Sudah hampir setengah jam Dila mencari Jordi tapi belum ketemu juga , ia merasa sangat kesal . Karna haus gadis itu memetik buah jeruk dan memakannya sambil berjalan .
" Ya.. laporkan kepadaku jika terjadi hal yang mendesak " sebuah suara dari balik pohon jeruk membuat ia menghentikan langkahnya .
" Belum tau ..., Jika si tua itu tidak mau pulang akan ku tinggalkan dia besok " suara itu terdengar lagi .Dila memasang telinganya lebar lebar .
" Aku tidak perduli jika ia harus mati , yang benar saja ?
Hanya alasannya !
Sakit jantung apanya ia bisa tertawa terbahak bahak di sini ,
" Aku akan bersabar sampai dia mengangkat ku jadi direktur , setelah itu aku tidak perduli dia mau hidup atau mati , kalau mau mati ya mati saja , kenapa harus membuat aku repot pergi untuk menghabiskan waktu ke tempat terpencil seperti ini , sungguh orang tua yang menyebalkan.."
" Hei kau..Malin Kundang..!!" Teriak Dila karna geram mendengar kata kata itu ia bergegas menuju ke arah suara , gadis itu terpaku melihat Jordi yang terkejut sambil menatapnya yang datang tiba tiba .
" Apa kau yang bicara barusan ?! ,
Orang tua yang kau maksud itu kakek mu ? , Oh...dasar anak durhaka ! , " Bentak Dila sambil berkacak pinggang .
Jordi memandang gadis itu sambil memicingkan matanya , tangannya menjauhkan sebuah handphone dari telinganya .
" Apa kau baru saja membentakku ?!" Tanyanya
" Ya ...anak durhaka yang tidak perduli kakeknya mau hidup atau mati , kau lebih pantas di panggil Malin Kundang ?! " Jawab Dila
" Kita bahkan tidak saling kenal dan kau memanggilku Malin Kundang ?! , Siapa kau ? " Bentak Jordi sambil mendekatinya .
" Apa kau lupa ? , Kita sudah kenalan tadi , aku Wulandari Ratnadila , " jawab Dila sambil membesarkan mata bulatnya .
" What is your problem young lady ? " Ucap Jordi sambil mengernyitkan keningnya.
" Masalahku adalah tidak suka mendengar seseorang mengumpat kakeknya di belakangnya , oh ya tuan Malin setidaknya berbahagialah karna kau masih bisa menghabiskan waktu dengan Keluargamu , karna mungkin saja besok tidak ada lagi waktu untukmu bersama mereka ,
temukan jalan pulang mu sendiri jangan membuat aku repot " jawab Dila ketus seraya berlalu tanpa perduli dengan ekspresi wajah Jordi yang bingung .
" Apa gadis itu menguping pembicaraan ku " ucap Jordi dengan wajah merah menahan marah
" Hei kau..kita belum selesai ! " Teriaknya seraya mengejar Dila yang telah berlalu di antara pohon pohon jeruk .
"Dasar anak durhaka , apa kakeknya tau dia seperti itu ?, Sungguh orang yang malang " Dila meracau sambil terus melangkah tanpa perduli panggilan Jordi .
" Hei kau..kita belum selesai " teriak Jordi . Namun Dila tidak perduli ia melangkah dengan cepat karna masih kesal .
" Apa dia serius dengan ucapannya ? , Jika benar mengerikan sekali apa dia keturunan kera, tega sekali berkata begitu tentang kakeknya " Dila terus saja mengoceh sambil berjalan menuju rumah .
" Hei..." teriak Jordi yang tiba tiba menarik tangannya . Membuat ia hampir kehilangan keseimbangan dan terjatuh .
tangan kekar Jordi dengan sigap meraih tubuhnya dan menariknya hingga mereka begitu dekat tanpa ada jarak . Nafas hangat pria itu menerpa wajahnya .
Mereka saling menatap dalam keterkejutan .
" Apa yang kau lakukan.!!, Apa kau juga pria mesum " teriak Dila setelah beberapa saat terdiam di dekapan Jordi .gadis itu mendorong dengan kuat pria di depannya .
" Setidaknya ucapkan terimakasih , kau akan jatuh jika aku tidak menolong mu tadi " teriak Jordi yang hampir saja terjungkal karna dorongan Dila .
" Apa..?! , Kau yang membuatku hampir jatuh ! " Sentak Dila dengan wajah garang .namun di mata Jordi sosok di depannya justru tampak manis dengan wajah kemerahan . Tanpa sadar ia tersenyum .
" Wah..kau tersenyum ?!, Apa kau tidak tahu aku sedang marah " ucap Dila jengkel .
" Hei Nona .. seharusnya aku yang marah , kau memanggilku Malin Kundang dan memarahiku apa masalahmu ? Apa kau sedang menstruasi ? " Tanya Jordi dengan jengkel sambil mendekati Dila .
" Tidak.. menstruasi ku baru selesai kemarin , eh.. sudahlah jangan bicara padaku ! " Teriak Dila sambil berlalu .
" Hei Nona aku bukan Malin Kundang " ucap Jordi sambil mendahului Dila lalu ia berdiri menghalangi langkah gadis itu .
" Oh..kau benar Malin Kundang durhaka pada ibunya , Ach...apa kau Amangkurat dua " ucap Dila sambil membelalakkan matanya .
" Siapa ?" Jordi mengernyitkan keningnya
" Kau tidak tau sejarah ya..?!, Amangkurat dua adalah raja yang naik tahta karna memberi air kelapa beracun pada ayahnya " ucap Dila sambil menghindari tubuhnya gadis itu melangkah setengah berlari .
" Apa gadis itu selalu menjawab setiap pertanyaan orang lain ? " Gumam Jordi sambil berbalik dan melangkah mengikuti Dila .
Keduanya berjalan dengan diam hingga sampai di halaman belakang rumah . tampak Lilis tengah membuat api dari batok kelapa . Ia tersenyum melihat kedatangan Dila yang di ikuti oleh Jordi beberapa langkah di depannya .
" Kau mau apa Lis ? " Dila berseru sambil mendekatinya .
" Mau bakar ikan buat makan malam " jawab Lilis sambil mengipasi batok kelapa yang belum juga jadi api . Dila mendekatinya di ikuti oleh Jordi .
" Ach..sini aku bantu " ucapnya Dila seraya mengambil kipas dari tangan Lilis .
" Ach..asiknya makan ikan bakar " seru gadis itu .
" Apa kau begitu suka ikan ? " Tanya Jordi yang telah berdiri di sampingnya .
" Tentu saja itu favoritku yang kedua .., kau..pergi sana ! " Bentak Dila setelah menoleh ke arahnya .
" Apa favorit no satu mu ? " Tanya Jordi tanpa menghiraukan amarahnya .
" Ikan pepes..Ach..kenapa aku terus menjawab pertanyaanmu " Dila menggeleng geleng kan kepalanya .
" Apa kalian bertengkar " tanya Lilis
" Iya..aku tidak suka orang sepertinya " Dila menutup mulutnya .
" Kau diam.." ucapnya sambil menatap tajam Lilis , gadis itu menahan tawanya , sementara Jordi menatapnya sambil menahan senyum .
" Ini kerjakan sendiri " Dila memberikan kipasnya pada Lilis seraya melangkah meninggalkan tempat itu .
" Apa dia selalu begitu ? " Tanya Jordi pada Lilis .
" Ya .jika kita bertanya dengan Nada tegas dia akan menjawab otomatis , dan itu biasanya adalah apa yang ada di kepalanya saat itu alias kejujuran " jawab Lilis sambil tertawa .
" Oh..." Jordi tersenyum .
" Itu adalah kebiasaan ayah mengintrogasi kami sejak kecil " Lilis bercerita sambil mengusap matanya yang pedih .
" Biar ku bantu " Jordi meminta kipas dari tangan Lilis
" Maksudmu ayah Dila ? " Jordi bertanya sambil mulai mengipasi batok kelapa yang sudah mulai menjadi api , Lilis mengangguk .
tak lama batok kelapa itu sudah menyala .
" Tuan masuk saja , pergilah beristirahat , kalau sudah menyala tidak perlu di kipasi " ucap Lilis seraya berjalan menuju dapur .
Jordi hanya tersenyum , pria itu terdiam di tempatnya sesaat kemudian melangkah menuju halaman depan rumah yang luas , ia melangkah menuju sebuah kursi rotan di sudut teras dan duduk di sana . Ia mengingat kembali kejadian barusan dengan Dila , entah kenapa dia jadi banyak bicara di hadapan gadis yang bahkan baru ia temui hari ini . Gadis yang beberapa hari lalu sangat tidak ingin ia temui .
Ya kakeknya memaksanya untuk bertemu sekali saja dengan gadis yang telah di pilih oleh kakek buyutnya untuk menjadi menantu keluarga mereka . Kejadian itu berlangsung dua Minggu lalu , saat sang kakek tiba tiba pingsan dan harus di rawat di RS , dan ternyata ia terkena serangan jantung .
Seminggu kemudian kakeknya sadar lalu mengumpulkan semua anggota keluarga rumah . saat itulah ia tahu bahwa ia telah di jodohkan dengan seorang gadis , cucu dari sahabat kakeknya yang pensiunan tentara yang tinggal di desa di kabupaten Sukabumi . dan di sinilah ia kini mencoba menuruti permintaan sang kakek yang sangat sulit untuk ia tolak , meski hatinya juga sangat berat menerima kenyataan tersebut .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments