Farrell mengangkat jari telunjuknya dan mengayunkannya ke setiap petugas yang ada di tempat itu,
"Kamu, kamu, kamu.. Kalian.. Semuanya mati hari ini! Penjara kota U yang besarnya seratus enam puluh ribu meter persegi, diratakan sampai ke tanah!"
Kenapa?
Karena dia memiliki kekuatan untuk berbuat seperti itu!!
Karena cuti kerjanya selama tiga tahun sudah berakhir!!
Karena dia adalah Farrell Xin, orang yang membuat seluruh dunia tunduk padanya!!
Benar, ucapannya itu bukan bulan seperti yang mereka semua anggap selama ini. Orang-orang itu bisa dengan mudah di habisi dalam waktu kurang dari sepuluh detik saja. Meratakan penjara kota? itu hal yang sangat mudah baginya! dia punya banyak anak buah yang bisa melakukan itu dalam kurun waktu satu hari saja.
Pemimpin kelompok itu terdiam sesaat, lalu mengendus dan tertawa,
"Hahaha!! Dasar bocah! karna takut mati, jadi segila itu ya? meratakan penjara sampai ke tanah? Halo? lihat dulu dong kamu ini siapa? Lintah dari keluarga Surrinder, makan saja dikasih, mau sok jadi jagoan? nggak usah mimpi!"
Selesai berbicara, petugas yang ada di situ segera menangkap Farrell. Mereka mengeluarkan tongkat listrik mereka, lalu memukulnya ke lengan Farrell.
Tidak ada yang berani menghentikan para petugas melakukan ini, termasuk Alma istrinya. Semua hanya menonton sambil menggelengkan kepala mereka.
Saat tongkat listrik itu berada tiga puluh sentimeter jauhnya dari lengan Farrell, tiba-tiba....
Brak!!!
Farrell melakukan tendangan berputar kepada petugas itu sampai terhempas beberapa meter ke belakang. Petugas itu sampai mengerang kesakitan, memegangi perutnya sembari menahan rasa sakit yang sudah menjalar ke seluruh tubuh mereka.
Semuanya terkesiap melihat kejadian ini!
Si sampah ini berani menendang seseorang dari bagian pemerintahan?
Apakah dia tidak takut dengan yang namanya kematian?
Atau mungkin laki-laki itu sudah sepenuhnya gia?
"Berani-beraninya kamu menyerang petugas kepolisian?"
Petugas lainnya yang melihat ini, bergeming di tempat mereka, memandangi kawan mereka yang kesakitan berdiri. Salah seorang dari mereka berkata,
"Bajingan! Cari mati kamu ya?"
Petugas itu merasa percaya diri bisa menghabisi Farrell, tidak hanya karena satu lawan beberapa orang. tapi juga karena mereka sudah jauh lebih terlatih dibandingkan orang biasa.
"Bunuh dia! Pukul aja sampai mati!" Seru Joni dari belakang. Dia tersenyum ke arah Farrell, memikirkan bagaimana laki-laki itu memuntahkan darah, sembari menunggu ajalnya.
Sayangnya senyuman itu hanya berlangsung tiga detik saja.
Apa dilihatnya setelah itu sangat mencengangkan.
Bak! Buk! Bak! Buk!!...
Dalam hitungan lima detik saja, semua petugas yang ada di tempat itu tergeletak di tanah. Masing-masing tumbang hanya dengan satu pukulan saja dari Farrell. Kedengarannya tidak meyakinkan, tapi benar itu yang barusan terjadi.
Hal ini adalah sesuatu yang sangat mudah untuk orang sekelas Farrell.
Mata semua orang sekarang tertuju pada Farrell,
"Loh, ko? tidak mungkin!! kenapa tiba-tiba dia bisa sekuat ini sih??"
Bukankah Farrell yang selama ini mereka ketahui adalah orang yang lemah dan tidak berguna? mana mungkin laki-laki itu menjadi super kuat, melawan beberapa petugas terlatih secepat kilat, hanya dalam waktu sekejap saja?apa-apaan ini?
"Bocah ini cari mati ya?" Ujar pemimpin kelompok itu yang kemudian mengeluarkan pistol di pinggangnya dan mengarahkannya kepada Farrell,
"Sekarang kamu mau berkhayal jadi apa? tuhan han? Aku kasih kamu tiga detik, taruh tanganmu di kepala, lalu berlutut di lantai. kalau nggak, aku bunuh kamu!"
Seketika itu juga, suasana di dalam ruangan itu berubah mencekam Semuanya ketakutan membayangkan kepala Farrell bolong dan darahnya menyiprat kemana-mana. Mereka serempak mencari perlindungan, agar tidak terkena cipratan darah Farrell itu.
Habis sudah riwayat Farrell, tidak mungkin laki-laki itu bisa lepas dari situasi ini. Itu yang di fikirkan semua orang yang ada di dalam ruangan itu. Tendangan dan pukulan mungkin masih bisa di tangkis laki-laki itu.
Tapi, mereka tidak yakin kalau Farrell bisa mengelak tembakan peluru yang kecepatannya setara dengan kecepatan suara.
"Pak, nggak usah banyak omong deh!"
"Dia ini cuman putus asa, langsung aja patahkan kakinya, nggak ada yang peduli juga kalau si sampah ini mati!" sela Joni
Benar, tidak ada yang peduli dengan Farrell!
Setidaknya itu yang di fikirkan Joni!
Farrell terdiam diri di tempatnya berdiri. Dia memandang semua orang dengan senyum mengejek, matanya lalu terpaku pada si pemimpin kelompok. Pandangannya terlihat sedang mengolok-olok laki-laki itu.
Marah melihat ekspresi di wajah Farrell, si pemimpin kelompok segera mengarahkan moncong pistolnya ke lutut Farrell. Dia mengokang pistolnya lalu...
Klak! Klak! Klak!
Suara langkah kaki belasan orang bersepatu bot memenuhi lorong tempat itu. Bumi serasa bergetar di setiap langkah mereka.
Setiap detiknya, suara itu menjadi semakin keras, mendekati ruangan dimana Farrell dan yang lainnya berada.
Benar saja, sekelompok pria jantan berseragam hijau gelap berhenti di depan pintu ruangan itu. Wajah mereka terlihat serius dan tegas.
Bak tentara senior yang sudah berkali-kali di turunkan ke Medan perang, aura membunuh mereka begitu kuat, sampai bulu kuduk semua orang yang melihatnya berdiri tegak, terkecuali Farrell yang tenang-tenang saja melihatnya.
Kedelapan belas tentara itu memfokuskan mata mereka pada Farrell, yang sedang menaruh tangannya di dalam kantong celana sembari tersenyum mengejek. Saking semangatnya, mereka sampai tidak bisa berkata-kata ketika melihat laki-laki itu.
"S-Siapa kalian?" Seru pemimpin kelompok sembari menatap mereka, "Kalian ngapain di sini?"
Tiba-tiba!!
Tentara-tentara itu menyerobot masuk kedalam ruangan. Di bawah kepemimpinan kapten mereka dan Eric, mereka serempak memberikan hormat kepada Farrell, yang saat itu sedang di todong pistol.
Kemudian, dengan suara tegas dan lantang, mereka berkata dengan serempak kepada Farrell?
"Siap! Kapten prajurit kelas A nomor satu, Tim Khusus HX007. Grup Elit, menyambut kedatangan anda!"
"Siap! Eric Jhonson, prajurit kelas A, Tim khusus HX007, Grup Elit, menyambut kedatangan anda Captain!"..
"Siap!!..."
"..."
Pemandangan tentara memberi hormat memang sudah biasa, tapi kenapa mereka merinding melihatnya?
Alma menatap para tentara itu dengan tatapan kosong!!
Begitu juga dengan Joni dan yang lainnya, mulut mereka terbuka lebar, melihat bagaimana tentara-tentara kekar itu memberi hormat mereka kepada Farrell.
"S-Siapa mereka? Grup Elit? Apa-apaan? Prajurit kelas A? Kenapa kalian hormat pada Farrell, si sampah ini?" Tanya Joni kebingungan.
Namaun sesuatu melintas di dalam benaknya. Pantas saja Farrell tidak menunjukan rasa takutnya sama sekali tadi, bahkan setelah di ancam dengan pistol sekalipun.
Rupanya laki-laki itu sudah mengundang mereka untuk ikut berpura-pura menjadi tentara.
"Hahaha!! Pintar juga siasat kamu, Farrrll!" Ujar Joni memuji Farrell
"Kamu undang mereka-mereka ini untuk berpura-pura jadi tentara elit? Memangnya aku sebodoh itu, hah? dasar bodoh!"
Sayang sekali, justru Joni lah yang bodoh. Dia tidak tahu betapa kuatnya identitas orang yang selalu dia ejek itu.
Kalo dia dari awal tahu, mungkin sekarang laki-laki itu sudah berbalik berlutut kepada Farrell, meminta ampunan darinya.
Si pemimpin kelompok perlahan mengembalikan pandangan pandangannya kepada Farrell, "Taruh tanganmu di kepala!"
"Beraninya kamu menodong dia?" seru sang kapten memarahi si pemimpin kelompok.
"Kamu siapa?" tanya si pemimpin kelompok kembali.
"Kalau kalian menghalangi pekerjaanku, aku bakalan bawa kalian semua ke penjara juga bareng orang ini!"
Di tengah keributan ini, Alma diam-diam merasa kecewa dengan Farrell. Laki-laki itu ternyata sudah merencanakan semua ini, merekrut orang-orang untuk berpura-pura sebagai tim khusus.
Orang seperti dia, mana mungkin kenal dengan jajaran orang-orang penting? apalagi di dalam militer, koneksi apa yang dimilikinya?
Tidak ada!!
"Cih!!" sang kapten terkekeh melihat kartu identitas yang tergantung di leher si pemimpin kelompok.
"Pusat Manajemen Kota U?"
Dia mengambil kartu identitasnya sendiri dan melemparnya ke depan si pemimpin kelompok.
"Sana, pakai matamu baik-baik, baca siapa aku?"
Dasar, mencoba berlaga berkuasa, tapi dengan tanda pengenal palsu. Pusat manajemen kota? Apakah ada departemen seperti itu di dalam kota U? sepertinya tidak ada.
Si pemimpin kelompok mendengus melihat sang kapten menyombongkan dirinya.
Namun detik berikutnya, semua berubah saat dia melihat ke kartu identitas yang tergeletak di lantai. Dia memicingkan matanya berkali-kali, mengira apa yang dilihatnya salah...
Bersambung......
Hai sobat Readers!!
Yok beri hadiah kepada penulis!
Mohon dukungannya yah sobat Reader, tanpa kalian semua saya bukan apa-apa.
Dan mohon maaf yah
Jika Up nya baru bisa 1 Bab per hari!🙏🙏
Saya akan usahakan deh biar bisa Up lebih dari satu Bab per hari!! Oke.....
Nantikan kelanjutannya yah sobat!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Roland Missy
lanjut
2022-05-24
1
Yankam Tolly
seru
2022-01-25
0
iwan machmud
lanjut........
2022-01-03
0