Belenggu Delapan Saudara

Belenggu Delapan Saudara

BDS01. Keluarga Adi's

"GISKA!!! Hana deungoe keu? Subuhan kau jam enam pagi! Dzuhuran kau jam setengah tiga sore, sekarang mau habis waktu ashar kau masih tidur aja?!! Nanti maghriban kau mau jam berapa? Jam tujuh kah, hah?" Teriak Adi dengan membuka pintu kamar anak urutan keenam tersebut.

"Ya, Pah. Nanti isyaan sekalian tahajud." sahut gadis sembilan belas tahun, yang Adinda lahirkan dulu.

"Bangun cepat! Mandi! Sholat!" balas Adi dengan memperhatikan anaknya yang masih menggeliat dalam selimutnya tersebut.

"Ya, Hot Daddy. Siap bangun, terus mandi sholat." ujar Giska dengan tersenyum lebar, pada ayahnya yang tengah memperhatikan pergerakannya sedari tadi.

"Cepat! Terus bantu Papah asuh adik kau itu! Pusing Papah, Mamah kau sekali ngelayap tak pulang-pulang." gerutu Adi dengan berjalan ke luar kamar, kemudian langsung menutup kembali pintu kamar anak gadisnya.

"Heran ane sama mamah. Udah waktunya punya cucu, tapi masih aja punya anak kecil." gumam Cut Giska, gadis yang memiliki rahang tegas. Sayangnya, gadis itu lebih cenderung mirip ayahnya. Membuatnya tak secantik ibunya, atau kakaknya. Tapi Giska tentu memiliki kecantikan tersendiri, membuatnya begitu menarik di mata laki-laki yang mengenalnya.

Rambutnya yang selalu tertutup hijab, hidung mancung dan mata ayahnya begitu melekat pada pantulan wajahnya. Gigi yang tersusun kurang rapi, membuatnya harus terbiasa menggunakan kawat gigi karena ibunya. Padahal dirinya tetap merasa percaya diri, dengan gigi taringnya yang bertumpuk tersebut. Namun, ibunya memaksa agar Giska mau merawat giginya dengan menggunakan kawat gigi itu.

Sayangnya, gadis itu sangat dijaga oleh kedua kakak kembarnya. Berbeda dengan Givan, yang memilih merantau ke pulau K. Anak sulung di keluarga tersebut yang kini berusia dua puluh empat tahun, lebih menyukai bisnis pertambangan yang dibantu oleh ayah kandungnya. Karena sang ayah kandung, memiliki pengalaman di bidang pertambangan.

Ghifar kecil yang selalu mengekori ayahnya, kini sudah berusia dua puluh tahun. Ia lebih memilih tinggal di tengah-tengah kebun kopi, yang bibitnya ia tanam tiga tahun belakangan. Putra pertama Adi Riyana tersebut, hanya mengemban pendidikan sampai SMK. Sejak lulus sekolah, dirinya memutuskan untuk fokus berladang seperti ayahnya.

Sedangkan Ghava dan Ghavi, adik kembar Ghifar yang hanya berjarak delapan bulan dan memiliki ulang tahun kelahiran di tahun yang sama tersebut. Memilih tinggal bersama orang tua dan adik-adiknya. Karena mereka masih berstatus sebagai mahasiswa, juga memiliki usaha sendiri yang berada di samping rumah orang tuanya.

Cut Naya Maulida, anak dari mantan istri Adi. Yang hanya berjarak satu bulan, dari Ghifar tersebut. Juga mengemban status sebagai mahasiswi bersama dengan Giska, yang setiap harinya diantar jemput oleh supir keluarga. Mereka hanya diam di rumah, dengan membantu ibu dan ayahnya mengurus adik-adiknya yang masih kecil.

"GISKA… salinin dulu Gavin, Papah mau mandiin Gibran dulu." seru Adi saat mendengar suara bantingan pintu kamar.

"Icut, Pah. Bukan Giska." sahut Cut Naya, yang mendengar seruan dari ayahnya.

"Yaa… siapa aja, ini bantuin Papah." balas Adi yang mendengar jawaban dari gadis yang selalu membuat drama kecil, dalam keluarganya tersebut.

Teuku Gavin adalah anak nomor tujuh, yang Dinda kandung lima tahun yang lalu. Gavin adalah anak yang membuat gempar pihak fasilitas kesehatan setempat, karena Adinda masih menggunakan IUD, tetapi mengandung kembali. Tentu kejadian tersebut sangat jarang terjadi. Anak yang rupanya tak jauh beda dari Adi itu begitu petakilan, sudah beberapa kali ia mendapat luka jahit karena ulahnya sendiri. Anak itu tak mau mengerti jika diberi pengertian, tetapi akan berhenti sendiri jika sudah mendapat akibatnya.

Sedangkan Teuku Gibran, adalah anak terakhir mereka yang masih berusia dua tahun. Anak bungsu mereka tersebut, membuat Adinda kapok untuk hamil kembali. Karena usianya, membuat dirinya memiliki permasalahan dalam kehamilannya. Hingga berakhir, dirinya harus dilarikan ke rumah sakit sesaat setelah dirinya melahirkan anak bungsunya. Karena placenta anaknya, tak bisa dikeluarkan meski dengan beberapa cara yang sudah bidan setempat lakukan.

Sedari dulu Adi menginginkan anak perempuan, yang mirip dengan istrinya. Namun, anak terakhir mereka dilahirkan sebagai laki-laki malah yang begitu mirip dengan Adinda. Wajahnya, sifatnya, bahkan tingkah absurd balita itu seperti merekam kelakuan Adinda kecil. Tak jarang, kini kasih sayang kedua orang tua yang akan menginjak usia kepala lima itu membuat iri anak-anaknya yang lain.

"Mana bagian aku? Sini, benih sisaan! Akak harus urus kau, meski berat aku lakukan." seru Giska, saat melihat ayahnya dan adik bungsunya baru keluar dari kamar mandi.

"Apa kau bilang?! Papah jotos juga kau! Bungsu Papah kau sebut benih sisaan? Berani-beraninya!" ucap Adi dengan memukul part belakang anak gadisnya dengan handuk. Membuat tawa Gibran begitu lepas, juga menular ke kakaknya dan ayahnya.

"Bilang bang Ghifar, suruh jemput mamah di klinik kecantikan." pinta Adi dengan memberikan minyak telon dan juga tepak bedak pada anak gadisnya, yang tengah mengelap tubuh Gibran.

"Mamah bawa mobil sendiri, nanti juga balik sih Pah." sahut Giska, yang masih fokus pada pekerjaannya.

"Papah Adi… aku udah siap, ayo kita ke pasar malam." suara anak laki-laki yang berusia lima tahun tersebut.

Adi menepuk jidatnya sendiri, laki-laki pujaan Adinda yang kini berusia 48 tahun tersebut melupakan janjinya pada Gavin.

"Nanti sama Akak kau itu, Papah mau nyantai. Capek kali Papah, Nak. Dari pagi Emak kau pergi, tak balik-balik juga dia." sahut Adi kemudian.

"Mau ke mana sih?" tanya Icut yang muncul di belakang Gavin.

"Ke pasar malam, Kak. Naik odong-odong, sama main mandi bola." jawab Gavin dengan menghadap ke arah berdirinya Icut.

"Mandi bola kan punya sendiri." timpal Adi dengan wajah lelahnya.

"Tapi aku mau di sana, kan enak bisa rebutan. Seru bisa mainan lempar-lemparan juga, Pah." sahutnya yang membuat Adi menghela nafas beratnya.

"Bentar lagi bang Givan datang, tak usah ke pasar malam. Nanti di ajakin ke mall sama bang Givan." ucap Giska yang membuat Adi dan Icut menoleh ke arahnya.

"Kok dia tak ada bilang sama Papah?" pertanyaan yang keluar begitu saja dari mulut Adi.

"Ini abang chat di grup keluarga Adi's, katanya otw rumah mamah sambil bawa calon menantu. Abang sertain juga foto jalanan yang baru keluar dari bandara itu, Pah." jelas Giska yang membuat rahang Adi terjatuh seketika.

"Tak tau, Papah dari tadi tak buka HP." sahut Adi dengan meraih ponselnya.

"HP aku pun dicas tadi, jadi tak tau." timpal Icut kemudian.

Adi dengan cepat membuka aplikasi chat miliknya, dalam ponselnya. Dengan ia menemukan isi pesan chat dari anaknya, yang mengatakan bahwa dirinya akan pulang dengan membawa calon istrinya.

Dengan cepat Adi mencari nama Adindaku, dalam aplikasi tersebut. Lalu ia langsung menelpon istrinya, untuk mengadukan hal itu.

"Dinda… Adindaku sayang… kau tau waktu tak? Cepatlah balik, aku amat merindukanmu sayang. Belum lagi anak-anak kau ini, yang bikin Abang saket ule ini." ucap Adi saat detik dalam panggilannya berjalan.

