu tentang siapa Lionel. Mengerti?" Jelas daddyku mutlak.

" Gak pasti daddy ada alasannya kan ? Tidak mungkin daddy membenci seseorang tanpa alasan dan kenapa daddy melarangku ? Aku hanya ingin berteman apa itu salah ? " bantahku pada daddy.

" LINZYYYY !!!!!! " bentak daddyku dan aku sampai terkejut karenanya dan tanpa sadar aku meneteskan air mataku. Daddy membentakku untuk pertama kalinya sekalinya bicara panjang lebar daddy membentakku.

" MAS APA YANG KAU LAKUKAN PADA LINZY ? KENAPA KAU MEMBENTAKNYA ? " Mommy tiba - tiba muncul sepulang dari butik.

" Aku hanya menasehatinya. Salahkan saja anakmu yang terlalu keras kepala jika diberitahu " daddyku berucap.

" Jaga mulutmu mas dia juga anakmu , anak kandungmu jika kau lupa maka kuingatkan " bela mommy.

" Anakku? Huh anakku hanya Martin karena hanya dia yang bisa membanggakanku "

DEG....

Apa yang barusan daddy bilang ? Ia hanya menganggap kak Martin sebagai anaknya lalu aku ?

" Lalu aku kau anggap apa dad ?" Lirihku.

" Kau....??? Kau hanya kuanggap sebagai benalu dalam keluarga ini karena kau tidak pernah membanggakanku sekalipun Linzy"

Plaaaaaaaaakkkkkk...........

Mommy yang mendengar perkataan daddy terhadapku langsung menampar pipi daddy dengan air matanya yang berderai.

" BEDEBAH KAU ANDREW RICHARDSON. AKU TAK MENYANGKA KAU AKAN MENGATAKAN ITU PADA ANAKMU SENDIRI. AYAH MACAM APA KAU?" Teriak mommyku.

Aku yang menyaksikan itu hanya mampu menangis. Setidak diharapkan itukah kehadiranku?

Hingga membuat mereka bertengkar?

Daddy hanya diam seribu bahasa dan akhirnya pergi meninggalkan kami.

Aku hanya terduduk lemas di lantai dengan berurai air mata yang ada di wajahku.

Mommy yang melihatku menangis dengan nafas tersendat berlari menghampiriku dan memelukku.

" Aku salah apa mom kenapa daddy begitu membenciku ?"

"Ssst.... Kau tidak salah sayang dan daddy tidak membencimu. Mungkin dia hanya merasa lelah karena banyak pekerjaan. Jadi sekarang kau diam ya " Mommy berusaha menenangkanku.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Vernon POV

Hari ini aku merasa lelah yah karena tadi aku ada jadwal jaga malam. Sepertinya aku tak akan kesekolah hari ini , rasanya aku capek sekali.

" Oyy... " itu suara adik terlaknatku Verren.

" Apa ? Kau mau apalagi ? Tidakkah kau lihat aku sedang lelah dasar pengganggu " sungutku.

" Dasar emosian. Aku hanya ingin pamit keluar saja kau ini " katanya.

" Yasudah sana keluar. Mau keluar saja ribut sekali "

Verren mendengus kesal.

" Tidakkah kau bekerja ?" tanyanya padaku.

" Kau pikir aku dari sore sampai pulang pagi hari ini untuk apa jika tak bekerja. Dasar otak udang "

Lagi - lagi Verren menghela nafas kesal.

" Maksudku kau tak pergi kesekolah ? Kau kan menjadi dokter disana juga "

" Jika kau ingin menggantikanku maka silahkan saja "

" Aku bukan dokter sialan "

" Maka tolong diamlah , aku ingin istirahat "

Merasa jengah Verren keluar dari apartement ku baguslah setidaknya tidak akan ada polusi suara yang masuk indra pendengaranku.

Vernon POV End

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Verren POV

Hari ini aku merasa sangat sangat dan sangaaaaaaaaaaat bosan berada di apaertement kakakku yang menyebalkan itu. Sejak aku pulang dari America aku belum pernah berjalan - jalan lagi disekitar sini , meskipun itu hanya sekedar menghirup udara segar.

Aku hanya berjalan sendirian menuju taman komplek apartement. Hawanya lumayan panas tidak seperti disana.

Ternyata lumayan juga tempat ini. Saat aku akan duduk dibangku taman tak sengaja netraku melihat gadis cantik seusia anak sekolah yang kuherankan adalah apa dia membolos ? Padahal dia memakai seragam sekolah tetapi mengapa ia ada di taman ?

Dasar anak jaman sekarang , sudah beruntung masih bisa sekolah malah menyia-nyiakan kesempatan.

Akhirnya kuhampiri saja dia dibangku taman itu.

" Hai , sedang apa kau disini ? Bukankah harusnya kau sekolah ?"

Gadis itu menundukkan kepalanya. Heol apa dia tak mendengar suaraku atau aku tak kasat mata? Huh dasar.

" Halo " sapaku lagi. Akhirnya dia mendongakkan kepalanya dan melihat kearahku betapa terkejutnya aku melihat kondisinya. Wajah yang memerah , mata yang sembab dan ada air mata yang meluncur dari mata indahnya dan bibir kecilnya yang mengeluarkan isak tangis , siapapun yang mendengarnya akan merasa pilu.

" Hey , ada apa denganmu ? Kenapa kau menangis dan wajahmu begitu kacau " jelasku.

Gadis itu hanya diam sibuk dengan tangisnya. Oh Tuhan aku harus bagaimana keadaan di taman ini sepi , maklum bukan weekend jadi ya memang begini keadaannya. Tapi jika ada orang lewat bisa jadi tuduhan bahwa aku telah membuatnya menangis.

" Hey , sudah diamlah jangan menangis bagaimana kalau nanti dilihat orang ? Bisa - bisa aku yang dituduh membuatmu menangis " ujarku.

Gadis itu belum berhenti menangis juga , oh yaampun aku bisa gila tapi jika dilihat gadis ini cantik juga wajahnya yang oriental terlihat imut dan menarik.

“ Kau tidak kesekolah hari ini ? " tanyaku.

Gadis itu menggeleng. Apa gadis ini tidak bisa bicara ? Tapi ia bisa menangis.

“ Ikutlah denganku ! " titahku padanya dengan segera aku menarik lengannya untuk ikut denganku. Jika tidak seperti itu bisa jadi ia akan menangis seharian di taman. Pada akhirnya aku membawanya pulang ke apartement.

Verren POV End

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Author POV

Verren pada akhirnya terpaksa membawa Linzy ke apartement tempatnya dan Vernon tinggal.

Sesampainya di depan pintu apartement nya Verren memasukkan password apartementnya setelah pintu terbuka Verren dan Linzy memasuki apartement tersebut.

“ Duduklah. Aku akan membuatkan minum untukmu" kata Verren.

Linzy menduduki sofa di ruang tamu apartement tersebut dia melihat - lihat ruang tamu apartement yang begitu mewah.

Ia begitu terpukau dengan apartement tersebut. Bukan orang sembarangan yang bisa tinggal di apartement ini pikirnya.

Sedangkan disisi lain.....

Verren sedang membuatkan cokelat dan menyiapkan beberapa camilan untuk gadis yang dibawanya tadi di dapur.

Setelah ia selesai menyiapkan semuanya Verren kembali ke ruang tamu.

“ Silahkan dinikmati. Kau sudah tidak menangis lagi baguslah. Oh iya aku belum tahu namamu , aku Verren dan kau ?"

“ Linzy "

“ Linzy. Kenapa kau menangis tadi ? Sendirian di taman pula. Pun kau tak sekolah. Apa kau ada masalah ? " tanya Verren bertubi - tubi bak wartawan.

“ Aku sedang tidak mood bersekolah "

“ Apa ? Tidak mood bersekolah jawaban macam apa itu. Hey dengarkan aku , seharusnya kau bersyukyur orangtuamu masih bisa menyekolahkanmu dan seharusnya tidak kau sia - siakan. Karena banyak anak yang tak mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang layak. Dasar kau ini " oceh Verren panjang lebar.

Linzy pun menunduk mendengar ocehan Verren.

“ Maaf "

“ Huh sudahlah. Apa kau ada masalah ? Aku yakin jika kau sedang memikirkan sesuatu yang berat sampai kau menangis begitu"

Linzy hanya termenung sambil memandang Verren.

“ Bagaimana bisa kau tahu ?" tanya Linzy.

Verren hanya memutar bola mata malas dan menjawab dengan datar.

“Dengan sihir , tentu saja menggunakan feeling Linzy , kau kira aku paranormal" sungut Verren.

Linzy hanya mempoutkan bibirnya mendengar ucapan Verren.

“ Cepatlah kalau sudah selesai kau kuantar pulang "

“ Jangan " kata Linzy cepat.

“ Kenapa memangnya ? " tanya Verren.

“ Pokoknya jangaaan " teriak Linzy spontan.

Tak lama kemudian keluarlah seseorang dengan wajah tampak seperti bangun tidur.

“ Ada apa ini hoaaamzzz "

“ Dok - Dokter Vernon? "

“ Linzy ? "

Author POV End

Terpopuler

Comments

Kacan

Kacan

duhhhh mirip diriku ya 🙈😆

2023-03-12

1

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Glory kamu di perhatikan sama Martin gebetan kamu pasti senang banget

2023-02-07

0

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡

aku dah nonton drama itu dramanya D.O EXO kan

2023-02-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!