Awal tatap muka

AWAL TATAP MUKA

Aku berangkat dari rumah jam 1 siang, kerena Miss Brenda lupa tak memesankanku mobil kapsul tunggal. Aku berjalan 20 menit ke menara kecil lift penghubung di ujung jalan.

Ramai sekali di depan menara, banyak sekali remaja memakai pakaian menawan mungkin untuk kencan atau sekadar jalan-jalan nanti malam ke pusat kota Dams. Lift nya malah sepi, hanya beberapa orang saja.

Ku tekan screen PUSAT KOTA. Cepat sekali hanya 5 menit, dan semua penumpang lift turun, karena satu tujuan jadi lift nya cepat. Di pusat kota, di depan menara lift, ada lagi pemandangan yang sama, remaja- remaja yang berpakaian keren bersliweran tanpa naik lift.

Lift yang ku naiki kosong, aku sendirian menuju Kingdom, sepertinya aku akan terlalu cepat sampai ke RS Kingdom. Di screen atas muncul tulisan MILITARY lalu beberapa regu pasukan militer masuk ke lift, membuat ku memilih untuk maju ke sudut depan lift. Kalau ke sudut belakang, nanti susah keluarnya seperti kemarin. Ya Tuhan, sepertinya ada 80 orang masuk bersamaan. Aku mengerti sekarang, mengapa remaja-remaja itu hanya menunggu di depan menara tak mau masuk, sepertinya mereka menunggu tentara- tentara ini keluar lift. Kapasitas lift 100 orang, tapi pakaian hijau mereka membuat lift nampak penuh. Di screen atas muncul tulisan PUSAT KOTA. Pintu lift terbuka, ada sekitar 10 calon penumpang lift yang akan masuk, tapi mereka mengurungkan niatnya dan memilih diam mematung.

Sekarang pasti giliranku, HOSPITAL. Aku keluar dan juga semua tentara tentara itu. Aku sampai kaget dibuatnya dengan derap sepatu-sepatu berat itu yang melangkah bersamaan.

Mereka masuk ke ruang di sebelah ruang kursusku. Aula ruang kursus sekarang sangat berbeda. Ada 200 an kursi belajar berjajar rapi.

Ada apa ini?!! Mengapa banyak sekali kursi, seingatku peserta kursus tak sebanyak ini.

Masih jam setengah tiga, kalau saja jarak pemberhentian menara kecil di pusat kota Dams ke menara besar tak terlalu jauh, aku bisa lebih cepat datang kesini. Karena kursi- kursi yang ingin aku duduki sudah diisi oleh peserta kursus.

Aku bertanya tanya, mengapa mereka selalu lebih cepat datang dari ku.

Aku memilih duduk di tengah sebelah kiri.

Suster pirang tiba- tiba datang, lalu dengan langkah cepat menempelkan kertas bertuliskan sesuatu di papan kursi belajar. Kami semua terdiam ketika suster pirang dengan lincah menempelkan kertas-kertas itu di kursi.

Setelah dia pergi aku cepat-cepat melihat apa yang dia tempel. Sanjay Dev. Dia menempelkan nama di setiap kursi. Di depan ku bukan nama tapi nomor, disampingku juga nomor. Jadi satu kursi peserta di kelilingi oleh kursi yang di tempeli nomor. Aku berdiri mencari kursi ku.

Namaku ada di kursi barisan paling depan. Berhadapan dengan meja yang bertuliskan pengawas.

Kemarin, dr Hosch seingatku tak mengatakan akan ada ujian hari ini.

Di kanan ku, duduk gadis cantik yang mengenakan celana jeans seksi dan berdandan terlalu tebal seperti mau ke klub malam. Di balik tebal riasannya, aku tau wajahnya sedang panik, seingatku dia juga sekelas denganku.

Di sebelah kiriku laki laki berkacamata tebal dia nampak tenang, tapi kaki kirinya terus bergerak gerak, dia panik juga.

Tak ada suara berisik, semuanya diam. Pukul 14.50 satu peleton pasukan yang tadi masuk lift bersamaku, juga memasuki aula ruangan kursus ini. Mereka duduk berdasarkan nomor yang ditempel suster pirang tadi.Nomor itu sama dengan nomor yang dijahit dibagian depan baju mereka.