Giska dan Icut saling melempar pandangannya, dengan menahan tawanya mendengar ayahnya mengucapkan hal yang cukup membuat telinganya geli.

"Ya, Bang. Lagi di jalan, tunggu aku di depan pintu rumah ya. Mantap loh Bang aku kali ini, wanginya pasti bikin Abang mabok kepayang." sahut Adinda yang membuat senyum Adi mengembang seketika.

"Ok, sesuaikan nanti malam. Sekalian beli bolu kukus pelangi, atau lapis surabaya gitu. Calon mantu mau datang, sama sulung kita." balas Adi yang membuat anak-anak gadisnya keluar dari kamar, dengan menggendong kedua adiknya tersebut.

"Bisanya tiba-tiba dia ajak betina ke rumah? Ke mana aja dia kemarin, pas disuruh cepet nikah?" tanya Adinda terdengar begitu heran.

"Mungkin pengen langsung hantam, tanpa pacaran Dek. Abang tunggu di rumah ya, janji ya malam nanti puasin Abang?" jawab Adi yang langsung disanggupi oleh Adinda. Adinda pun mengerti, suaminya masih menyukai aktivitas tersebut meski usianya tak lagi muda. Dirinya pun tak memungkirinya, bahwa dirinya masih menyukai berada di bawah kungkungan suaminya.

......................

*Hana deungoe keu : Tak dengar kah

*Saket ule : Sakit kepala

Hay.... Adi's bird kembali lagi. Semoga terhibur ya dengan squel cerita Sang Pemuda ini.

Untuk kalian yang baru pertama kali baca, ini season 3nya ya. Untuk season pertama, kalian bisa ketikan Sang Pemuda. Untuk season 2, Kalian bisa cari Belenggu Sang Pemuda. Untuk season 3nya, ini loh novelnya, dengan judul Belenggu Dua Saudara. Atau, kalian bisa langsung klik profil Author. Terima kasih 🙏😁

Terpopuler

Comments

fa_zhra

fa_zhra

berarti pas part akhir belenggu sang pemuda dinda lg hamil giska ya,setelah itu hamil lg gavin sama gibran.begitu kah?

2024-02-28

1

Putra Cibbro

Putra Cibbro

Aceh keuhhh

2022-10-28

1

Renova Simanjuntak

Renova Simanjuntak

ga ngerti...jalan ceritanyaa🤔

2022-10-09

1

lihat semua
Episodes
1 BDS01. Keluarga Adi's
2 BDS02. Tentang Ghifar
3 BDS03. Saboh mak
4 BDS04. Pembunuhan atau pemerkosaan?
5 BDS05. Ghava dan Ghavi
6 BDS06. Keputusan Givan
7 BDS07. Awal bersama
8 BDS08. Givan memulai
9 BDS09. Tawaran gila Givan
10 BDS10. Anak tiri dan kandung
11 BDS11. Mantan pacar
12 BDS12. Ke pasar
13 BDS13. Masalah anak gadis
14 BDS14. Hasil Icut
15 BDS15. Saboh ayah
16 BDS16. Mengantar Icut
17 BDS17. Nasehat sang ayah
18 BDS18. Pelukan erat
19 BDS19. Giska yang manja
20 BDS20. Buaya akan jinak di tangan yang tepat
21 BDS21. Canda Pagi Dinanti
22 BDS22. Sampai tujuan
23 BDS23. Gurauan ketiak
24 BDS24. Malam mingguan
25 BDS25. Usulan malam yang panjang
26 BDS26. Tempat hiburan malam
27 BDS27. Berbuat baik
28 BDS28. Rahasia tentang Ghifar
29 BDS29. Rahasia tentang Ghifar 2
30 BDS30. Rahasia tentang Ghifar 3
31 BDS31. Keberadaan Ghifar
32 BDS32. Nasehat sang ayah 2
33 BDS33. Sifat warisan Adi
34 BDS34. Menitipkan badan
35 BDS35. Bertemu kembali
36 BDS36. Ghifar berkunjung
37 BDS37. Ai Diah
38 BDS38. Mengenal Ai Diah
39 BDS39. Mendua
40 BDS40. Titik jenuh
41 BDS41. Door prize
42 BDS42. Bali penuh cerita
43 BDS43. Pesantren
44 BDS44. Black Mamba
45 BDS45. Jawaban Ghifar
46 BDS46. Tamu muda-mudi
47 BDS47. Mata-mata untuk Ghifar
48 BDS48. Ingin jalan-jalan
49 BDS49. Minder
50 BDS50. Wanita molek
51 BDS51. Terima kasih Adinda
52 BDS52. Ancaman Adinda
53 BDS53. Haikal dan Rashi
54 BDS54. Pilihan untuk Haikal
55 BDS55. Gaji pertama
56 PENGUMUMAN!!!
57 BDS56. Belanja bersama
58 BDS57. Digembok
59 BDS58. Tinggal bersama?
60 BDS59. Hilangnya pendamping
61 BDS60. Keputusan Ghifar
62 BDS61. Kunjungan Ghifar
63 BDS62. Bualan Givan
64 BDS63. Hantaman batin
65 BDS64. Matee aneuk meupat jeurat, matee adat pat tamita
66 BDS65. Keterangan terkait
67 BDS66. Menjenguk Canda
68 BDS67. Keputusan keluarga Canda
69 BDS68. Rencana pernikahan
70 BDS69. Ajakan Ghavi
71 BDS70. Ghifar berbeda
72 BDS71. Kehadiran mantan suami
73 BDS72. Rumah tangga Adinda dan Mahendra
74 BDS73. Membujuk
75 BDS74. 70 gram
76 BDS75. Seulayang
77 BDS76. Tempat tidur
78 BDS77. Obrolan pria dewasa
79 BDS78. Pamit
80 BDS79. Meletus balon hijau
81 BDS80. Terungkap
82 BDS81. Tekanan darah menurun
83 BDS82. Romansa yang tak lekang oleh waktu
84 BDS83. Perlu bicara
85 BDS84. Kesepakatan pengantin baru
86 BDS85. Warga negara yang baik
87 BDS86. Obrolan mertua dan menantu
88 BDS87. Tragedi Canda
89 BDS88. Giska berulah
90 BDS89. Adi iri hati
91 BDS90. Penjelasan laki-laki
92 BDS91. Kegeraman Adi
93 BDS92. Kenangan bersama pujaan
94 BDS93. Berkunjung ke rumah paman
95 BDS94. Membaca chatting
96 BDS95. Juragan bertamu
97 BDS96. Juragan bertamu 2
98 BDS97. Mengantar anak sekolah
99 BDS98. Zuhdi bertandang
100 BDS99. Obrolan ringan
101 BDS100. 15 mayam
102 BDS101. 50 mayam
103 BDS102. Rencana menjenguk
104 BDS103. Menjenguk Zuhdi
105 BDS104. Berbicara dengan keluarga Zuhdi
106 BDS105. Ketegangan
107 BDS106. Talak
108 BDS107. Givan pulang
109 BDS108. Tentang Zuhdi
110 BDS109. Pelet
111 BDS110. Ke butik
112 BDS111. Haikal berkunjung kembali
113 BDS112. Drama Canda
114 BDS113. Tamu tak diundang
115 BDS114. Jak ba ranub
116 BDS115. Keputusan jak ba tanda
117 BDS116. Drama kembang pepaya
118 BDS117. Hati Ahya
119 BDS118. Rasa penasaran Ahya
120 BDS119. Aset juragan
121 BDS120. Baru mengetahui
122 BDS121. Bekas orang
123 BDS122. Putus atau lanjut
124 BDS123. Acara khitbah
125 BDS124. Ngopi bersama
126 BDS125. Aset yang paling berharga
127 BDS126. Bayi tabung atau suntik hormon
128 BDS127. Vonis dokter
129 BDS128. Cut Putroe Hamerra
130 BDS129. Berkumpul dan mengobrol
131 BDS130. Satu frekuensi
132 BDS131. Kecemburuan Icut
133 BDS132. Keputusan Adinda dulu
134 BDS133. Pacaran sehat
135 BDS134. Menasehati Icut
136 BDS135. Ajakan Ghava
137 BDS136. Monza
138 BDS137. Tak berakhlak dan minim akhlak
139 BDS138. Rahasia yang terungkap
140 BDS139. Josephine Ardwiatto
141 BDS140. Tahu segalanya
142 BDS141. Diusir
143 BDS142. Sejarah hidup
144 BDS143. Menohok hati
145 BDS144. Suasana mencair
146 BDS145. I Gede Yoka Widiankara
147 BDS146. Panggilan video
148 BDS147. Wisuda
149 BDS148. Main burung
150 BDS149. Ranjang mahal
151 BDS150. Biji kopi
152 BDS151. Drop
153 BDS152. Jangankan dunia, surga pasti didapat
154 BDS153. Ingin meluruskan
155 BDS154. Penjelasan Adinda
156 BDS155. Kemurkaan Adi
157 BDS156. Gelar
158 BDS157. Instrospeksi diri
159 BDS158. Masalah Kinasya
160 BDS159. Pergi dari rumah
161 BDS160. Obrolan tentang Ai Diah
162 BDS161. Diskusi bersama Sukma
163 BDS162. Diskusi bersama Sukma dan Haris
164 BDS163. Haris menyadarkan Adinda
165 BDS164. Cerita seru dari Sukma
166 BDS165. Obrolan yang seru
167 BDS166. Meminta daster
168 BDS167. Persunatan
169 BDS168. Asal-usul Kinasya
170 BDS169. Identitas orang tua Kinasya
171 BDS170. Pemutus rumah tangga
172 BDS171. Surprise tahun baru
173 BDS172. Pertolongan untuk Adi
174 BDS173. Memilih tidur
175 BDS174. Sungkem
176 BDS175. Seamin tak seiman
177 BDS176. Nasi goreng asin tanpa telor
178 BDS177. Bersenda gurau
179 BDS178. Menggali informasi
180 BDS179. Memilih Mikheyla
181 BDS180. Toleransi yang buruk
182 BDS181. Berbicara dengan Adinda
183 BDS182. Menyuapi anak
184 BDS183. Mie ayam
185 BDS184. Rumah makan padang
186 BDS185. Memergoki
187 BDS186. Diskusi tiga bersaudara
188 BDS187. Drama Mikheyla
189 BDS188. Giska berubah
190 BDS189. Walk in closed
191 BDS190. Kegaduhan hati Givan
192 BDS191. Mikheyla sakit
193 BDS192. Masalah yang membelit Giska
194 BDS193. Mie instan
195 BDS194. Diskusi empat bersaudara
196 BDS195. Janji Ghifar pada Fira
197 BDS196. Diskusi empat bersaudara 2
198 BDS197. Adi Wijaya Abadi dan Putra Tunggal Berintan
199 BDS198. Menjenguk
200 BDS199. Posisi Ahya
201 BDS200. Sabun Kinasya
202 BDS201. Ghifar tersiksa
203 BDS202. Diskusi tujuh kepala
204 BDS203. Menyudutkan Zuhdi
205 BDS204. Icut dan Ghava kecelakaan
206 BDS205. Kedatangan yang ditunggu
207 BDS206. Kehangatan keluarga Adi's bird
208 BDS207. Penghakiman berlebihan
209 BDS208. Pengakuan Ghifar
210 BDS209. Penjelasan dari pengakuan Ghifar
211 BDS210. Alasan di balik kepergian Ghifar
212 BDS211. Keputusan untuk Tika dan Yoka
213 BDS212. Akte lahir Mikheyla
214 BDS213. Senda gurau anti mainstream
215 BDS214. Masakan Kinasya
216 BDS215. Membujuk Ghifar
217 BDS216. Kesungguhan Zuhdi
218 BDS217. Kediaman pak Tarmidzi
219 BDS218. Ditinggalkan Ikram
220 BDS219. Janji Zuhdi pada Ahya
221 BDS220. Memarahi Canda
222 BDS221. Adi menggerutu
223 BDS222. Masalah Tika
224 BDS223. Rencana untuk Zuhdi dan Giska
225 BDS224. Demi buah cinta
226 BDS225. Cerita burok
227 BDS226. Mengantar Ghifar
228 BDS227. Bertemu ahli andrologi
229 BDS228. Tindakan untuk Ghifar
230 BDS229. Drama bisul
231 BDS230. Tekad Kinasya
232 BDS231. Lemas
233 BDS232. Pamit Yoka dan Fira
234 BDS233. Canda USG
235 BDS234. Kecanduan Kinasya
236 BDS235. Kinasya perawan
237 BDS236. Ghifar terbuai
238 BDS237. Drama susu formula
239 BDS238. Ide liburan
240 BDS239. Liburan yang gagal
241 BDS240. Kinasya berbeda
242 BDS241. Ipar baru
243 BDS242. Adu argumen
244 BDS243. Tarik ulur
245 BDS244. Ungkapan Ghifar
246 BDS245. Mengajari Ghifar
247 BDS246. Hari bahagia Zuhdi
248 BDS247. Kecemburuan Kinasya
249 BDS248. Hajat besar
250 BDS249. Kekecewaan Adi
251 BDS250. Kesehatan Zuhdi
252 BDS251. Mengadu
253 BDS252. Aduan Zuhdi
254 BDS253. Pembahasan tentang anak
255 BDS254. Hampir bertikai
256 BDS255. Menurut Adinda
257 BDS256. Sidang
258 BDS257. Tiga pernikahan
259 BDS258. Keluh kesah Adi
260 BDS259. Mencairkan deposito
261 BDS260. Malam pertama
262 BDS261. Peredam suara
263 BDS262. Dirundung cemburu kembali
264 BDS263. Rencana pelaksanaan pernikahan
265 BDS264. Belum waktunya
266 BDS265. Kekecewaan Adi kembali
267 BDS266. Kejutan untuk Ghifar
268 BDS267. Hari yang ditunggu
269 BDS268. Dangdutan
270 BDS269. Lomba makan
271 BDS270. TAMAT
272 BDS271. Ekstra part
273 PENGUMUMAN!
274 PENGUMUMAN!
275 PROMOSI!
276 PROMOSI!
277 PROMOSI
278 PROMOSI
279 PROMOSI!
280 PROMOSI!
281 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
282 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
283 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 283 Episodes

1
BDS01. Keluarga Adi's
2
BDS02. Tentang Ghifar
3
BDS03. Saboh mak
4
BDS04. Pembunuhan atau pemerkosaan?
5
BDS05. Ghava dan Ghavi
6
BDS06. Keputusan Givan
7
BDS07. Awal bersama
8
BDS08. Givan memulai
9
BDS09. Tawaran gila Givan
10
BDS10. Anak tiri dan kandung
11
BDS11. Mantan pacar
12
BDS12. Ke pasar
13
BDS13. Masalah anak gadis
14
BDS14. Hasil Icut
15
BDS15. Saboh ayah
16
BDS16. Mengantar Icut
17
BDS17. Nasehat sang ayah
18
BDS18. Pelukan erat
19
BDS19. Giska yang manja
20
BDS20. Buaya akan jinak di tangan yang tepat
21
BDS21. Canda Pagi Dinanti
22
BDS22. Sampai tujuan
23
BDS23. Gurauan ketiak
24
BDS24. Malam mingguan
25
BDS25. Usulan malam yang panjang
26
BDS26. Tempat hiburan malam
27
BDS27. Berbuat baik
28
BDS28. Rahasia tentang Ghifar
29
BDS29. Rahasia tentang Ghifar 2
30
BDS30. Rahasia tentang Ghifar 3
31
BDS31. Keberadaan Ghifar
32
BDS32. Nasehat sang ayah 2
33
BDS33. Sifat warisan Adi
34
BDS34. Menitipkan badan
35
BDS35. Bertemu kembali
36
BDS36. Ghifar berkunjung
37
BDS37. Ai Diah
38
BDS38. Mengenal Ai Diah
39
BDS39. Mendua
40
BDS40. Titik jenuh
41
BDS41. Door prize
42
BDS42. Bali penuh cerita
43
BDS43. Pesantren
44
BDS44. Black Mamba
45
BDS45. Jawaban Ghifar
46
BDS46. Tamu muda-mudi
47
BDS47. Mata-mata untuk Ghifar
48
BDS48. Ingin jalan-jalan
49
BDS49. Minder
50
BDS50. Wanita molek
51
BDS51. Terima kasih Adinda
52
BDS52. Ancaman Adinda
53
BDS53. Haikal dan Rashi
54
BDS54. Pilihan untuk Haikal
55
BDS55. Gaji pertama
56
PENGUMUMAN!!!
57
BDS56. Belanja bersama
58
BDS57. Digembok
59
BDS58. Tinggal bersama?
60
BDS59. Hilangnya pendamping
61
BDS60. Keputusan Ghifar
62
BDS61. Kunjungan Ghifar
63
BDS62. Bualan Givan
64
BDS63. Hantaman batin
65
BDS64. Matee aneuk meupat jeurat, matee adat pat tamita
66
BDS65. Keterangan terkait
67
BDS66. Menjenguk Canda
68
BDS67. Keputusan keluarga Canda
69
BDS68. Rencana pernikahan
70
BDS69. Ajakan Ghavi
71
BDS70. Ghifar berbeda
72
BDS71. Kehadiran mantan suami
73
BDS72. Rumah tangga Adinda dan Mahendra
74
BDS73. Membujuk
75
BDS74. 70 gram
76
BDS75. Seulayang
77
BDS76. Tempat tidur
78
BDS77. Obrolan pria dewasa
79
BDS78. Pamit
80
BDS79. Meletus balon hijau
81
BDS80. Terungkap
82
BDS81. Tekanan darah menurun
83
BDS82. Romansa yang tak lekang oleh waktu
84
BDS83. Perlu bicara
85
BDS84. Kesepakatan pengantin baru
86
BDS85. Warga negara yang baik
87
BDS86. Obrolan mertua dan menantu
88
BDS87. Tragedi Canda
89
BDS88. Giska berulah
90
BDS89. Adi iri hati
91
BDS90. Penjelasan laki-laki
92
BDS91. Kegeraman Adi
93
BDS92. Kenangan bersama pujaan
94
BDS93. Berkunjung ke rumah paman
95
BDS94. Membaca chatting
96
BDS95. Juragan bertamu
97
BDS96. Juragan bertamu 2
98
BDS97. Mengantar anak sekolah
99
BDS98. Zuhdi bertandang
100
BDS99. Obrolan ringan
101
BDS100. 15 mayam
102
BDS101. 50 mayam
103
BDS102. Rencana menjenguk
104
BDS103. Menjenguk Zuhdi
105
BDS104. Berbicara dengan keluarga Zuhdi
106
BDS105. Ketegangan
107
BDS106. Talak
108
BDS107. Givan pulang
109
BDS108. Tentang Zuhdi
110
BDS109. Pelet
111
BDS110. Ke butik
112
BDS111. Haikal berkunjung kembali
113
BDS112. Drama Canda
114
BDS113. Tamu tak diundang
115
BDS114. Jak ba ranub
116
BDS115. Keputusan jak ba tanda
117
BDS116. Drama kembang pepaya
118
BDS117. Hati Ahya
119
BDS118. Rasa penasaran Ahya
120
BDS119. Aset juragan
121
BDS120. Baru mengetahui
122
BDS121. Bekas orang
123
BDS122. Putus atau lanjut
124
BDS123. Acara khitbah
125
BDS124. Ngopi bersama
126
BDS125. Aset yang paling berharga
127
BDS126. Bayi tabung atau suntik hormon
128
BDS127. Vonis dokter
129
BDS128. Cut Putroe Hamerra
130
BDS129. Berkumpul dan mengobrol
131
BDS130. Satu frekuensi
132
BDS131. Kecemburuan Icut
133
BDS132. Keputusan Adinda dulu
134
BDS133. Pacaran sehat
135
BDS134. Menasehati Icut
136
BDS135. Ajakan Ghava
137
BDS136. Monza
138
BDS137. Tak berakhlak dan minim akhlak
139
BDS138. Rahasia yang terungkap
140
BDS139. Josephine Ardwiatto
141
BDS140. Tahu segalanya
142
BDS141. Diusir
143
BDS142. Sejarah hidup
144
BDS143. Menohok hati
145
BDS144. Suasana mencair
146
BDS145. I Gede Yoka Widiankara
147
BDS146. Panggilan video
148
BDS147. Wisuda
149
BDS148. Main burung
150
BDS149. Ranjang mahal
151
BDS150. Biji kopi
152
BDS151. Drop
153
BDS152. Jangankan dunia, surga pasti didapat
154
BDS153. Ingin meluruskan
155
BDS154. Penjelasan Adinda
156
BDS155. Kemurkaan Adi
157
BDS156. Gelar
158
BDS157. Instrospeksi diri
159
BDS158. Masalah Kinasya
160
BDS159. Pergi dari rumah
161
BDS160. Obrolan tentang Ai Diah
162
BDS161. Diskusi bersama Sukma
163
BDS162. Diskusi bersama Sukma dan Haris
164
BDS163. Haris menyadarkan Adinda
165
BDS164. Cerita seru dari Sukma
166
BDS165. Obrolan yang seru
167
BDS166. Meminta daster
168
BDS167. Persunatan
169
BDS168. Asal-usul Kinasya
170
BDS169. Identitas orang tua Kinasya
171
BDS170. Pemutus rumah tangga
172
BDS171. Surprise tahun baru
173
BDS172. Pertolongan untuk Adi
174
BDS173. Memilih tidur
175
BDS174. Sungkem
176
BDS175. Seamin tak seiman
177
BDS176. Nasi goreng asin tanpa telor
178
BDS177. Bersenda gurau
179
BDS178. Menggali informasi
180
BDS179. Memilih Mikheyla
181
BDS180. Toleransi yang buruk
182
BDS181. Berbicara dengan Adinda
183
BDS182. Menyuapi anak
184
BDS183. Mie ayam
185
BDS184. Rumah makan padang
186
BDS185. Memergoki
187
BDS186. Diskusi tiga bersaudara
188
BDS187. Drama Mikheyla
189
BDS188. Giska berubah
190
BDS189. Walk in closed
191
BDS190. Kegaduhan hati Givan
192
BDS191. Mikheyla sakit
193
BDS192. Masalah yang membelit Giska
194
BDS193. Mie instan
195
BDS194. Diskusi empat bersaudara
196
BDS195. Janji Ghifar pada Fira
197
BDS196. Diskusi empat bersaudara 2
198
BDS197. Adi Wijaya Abadi dan Putra Tunggal Berintan
199
BDS198. Menjenguk
200
BDS199. Posisi Ahya
201
BDS200. Sabun Kinasya
202
BDS201. Ghifar tersiksa
203
BDS202. Diskusi tujuh kepala
204
BDS203. Menyudutkan Zuhdi
205
BDS204. Icut dan Ghava kecelakaan
206
BDS205. Kedatangan yang ditunggu
207
BDS206. Kehangatan keluarga Adi's bird
208
BDS207. Penghakiman berlebihan
209
BDS208. Pengakuan Ghifar
210
BDS209. Penjelasan dari pengakuan Ghifar
211
BDS210. Alasan di balik kepergian Ghifar
212
BDS211. Keputusan untuk Tika dan Yoka
213
BDS212. Akte lahir Mikheyla
214
BDS213. Senda gurau anti mainstream
215
BDS214. Masakan Kinasya
216
BDS215. Membujuk Ghifar
217
BDS216. Kesungguhan Zuhdi
218
BDS217. Kediaman pak Tarmidzi
219
BDS218. Ditinggalkan Ikram
220
BDS219. Janji Zuhdi pada Ahya
221
BDS220. Memarahi Canda
222
BDS221. Adi menggerutu
223
BDS222. Masalah Tika
224
BDS223. Rencana untuk Zuhdi dan Giska
225
BDS224. Demi buah cinta
226
BDS225. Cerita burok
227
BDS226. Mengantar Ghifar
228
BDS227. Bertemu ahli andrologi
229
BDS228. Tindakan untuk Ghifar
230
BDS229. Drama bisul
231
BDS230. Tekad Kinasya
232
BDS231. Lemas
233
BDS232. Pamit Yoka dan Fira
234
BDS233. Canda USG
235
BDS234. Kecanduan Kinasya
236
BDS235. Kinasya perawan
237
BDS236. Ghifar terbuai
238
BDS237. Drama susu formula
239
BDS238. Ide liburan
240
BDS239. Liburan yang gagal
241
BDS240. Kinasya berbeda
242
BDS241. Ipar baru
243
BDS242. Adu argumen
244
BDS243. Tarik ulur
245
BDS244. Ungkapan Ghifar
246
BDS245. Mengajari Ghifar
247
BDS246. Hari bahagia Zuhdi
248
BDS247. Kecemburuan Kinasya
249
BDS248. Hajat besar
250
BDS249. Kekecewaan Adi
251
BDS250. Kesehatan Zuhdi
252
BDS251. Mengadu
253
BDS252. Aduan Zuhdi
254
BDS253. Pembahasan tentang anak
255
BDS254. Hampir bertikai
256
BDS255. Menurut Adinda
257
BDS256. Sidang
258
BDS257. Tiga pernikahan
259
BDS258. Keluh kesah Adi
260
BDS259. Mencairkan deposito
261
BDS260. Malam pertama
262
BDS261. Peredam suara
263
BDS262. Dirundung cemburu kembali
264
BDS263. Rencana pelaksanaan pernikahan
265
BDS264. Belum waktunya
266
BDS265. Kekecewaan Adi kembali
267
BDS266. Kejutan untuk Ghifar
268
BDS267. Hari yang ditunggu
269
BDS268. Dangdutan
270
BDS269. Lomba makan
271
BDS270. TAMAT
272
BDS271. Ekstra part
273
PENGUMUMAN!
274
PENGUMUMAN!
275
PROMOSI!
276
PROMOSI!
277
PROMOSI
278
PROMOSI
279
PROMOSI!
280
PROMOSI!
281
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
282
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
283
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!