Part 5 Pingsan

"Pergi kau! Jangan pernah tunjukkan mukamu di depanku lagi . Aku tidak sudi melihatmu lagi."

Namun kemudian.

"Pergilah!" Suaranya mulai lirih.

Dengan tangan yang gemetar Itnas meraih tangan Vierdo yang terkepal di atas meja kemudian menggenggamnya sambil berulang kali mengucapkan kata maaf dengan bibir yang bergetar. Hatinya sakit melihat Vierdo yang kecewa seperti ini. Namun, apalah daya takdir telah menentukan arah hidupnya.

Sedangkan Vierdo hanya diam saja menerima perlakuan Itnas dia tidak menolak ataupun menghempaskan tangan Itnas. Karena jauh di dalam hatinya dia masih benar-benar mencintai wanita yang ada di hadapannya ini. Walaupun mulutnya mengatakan dia tidak ingin lagi melihatnya tetapi hatinya menginginkan lain. Ia menginginkan Itnas terus berada di sampingnya.

"Maafkan aku Kak! Aku tahu kakak kecewa padaku. Aku tahu kesalahanku sangat fatal, tapi kumohon Kakak jangan membenciku ya! Aku janji tidak akan pernah muncul di hadapan Kakak lagi."

Dengan air mata bercucuran Itnas beranjak dari duduknya kemudian meninggalkan Vierdo yang masih diam membisu. Kata-kata Vierdo yang mengatakan bahwa dirinya pengkhianat masih terus terngiang di telinganya menemani langkahnya menuju lift yang akan mengantarkannya ke lantai dimana ruangannya berada. Di dalam lift ia masih memikirkan kejadian yang baru saja dialaminya.

"Andai kau tahu yang sebenarnya Kak!"

Tiba-tiba kepalanya mendadak pusing. Ia memijit pelipisnya berharap sakitnya berkurang.

"Aduh kenapa kepalaku sakit lagi," batinnya.

Itnas menyandarkan kepalanya di kubikel besi tersebut, tetapi karena liftnya terus bergerak kepalanya malah tambah sakit. Setelah pintu lift terbuka buru-buru Itnas melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut. Dengan tertatih ia melanjutkan langkahnya menuju meja kerjanya.

Setelah sampai di sana kedua sahabatnya menyambut. Syahdu yang sedari tadi heboh karena Itnas dipanggil sang bos yang menurutnya cool dan tampan itu sebenarnya ingin menggoda Itnas dan akan memintanya mencomblangi dirinya mendadak mengurungkan niatnya melihat wajah Itnas yang lelah dan pucat.

"Lo kenapa?" tanya Kana yang juga menyadari wajah Itnas begitu pucat.

"Kepala gue pusing." Setelah mengatakan itu tubuh Itnas terhuyung, tetapi segera ditangkap oleh Syahdu. Syahdu menepuk wajah Itnas yang matanya terpejam.

"Nas, Lo kenapa?" panik Syahdu.

Melihat Itnas yang pingsan di pangkuan Syahdu Kana ikutan panik. Ia memanggil teman-temannya yang lain.

"Teman-teman tolong dong! Ada yang bawa minyak kayu putih tidak?"

Namun diantara mereka tidak ada yang membawanya. Syahdu kemudian mengingat bahwa di ruangan itu biasanya ada kotak obat. Dia menghampiri kotak obat tersebut dan mencari keberadaan si minyak kayu putih. Setelah ketemu dia mengambilnya kemudian mengoleskannya di kening Itnas. Itnas sama sekali tidak bereaksi. Setelah menunggu agak lama, Itnas belum bergeming juga bahkan tubuhnya kini mulai hangat. Kana memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit.

"Teman- teman ada yang bawa mobil nggak?"

"Nggak ada," jawab mereka.

"Ya ampun. Kere semua sih karyawan di ruangan ini," kesalnya.

"Perlu meminta kenaikan gaji nih kayaknya."

Padahal mereka tidak membawa mobil bukan karena tidak punya tetapi untuk menghindari kemacetan karena hari senin adalah hari yang sibuk terbukti setiap hari ini selalu macet di jam-jam masuk kerja.

Karena tidak ada satupun temannya yang membawa mobil ia menyuruh Syahdu untuk memesan taksi online.

"Du, pesen taksi online Dong!" perintah Kana.

Dengan sigap Syahdu mengambil ponselnya dan menghubungi taksi online sesuai permintaan Kana.

Wendi yang kebetulan lewat mengernyitkan dahi melihat para karyawan Divisi Pemasaran itu berkumpul di satu titik dan berisik sekali.

"Aneh jam kerja seperti ini apa yang mereka lakukan?" pikirnya.

Dia menghampiri para karyawan. "Ada apa?" tanyanya.

"Ada yang pingsan, Pak," jawab salah satu karyawan.

"Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit?"

"Masih menunggu taksi online Pak," jawab yang lain.

"Biar saya yang bawa. Tolong angkat dia dan bawa ke mobilku!" perintah Wendi pada salah satu karyawan pria. Tanpa bicara karyawan yang ditunjuk langsung membopong tubuh Itnas ke mobil Wendi.

"Kalian sahabatnya?" Tunjuk Wendi ke arah Kana dan Syahdu. Mereka berdua mengangguk.

"Salah satu dari kalian ikut aku!" perintahnya.

Kana dan Syahdu reflek mengikuti Wendi. Wendi yang sadar ketika dua orang tersebut semua mengikutinya berbalik dan berkata, "Satu orang saja yang lainnya tetap bekerja seperti biasa."

Kana memandang Syahdu dan memberi kode dengan matanya supaya Syahdu mengalah. Syahdu yang paham akan arti tatapan Kana mundur ke belakang.

"Cih dasar Kana! Mau ambil kesempatan dalam kesempitan dia," umpatnya.

Kana menoleh, "Jangan lupa pesenan taksinya di cancel! " katanya dengan senyum merekah.

"Iya, iya." Syahdu mengambil ponsel dan membatalkan pesanan taksinya. Tidak lupa dia mengirim pesan kepada Kana supaya mengabarkan keadaan Itnas nantinya. Dia juga menggoda Kana supaya memanfaatkan momen ini dengan baik yaitu mendekati Wendi. Syahdu tahu bahwa Kana menyukai Wendi walau seringkali Kana membantahnya.

Setelah sampai di rumah sakit Wendi meminta perawat untuk membawa Itnas ke ruang pemeriksaan. Wendi dan Kana menunggu di luar.

Ceklek.

Pintu ruangan terbuka. Seorang dokter perempuan muncul di depan pintu. Kana menghampiri dokter tersebut dan menanyakan keadaan Itnas.

"Bagaimana keadaannya Dok?"

"Keadaan pasien baik-baik saja hanya demam dan sepertinya pasien kelelahan serta banyak pikiran makanya dia sempat pingsan tadi."

"Apa pasien bisa dibawa pulang Dok?"

"Sebenarnya pasien bisa dirawat di rumah, akan tetapi lebih baik dirawat di sini sementara hingga demamnya turun agar memudahkan kami untuk mengontrol kalau-kalau nanti panasnya naik, tetapi semua terserah mbaknya kalau mau dibawa pulang silahkan kalau mau dirawat disini juga silahkan!"

Kana menghampiri Wendi. "Bagaimana Pak?"

"Dirawat di sini sajalah untuk jaga-jaga takut ada apa-apa nantinya."

Kana mengangguk dan menghampiri dokter untuk memberitahukan bahwa dia setuju Itnas dirawat di rumah sakit tersebut untuk sementara waktu.

Kemudian setelah berbicara dengan sang dokter Kana diajak Wendi ke ruang administrasi untuk mengisi formulir pendaftaran. Setelah itu mereka kembali ke ruang rawat.

Sementara Vierdo di kantornya frustasi. Ia mengusap wajahnya kasar.

Untuk apa kita dipertemukan kembali kalau hanya untuk mengabarkan bahwa takdir kita harus terpisah. Jika sebenarnya pertemuan ini adalah sebuah perpisahan.

"Aarrgh!"

Dia melempar berkas yang ada di mejanya. Dia benar-benar frustasi padahal satu jam lagi dia ada pertemuan dengan salah satu kliennya. Bagaimana dia bisa konsentrasi kalau pikirannya kacau-balau seperti ini. Kemudian dia teringat pada wendi. Dia mengambil ponselnya dan menghubunginya.

"Hallo Wen, cepat kesini!"

"Ada apa Pak? Saya lagi di rumah sakit."

"Siapa yang sakit?"

"Salah satu karyawan di unit pemasaran Pak."

"Kenapa tidak menyuruh yang lain? Kenapa harus kamu yang mengantarnya? Apa dia kekasihmu?"

"Bukan Pak tapi pas dia pingsan tadi kebetulan saya lewat dan tidak ada yang membawanya ke rumah sakit jadi terpaksa saya...."

"Ya sudah kamu balik. Satu jam lagi bukannya ada jadwal ketemu klien ya!?"

"Iya Pak."

Setelah menutup teleponnya Wendi menghampiri Kana dan meminta Kana untuk tidak kembali ke kantor tetapi wanita itu ditugaskan menjaga Itnas.

"Jangan lupa hubungi orang tuanya!" Wendi berjalan meninggalkan ruang rawat namun kemudian berbalik.

"Eh siapa namanya tadi?"

"Itnas Pak."

"Iya saya sudah tahu maksudku nama panjangnya?"

"Itnasia Refita Husein, Pak."

"Kamu?"

"Saya, Pak?" Menunjuk dadanya sendiri.

"Iya nama kamu."

"Kana, Pak"

"Oh, Kana," Katanya sambil mengangguk.

"Saya pergi dulu ya Kana."

"Iya pak."

Setelah Wendi pergi Kana senyum-senyum sendiri. Dia begitu senang padahal Wendi hanya menanyakan namanya saja.

"Ekhem." Tiba-tiba ada suara orang berdeham.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Qiana

Qiana

Next Thor 💕💕💕💕💕💕

2021-11-14

0

Adinda

Adinda

Salam 7in1
kami pasukan
Era Berdarah Manusia
I Firmo
💙💙💙🖤🖤🖤❤️❤️❤️

2021-11-07

0

༄᩿⟁ʀ͠ᴀᴛɪʜ

༄᩿⟁ʀ͠ᴀᴛɪʜ

Ratih udh mampir kak... ceritanya bgus... semangat terus ya

2021-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Bukan lelaki Setia
2 Part 2 Perjodohan Yang Tidak Diinginkan
3 Part 3 Dipertemukan kembali
4 Part 4 Kamu Pengkhianat
5 Part 5 Pingsan
6 Part 6. Kunjungan Ke Rumah Sakit
7 Part 7. Perdebatan Kecil Dengan Mama Refi
8 Part 8. Kedatangan Talitha
9 Part 9. Tidak Tahu Malu
10 Part 10. Masa Lalu Talitha
11 Part 11. Masa Lalu Thalita 2
12 Part 12. Pertemuan Pertama
13 Part 13. Putus Asa
14 Part 14. Berbelanja Bersama
15 Part 15. Tinggal Bersama
16 Part 16. I Love You
17 Part 17. Akibat Salah Paham
18 Part 18. Surat Resign
19 Part 19. Curhat dengan sahabat
20 Part 20. Sedikit Terkuak
21 Part 21. Bertemu Keluarga
22 Part 22. Berterus Terang
23 Bab 23. Hampir
24 Part 24. Detektif Abal-abal
25 Part 25. Memeriksa Kandungan
26 Part 26. Kabar Buruk
27 Part 27. Sebuah Penyamaran
28 Part 28. Permohonan maaf dan Meminta Pertolongan
29 Part 29. Permohonan Juno
30 Part 30. Permintaan Kembali
31 Part 31. Hilang Kesabaran
32 Part 32. Keadaan Thalita
33 Part 33. Dia Memang Anakmu
34 Part 34. Masa lalu Juno dengan Yudha
35 Part 35. Ternyata Pak Amat Pelakunya
36 Part 36. Alasan Yang Sebenarnya
37 Part 37. Perhatian terakhir
38 Part 38. Penyesalan Yudha
39 Part 39. Berikanlah Dia Bahagia
40 Part 40. Panjer
41 Part 41. Panik
42 PART 42. Menunggu Si Baby.
43 HSW BAB 43. Lahiran
44 Part 44. Bahagia
45 Part 45. Heboh
46 part 46. Menunggu Masa Iddah
47 Part 47. Sensitif
48 Part 48. Permintaan tes
49 Part 49. Permintaan Maaf Yudha Pada Juno Dan Thalita
50 Part 50. Pulang
51 Part 51. Hari Aqiqah
52 Part 52. Nikah Massal
53 Part 53. Hari Pernikahan
54 Part 54. Hari Pernikahan (2)
55 Part 55. Rencana Menjodohkan
56 Par 56. Mendekati Leona
57 Part 57. Pengganggu
58 Part 58. Tukaran
59 Part 59. Berdiskusi
60 Part 60. Kegundahan Leon
61 Part 61. Curhatan Leona
62 Part 62. Ketahuan Vierdo
63 Part 63. Alasan Leon Semata
64 Part 64. Cemburu
65 Part 65. Pengakuan
66 Bab 66. Vierdo Lebay
67 Bab 67. Gara-Gara Kentut
68 Part 68. Badmood
69 Bab 69. Hilal Jodoh
70 Part 70. Kembali Ke Kantor Masing-masing
71 Part 71. Jangan Sampai Menghancurkan Persahabatan
72 Part 72. Penjelasan Kana
73 Part 73. Hari Pertunangan
74 Part 74. Pesta Nyanyi Bersama Para Sahabat
75 Part 75. Menggoda Syahdu
76 Part 76. Menemui Orang Tua Leona
77 Part 77. Hari Pernikahan
78 Part 78. Ada Yang Kecewa
79 Part 79. Dicintai Lebih Baik Daripada Mencintai
80 Part 80. Kana Cemburu
81 Part 81. Perhatian Gino
82 Bab 82. Mulai Dekat
83 Bab 83. Tidak Tahu
84 Bab 84. Surat Undangan
85 Bab 85. Curhat Dengan Gino
86 Bab 86.Terasa Berat
87 Bab 87. Bermain Bersama
88 Bab 88. Makan Bersama
89 Bab 89. Rindu
90 Bab 90. Semoga Hanya Mimpi
91 Bab 91. Menunggu informasi
92 Bab 92. Kejutan
93 Bab 93. Untukmu
94 Bab 94. Musim Nikah
95 Bab 95. Restu Sahabat
96 Bab 96. Move On
97 Bab 98. Belajar Mengenal Karakter Masing-Masing
98 Bab 99. Cerita Vierdo
99 Bab 100. Mak Comblang
100 Bab 101. Fikran
101 Bab 101. Fikran (2)
102 Bab 102. Pertemuan Yang Diatur
103 Bab 103. Masih Calon
104 Bab 104. Ada Yang Mengawasi
105 Bab 105. Dunia Terasa Sempit
106 Bab 106. Mungkin Hamil
107 Bab 107. Ragu
108 Bab 108. Suami Dan Calon Ayah Yang Siaga
109 Bab 109. Kepo
110 Bab 110. Memilih Gaya Rambut
111 Bab 111. Percaya Padamu
112 Bab 112. Kana Menang
113 Bab 113. Pernikahan Leon-Leona Dan Nasehat Papa David
114 Bab 114. Telepon Mendadak
115 Bab 115. Penculikan
116 Bab 116. Disekap
117 Bab 117. Menyelamatkan Diri
118 Bab 118. Berduel
119 Bab 119. Akhirnya Menang
120 Bab 120. Wanita Di Masa Lalu
121 Bab 121. Penangkapan
122 Bab 122. Bercanda Dengan Baby Athar
123 Bab 123. Mengejek
124 Bab 124. Lamaran mendadak
125 Bab 125. Pernikahan Dan Hari Persalinan Yang Sama (Tamat)
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Part 1 Bukan lelaki Setia
2
Part 2 Perjodohan Yang Tidak Diinginkan
3
Part 3 Dipertemukan kembali
4
Part 4 Kamu Pengkhianat
5
Part 5 Pingsan
6
Part 6. Kunjungan Ke Rumah Sakit
7
Part 7. Perdebatan Kecil Dengan Mama Refi
8
Part 8. Kedatangan Talitha
9
Part 9. Tidak Tahu Malu
10
Part 10. Masa Lalu Talitha
11
Part 11. Masa Lalu Thalita 2
12
Part 12. Pertemuan Pertama
13
Part 13. Putus Asa
14
Part 14. Berbelanja Bersama
15
Part 15. Tinggal Bersama
16
Part 16. I Love You
17
Part 17. Akibat Salah Paham
18
Part 18. Surat Resign
19
Part 19. Curhat dengan sahabat
20
Part 20. Sedikit Terkuak
21
Part 21. Bertemu Keluarga
22
Part 22. Berterus Terang
23
Bab 23. Hampir
24
Part 24. Detektif Abal-abal
25
Part 25. Memeriksa Kandungan
26
Part 26. Kabar Buruk
27
Part 27. Sebuah Penyamaran
28
Part 28. Permohonan maaf dan Meminta Pertolongan
29
Part 29. Permohonan Juno
30
Part 30. Permintaan Kembali
31
Part 31. Hilang Kesabaran
32
Part 32. Keadaan Thalita
33
Part 33. Dia Memang Anakmu
34
Part 34. Masa lalu Juno dengan Yudha
35
Part 35. Ternyata Pak Amat Pelakunya
36
Part 36. Alasan Yang Sebenarnya
37
Part 37. Perhatian terakhir
38
Part 38. Penyesalan Yudha
39
Part 39. Berikanlah Dia Bahagia
40
Part 40. Panjer
41
Part 41. Panik
42
PART 42. Menunggu Si Baby.
43
HSW BAB 43. Lahiran
44
Part 44. Bahagia
45
Part 45. Heboh
46
part 46. Menunggu Masa Iddah
47
Part 47. Sensitif
48
Part 48. Permintaan tes
49
Part 49. Permintaan Maaf Yudha Pada Juno Dan Thalita
50
Part 50. Pulang
51
Part 51. Hari Aqiqah
52
Part 52. Nikah Massal
53
Part 53. Hari Pernikahan
54
Part 54. Hari Pernikahan (2)
55
Part 55. Rencana Menjodohkan
56
Par 56. Mendekati Leona
57
Part 57. Pengganggu
58
Part 58. Tukaran
59
Part 59. Berdiskusi
60
Part 60. Kegundahan Leon
61
Part 61. Curhatan Leona
62
Part 62. Ketahuan Vierdo
63
Part 63. Alasan Leon Semata
64
Part 64. Cemburu
65
Part 65. Pengakuan
66
Bab 66. Vierdo Lebay
67
Bab 67. Gara-Gara Kentut
68
Part 68. Badmood
69
Bab 69. Hilal Jodoh
70
Part 70. Kembali Ke Kantor Masing-masing
71
Part 71. Jangan Sampai Menghancurkan Persahabatan
72
Part 72. Penjelasan Kana
73
Part 73. Hari Pertunangan
74
Part 74. Pesta Nyanyi Bersama Para Sahabat
75
Part 75. Menggoda Syahdu
76
Part 76. Menemui Orang Tua Leona
77
Part 77. Hari Pernikahan
78
Part 78. Ada Yang Kecewa
79
Part 79. Dicintai Lebih Baik Daripada Mencintai
80
Part 80. Kana Cemburu
81
Part 81. Perhatian Gino
82
Bab 82. Mulai Dekat
83
Bab 83. Tidak Tahu
84
Bab 84. Surat Undangan
85
Bab 85. Curhat Dengan Gino
86
Bab 86.Terasa Berat
87
Bab 87. Bermain Bersama
88
Bab 88. Makan Bersama
89
Bab 89. Rindu
90
Bab 90. Semoga Hanya Mimpi
91
Bab 91. Menunggu informasi
92
Bab 92. Kejutan
93
Bab 93. Untukmu
94
Bab 94. Musim Nikah
95
Bab 95. Restu Sahabat
96
Bab 96. Move On
97
Bab 98. Belajar Mengenal Karakter Masing-Masing
98
Bab 99. Cerita Vierdo
99
Bab 100. Mak Comblang
100
Bab 101. Fikran
101
Bab 101. Fikran (2)
102
Bab 102. Pertemuan Yang Diatur
103
Bab 103. Masih Calon
104
Bab 104. Ada Yang Mengawasi
105
Bab 105. Dunia Terasa Sempit
106
Bab 106. Mungkin Hamil
107
Bab 107. Ragu
108
Bab 108. Suami Dan Calon Ayah Yang Siaga
109
Bab 109. Kepo
110
Bab 110. Memilih Gaya Rambut
111
Bab 111. Percaya Padamu
112
Bab 112. Kana Menang
113
Bab 113. Pernikahan Leon-Leona Dan Nasehat Papa David
114
Bab 114. Telepon Mendadak
115
Bab 115. Penculikan
116
Bab 116. Disekap
117
Bab 117. Menyelamatkan Diri
118
Bab 118. Berduel
119
Bab 119. Akhirnya Menang
120
Bab 120. Wanita Di Masa Lalu
121
Bab 121. Penangkapan
122
Bab 122. Bercanda Dengan Baby Athar
123
Bab 123. Mengejek
124
Bab 124. Lamaran mendadak
125
Bab 125. Pernikahan Dan Hari Persalinan Yang Sama (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!