Tepat pukul 15.00 suster berambut pirang dan 5 orang suster lainnya membagikan kertas ujian 25 soal. Dikerjakan dalam waktu satu jam.

Di depan terdapat 3 pengawas berbaju militer. Mereka hanya duduk tak terlalu mengawasi.

Soal ujian ini tidak mendetail seperti soal Miss Brenda, tapi esay. Semua soal sudah pernah dibahas bersama Miss Brenda.

Ada beberapa soal yang hampir mirip dengan soal yang diberikan Miss Brenda tadi malam. Sayang sekali aku tak tau jawaban benar nya.

Jam 15.45 datang seorang perwira muda pangkatnya kolonel, masuk ke ruangan.

"Berhenti !!! letakan pena kalian", semua tentara tentara itu berhenti. Kemudian perwira itu mendekati meja pengawas yang langsung berdiri ketika perwira itu datang.

"Tambahkan waktunya", kata perwira yang baru masuk tadi.

"Lanjutkan sampai pukul 16. 30" , kemudian dia pergi.

Pukul 16.15 aku selesai mengerjakan soal, peserta yang lainnya belum selesai, jadi aku bisa mengecek lagi jawabanku.

Aku yang serius membaca jawaban, dikagetkan langkah kaki bersepatu berat yang berdiri tepat di depanku. Dia melihat ke arahku, lalu mengambil kertas jawaban ku. Kemudian dia bertanya siapa dokter yang membimbingku, ku jawab, "dr Hosch", dia manggut-manggut sambil terus berjalan memeriksa jawaban yang lain.

Tepat puku 16.30 ujian dikumpulkan, lalu kami disuruh masuk ke ruang yang kemarin.

dr Hosch datang ke ruangan lalu memberi pengumuman.

"Besok hari minggu datanglah jam 10 pagi, bawa 3 baju ganti dan perlengkapan mandi, satu tas kecil saja. Kalian boleh pulang"

Sudah..... begitu saja, pelajaran dari dr Hosch, aku benar benar bengong dibuatnya.

Saat keluar ruangan, aulanya sudah kosong tak ada lagi kursi, hanya beberapa perwira dan dokter yang sedang berkumpul sedang mendiskusikan sesuatu.

Kelas lain belum keluar, aku cepat-cepat ke lift, ingin segera pulang.

Bersama denganku, 20 orang siswa dr Hosch masuk ke lift, sebelum lift menutup, tiba tiba ditahan oleh tangan, dan perwira serta dokter yang tadi berkumpul, masuk bersama dengan kami.

Aku menyentuh layar screen yang dekat dengan ku lalu kutekan DAMS. Peserta kursus tak berani berdiri dekat-dekat dengan para perwira dan dokter ini.

dr Hosch dengan gayanya yang aneh mendekati kami, lalu berkata "Jangan takut, kami manusia sama seperti anda".

Untunglah mereka tak lama lama bersama kami, mereka keluar di pusat kingdom

***********************************************

Aku lelah sekali, Miss Brenda tak ada di rumah,tak bisa pulang. Di depan pintu menggantung makan malam dari kedai langganan Miss.

Setelah mandi dan makan malam sendirian, aku menyiapkan pakaian dan perlengkapn untuk besok. Sepi sekali rumah ini.

Mataku berat, pelan pelan kamarku menjadi gelap.

"Dimana ini, kenapa seperti hutan! Aroma wangi ini...... Ada orang yang sedang berkelahi menggunakan kekuatan elektrikal, yang satu tersungkur, dan hampir ditusuk pedang kemudian....Tiba tiba aku didekati orang yang tersungkur itu, bajunya terbakar sampai hampir seluruh badannya terlihat, ada aroma wangi yang kukenal, dia terluka parah, ada luka diagonal di punggungnya, dan luka baru terbakar kekuatan elektrikal barusan. Wajahnya buram, tapi aku melihat banyak luka di dadanya, luka di pelipis kirinya, luka dibelakang telinganya, aku ketakutan, nafasku tersengal dan.......Aku terbangun. Untung cuma mimpi. Mimpi aneh macam apa itu!!!

Mimpi aneh itu membuat mataku sembab, karena aku jadi gelisah dan tak bisa tidur lagi.

Pagi hari saat sarapan, aku hanya memakan apel dan jamur putih kering, karena tak ada apa apa dalam kulkas. Hanya apel.

Jam delapan pagi. Aku harus pergi supaya tak telat, aku tak mau ada kejutan lagi dikursus.

Perjalanan ku lancar. Sampai di aula kursus jam 09.15 dan semua peserta kursus sudah berkumpul. Aku selalu paling terakhir diantara mereka.

Kali ini tak ada kursi, kami semua menunggu dengan berdiri. Kemudian pukul 09.30 suster pirang datang, dia menghitung jumlah kami, meminta kita berbaris untuk scan retina.

Dua tentara datang membawa meja dan kursi. Satu kompi tentara kemarin datang lagi langsung berbaris, bersebelahan dengan peserta kursus. Kami dipanggil satu persatu dan diberi jawaban esay kemaren.

Hannah Jacklyn. Aku maju dan mengambil kertas ujian kemaren nilainya A +++. Sempurna.

Aku dipanggil pada urutan terakhir diantara peserta kursus. Tentara di meja pengawas memanggilku

" Hannah Jacklyn?!!"

"Ya" , aku berbalik menghadap asal suara itu

"Ikuti Suster Sasha"

"Mari kuantar kau menemui kepala sekolah"

Aku naik kedalam lift gedung RS dengan kode 1891011.

Suster Sasha ya namanya, gumamku dalam hati. Lift berhenti, lalu Suster Sasha mengantarku ke ruang Kepala Sekolah

"Dok, ini Hannah Jacklyn"

" Oh, silahkan, silahkan masuk. Masih memakai half shield ya. Siapa doktermu nak?"

" dr Brenda", jawabku.

"Mari, silahkan duduk".

Setelah ku duduk, kepala sekolah memulai pembicaraan.

"Hmmm, kau tahu Hannah nilaimu sangat tinggi, melebihi nilai siswa kedokteran. Aku lihat cv mu kau hanya elemantary dan sekolah malam. Kau direkomendasikan oleh dokter Brenda. Kau tau dokter Brenda tak pernah merekomendasikan siapapun, dan dia hanya dokter umum di pangkalan militer.

Jadi, tadi ku telpon dr Brenda apakah dia membocorkan soal, kau tau apa yang dia jawab, test saja Hannah!"

"Nona Hannah, apakah anda bersedia di test beberapa hari ini oleh kami?"

Sepertinya ibuku lupa memberitahu Miss Brenda, aku tak boleh kelihatan terlalu pintar .

"Bagaimana Nona Hannah?"

"Baiklah", jawabku datar.

"Ok, pihak RS akan mengawalmu ke rumah, lalu kau siapkan perlengkapan menginap selama seminggu."

"Aku punya masalah dengan tubuhku, aku sering berkeringat, aku harus mengganti bajuku tiap 6 jam di suhu ini, jadi kalau menginap seminggu aku bisa membawa satu lemari", aku menjelaskan kondisiku pada kepala sekolah.

"Jadi kau ingin menginap di suhu berapa nona Hannah ?"

"-5°C bisakah dok?"

Dokter itu mengernyitkan keningnya, lalu ...

"Baiklah, akan kusediakan ruangan bersuhu itu, agar kamu bisa kami uji."

Lalu datang perawat lelaki, dan perempuan berambut coklat, serta 2 tentara berpangkat sersan mayor. Mereka mengawalku sampai rumah Miss Brenda dengan mobil kapsul militer. Sampai di rumah, aku mengambil perlengkapan menginap satu minggu.

Aku dibawa lagi ke Rumah Sakit, tetapi ditempatkan dia area asrama VVIP.

Suhu di kamar ini bisa diatur sampai - 20 ° C.

Tetapi, aku tak bisa menyetel suhu sampai -20°C, karena aku hanya berkata -5°C.

Malam hari di lapangan belakang Rumah Sakit, banyak orang lari, berbaris sambil mengelilingi lapangan. Aku bisa melihatnya dari atas sini. Sepertinya itu teman- temanku di kursus, mereka sedang digembleng fisik.

Tok tok tok, suara pintu diketuk. Aku segera membuka pintu.

" Iya Suster Sasha?"

" Saatnya makan malam Nona Hannah, ini aku print kan kode nya di tangan kanan mu", Suster Sasha mengingatkanku untuk makan malam.

" Print???!"

"Tenang Hannah ini hanya sementara, setelah satu minggu, dia menghilang, terbuat dari mangsi yang berkekuatan sedang". Aku menyodorkan tangan kananku ke suster pirang ini.

Setelah tangan kananku diberi kode, aku menutup pintu kamar lalu mengikuti Suster Sasha menuju ruang makan.

"aBolehkah, aku memanggilmu Hannah saja?", tanya suster pirang dalam perjalanan menuju ruang makan.

"Tentu Suster Sasha", jawabku senang.

Sampai di ruang makan, Suster Sasha memberikan penjelasan cara makan di tempat ini.

"Scan kode tadi di alat ini, lalu pintu kaca yang menghalangi makanan terbuka, tiap ingin mengambil makanan kamu harus menscan tanda di pintu kacanya", aku menganggukan kepala.

Selesai mengambil makanan, Suster Sasha mencari tempat duduk. Kami duduk di barisan tengah.

Suster Sasha duduk di depanku, matanya mencari-cari sesuatu di ruangan. Duduknya tidak tenang. Tiga perwira masuk ke dalam ruang makan, mengambil makanan. Kepala Suster Sasha berbelok ke arah salah satu perwira itu dan wajah Suster Sasha tiba- tiba memerah.

Aku pastikan suster pirang ini, naksir salah satu perwira itu.

Datang lagi terus menerus tentara - tentara berpangkat tinggi, mengambil makan malam sampai penuh tempat ini.

Tempatnya kecil, hanya untuk 30 kursi. Tentara terakhir yang datang berkepala plontos, ketika dia datang semua tentara yang lain langsung duduk tegak, makan dengan tegang.

Tak ada lagi tempat yang tersisa. hanya tinggal di mejaku dan suster Sasha saja. Dan....kursi disampingku di tarik. Dia memilih duduk di kursi sebelah ku. Sasha sangat panik, sendoknya sampai jatuh.

" Sasha, ini peserta kursus yang ramai dibicarakan?!"

"I..iy iya"

"Siapa namanya?" Nadanya datar dan dingin sekali

"Namaku Hannah Jacklyn, Tuan", jawabku.

Dia kaget, lalu memandang ke arahku, diam sebentar lalu makan lagi.

"Berapa nilai kelayakan publik mu"

"7,5 Pak"

"Bukan kau Sasha, tapi Hannah, berapa nilaimu?"

" Kelayakan publikku 9", aku jawab santai sambil makan, aku lapar sekali belum makan hari ini.

Dia diam lagi, lalu melanjutkan makannya

"IQ mu berapa?"

" 143" , jawab sasha.

"Bukan kau Sasha, Hannah, Hannah!!.Berapa IQ mu Hannah?"

"240, sewaktu elementary, saya tak pernah test lagi."

Kali ini dia terdiam lama, bahkan Suster Sasha juga terdiam.

Makananku hampir habis, aku lahap sekali malam ini.

"Kau sudah uji kecantikan?" Bapak ini menyambung lagi pertanyaannya.

"Belum pak, aku belum 20"

Akhirnya bapak tentara itu selesai makan, meninggalkan aku dan Suster Sasha tanpa pamit, setelah banyak bertanya padaku.

Suster Sasha, memilih pergi terakhir dari ruang makan, dia sepertinya malas untuk beramai-ramai keluar ruang makan.

Setelah mengantarku ke depan kamar, dia berkata, "Bersiaplah Hannah jam 9 malam ini, kau ada ujian" ,aku menganggukan kepala. Lalu menutup pintu kamar.

Kamar ini dingin, tak seperti ruang makan tadi. Mudah mudahan ruang ujiannya dingin. Aku ngantuk sekali....mataku berat...lagi...

Tok tok tok, tok tok tok, tok tok tok suara apa itu,aku tak bisa membuka mata. Ngantuk sekali,

"Hannah!!!!Hannah!!!!'....Suster Sasha menggoyang goyangkan bahuku, Suster Sasha kepayahan membangunkanku, dia masuk ke kamarku tanpa ku buka dari dalam.

Akhirnya setelah setengah jam mataku terbuka lebar. Aku lihat pintu kamarku habis di dobrak. Ya Tuhan, aku nyenyak sekali tidur, sampai tak mendengar pintu di dobrak.

"Maaf Suster, hari ini aku lelah sekali"

"Ayo cuci mukamu, kita ke ruang ujian"

Aku diantar ke ruangan paling ujung, tempatnya sempit hanya ada satu meja dan satu kursi serta dinding kaca. Di depanku ada kamera yang sedang on.

Aku duduk di kursi yang satu-satunya itu.

Suster Sasha membawa amplop coklat, dan mengeluarkan kertas ujian.

Aku segera melihat soal-soal dikertas ujiannya. Ujian apa ini?

Oohh IQ.

Aku kerjakan soalnya sambil mengantuk, beberapa kali menguap, waktunya satu setengah jam.

Selesai! Kurang 15 menit lagi. Aku ngantuk sekali ini seperti dikasih racikan tidur oleh ibu, aku tertunduk tidur di kursi. Kemudian aku tak ingat apa apa lagi.

Tok tok tok....aku berjalan ke pintu sempoyongan, aku masih ngantuk.

Suster lagi, tapi bukan Sasha

"Sarapan jam 8, sekarang jam 06. 30, bersiaplah!" , dia tersenyum lebar sekali, aku hanya menganggukan kepala, lalu kembali ke kasur. Memeluk bantal.

Aku ingat tadi malam mengerjakan test IQ, lalu aku tak ingat apa apa lagi.

Siapa yang membawaku ke kamar?

Bajuku tadi malam bahkan belum ganti, half shield ku bergetar terus, aku harus mandi.

Aku tak menyiram kepalaku dengan air, bisa pusing kepala nanti, tak ada pengering rambut disini, aku punya sisir sikat mangsi, itu cukup.

Sarapan pagi di tempat yang sama seperti kemarin, kali ini aku di temani Suster Jun.

Suster Jun mengambil meja paling depan, meja untuk 6 orang. Aku malas bertanya, aku hanya ingin makan. Kemudian setelah kita duduk, para tentara masuk untuk mengambil makan.

Disamping Suster Jun, tentara berambut hijau daun dengan mata yang hijau pula. Kemudian disampingku duduk tentara berkepala plontos, sepertinya aku berjodoh dengan kepala botak.

Aku makan dengan lahap, lapar sekali. Lagi, aku mencium aroma wangi itu dekat sekali tapi tak menyengat jadi tak mengganggu ***** makanku.

"Andy!" ,sapa tentara di sebelahku kepada temannya

"Hmmmm" , jawab tentara yang disebelahnya , aku tak terlalu memperhatikan, aku sibuk memakan telur orak arik( enak sekali).

"Bolehkah aku meminta satu steak mu, aku kehabisan akses, tak ada daging di sarapanku" Andy memberikan steaknya pada tentara disebelahku

"Makasih Andy", balas tentara di sebelahku seperti anak kecil.

Nampaknya Andy ini, baik sekali memberikan daging dengan cuma-cuma ke temannya.

"Kau sudah selesai makan Andy, tolong duduk di kursiku, jaga steak ku, aku mau bicara sebentar dengan koki di belakang".

"Hmmm", jawab Andy malas.

Kenapa tentara ini, tinggal pindahkan saja piringnya ke temannya, mengapa jadi temannya yang disuruh pindah ke sampingku

Kemudian tentara di sampingku ini berdiri, berjalan ke barisan kursi belakang, tak lama setelah itu, terdengar isak tangis, beberapa tentara.

Aku ingin menoleh ke belakang melihat apa yang terjadi, mengapa sepertinya banyak sekali tentara yang menahan tangis. Ketika aku ingin memutar kepalaku, tentara disampingku, berkata tegas, "Jangan menoleh ke belakang!, bersikaplah seolah kau tak mendengar apa apa"

Aku terdiam memandang tentara di sampingku. Kemudian dia berkata lagi, "Kepala Alex tertembak puluhan kapsul yang berisi parasit saat mencoba melindungi puluhan tentara yang sakit". Andy mencoba menjelaskan keaadaan Alex padaku.

Aku kembali makan, tapi dari tadi aroma wangi itu tambah menyengat merusak selera makanku. Aroma wangi ini dari tentara di sebelahku, namanya Andy. Dia botak, dan sangat tampan, kulitnya putih bersih, menurutku wajahnya sempurna.

Aku mual aromanya terlalu kuat, aku ingin ke toilet mau muntah.

"Suster Jun, dimana toilet, aku mau muntah".

Suster Jun berdiri mengantarku ke toilet yang tak jauh dari situ. " Kau tidak apa apa. Hannah?"

"Aku mual Sus", lalu aku muntah lagi.

"Hannah kau menstruasi, celana mu merah."

" Ini menstruasi pertama ku, Sus. Aku tak bawa pembalut"

"Tunggulah disini aku bawakan pembalut dan pakaian baru untukmu, maukah kau memakai rok ku Hannah,aku tak bisa buka kamarmu, karena kodenya ada di tanganmu?" , aku mengangguk.

Suster Jun terburu-buru pergi. Sekitar 15 menit aku menunggu ditoilet, kemudian Suster Jun datang, menyuruhku berganti pakaian, bajuku juga terkena darah.

Dia membawakan kaus putih lengan pendek, dan rok hitam kerut sepanjang lutut, aku memakainya, dia satu ukuran dengan ku.

Aku tak pernah pakai baju seketat ini.

Saat keluar toilet, ruang makan sepi. Tinggal Alex saja yang makan ditemani Andy. Alex bolak balik minum, dia terus menerus mengoceh minta steak, dan Andy dengan sabar mengambil minuman dan steak dari kaca makanan. Selama aku duduk Alex sudah makan 3 steak.

Suster Jun menyelesaikan sarapannya yang tadi tertunda. Aku berhenti makan, mual tak sanggup makan lagi. Setelah Suster Jun selesai makan , aku ikut berdiri. Aku mengangguk pamit kepada Andy.

Episodes
1 Prolog Duniaku
2 Kafe Bu Mimmi
3 Kota Nein
4 Aku, Hannah
5 Meja 21
6 Perenungan
7 Dokter Brenda
8 Kursus Kegawat daruratan
9 Awal tatap muka
10 Menstruasi pertama
11 Penguji fisik, Andy
12 Seperti Berkencan
13 Sejarah Rock Collapse
14 Hari Terakhir Test
15 Muntah
16 Bulu Sayap Suku Putih
17 Merasa Tersaingi.
18 Miss Brenda Panik
19 Mataku Merah.
20 Aku, Andy
21 Tanpa Hannah
22 Awal suku putih yang berbaur
23 Aku lupa
24 Dokumen resmi orang tuaku
25 Kursus militer kegawat daruratan
26 Mengawal keluarga Sammy 1
27 Mengawal keluarga Sammy 2
28 Hannah berbeda
29 Aku berbeda
30 The first
31 Sinar para leluhur
32 Tubuhku menguat
33 Kegelapan di langit Rock Collapse 1
34 Kegelapan di langit Rock Collapse 2
35 Penyamaranku yang pertama
36 Hannah pusat duniaku
37 Tidurnya Sahabatku
38 Planet Kiehl
39 Sakit kepala yang luar biasa.
40 Menaklukan Kiehl
41 Kiehl hanya sensor
42 Selalu di Rintangan Keempat
43 Surat Penugasan Spain
44 Hipnotis yang mendebarkan
45 Berhentinya penantian
46 Kebun Bunga Perasa
47 Hidup Baru
48 Administrasi
49 Sedih
50 Relawan miiter
51 Hari Baru Sebagai Andro
52 Terpaksa Bertatapan
53 Kampung Pedalaman
54 Pilar Tua
55 Andro Yang Baru
56 Andro Yang Lemah
57 Pilar Tua Yang Rusak
58 Malam Pertamaku
59 Tidur Ternyenyak
60 Perayaan terburuk
61 Dua Chubby ku
62 Permintaan Abraham
63 Kenangan
64 Bertugas di Ruang Raja
65 Memindahkan Rumah
66 Rindu Ayah
67 Andy dan Andro
68 Di interogasi Ala Andy
69 Mencari Spain
70 Berpisah Dengan Anak-Anakku
71 Tejebak di Kingdoms
72 Ide Abraham
73 Perangkap Jaring Magnet
74 Kesalahan Hipnotis
75 Malaikat Kecil Yang Hebat
76 Pendirian Andy
77 Gelombang Suara
78 Sesal
79 Merryl dan Hannah
80 Sebagai Raja
81 Mengerti Andy
82 Edward
83 Terasing di Awan
84 Kolam Ikan Tersembunyi
85 Rossy
86 Bahagia
87 Kingdoms Sepi
88 Peach Kering
89 Perisai Lingkaran
90 Gedung Militer
91 Kami Tak Takut Lagi
92 Mencari Perlindungan
93 Kurang Garam
94 Ingatan yang Terhenti
95 Berkumpul Kembali
96 Bukan Satu Lawan Satu
97 Kekuatan Anak-Anakku
98 Spain Gila
99 Ayah Sangat Sakit
100 Penjelasan Panjang Mereka Bertiga
101 Penyisiran Gedung Baru
102 Teleport
103 Menuju Abraham
104 Dewan Penyangga Putih
105 Hadiah dari Barat Edges
106 Kembalinya Sahabat-Sahabatku
107 Patroli dalam Gedung Militer
108 Good Bye
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog Duniaku
2
Kafe Bu Mimmi
3
Kota Nein
4
Aku, Hannah
5
Meja 21
6
Perenungan
7
Dokter Brenda
8
Kursus Kegawat daruratan
9
Awal tatap muka
10
Menstruasi pertama
11
Penguji fisik, Andy
12
Seperti Berkencan
13
Sejarah Rock Collapse
14
Hari Terakhir Test
15
Muntah
16
Bulu Sayap Suku Putih
17
Merasa Tersaingi.
18
Miss Brenda Panik
19
Mataku Merah.
20
Aku, Andy
21
Tanpa Hannah
22
Awal suku putih yang berbaur
23
Aku lupa
24
Dokumen resmi orang tuaku
25
Kursus militer kegawat daruratan
26
Mengawal keluarga Sammy 1
27
Mengawal keluarga Sammy 2
28
Hannah berbeda
29
Aku berbeda
30
The first
31
Sinar para leluhur
32
Tubuhku menguat
33
Kegelapan di langit Rock Collapse 1
34
Kegelapan di langit Rock Collapse 2
35
Penyamaranku yang pertama
36
Hannah pusat duniaku
37
Tidurnya Sahabatku
38
Planet Kiehl
39
Sakit kepala yang luar biasa.
40
Menaklukan Kiehl
41
Kiehl hanya sensor
42
Selalu di Rintangan Keempat
43
Surat Penugasan Spain
44
Hipnotis yang mendebarkan
45
Berhentinya penantian
46
Kebun Bunga Perasa
47
Hidup Baru
48
Administrasi
49
Sedih
50
Relawan miiter
51
Hari Baru Sebagai Andro
52
Terpaksa Bertatapan
53
Kampung Pedalaman
54
Pilar Tua
55
Andro Yang Baru
56
Andro Yang Lemah
57
Pilar Tua Yang Rusak
58
Malam Pertamaku
59
Tidur Ternyenyak
60
Perayaan terburuk
61
Dua Chubby ku
62
Permintaan Abraham
63
Kenangan
64
Bertugas di Ruang Raja
65
Memindahkan Rumah
66
Rindu Ayah
67
Andy dan Andro
68
Di interogasi Ala Andy
69
Mencari Spain
70
Berpisah Dengan Anak-Anakku
71
Tejebak di Kingdoms
72
Ide Abraham
73
Perangkap Jaring Magnet
74
Kesalahan Hipnotis
75
Malaikat Kecil Yang Hebat
76
Pendirian Andy
77
Gelombang Suara
78
Sesal
79
Merryl dan Hannah
80
Sebagai Raja
81
Mengerti Andy
82
Edward
83
Terasing di Awan
84
Kolam Ikan Tersembunyi
85
Rossy
86
Bahagia
87
Kingdoms Sepi
88
Peach Kering
89
Perisai Lingkaran
90
Gedung Militer
91
Kami Tak Takut Lagi
92
Mencari Perlindungan
93
Kurang Garam
94
Ingatan yang Terhenti
95
Berkumpul Kembali
96
Bukan Satu Lawan Satu
97
Kekuatan Anak-Anakku
98
Spain Gila
99
Ayah Sangat Sakit
100
Penjelasan Panjang Mereka Bertiga
101
Penyisiran Gedung Baru
102
Teleport
103
Menuju Abraham
104
Dewan Penyangga Putih
105
Hadiah dari Barat Edges
106
Kembalinya Sahabat-Sahabatku
107
Patroli dalam Gedung Militer
108
Good Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!