MERASA TERSAINGI
Sampai di kelas, dokter Hosch berbicara agak banyak, "Tadi adalah pasien yang pernah tertempel parasit, ketika ditemukan rambutnya berasap. Terganggunya otak tergantung berapa lama parasit menempel di tubuhmu. Semakin lama menempel semakin parah kerusakan otaknya. Anda semua tadi telah melihat kerusakan otak yang timbul karena parasit itu. Tugas untuk kalian adalah bagian otak apa saja yang rusak menurut analisa kalian. Dikumpulkan minggu depan. Makasih". Kelas dbubarkan.
Akhirnya selesai juga. Aku keluar kelas paling akhir, malas berdesakan. Kemudian ada Suster Diana dan Bapaknya Lilith di luar aula kursus menungguku. "Nyonya.. selamat ya, berhasil lulus ikut kursus. Saya dan keluarga ikut senang. Apalagi Pak Andy pasti seneng banget nyonya di terima". Suara Bapaknya Lilith membuat perhatian peserta kursus yang belum pulang tertuju padaku. Aneh bener rasanya diperhatikan beberapa pasang mata yang seperti mau menerkamku.
"Bapak Lilith kita bicara di ruang makan saja". Suster Diana tak banyak bicara. Hanya mengekor di belakang kami. Setelah sampai di depan ruang makan, aku jadi teringat. Untuk masuk ke ruang makan aku harus memiliki kode akses yang harus kubeli. Mahal jadi kemarin aku urung membelinya.
"Kode akses sewaktu test sudah gak bisa digunakan....ya!?" aku bertanya penasaran ke Suster Diana.
"Ga bisa, harus beli". Kemudian Suster Diana mengeluarkan koin dari sakunya. Koin emas.
"Ini akses tak terbatas dari Pak Andy, dia siapkan untuk kamu kemarin. Aktif dengan kode suara. Kodenya Andy". Lalu suster meletakannya ditelapak tanganku.
"Aktif hanya dengan suaramu Hannah, katakan Andy". Aku terpana lagi dengan kesigapan Andy membantuku, untung memakai half shield jadi gak kelihatan.
"Andy" , kemudian koin emas berpendar, butiran butiran cahaya masuk menerangi tangan kananku. Lalu mati, koinnya berubah jadi hitam. "Cobalah, kau pakai aksesnya" , Suster Diana memintaku. Dan berhasil.. aku di perbolehkan masuk oleh sensor, bahkan bisa mengambil masakan termahal. Bapaknya Lilith yang sudah masuk ruang makan dari tadi, keluar dari pintu karyawan. Membawa 2 buah mangkuk, dan 2 buah gelas.
"Ini supnya...kreasi saya untuk inovasi. Di cobain dulu". Kemudian dia tersenyum , sebenarnya agak malas mencoba makanan inovasi, rasanya sering aneh. Tapi lihat wajah sopan dan lungguh seperti itu, susah sekali untuk menolak. "Kucoba ya pak....slruuuup..... enak pak, sebentar dagingnya ku coba.....empuk pas ,tidak lembek tidak alot. Ini enak pak".
"Bener Nyonya!!!???"
"Iya.... coba deh tanya Suster Diana".
"Iya enak". Suster Diana menjwab datar dan terus memakan supnya sampai tak bersisa.
Suster cantik ini punya cara sendiri untuk menyampaikan maksudnya. Bapaknya Lilith senang sekali. senyumnya sangat lebar. "Makasih semuanya, saya jadi pede buat menunjukan inovasi saya besok"
Suster Diana dan Bapaknya Lilith mengantarku sampai ke depan lift , "Titip salam untuk Andy" Kata Suster Diana, Bapaknya Lilith juga ikutan menyampaikan salam , "Semoga hubungan Nyonya dan Pak Andy langgeng sampai tua". Mendengar pesan Bapaknya Lilith aku tersenyum.
Langgeng gimana maksudnya...Hadeeeeh ga tau mau gimana lagi. Kenapa semuanya memanggilku Nyonya Andy???
Sampai di rumah, aku langsung ke kamar. Tak ada siapa-siapa di rumah. Miss Brenda belum pulang. Aku mandi dan mengganti half shield.
