Sayembara Cinta
Dila..., Dila...." Teriakan Lilis yang melengking memecah kesunyian yang tengah di nikmati Dila .
Gadis bertubuh mungil itu tengah asyik bersantai di atas ayunan tali yang terikat di antara pohon kelapa . Seakan tidak perduli dengan teriakan Lilis , Dila enggan membuka matanya .
" Astaghfirullah...., hei bangunlah aku memanggilmu dari tadi ! " Bentakan Lilis tepat di telinganya membuat ia terkejut .
Lilis telah berdiri di sebelahnya sambil terengah-engah .
" Ada apa..? " Jawab gadis itu malas
" Oh...eyang memanggilmu " ucap Lilis sambil tersenyum .
" Kenapa ?" Tanya Dila heran dengan wajah Lilis yang nampak bahagia .
" ada tamu dari kota.." ucapnya sambil tersenyum
" terus apa hubungannya denganku ? ," tanya Dila heran
" Aku tidak tahu yang jelas eyang mencarimu ! , ayo cepat..." Lilis menarik tangan Dila .
dengan malas gadis itu bangun dari ayunan dan melangkah mengikuti Lilis yang berjalan mendahuluinya dengan semangat .
" Lis... sebenarnya siapa yang datang sampai kamu semangat tujuh belas empat lima gitu..? " Dila bertanya karna penasaran .
" Oh..teman eyang yang datang.." jawab Lilis sambil terus melangkah menyusuri kebun jeruk .
" Ach...orang tua itu terus menggangguku , aku ingin bersantai di liburanku " Dila memonyongkan bibirnya .
Setelah beberapa menit berjalan , mereka tiba di sebuah rumah yang sangat besar .
Dila terdiam sesaat melihat sebuah mobil mewah terparkir di halaman luas rumah eyangnya .
Lilis dengan cepat menyelinap dan masuk lewat pintu belakang . Dila melangkah dengan hati hati menuju ruang tamu lewat halaman samping , di teras depan tampak seorang lelaki berpakaian rapi duduk di kursi sambil menikmati secangkir teh dan makanan ringan . Dila memandang orang itu sesaat , namun suara tawa eyang dari dalam membuat ia cepat menuju ke ruang tamu .
" Ya...ya..itu sudah berlalu cukup lama " suara seseorang yang tidak ia kenal terdengar , yang jelas suara seorang kakek kakek seperti eyangnya .
" Assalamualaikum..." Ucap Dila sopan seraya masuk
" Walaikumsalam...," Sahut sang kakek yang biasa dia panggil eyang , ia segera melambaikan tangan menyuruh Dila mendekat .
" Ini dia yang di tunggu tunggu , Dila kesini neng..." Dila pun hanya menurut berdiri di samping sang kakek .
" Kenalan dulu sama sahabat kakek , Eyang Gunawan dan cucunya Jordi , ini cucuku yang paling cantik Dila " ucapan sang kakek membuat Dila sangat malu .
"
Eyang..., Maaf itu karena Dila cucu perempuan satu satunya " ucapnya seraya menyalami kedua pria beda usia di depannya .
" Ha ha ha..., Dia memang sangat cantik , bukan begitu Jo.." ucap kakek Gunawan sambil menepuk pundak Dila yang Tengah mencium punggung tangannya .
Sang pemuda yang di ajak bicara hanya menatap datar dirinya . Dila mencoba tersenyum pada pemuda itu seraya mengulurkan tangannya .Jordi menyambut tangan itu sambil bermuka dingin .
" Dila aku ini adalah adalah sahabat eyang , dulu kami sama sama Seorang tentara " ucap Tuan Gunawan , sambil menyuruh Dila duduk .
" Oh ya..., " Jawab Dila antusias
" Apa kakek juga pernah bertugas ke Sumatera bersama dengan eyang saat masih muda ? " Tanya Dila bersemangat .
" Tidak...eyang di Kopasus ," jawab Tuan Gunawan .
" Lalu bagaimana bisa ketemu ? " Tanya Dila ingin tahu
" Oh..itu..karna ayah kami berteman " jawab eyangnya cepat
" Emh..." Dila mengangguk-anggukan. Kepalanya .
" Oh ya Dila tolong suruh Lilis membersihkan kamar tamu , juga kamar ayahmu " ucap eyangnya lembut .
" Kamar ayah..?" Tanya Dila memastikan .
" Hem..., Mereka akan menginap di sini , bukan begitu Gun ? " Ucap eyangnya sambil tersenyum .
" Ya tentu saja .., aku sudah tua jadi kurasa lebih baik aku menginap " jawab tuan Gunawan santai .
" Tapi eyang..." Jordi memotong .
" Dokter bilang aku tidak boleh lelah , jika di ijinkan aku ingin menginap beberapa hari , aku ingin menikmati indahnya suasana desa ini " tuan Gunawan menatap Jordi sambil tersenyum .
" Baiklah..Dila akan menyiapkan kamarnya bersama Lilis " ucap Dila seraya beranjak .
Ia meninggalkan mereka mengobrol di ruang tamu sembari mencari Lilis ke dapur . Namun ia tidak menemukannya .
" Lis...Mak..." Panggilnya seraya menuju halaman belakang . Di lihatnya mereka tengah asik mengobrol bersama mang Karman sambil menikmati tahu goreng Di dekat kolam ikan halaman belakang .
" Kalau saya pasti mau dan tidak menolak " ucap Lilis bersemangat
" Tapi dia belum tentu mau sama kamu.., ngaca dulu kamu " jawab mang Karman .
" Mau apa..? " Tanya Dila sambil meraih tahu goreng .
" Eh itu anu.., di desa sebelah ada yang dapat undian berhadiah " Mak asih yang merupakan ibu Lilis menjawab cepat .
" Oh...., Terus..? " Tanya Dila penasaran
" Katanya nggak mau karna bukan seleranya " ucap Lilis sambil melirik pada mang Karman .
" Iya betul , sayang kan ? " Mang Karman menyahut .
" Oh..kenapa mesti di tolak ,, emang apa hadiahnya ? " Tanya Dila
" Pemuda kasep...lain hape hape yang sentuh sentuh itu " Mak Asih menjawab gugup .
" Wah...hari gini siapa yang nggak mau dapat hadiah hp touchscreen ? " Dila keheranan
" Apa dia begog ( anak monyet dalam bahasa Sunda ) ?"
Ketiga orang itu hanya diam sambil tersenyum mendengar kata kata Dila .
" Oh ya eyang meminta untuk membersihkan kamar tamu dan kamar ayah " ucapnya setelah memandang ketiganya dengan heran .
" Oh Iyah..aku bersihkan sekarang " ucap Lilis seraya beranjak pergi .
" Mak..siapa mereka ? , Apa pernah kemari ? " Tanya Dila pada Mak Asih setelah Lilis pergi .
" Tuan Gunawan..., Waktu ayahmu meninggal dia datang Dengan anak perempuan dan juga cucunya " ucap Mak Asih
" Benarkah ? , Apa cucunya yang sekarang datang dengannya ? " Tanya Dila lagi .
" Bukan pak Gunawan ada empat cucu ,tiga lelaki dan satu perempuan .
" Memang berapa anaknya ? " Tanya Dila
" Dua lelaki dan seorang perempuan "jawab mak Asih .
" Oh ..." Dila manggut manggut sambil berlalu ia berniat menyusul Lilis untuk membantunya . jika Mak Asih tahu banyak hal tentangnya berarti orang yang nampak kaya itu memang teman kakeknya , tapi kenapa ia tidak pernah mengenalnya ? Pikir Dila dalam hati .
dan kenapa eyangnya menyuruhnya membersihkan kamar almarhum Ayahnya , bukankah masih ada banyak kamar lainnya ? . Apakah tamu kali ini begitu spesial ? . Dila berjalan sambil terus di penuhi berbagai pertanyaan di kepalanya .Hingga ia tak sadar menabrak tiang teras belakang , gadis itu meringis sambil menepuk nepuk jidatnya karna sakit , dengan kesal ia menendang tiang tersebut sambil mengumpat dalam bahasa Sunda . Tampa ia sadari dari kejauhan Jordi yang pamit ingin berjalan-jalan di dekat situ tersenyum melihat tingkahnya .
Setelah selesai mengganti seprai kamar almarhum sang ayah dan membersihkannya Dila duduk di jendela kamar tersebut sambil termenung . Kamar ayahnya adalah view terbaik menikmati senja , dan halaman samping yang langsung menuju ke kebun jeruk milik sang kakek seluas lima hektare .Dahulu dari jendela itu ia biasanya sang ayah akan memantau dirinya yang sering lupa waktu jika asik berayun di ayunan tali tempatnya tadi bersantai .
Tempat sebuah istana kecil di buat oleh ayahnya untuknya . Sebuah gajebo , di lengkapi dengan ayunan dari tali dan tanaman aneka bunga mawar dan tanaman hias lainnya dan juga penuh aroma jeruk .
Letaknya tak begitu jauh dari rumah utama .tanaman tanaman lain kini sudah meninggi membuat pandangannya tak lagi bisa melihat tempat itu , tentu saja delapan tahun telah berlalu .
" Dila..." Panggilan lembut Lilis membuyarkan lamunannya .
" Ya .." jawab Dila seraya menoleh .
" Eyang menyuruh kamu mencari Tuan Jordi , takutnya dia tersesat di kebun . Tadi ia pamit mau melihat lihat " ucap Dila .
" Apa tersesat ? , Memangnya di hutan ? " Tanya Dila heran dan hanya di jawab dengan gerakan bibir Lilis yang menyebalkan .
" Kamu saja Lis , aku malas lelaki itu kelihatan sombong dan juga bergaya seperti bos besar " ucap Dila sambil turun dari jendela .
" Aku mau bantu emak membersihkan ikan , kamu mau menggantikannya ? " Ucapan Lilis membuat ia cepat cepat menggelengkan kepalanya .
"Euih....baiklah biar aku yang mencarinya " ucapnya seraya bergegas keluar rumah .
Lilis memandangi kepergian gadis itu sambil tersenyum . Mereka seumuran tapi Lilis sudah menikah begitu lulus SMP lalu bercerai 2 tahun kemudian karna suaminya suka judi dam mabuk mabukan .ia kemudian di suruh Eyang Saka untuk tinggal bersama. Keluarga itu dan membantu eyang saka mengurus pembukuan perkebunan karna ia telah sepuh . keluarganya memang telah lama bekerja pada keluarga eyang saka sebagai buruh dan juga pengurus rumah keluarga itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments