tidurlah di sini.., tapi ingat jangan merubah apapun " ucap Dila sambil membuka pintu kamar . Gadis itu kemudian menyerahkan baju tidur milik sang kakek .
" Terimakasih " ucap Jordi sambil menatap Dila , ia tidak menyangka gadis itu belum tahu akan perjodohan mereka . Eyang Saka memberitahu dirinya untuk tidak menyebut tentang perjodohan saat mereka berbincang-bincang tadi , ia ingin menyampaikan hal itu sendiri pada sang cucu .
" Makan malam kami selalu habis Maghrib jadi istirahatlah dulu .
tidak ada shampoo dan sabun akan ku ambilkan sebentar ' ucap Dila seraya berlalu .
Jordi masuk ke kamar yang di sediakan , terdapat foto seorang berseragam tentara di dinding kamar itu , sangat gagah dan tampan . Matanya mirip seperti mata Dila , tentu saja itu foto ayahnya . Lalu ada foto lelaki itu menggendong seorang anak perempuan , sangat imut sekali , mungkin itu foto Dila waktu kecil . Ada sebuah meja kerja di kamar yang luas itu , Jordi segera menggeser kursi dan duduk di sana .
Di atas meja , ada foto seorang bayi yang tengah telungkup telanjang , terlihat sangat montok dan manis , Jordi memperhatikan foto itu , bayi itu memakai anting dan foto itu juga tidak terlihat terlalu jadul mungkinkah..
" Apa yang kau lihat..! " Teriakan Dila yang telah berada di sisinya mengagetkan dirinya , gadis itu dengan cepat meraih foto yang di perhatikannya .
" Dasar mesum..!" Ucap Dila sembari meletakkan sabun dan shampo di atas meja , ia mendekap foto tersebut dengan tangannya yang lain .
Jordi tersenyum melihat wajah merah Dila .
" Wah..kau sangat seksi " godanya sambil tersenyum , Dila tidak menjawab dan langsung pergi .
***
" Wah..yang benar saja , kenapa aku lupa membawa foto ini " Dila mengomeli dirinya sendiri sambil menatap foto bugil dirinya yang masih bayi .
ia meletakkan foto tersebut di lemari pakaiannya .
" Laki laki itu , apa dia benar benar cabul ! , Oh...aku tidak percaya " Dila mengacak acak rambutnya lalu membanting dirinya di tempat tidur . Ia terdiam sambil memikirkan cara agar ia tidak malu ketika bertemu dengan Jordi .
" Dila.." panggilan sang eyang membuat gadis itu terpaksa beranjak dari tempat tidurnya . dengan malas ia membuka pintu
" Iya eyang.." jawab Dila sembari mencoba tersenyum di depan sang kakek yang tengah berdiri di depan kamarnya .
" Kau belum mandi ? " Kakeknya menatapnya tidak percaya .
" Sebentar lagi , aku tengah mengerjakan sesuatu " jawab Dila sekenanya .
" Hem ..apa yang bisa kau kerjakan selain nonton apa itu namanya ? , Dakor ? " Sang kakek mengejeknya .
" Drakor eyang , dan aku bisa mengerjakan banyak hal oke "Dila protes .
" Cepatlah mandi , kita harus menghormati tamu , dan buatkan eyang sambal yang enak " ucap sang kakek sambil tersenyum .
" Apa tidak ada hal lain yang Eyang rindukan selain sambal buatan ku ? " Tanya Dila manja .
" Tidak ada...aku tidak akan rindu gadis nakal seperti dirimu " jawab sang kakek sambil berlalu .
" Terimakasih aku juga sangat ...sangat rindu eyang " Dila berkata setengah berteriak kemudian kembali ke kamarnya .
Eyang Saka hanya tertawa ringan sambil melangkah menuju kamar tamu .
Tok tok tok.. ,
eyang Saka mengetuk pintu kamar itu , tidak menunggu waktu lama pintu kamar itu terbuka .
" Oh..kukira siapa ? , Ada yang ingin kamu bicarakan ? " Tanya lelaki berumur yang muncul dari kamar tersebut yang tak lain adalah Tuan Gunawan .
" Ya...ayo kita bicara di luar " ucap eyang Saka seraya berjalan dengan santai menuju teras rumah .
Tuan Gunawan mengikuti di belakangnya . Mereka berdiri di sana untuk sesaat , tak lama sebuah mobil Jeep masuk ke halaman rumah .
" Sore eyang .." Ucap seorang lelaki berumur tiga puluhan tahun sambil membungkuk setelah turun dari kendaraan itu .
" Sore..., Kamu tidak sibuk , aku tidak menggangu kan ? " Tanya eyang Saka .
" Oh tidak... Istri juga tiba tiba tidak enak badan " ucapnya ramah .
" Oh ya ini kuncinya , terimakasih banyak " ucap lelaki itu sambil menyerahkan kunci mobil .
" Ya..apa kalian bersenang senang ?" Tanya eyang Saka sambil tersenyum ramah dan hanya di jawab dengan anggukan oleh lelaki itu .
" Aku akan keluar sebentar dengan tamuku , kalau mau minum kopi atau apapun panggil saja Lilis atau Dila , tapi kalau ingin pulang ke penginapan pakai saja motor Dila atau minta antar mamang " ucap eyang seraya mengajak Tuan Gunawan menaiki mobil Jeep tersebut .
kedua lansia itu mengendarai kendaraan meninggalkan rumah . setelah berkendara beberapa saat eyang Saka mengehentikan mobilnya di pinggiran persawahan yang di penuhi dengan hamparan padi yang mulai menguning . Tanaman itu nampak berkilau terkena sinar matahari senja. Kedua pria tua itu terdiam sambil memandang lukisan alam di hadapan mereka dari dalam mobil .
" Apa yang ingin kau bicarakan ? " Tanya Tuan Gunawan sambil memandang eyang saka yang nampak tenang .
" Tentang perjodohan ini , dan cucu yang kau bawa " ucap eyang Saka tanpa memandang Tuan Gunawan .
" Kau punya tiga cucu lelaki , kenapa hanya dia yang kau bawa ? " Pertanyaan Eyang saka membuat tuan Gunawan terkekeh .
" Kau menyelidiki keluargaku ? " Tuan Gunawan menggut manggut .
" Kau tau aku mungkin bukan pengusaha hebat , tapi aku juga orang yang di hormati di tempat lain " jawab eyang Saka sambil tersenyum .
" Ya ya..apa seorang Intel yang memberimu informasi ? , Kau masih saja kaku " Tuan Gunawan terbatuk beberapa saat
" Tidak...aku banyak belajar dari menantu dan cucuku " eyang Saka berkata lembut .
" Karna itu aku ingin bicara atau lebih tepatnya meminta syarat " Eyang saka menarik nafasnya dalam
" Bisakah Dila memilih jalannya sendiri " eyang Saka menatap dalam tuan Gunawan .
" Calon menantu yang kau bawa itu..dia seorang pebisnis , kudengar dia sangat kompeten di bidangnya , dan juga sedang dekat dengan seseorang .
Dan cucumu yang lainnya sedang kuliah bukan ? Jurusan Hukum .
Lalu satu lagi anaknya Aditya..ku dengar dia menjadi relawan ke Palestina , ku dengar dia kesana setelah ayahnya berbicara dengannya tentang perjanjian ayah kita " eyang saka tersenyum masam .
" Aku tidak ingin cucuku dinikahi oleh seseorang hanya karena ingin melunasi sebuah janji , baiklah kau bilang ingin meninggal dengan tenang tapi kebahagiaan cucuku tetap yang utama bagiku , lagi pula janji ayahmu adalah " memberi menantu lelaki terbaik pada keluargaku " , hanya Dila yang tau mana yang terbaik untuknya "
" Hah...maksudmu kau ingin menyerahkan segalanya pada cucumu , tapi ayahku memintaku dengan khusus agar aku menikahkan cucuku dengan cucumu jika dia seorang wanita saat pernikahan Rangga dulu , itu wasiat pribadinya padaku .
Kau ingin aku mati dengan mata terbuka ? " Tuan Gunawan membentak eyang saka , lelaki di hadapan tertawa renyah .
" Begini saja ..biar Dila memilih sendiri siapa yang pantas untuknya ? " Jawab eyang saka santai .
" Maksudmu kau ingin dia memilih satu di antara tiga cucuku ?! , Kau gila ?! "
" Eh.. pikiranmu masih saja kolot , aku ingin kau membuat ketiga cucumu berkompetisi untuk memenangkan hati cucuku " sahut eyang saka sambil tersenyum puas .
" Kau licik sekali...." Tuan Gunawan tertawa
" Apa cucumu seorang putri ?" Ucapnya lagi dengan wajah jengkel .
" Oh..ini akan menyenangkan " ucap eyang saka sambil menstarter mobilnya .
" Ayolah..kita ikuti rencana awal , biarkan aku mati dengan tenang " tuan Gunawan merengek seperti anak kecil dalam perjalanan pulang mereka .
" Kau pikir kau akan mati lebih dulu.., aku tidak ingin selalu menjadi yang di tinggalkan " eyang saka menepuk punggung sahabatnya . Mereka terus saja berdebat dalam perjalanan pulang itu .
***
" Kakek dari mana saja ? , Apa kau tidak apa apa " Jordi menyambut kedatangan dua lansia itu dengan wajah khawatir .
" Jangan khawatir kakek mu belum akan mati " eyang saka tertawa melihat Jordi yang berdiri di samping mobil dengan wajah khawatir . lelaki tua itu Dengan lincah turun dari mobilnya dan berjalan dengan senyum lebarnya meninggalkan mereka berdua di halaman .
" Ach..aku baik baik saja , aku harus hidup lebih lama lagi " tuan Gunawan bergumam sambil berjalan pelan di ikuti oleh Jordi .
" apa terjadi sesuatu ? " Tanya Jordi melihat kakeknya yang nampak kesal .
" Ach..tidak , aku ingin minum sesuatu yang hangat dan manis " ucapnya sambil melangkah menuju ruang tamu , keduanya duduk di sana .
"Kakek lihat Kau sudah berbincang dengan Dila? , bagaimana ? " Tanya tuan Gunawan pada Jordi yang sibuk dengan handphonenya .
" Biasa saja , Kenapa kakek bertanya ?Bukannya pendapatku tidak penting ?" Jordi menghentikan kegiatannya .
Keduanya terdiam Sambil memandang satu sama lain .
" Yah ..., Kalian memang hanya mencintai uangku " tuan Gunawan bergumam pelan .
" Kalian ingin shalat berjamaah ? " Eyang Saka tiba tiba muncul dia sudah bersiap pergi ke mushola untuk shalat Maghrib .
" Oh ..., Baiklah aku ikut , ayo Jordi " ucap tuan Gunawan seraya bangkit dari duduknya .
Jordi memandang sang kakek heran , sejak kapan ia shalat , di keluarga mereka ibadah hanya pelengkap , termasuk dirinya .
" Ayo anak muda , hartamu tidak bisa membeli surga " ucap eyang Saka yang melihat Jordi masih duduk .
Dengan sungkan pria itu bangkit dan mengikuti eyang Jordi , di halaman nampak mang Karman sudah mengeluarkan mobil dan menunggu mereka .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments