Istriku Bukan Cewek Matre

Istriku Bukan Cewek Matre

Bab 1

Namanya Nakula Putra Pamungkas. Orangtuanya menamainya begitu karena Nakula adalah anak terkahir. Pamungkas yang berarti terkahir. Nakula memiliki tiga orang kakak yang semuanya laki-laki.

Laki-laki itu baru saja menikah dengan seorang perempuan cantik bernama Deanda Saputri atau yang akrab disapa Dea.

Keduanya kenal melalui aplikasi dating sejak enam bulan yang lalu dan sudah menjalin hubungan pacaran sejak dua bulan yang lalu. Dan sekarang, mereka sudah menikah. Usia pernikahan keduanya baru lima hari. Masih anget.

Nakula dan sang istri memutuskan untuk tidak honeymoon. Hal itu dikarenakan Dea belum bisa mengambil masa cutinya. Istri Nakula itu baru bekerja beberapa minggu yang lalu. Ia ada bidan di sebuah rumah sakit swasta.

"Sayang, aku laper." Dea mengelus perutnya yang rata sambil meringis menatap suaminya.

Sekarang pukul sebelas malam. Tiba-tiba saja Dea merasakan lapar. Cacing di dalam perutnya pada berdemo meminta jatah.

Nakula yang berbaring di sebelah istrinya menjawab, "Tunggu sebentar, ya. Aku masakin buat kamu," katanya dengan nada rendah.

Dea menganggukkan kepalanya patuh. Perempuan itu berbaring di atas kasur sambil memeluk sebuah guling.

Nakula segera menuju dapur untuk membuat makanan. Lemari pendinginnya tersedia cukup banyak stok makanan. Mulai dari makanan beku, protein, sayur dan beberapa bumbu masak.

Tangan laki-laki itu terampil mengolah makanan. Dia membuat steak sapi, kentang goreng dan salad sayur.

Menurut Nakula, masak itu bukan pekerjaan perempuan. Itu pekerjaan siapa saja. Oleh karena itu, ia tidak merasa keberatan memasak untuk istrinya. Toh kalau pagi, istrinya itu selalu memasak untuknya. Jadi tidak ada salahnya sesekali ia memasak untuk sang istri. Ia bukanlah laki-laki yang inginnya dimanjakan, ia ingin juga balas memanjakan istrinya.

Duileh manisnya pengantin baru. Oke lihat saja nanti, sampai sejauh mana keharmonisan rumah tangga mereka ini. Tapi semoga saja mereka bisa tetap manis sampai kapanpun.

Tak berapa lama, makanan itupun jadi. Harum makanan menggelitik perut Nakula. Laki-laki itu lalu menuju kamar untuk memanggil istrinya.

Sesampainya di kamar, Nakula mendapati istrinya sedang tertidur pulas. Ia dilema, harus membangunkan atau biarkan saja. Kalau dibiarkan, nanti makanannya menjadi dingin dan tidak enak lagi.

Tapi setelah dia mendengar suara perut istrinya berbunyi keroncongan, akhirnya Nakula memutuskan untuk membangunkan saja. "Sayang, udah mateng," beritahunya dengan nada rendah.

Dea menggeliat pelan. Perlahan-lahan perempuan itu membuka matanya. "Udah mateng?" tanyanya.

Nakula mengangguk sambil tersenyum manis. Bagi Nakula, wajah bangun tidur istrinya adalah pemandangan terindah yang pernah ia lihat sepanjang hidupnya.

Dea segera bangun dari tidurnya dan menuju meja makan. Mata perempuan itu langsung melebar begitu mendapati makanan yang sudah terhidang.

"Waahh! Kamu jago masak, ya?" Dea mengerjapkan matanya takjub. Ia memandang hidangan di atas meja dengan penuh nafsu. Air liurnya sudah hampir menetes membayangkan kelezatan masakan buatan suaminya.

"Lumayan. Aku udah lama tinggal sendiri dan nggak punya ART. Mau nggak mau ya masak sendiri," jawab Nakula sambil menarik kursi di depan istrinya. Dia lalu mendaratkan bokongnya di sana.

"Kalau boleh jujur, aku nggak bisa buat potato stick se-perfeck ini. Ini mirip kayak yang dijual di restoran," puji Dea saat dia sudah mencicipi menu yang ada di piringnya.

Selesai menyantap makanan, keduanya memutuskan untuk tidur. Hari sudah malam, besok pagi Dea harus pergi bekerja. Lagipula, mata perempuan itu sudah lima watt. Redup.

Kalau Nakula sendiri memang masih libur, ia mengambil jatah cuti meskipun tidak melakukan honeymoon. Ia ingin rehat sejenak dari dunia pekerjaan. Rasanya pusing setiap hari harus bertemu angka-angka yang cukup banyak.

Nakula hanyalah seorang karyawan biasa. Dia menjabat sebagai manajer keuangan di sebuah perusahaan swasta terkenal. Seharusnya ia ingin bekerja di perusahaan akuntan terkenal dunia yang sering di sebut dengan big four. Tapi ia tidak lulus saat melangsungkan tes wawancara di sana. Saingannya berat-berat.

Ya sudahlah, pekerjaan apapun itu Nakula tetap bersyukur. Jaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan. Ia cukup beruntung bisa bekerja di perusahaan swasta terkenal dengan jenjang karir yang bagus.

Nakula tidak memiliki perusahaan. Keluarganya juga tidak ada yang memiliki perusahaan. Ayah dan ibunya sebagai PNS dokter di sebuah rumah sakit pemerintah. Kakak pertamanya aktor, kakak keduanya arkeolog, dan kakak ketiganya adalah seorang vokalis band terkenal. Keluarganya tidak ada yang berprofesi sebagai pengusaha atau wirausaha.

🍄🍄🍄

Nakula memutuskan untuk menjemput Dea di rumah sakit. Selama masa cutinya, dia memang rajin mengantar dan menjemput Dea bekerja. Baginya, itu sangat menyenangkan.

Dia masih memiliki waktu bebas seminggu lebih. Dan akan memanfaatkan masa liburnya itu sebaik mungkin. Melakukan eksperimen masakan untuk makan malam adalah hal yang paling menyenangkan bagi Nakula.

Dan syukur lah, selama ini eskperimen Nakula tidak pernah gagal. Dan semua maha karya Nakula selalu di sukai Dea.

Saat ini laki-laki itu sedang menunggu istrinya di parkiran mobil. Ia telah memberitahu kalau dirinya sudah sampai.

Ponsel yang ada di saku celananya bergetar. Setelah diperiksa, ternyata itu adalah panggilan telepon dari Sadewa, kakak ketiganya.

"Halo, Wa. Ada apa?" tanya Nakula tanpa basa-basi. Dia sudah paham jika Sadewa meneleponnya, pasti kakaknya itu sedang membutuhkan bantuannya.

"Nak, lo harus nolongin gue. Mutia minta balikan, tapi gue nggak mau. Gue nggak sudi balikan sama mantan." Suara Sadewa terdengar frustasi.

"Terus? Gue harus gimana?" tanya Nakula dengan santainya.

"Cariin gue cewek."

"Gila! Cari aja sendiri. Lo kira gue biro jodoh."

"Nak, please!"

"Nggak ada! Cari aja sendiri."

Terdengar helaan nafas berat dari Sadewa. Laki-laki yang hanya berjarak satu tahun dari Nakula itu memang selalu absurd. Contohnya saja seperti sekarang ini.

"Dea nggak ada temen cewek?" tanya Sadewa masih tak mau menyerah.

"Nggak ada. Udah sold out," sahut Nakula dengan malas.

Tiba-tiba ekor mata Nakula menangkap sosok yang sangat ia kenal. Istrinya. Ya, istrinya sedang berjalan bersisian dengan seorang laki-laki yang memaksa jas dokter.

Tanpa mengatakan apa-apa pada Sadewa, Nakula langsung memutuskan sambungan telepon begitu saja.

Laki-laki itu berniat mendekat ke arah istrinya. Tapi ia urungkan saat melihat istrinya tertawa bahagia dengan laki-laki itu. Bahkan mereka berdua tampak saling bertukar nomor telepon. Ya, Nakula yakin itu karena dia melihat dengan jelas Dea dan dokter sialan itu saling bertukar ponsel.

"Sabar, Nak. Itu cuma temen. Ya, itu pasti cuma temennya Dea." Nakula bergumam sambil mengatur nafasnya yang tiba-tiba saja menjadi sesak.

Setelah dirinya cukup tenang, Nakula lalu memberanikan diri mendekati istrinya. "Hai ... pulang sekarang?" tanyanya mengabaikan keberadaan sang dokter.

🍄🍄🍄

Hai hai hai.

Aku mau minta tolong, dong. Tolong like tulisan ini, terus tambahin ke daftar favorit, dan kasih bintang juga.

Selamat membaca. Semoga hari kalian menyenangkan.

Luv Peje ❤️

Terpopuler

Comments

la beneamata

la beneamata

jangan cerita yang berat2 ngk asik,halu kita2 ng sama dgn halunya othor

2021-10-07

0

😘 sweet baby😘

😘 sweet baby😘

hai... thor..ku mampir disini dulu...👍👍

2021-08-20

0

Sapta

Sapta

kunjungi novelku ya Married by Incident

2021-08-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!