Kembalinya Sang Kekasih
Itnas terisak di sela shalat malamnya. Kata-kata Yudha sang suami masih terekam jelas di otaknya. Masih terbayang sang suami bersimpuh di kakinya untuk memohon restu agar mengizinkannya menikah lagi.
"Mas, mengapa baru sekarang kau mengatakan itu setelah aku bersusah payah belajar mencintaimu dan akhirnya berhasil. Akan dibawa kemanakah rasa ini? Mengapa dengan mudahnya kau patahkan ini semua?"
"Maafkan aku Dek! Aku tidak tahu kalau dia hamil anakku."
"Kupikir kau lelaki yang setia." Itnas merasa sakit dan kecewa mendapati sang suami telah menanam benihnya di rahim wanita lain meskipun itu terjadi sebelum pernikahannya. Kenapa Yudha menyanggupi pernikahannya dulu kalau ternyata waktu itu dia sedang menjalin kasih dengan orang lain?"
"Maafkan Dek, maafin aku! Aku tidak bermaksud menyakiti ataupun mengkhianatimu." Yudha memeluk Itnas dengan erat sambil mengucurkan air matanya. Dia tidak menyangka kalau Talitha akan masuk ke dalam rumah tangganya membawa masa lalu yang sebenarnya ingin dikuburnya dalam-dalam. Namun, apalah daya dia datang membawa benihnya.
"Aku tidak bisa ikhlas dimadu Mas, tetapi aku juga tidak mungkin memisahkanmu dengan darah dagingmu sendiri. Aku harus apa?"
Keduanya terdiam larut dalam pikiran masing-masing. Sepintas muncul kata cerai di benak Itnas. Namun, segera ia tepis mengingat umur pernikahannya baru seumur jagung. Apa kabar papanya nanti kalau tahu itu semua, bisa-bisa beliau akan drop kembali. Apalagi kalau tahu menantu pilihannya telah menghamili anak orang. Itnas tidak mau kehilangan papa kesayangannya. Akhirnya dia terpaksa mengambil keputusan yang menyakiti hatinya itu.
"Baiklah Mas nikahilah dia jika benar anak yang dikandungnya adalah anakmu, tapi kumohon jangan sampai keluargaku tahu, terutama Papa! Kamu tahu kan seberapa besar aku menyayanginya?"
Yudha mengangguk dia paham kalau Itnas dekat dengan papanya. Dia pun tahu kalau perjodohan yang dirancang mertuanya itu sebenarnya tidak diinginkan Itnas. Namun, karena patuh dan sayangnya terhadap sang papa ditambah sang papa yang tidak menerima penolakan akhirnya Itnas menerimanya.
****************
Flash Back On
Beberapa bulan yang lalu di sebuah club malam.
Senyuman Gladis yang merekah sedari tadi saat sang pujaan hati mengajaknya kencan tiba-tiba layu ketika mengetahui bahwa Regan membawanya ke sebuah club malam bukan ke cafe atau ke tempat romantis seperti yang ada dalam khayalannya. Gladis tidak pernah ke tempat ini jadi dia merasa asing dan takut berada di tempat seperti ini. Selain musiknya keras memekakkan telinga banyak para pengunjung yang mabuk membuat pemandangan semakin mengerikan di mata Gladis.
"Re, aku mau pulang aku tidak suka tempat ini," rengek Gladis. Memang dia adalah gadis manja dan polos.
"Kalau kamu tidak suka kamu diam saja dan kalau kamu juga tidak suka minuman ini...." Regan menjeda ucapannya sambil menunjuk minuman keras yang memabukkan di hadapannya. "Kamu bisa memesan minuman yang lain," lanjutnya.
Gladis mengangguk. "Aku mau orange juice!" Regan pun memesankan orange juice sesuai permintaan Gladis.
Setelah pesanan datang Gladis meneguk minumannya dengan sekali tegukan. Entahlah dia benar- benar haus sekali. Selesai menghabiskan minumannya dia memandang wajah Regan
lekat-lekat. Wajah yang selalu membuatnya senyum-senyum sendiri kala mengingatnya dan membuat dirinya selalu jatuh cinta karena wajah Regan memang benar-benar tampan. Namun, entah kenapa melihat wajah Regan yang setengah mabuk kini, timbul firasat yang tidak baik seperti akan terjadi sesuatu yang buruk kepada dirinya.
Ah, semoga tidak terjadi apa-apa. Semoga hanya firasatku saja.
Gladis diam menunggu Regan berbicara, tetapi sekian lama menunggu Regan tak kunjung berbicara, dia malah asik dengan minumannya. Padahal Gladis mengharapkan Regan mengatakan cintanya malam ini. Ya walaupun tempatnya tidak seperti yang diharapkan paling tidak dia mengungkapkan perasaannya agar Gladis tahu bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Tak berapa lama datanglah segerombolan pemuda menghampiri meja mereka. Gladis terkejut dan sedikit merinding seperti melihat hantu menilik penampilan mereka yang acak-acakan dan sepertinya mabuk juga. Salah satu dari mereka menghampiri Gladis dan mencoba merayu.
"Hai cantik, maukah malam ini kau menemaniku?" Akan kubuat malam ini menjadi malam yang sangat berkesan untukmu. Yakinlah malam ini aku akan membuatmu sebahagia mungkin."
"Apaan sih!" Gladis geli sekaligus bergidik ngeri melihat tingkah laku mereka, sudah tidak bisa mengurus dirinya sendiri malah mikirin orang lain dan apa katanya tadi mau membuatnya bahagia padahal dirinya sendiri seperti orang stres. Gladis diam tak bergeming melihat pria gila itu terus mengoceh dengan gombalannya.
Karena Gladis acuh pemuda tersebut mulai bersifat kurang ajar dengan menyentuh dan membelai pipi Gladis
"Plak." Satu tamparan mendarat mulus di pipi pemuda tersebut membuat temannya yang lain pada menertawakan pemuda itu.
"Jangan kurang ajar ya Lo sama gue!" bentak Gladis.
"Emang kamu bisa apa kalo gue kurang ajar sama Lo?"
"Re!" panggil Gladis mencoba meminta pembelaan dari Regan. Namun, yang diajak bicara malah cuek dan tetap asik dengan minumannya.
Melihat Regan yang tak bergeming Gladis kesal kemudian beranjak dari duduknya. Ketika hendak melangkah keluar dari ruangan salah satu dari mereka menarik tangan Gladis hingga terjatuh. Merasa tidak aman karena melihat orang di sekitarnya semua pada cuek, Gladis mencoba menelpon Itnas.
"Nas, tolongin gue di club x...." Belum sempat meneruskan bicaranya ponsel Gladis dirampas oleh salah satu dari mereka.
Sedangkan Regan yang mendengar Gladis menelpon Itnas tersenyum licik. "Berhasil, akhirnya kau masuk perangkap gue."
Itnas yang mendengar suara Gladis yang minta tolong dan juga ponselnya mati mendadak menjadi panik. Diambilnya kunci mobilnya dan tanpa pamit pada siapapun ia melajukan mobilnya menuju club x tersebut.
Sesampainya di club dia mencari keberadaan sang sahabat. Dia mendapati sahabatnya hendak diperkosa di dalam salah satu room di club tersebut.
"Hentikan! Apa yang kau lakukan dengan sahabatku?"
Mendengar sebuah suara yang lantang Regan menoleh kemudian menjentikkan jarinya menyuruh temannya untuk menangkap Itnas dan melepaskan Gladis. Seolah menyatakan bahwa target sudah didapat. Itnas mencoba melawan tapi sayang tenaganya kalah jauh apalagi mereka itu bertiga sedangkan Itnas hanya seorang diri. Gladis diseret keluar oleh salah satu dari mereka kemudian ketika mereka mau menutup pintu ruangan tersebut tangan Gladis menahannya.
"Hei, untuk apa kamu masih disitu. Keluarlah!" perintah Regan.
"Tidak. Lepaskan dulu sahabatku!"
"Hahaha ... kamu pikir aku akan mudah melepaskan setelah susah payah aku mendapatkannya? Keluarlah aku sudah tidak membutuhkanmu karena sebenarnya dialah yang kuinginkan!" Suara Regan menggelegar memenuhi ruangan.
"Aku ingin malam ini dia membayar sakit hatiku karena telah berani menolakku dulu," lanjutnya.
"Hahaha ... bersiaplah Nona. Malam ini aku akan mencabik-cabik tubuhmu." Kali ini tangannya menunjuk Itnas.
Mendengar pernyataan Regan Gladis sekarang mengerti bahwa dirinya hanya dijadikan pancingan untuk memanggil Itnas ke tempat ini. Perasaannya kini campur aduk antara menyesal dan tidak enak pada Itnas. Entah keberanian darimana Gladis tiba-tiba menyerang mereka dan tidak sengaja dia menemukan balok kayu sehingga dia memukul kepala Regan dengan kayu tersebut.
"Lari Nas!" teriaknya. Itnas yg terlepas dari cengkraman mereka langsung lari meninggalkan club itu. Sesampainya di pintu keluar tak sengaja dia melihat Yudha salah satu karyawan papanya.
"Mas Yudha!" panggilnya dengan nafas tersengal-sengal.
"Tolong aku," lanjutnya.
Yudha mengernyitkan dahi tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Itnas merogoh saku celana jeansnya dan memberikan kunci mobil pada Yudha.
"Tolong setirkan mobilku dan anterin aku ke rumah Papa!" pintanya.
Yudha hanya mengangguk kemudian mengikuti Itnas ke dalam mobil dan melajukan mobilnya ke rumah Pak Husein.
Sedangkan di dalam club Gladis yang terus memberontak akhirnya tertangkap juga karena tubuhnya sudah lemah. Regan menyuruh anak buahnya untuk menguncinya di dalam salah satu room. Kemudian dia menghampiri Gladis dan mencumbunya dengan kasar. dia merobek baju Gladis dan memperkosanya secara kasar.
"Inilah hukuman untuk orang yang berani melawanku!"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
yonahaku
kasihan itnas sudah rela dijodohkan tapi suaminya masih menyimpan kekasih lama malah menghamili mantan pacar yang minta pertanggungjawaban dari suami
2022-08-15
2
yonahaku
peduli setan dengan ayahnya jelaskan bagaimana suaminya yang mendua
2022-08-15
1
💙
mampir
2021-11-15
0