Selesai mandi, aku langsung mencari buku tentang jenis kerusakan otak di rak buku koleksinya Miss Brenda. Wow banyak sekali bukunya, aku harus segera memulai membaca. Membaca di ruang baca Miss Brenda nyaman sekali, sofanya lembut, ruangannya wangi, aroma bunga-bunga di hutan, ini pasti parfum bunga racikan ibu. Baru setengah buku kubaca, koin hologramku berbunyi "Andy! Andy!" Buru-buru kutekan koinnya. "Hannah..... hai gimana kabarmu? Kata Brenda kau di marked ya, semoga cepet ketemu dengan pelakunya ya." Lalu Andy tersenyum lebar, menyebalkan. Jadi sebenarnya Andy itu mau menyemangatiku atau mau mengejekku sih.
"Sudah puas senyumnya.., kau sedang ada di mana Andy?". Wajahnya berubah serius
"Di Rumah Sakit Kota Dams. Tadi aku bertemu Brenda".
"Ooooh, aku sedang membaca buku, untuk tugas minggu depan. Sudah ya.... daaaah". Ku tekan koin. Menyebalkan sekali lihat senyumnya. Duh aku lupa mengucapkan makasih untuk koin emas aksesnya. Pakai pesan suara saja. "Andy pesan suara. Makasih koin emasnya!".
Sedikit lagi membacanya, sehari satu buku!. Semangat belajar. Sebenarnya melihat tumpukan buku di samping sofa langsung membuat semangatku menurun. Tapi mengingat antusias Miss Brenda dan Andy yang membantuku supaya bisa kursus, aku tak boleh menyerah.
Aku ketiduran di ruang baca. Sepertinya Miss Brenda sudah pulang dan sudah pergi lagi ke kantor. Aku bahkan tak sempat mengucapkan selamat pagi padanya. Sudah tersedia sarapan di meja makan, masih hangat. Miss Brenda sepertinya baru saja pergi.
Di tempat kursus, aku langsung masuk ke ruang 01. Tumben hari ini, kelas masih sepi kemarin setengah jam sebelum mulai sudah ramai, sekarang hanya separuhnya saja yang sudah datang.
Tak lama setelah ku duduk, semua orang memandang ke arah pintu masuk. Ada seorang gadis berambut putih, mengibaskan rambut lurus nya yang terurai. Dia berjalan sangat anggun dan berhenti tepat di depanku. Senyumnya nampak angkuh. Aku tersenyum cangguh, walaupun dia tak bisa melihat, tapi sudut mataku pasti nampak jika sedang tersenyum.
"Maaf anda siapa ya?" Aku bertanya rileks sambil duduk.Teman sekelasku yang kebanyakan laki-laki mengarahkan pandangannya lekat-lekat pada gadis yang seperti model ini.
"Aku Nayya. Kamu Hannah kan". Kemudian dia mendekatkan wajahnya ke telingaku, tercium parfum bunga. Dia berbisik "Andy milikku".
Kemudian dia pergi sambil mengibaskan rambutnya. Aku dibuat bingung olehnya. Andy??!!!. Apa hubungannya denganku. Ahhh sudahlah. Pengagum Andy mungkin. Sesaat sebelum kursus dimulai berdatangan peserta kursus perempuan. Kemudian salah satunya langsung menghampiriku, "Hai half shield!!, Andy itu bukan levelmu!, tau diri sedikit ya...". Aku diam tak tahu harus bicara apa.
Untunglah dokter Hosch datang memecah suasana tegang dalam kelas. Aku bahkan tak mengenalnya, siapa dia. Mengapa 2 gadis melabrakku hari ini?. Mengganggu konsentrasi belajar saja. Andy, kalau saja kamu tidak begitu baik, aku pasti tidak mau berteman lagi denganmu. Aku tidak suka meladeni perempuan-perempuan yang terlalu semangat seperti itu. Hari ini dokter Hosch banyak memberikan materi, tapi aku tak konsentrasi, penasaran tentang sosok Andy. Sepertinya Miss Brenda sudah lama mengenal Andy. Aku akan bertanya di rumah.
Aku tak nyaman lama-lama di kursus. Lebih baik berdesakkan di lift sekarang, tak usah menunggu sepi. Aku tersudut lagi di ujung lift.
Banyak penumpang dari ruang utama Rumah Sakit yang turut masuk. Lift utama Rumah Sakit rusak, jadi mereka kesini. Itu yang kudengar dari salah satu penumpang lift. Sebentar lagi pemberhentian Pusat Kota. Bakal tambah penuh lagi liftnya.
Tiba-tiba lift berhenti mendadak. Kemudian lampu lift mati. Semua penumpang berteriak ketakutan. Aku menunggu dengan tenang saja di sudut. Lift di edges sering begini. Paling cuma sebentar, beberapa detik juga akan jalan lagi. Penumpang yang tadi berteriak mulai diam menunggu. Beberapa diantaranya menggunakan lampu sorot koin hologram untuk menerangi lift yang gelap.
"Sudah lewat 15 menit mengapa belum ada yang datang memperbaiki lift?" ,keluh salah seorang penumpang lift. Penumpang yang lain mulai gelisah. Aku periksa koin holoku, iya sudah 15 menit. Lift menjadi terlalu hening. Aku lihat lagi jam sudah dua puluh lima menit. Ini keterlaluan Lift sebesar ini berhenti pasti terlihat oleh petugas. Bukannya kalau satu lift berhenti, lift dibelakangnya berhenti juga. Lalu terdengar bunyi tabrakan keras dari arah pintu lift. BUMMMM!! Semua penumpang di lift berteriak ketakutan. Itu pasti lift yang lain nya menabrak. Kemudian tedengar lagi suara BUMMMMMM!! satu lagi lift menabrak. Jaringan lalu lintas lift penghubung sangat rumit. Bisa jadi semua lift jadi saling bertabrakan.
Suara atap lift di buka paksa. setelah terbuka cukup lebar. terlihat tentara berpakaian hitam sedang menurunkan tangga darurat yang terhubung dengan sebuah pesawat tempur yang sangat besar. Tangga darurat terbuat dari tali, saat naik satu persatu tangganya bergoyang-goyang. Banyak penumpang lift yang berteriak ngeri akan jatuh dari tali. Saat talinya bergoyang. Salah satu tentara turun. menggunakan sayap cahaya yang kecil. Lalu mendampingi kami sampai masuk ke pesawat.
Sekarang saatnya giliranku naik, saat naik tangga tali keluar dari lift aku melihat ke bawah. Wuuuaaaaa aku ratusan kaki tingginya dari permukaan, masih tinggi sekali untuk sampai ke pesawat. Ada tiga tangga darurat yang terhubung ke tiga lift penghubung. Aku sesekali memejamkan mata, ngeri melihat ke bawah. Tentara-tentara berpakaian hitam dan memakai half shield yang tak pernah kulihat sebelumnya bolak- balik ke pesawat dan ke lift mendampingi penumpang lift yang mungkin terjatuh saat naik tangga darurat.
Akhirnya aku sampai di pesawat. Didalam pesawat yang sangat besar ini, semua penumpang lift duduk di kursi penumpang, seperti pesawat komersil. Di dalam pesawat sangat riuh oleh suara isak tangis. Mereka ketakutan sekali, aku pun ketakutan juga, tapi air mataku tak keluar. Kemudian tak lama pintu pesawat di tutup. Ada juga medis yang sedang mengobati beberapa penumpang lift yang terluka karena benturan keras. Untung saja lift yang ku naikki tadi penuh, ketika ada benturan kami saling menahan, sehingga tak ada yang luka yang sampai berdarah hanya sedikit memar.
Pesawat besar ini terbang dengan mulus, di tengah-tengah perjalanan pesawat berputar-putar. Kami semua berteriak histeris. Tentara yang ada bersama kami, langsung mengeluarkan sayapnya. Kemudian pesawat terdiam. Semua half shield tentara menjadi berwarna biru. Seperti di komando seseorang, mereka semua tanpa berkomunikasi satu sama lain. Menyuruh kami untuk memakai seat belt. Kemudian semuanya berdiri berjajar di depan kami tangannya berayun ke depan dan kebelakang, lalu... kami dibatasi oleh dinding cahaya buatan mereka.
Pintu pesawat terbuka angin bertiup sangat kencang, tanpa seat belt dan dinding cahaya sepertinya kami akan tersedot terlempar keluar. Satu persatu para tentara bersayap kecil itu keluar pesawat. Aku duduk dekat jendela. Kulihat mereka semua terbang mengelilingi pesawat memegangi tepian pesawat. Tiba- tiba muncul di angkasa tentara berhalf shield yang bersayap sangat besar. Dia terbang ke bawah pesawat. Kemudian pesawat kami bergerak. Akhirnya pesawat kami berhasil mendarat di depan Rumah Sakit Dams. Saat turun dari pesawat aku melihat seluruh tentara bersayap terbang di udara. Para tentara yang bersayap kecil mengelilingi seorang tentara yang bersayap sangat besar.Kemudian mereka terbang bersama. Membentuk barisan segitiga. Keren sekali
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments