Part 4 Kamu Pengkhianat

Cahaya matahari pagi menembus melalui sela-sela tirai jendela. Sinarnya menyilaukan mata. Itnas perlahan mengucek dan mengerjabkan kedua matanya. Entah mengapa setelah pernikahan suaminya yang kedua dia terbiasa tidur larut malam sehingga menyebabkan bangun kesiangan. Padahal sebelumnya dia biasa bangun jam 4 dini hari.

Sudah seminggu Yudha menikahi Talitha dan semenjak itu pula Yudha sepertinya lupa pulang. Mungkin dia masih ingin menikmati pernikahan barunya. Apalagi wanita yang dinikahinya sekarang adalah wanita yang sepertinya memang dicintainya terlebih lagi di dalam perutnya juga ada calon anaknya.

Semenjak itu pula Itnas jarang memasak pagi. Untuk apa memasak kalau hanya untuk dinikmati sendiri.

Selesai menggosok gigi Itnas mengolesi roti dengan selai stroberi. Ditemani secangkir teh ia melahap rotinya. Pikirannya melayang entah kemana. Apa yang dilakukan Yudha sekarang? Inikah alasan kenapa Yudha tidak pernah menyentuhnya? Ternyata Yudha masih mencintai kekasihnya walaupun dia sering berdalih bahwa dia tidak akan menyentuh Itnas sebelum Itnas bisa mencintainya.

Itnas tak habis pikir mengapa takdir seolah mempermainkan dirinya. Dulu dia berharap vierdo datang menyelamatkan hubungan mereka tapi sekarang Vierdo datang di saat tak tepat, di saat ia telah dimiliki orang lain. Lebih tepatnya terlambat. Namun, yang menjadi pikirannya sekarang adalah bagaimana cara dia menjelaskan pada Vierdo bahwa ia telah menikah. Haruskah ia menghindar atau bahkan bersembunyi dari Vierdo? Entahlah dia bingung sendiri.

"Aargh!" Dia mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku harus apa?"

Tut ...Tut ...Tut ....

Dering ponsel membuyarkan lamunan. Ternyata Kana menelponnya.

"Ya hallo, ada apa Kan?"

"Lo lagi di mana?" Mengapa belum sampai?"

"Lagi di rumah. Emangnya kenapa sih, kan masih jam enam?"

"Ya ampun lho gimana sih? Nggak baca chat grup kantor ya? Hari ini semua karyawan diharuskan dateng pagi soalnya pak Dafid akan memperkenalkan putranya yang akan menggantikan jabatannya sebagai Presdir yang Minggu lalu sempat tertunda."

"Ck." Itnas berdecak sebal.

"Lo kok nggak bilang sih?"

"Gue kira elo udah tahu."

"Ya udah gue mandi dulu!"

"Iya buruan. Cepetan pokoknya acara akan dimulai jam setengah tujuh."

Itnas mendesah padahal jam segitu biasanya dia baru berangkat ke kantor. Itnas berlari ke kamar mandi.

Bagaimana aku sampai lupa membuka chat grup? rutuknya pada diri sendiri.

Saat Itnas berangkat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 6.15 menit. Padahal dia sudah mandi kilat tadi. Dandannya pun kilat hanya memakai lipstik dan bedak padat tanpa foundation juga tanpa handbody dan kawan-kawannya hanya parfum yang tak pernah bisa ia tinggalkan. Akhirnya dia memutuskan membawa motor maticnya untuk menghindari kemacetan. Karena waktunya yang mepet dia melajukan motornya dengan kencang.

Melihat rambu-rambu lalu lintas yang berubah berwarna merah dia menghentikan motornya secara mendadak.

"Sial kenapa harus lampu merah sih? Kalo begini aku bisa telat nanti," gumamnya.

Benar saja sesampainya di kantor acara sudah dimulai. Cepat-cepat dia bergabung dengan para karyawan yang sedang memadati loby kantor. Duduk di kursi yang telah di siapkan panitia sambil celingak-celinguk mencari kedua sahabatnya. Namun, tak kunjung ditemukannya.

"Duduk dimana sih mereka?" Karena sibuk mencari sahabatnya dia sampai lupa memperhatikan sang presdir yang sedang berbicara di depan.

Sedangkan Vierdo yang melihat Itnas dari waktu masuk tersenyum licik.

"Awas nanti kamu ya!" batinnya.

Benar saja setelah acara usai Itnas dipanggil ke ruangan sang Presdir.

"Mati gue, ini pasti gara-gara gue terlambat!"

Kedua sahabatnya hanya terkekeh. "Suruh siapa lo telat," ledek Syahdu.

Itnas beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju lift. Dia masuk ke dalam lift dan memencet tombol yang akan mengantarkannya ke lantai atas, tempat ruangan sang presdir berada.

Setelah pintu lift terbuka jantung Itnas semakin deg-degan. Pikirannya menebak-nebak hukuman apa yang akan dia dapatkan atau bahkan hari ini tamatlah riwayat pekerjaannya. Apalagi mengingat dirinya tadi bukan hanya terlambat tetapi juga tidak menyimak pembicaraan sang presdir.

Sesampainya di depan ruangan sang presdir sang sekretaris sudah menyambut.

"Mau ketemu Pak Bos?" tanyanya basa-basi padahal sudah tahu.

"Iya La."

"Sebentar."

Lala mengetuk pintu kemudian masuk ke dalam ruangan dan memberitahukan bahwa Itnas sudah ada di depan.

"Suruh masuk!" perintah sang bos.

"Masuklah Nas, Pak Bos sudah menunggu!"

"Makasih La." Itnas masuk dengan langkah yang pelan karena nervousnya. Melihat sang bos berdiri membelakangi dirinya, dia pun memberanikan diri menyapa sang atasan.

"Permisi! Bapak memanggil saya?"

"Ya. Kamu tahu kenapa saya memanggil Kamu?" Malah balik bertanya. Suaranya dibuat setegas mungkin sehingga membuat Itnas tidak bisa menebak siapa sebenarnya orang yang berdiri di hadapannya kini.

Itnas menggeleng. Lupa kalau yang diajak bicara sedang tidak menatapnya.

"Kenapa tidak menjawab?"

"Ti-dak Pak!" jawabnya gugup.

"Apa kamu merasa tidak punya kesalahan?"

Deg.

"Benar ini pasti karena aku telat," Pikirnya dalam hati.

"Apa karena saya telat tadi Pak?"

"Nah itu tahu." Sang atasan menyunggingkan bibir.

"Kena kamu," katanya dalam hati.

"Maafkan saya Pak! Saya janji tidak akan mengulanginya lagi."

"Kenapa bisa telat ?"

"Maaf Pak itu karena saya lupa membaca chat grup kantor jadi saya tidak tahu kalau hari ini ada acara."

"Cih. Alasan!"

"Sumpah Pak, saya tidak bohong!" Mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya padahal yang diajak bicara masih belum membalikkan tubuhnya. Masih memunggunginya.

"Mau minta hukuman apa?"

Itnas mengernyitkan dahinya bingung. Baru kali ini ada atasan menawarkan pilihan hukuman. Biasanya kalau Pak Dafid tegas, langsung memberikan hukuman bagi karyawan yang melakukan kesalahan tanpa boleh ada penawaran.

"Terserah Bapak asal jangan disuruh membersihkan toilet." Trauma mengingat waktu SMU pernah mendapat hukuman ini.

"Baiklah kalau begitu, tetap berdiri di situ dan menghadap ke pintu!"

"I-ya Pak." Tidak yakin dengan hukuman yang diberikan. Namun tetap melakukan apa yang diperintahkan. Daripada mendapat hukuman yang lebih aneh, begitulah kira-kira hatinya bicara.

Setelah Itnas menghadap pintu Vierdo membalikkan tubuhnya dan berjalan menghampiri Itnas. Dia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Itnas dan menarik tubuh Itnas ke belakang agar dapat dipeluknya dengan erat. Vierdo benar-benar merindukan Itnas. Seminggu yang lalu dia belum puas melepas rindu tapi harus ikut sang papa ke kantor dan melupakan keinginannya itu. Setelah itu pun Vierdo merasa tubuhnya tidak sehat sehingga harus beristirahat selama seminggu. Untuk menghampiri Itnas pun dia tidak tahu tinggal di mana sekarang. Dia lupa untuk menyuruh sang Mommy ataupun Keysa menanyakan tempat tinggal Itnas.

Itnas kaget mendapati perlakuan seperti itu dari sang atasan. Dia mencoba melepas pelukan itu. Namun, Vierdo malah semakin erat memeluknya.

"Aku kangen Nas, biarkan seperti ini dulu!" pintanya.

Deg.

Suara itu?

Itnas menoleh dan mendapati bahwa pria yang memeluknya benar-benar Vierdo seperti dugaannya. Untuk sementara dia membiarkan Vierdo melepas kerinduannya sambil mengatur nafasnya sendiri dan menikmati sentuhan Vierdo. Jujur dia masih mencintai Vierdo. Mungkin ini adalah pelukan terakhir yang bisa didapatkan darinya karena setelah ini dia memutuskan memberi tahukan yang sebenarnya.

Setelah puas akhirnya Vierdo melepaskan pelukannya. Dia menuntun Itnas untuk duduk di sofa. Itnas menarik nafas panjang kemudian memutuskan untuk menyampaikan sekarang, "Kak aku ingin bicara sesuatu."

"Bicaralah. Apa yang ingin kau sampaikan?"

"Aku sudah menikah Kak."

Wajah Vierdo terlihat kaget. Namun, kemudian tersenyum.

"Kamu bercanda ya?" tanyanya sambil mencubit gemes kedua pipi Itnas.

Namun, wajah Itnas tampak serius. "Aku sungguh-sungguh Kak."

Vierdo menelisik wajah Itnas mencari kebohongan di sana. Namun yang terlihat hanyalah kejujuran di sana.

"Kamu serius?" tanyanya datar.

"Iya Kak." Itnas menjawab tanpa menatap wajah Vierdo. Dia terus saja menunduk tidak berani menatap wajah Vierdo.

"Tatap aku Nas, mengapa kamu melakukan ini semua? Apakah kau sudah tidak cinta padaku?Mana janjimu yang akan menungguku?"

"Kak bukan begitu. Aku .... "

"Sudahlah percuma saja kau jelaskan aku benci seorang pengkhianat."

"Kau pengkhianat!" Vierdo berteriak keras sambil menuding wajah Itnas.

"Pergi kau! Jangan pernah tunjukkan mukamu di depanku lagi. Aku tidak sudi melihatmu lagi."

Namun kemudian.

"Pergilah!" Suaranya mulai lirih.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Qiana

Qiana

Sad Thor 😭😭😭

2021-11-14

0

Adinda

Adinda

Salam 7in1
kami pasukan
Era Berdarah Manusia
I Firmo
💕💕💕🌿🌿🌿💕💕💕

2021-11-07

0

Lady Athena

Lady Athena

sedih akutuh bacanya.. tapi next.. hehehe

2021-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Bukan lelaki Setia
2 Part 2 Perjodohan Yang Tidak Diinginkan
3 Part 3 Dipertemukan kembali
4 Part 4 Kamu Pengkhianat
5 Part 5 Pingsan
6 Part 6. Kunjungan Ke Rumah Sakit
7 Part 7. Perdebatan Kecil Dengan Mama Refi
8 Part 8. Kedatangan Talitha
9 Part 9. Tidak Tahu Malu
10 Part 10. Masa Lalu Talitha
11 Part 11. Masa Lalu Thalita 2
12 Part 12. Pertemuan Pertama
13 Part 13. Putus Asa
14 Part 14. Berbelanja Bersama
15 Part 15. Tinggal Bersama
16 Part 16. I Love You
17 Part 17. Akibat Salah Paham
18 Part 18. Surat Resign
19 Part 19. Curhat dengan sahabat
20 Part 20. Sedikit Terkuak
21 Part 21. Bertemu Keluarga
22 Part 22. Berterus Terang
23 Bab 23. Hampir
24 Part 24. Detektif Abal-abal
25 Part 25. Memeriksa Kandungan
26 Part 26. Kabar Buruk
27 Part 27. Sebuah Penyamaran
28 Part 28. Permohonan maaf dan Meminta Pertolongan
29 Part 29. Permohonan Juno
30 Part 30. Permintaan Kembali
31 Part 31. Hilang Kesabaran
32 Part 32. Keadaan Thalita
33 Part 33. Dia Memang Anakmu
34 Part 34. Masa lalu Juno dengan Yudha
35 Part 35. Ternyata Pak Amat Pelakunya
36 Part 36. Alasan Yang Sebenarnya
37 Part 37. Perhatian terakhir
38 Part 38. Penyesalan Yudha
39 Part 39. Berikanlah Dia Bahagia
40 Part 40. Panjer
41 Part 41. Panik
42 PART 42. Menunggu Si Baby.
43 HSW BAB 43. Lahiran
44 Part 44. Bahagia
45 Part 45. Heboh
46 part 46. Menunggu Masa Iddah
47 Part 47. Sensitif
48 Part 48. Permintaan tes
49 Part 49. Permintaan Maaf Yudha Pada Juno Dan Thalita
50 Part 50. Pulang
51 Part 51. Hari Aqiqah
52 Part 52. Nikah Massal
53 Part 53. Hari Pernikahan
54 Part 54. Hari Pernikahan (2)
55 Part 55. Rencana Menjodohkan
56 Par 56. Mendekati Leona
57 Part 57. Pengganggu
58 Part 58. Tukaran
59 Part 59. Berdiskusi
60 Part 60. Kegundahan Leon
61 Part 61. Curhatan Leona
62 Part 62. Ketahuan Vierdo
63 Part 63. Alasan Leon Semata
64 Part 64. Cemburu
65 Part 65. Pengakuan
66 Bab 66. Vierdo Lebay
67 Bab 67. Gara-Gara Kentut
68 Part 68. Badmood
69 Bab 69. Hilal Jodoh
70 Part 70. Kembali Ke Kantor Masing-masing
71 Part 71. Jangan Sampai Menghancurkan Persahabatan
72 Part 72. Penjelasan Kana
73 Part 73. Hari Pertunangan
74 Part 74. Pesta Nyanyi Bersama Para Sahabat
75 Part 75. Menggoda Syahdu
76 Part 76. Menemui Orang Tua Leona
77 Part 77. Hari Pernikahan
78 Part 78. Ada Yang Kecewa
79 Part 79. Dicintai Lebih Baik Daripada Mencintai
80 Part 80. Kana Cemburu
81 Part 81. Perhatian Gino
82 Bab 82. Mulai Dekat
83 Bab 83. Tidak Tahu
84 Bab 84. Surat Undangan
85 Bab 85. Curhat Dengan Gino
86 Bab 86.Terasa Berat
87 Bab 87. Bermain Bersama
88 Bab 88. Makan Bersama
89 Bab 89. Rindu
90 Bab 90. Semoga Hanya Mimpi
91 Bab 91. Menunggu informasi
92 Bab 92. Kejutan
93 Bab 93. Untukmu
94 Bab 94. Musim Nikah
95 Bab 95. Restu Sahabat
96 Bab 96. Move On
97 Bab 98. Belajar Mengenal Karakter Masing-Masing
98 Bab 99. Cerita Vierdo
99 Bab 100. Mak Comblang
100 Bab 101. Fikran
101 Bab 101. Fikran (2)
102 Bab 102. Pertemuan Yang Diatur
103 Bab 103. Masih Calon
104 Bab 104. Ada Yang Mengawasi
105 Bab 105. Dunia Terasa Sempit
106 Bab 106. Mungkin Hamil
107 Bab 107. Ragu
108 Bab 108. Suami Dan Calon Ayah Yang Siaga
109 Bab 109. Kepo
110 Bab 110. Memilih Gaya Rambut
111 Bab 111. Percaya Padamu
112 Bab 112. Kana Menang
113 Bab 113. Pernikahan Leon-Leona Dan Nasehat Papa David
114 Bab 114. Telepon Mendadak
115 Bab 115. Penculikan
116 Bab 116. Disekap
117 Bab 117. Menyelamatkan Diri
118 Bab 118. Berduel
119 Bab 119. Akhirnya Menang
120 Bab 120. Wanita Di Masa Lalu
121 Bab 121. Penangkapan
122 Bab 122. Bercanda Dengan Baby Athar
123 Bab 123. Mengejek
124 Bab 124. Lamaran mendadak
125 Bab 125. Pernikahan Dan Hari Persalinan Yang Sama (Tamat)
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Part 1 Bukan lelaki Setia
2
Part 2 Perjodohan Yang Tidak Diinginkan
3
Part 3 Dipertemukan kembali
4
Part 4 Kamu Pengkhianat
5
Part 5 Pingsan
6
Part 6. Kunjungan Ke Rumah Sakit
7
Part 7. Perdebatan Kecil Dengan Mama Refi
8
Part 8. Kedatangan Talitha
9
Part 9. Tidak Tahu Malu
10
Part 10. Masa Lalu Talitha
11
Part 11. Masa Lalu Thalita 2
12
Part 12. Pertemuan Pertama
13
Part 13. Putus Asa
14
Part 14. Berbelanja Bersama
15
Part 15. Tinggal Bersama
16
Part 16. I Love You
17
Part 17. Akibat Salah Paham
18
Part 18. Surat Resign
19
Part 19. Curhat dengan sahabat
20
Part 20. Sedikit Terkuak
21
Part 21. Bertemu Keluarga
22
Part 22. Berterus Terang
23
Bab 23. Hampir
24
Part 24. Detektif Abal-abal
25
Part 25. Memeriksa Kandungan
26
Part 26. Kabar Buruk
27
Part 27. Sebuah Penyamaran
28
Part 28. Permohonan maaf dan Meminta Pertolongan
29
Part 29. Permohonan Juno
30
Part 30. Permintaan Kembali
31
Part 31. Hilang Kesabaran
32
Part 32. Keadaan Thalita
33
Part 33. Dia Memang Anakmu
34
Part 34. Masa lalu Juno dengan Yudha
35
Part 35. Ternyata Pak Amat Pelakunya
36
Part 36. Alasan Yang Sebenarnya
37
Part 37. Perhatian terakhir
38
Part 38. Penyesalan Yudha
39
Part 39. Berikanlah Dia Bahagia
40
Part 40. Panjer
41
Part 41. Panik
42
PART 42. Menunggu Si Baby.
43
HSW BAB 43. Lahiran
44
Part 44. Bahagia
45
Part 45. Heboh
46
part 46. Menunggu Masa Iddah
47
Part 47. Sensitif
48
Part 48. Permintaan tes
49
Part 49. Permintaan Maaf Yudha Pada Juno Dan Thalita
50
Part 50. Pulang
51
Part 51. Hari Aqiqah
52
Part 52. Nikah Massal
53
Part 53. Hari Pernikahan
54
Part 54. Hari Pernikahan (2)
55
Part 55. Rencana Menjodohkan
56
Par 56. Mendekati Leona
57
Part 57. Pengganggu
58
Part 58. Tukaran
59
Part 59. Berdiskusi
60
Part 60. Kegundahan Leon
61
Part 61. Curhatan Leona
62
Part 62. Ketahuan Vierdo
63
Part 63. Alasan Leon Semata
64
Part 64. Cemburu
65
Part 65. Pengakuan
66
Bab 66. Vierdo Lebay
67
Bab 67. Gara-Gara Kentut
68
Part 68. Badmood
69
Bab 69. Hilal Jodoh
70
Part 70. Kembali Ke Kantor Masing-masing
71
Part 71. Jangan Sampai Menghancurkan Persahabatan
72
Part 72. Penjelasan Kana
73
Part 73. Hari Pertunangan
74
Part 74. Pesta Nyanyi Bersama Para Sahabat
75
Part 75. Menggoda Syahdu
76
Part 76. Menemui Orang Tua Leona
77
Part 77. Hari Pernikahan
78
Part 78. Ada Yang Kecewa
79
Part 79. Dicintai Lebih Baik Daripada Mencintai
80
Part 80. Kana Cemburu
81
Part 81. Perhatian Gino
82
Bab 82. Mulai Dekat
83
Bab 83. Tidak Tahu
84
Bab 84. Surat Undangan
85
Bab 85. Curhat Dengan Gino
86
Bab 86.Terasa Berat
87
Bab 87. Bermain Bersama
88
Bab 88. Makan Bersama
89
Bab 89. Rindu
90
Bab 90. Semoga Hanya Mimpi
91
Bab 91. Menunggu informasi
92
Bab 92. Kejutan
93
Bab 93. Untukmu
94
Bab 94. Musim Nikah
95
Bab 95. Restu Sahabat
96
Bab 96. Move On
97
Bab 98. Belajar Mengenal Karakter Masing-Masing
98
Bab 99. Cerita Vierdo
99
Bab 100. Mak Comblang
100
Bab 101. Fikran
101
Bab 101. Fikran (2)
102
Bab 102. Pertemuan Yang Diatur
103
Bab 103. Masih Calon
104
Bab 104. Ada Yang Mengawasi
105
Bab 105. Dunia Terasa Sempit
106
Bab 106. Mungkin Hamil
107
Bab 107. Ragu
108
Bab 108. Suami Dan Calon Ayah Yang Siaga
109
Bab 109. Kepo
110
Bab 110. Memilih Gaya Rambut
111
Bab 111. Percaya Padamu
112
Bab 112. Kana Menang
113
Bab 113. Pernikahan Leon-Leona Dan Nasehat Papa David
114
Bab 114. Telepon Mendadak
115
Bab 115. Penculikan
116
Bab 116. Disekap
117
Bab 117. Menyelamatkan Diri
118
Bab 118. Berduel
119
Bab 119. Akhirnya Menang
120
Bab 120. Wanita Di Masa Lalu
121
Bab 121. Penangkapan
122
Bab 122. Bercanda Dengan Baby Athar
123
Bab 123. Mengejek
124
Bab 124. Lamaran mendadak
125
Bab 125. Pernikahan Dan Hari Persalinan Yang Sama (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!