Setelah mendapat restu dari Itnas Yudha disibukkan dengan persiapan pernikahannya. Sedangkan Itnas memilih menikmati kesendiriannya. Dia memilih pantai untuk meluapkan kekesalannya. Dia menangis, berteriak dan sesekali melempar batu ke ombak di sana hingga tak disadari gerimis mulai datang dan perlahan menjadi hujan lebat. Itnas tetap diam di tempat. Berdiri di atas pasir yang menjadi pijakannya. Guyuran air hujan yang deras tak ia gubris karena di dalam hati sakitnya jauh melampaui itu semua.
Di sudut yang berbeda di tempat yang sama. Di sebuah cafe pinggir pantai Vierdo meneguk capuccino hangatnya. Sesekali mengedarkan pandangan ke seluruh area pantai. Tak sengaja matanya menangkap sosok perempuan yang tengah kehujanan.
"Apa gerangan yang membuat perempuan itu berdiri di tengah derasnya hujan seperti ini," gumamnya. Vierdo berinisiatif meminjam payung pada pelayan cafe kemudian beranjak menghampiri perempuan tersebut. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat perempuan itu adalah wanitanya sendiri.
"Nanas," lirihnya.
Vierdo meletakkan payungnya di atas pasir kemudian dia memeluk tubuh Itnas dari belakang. Meresapi tubuh wanitanya yang sangat ia rindukan. Merasai aroma yang selalu menjadi candunya dahulu. Aroma yang tidak pernah berubah. Rencananya besok dia akan membawa kekasihnya untuk memperkenalkan pada papa dan mamanya, menepati janji yang sempat tertunda.
Itnas pun meresapi pelukan hangat yang menenangkan itu. Entah mengapa jiwanya sedikit damai. Sudah lama kenyamanan seperti ini tidak pernah dia rasakan bahkan bersama Yudha sekalipun hingga ia lupa untuk sekedar berpikir siapa orang yg memeluknya kini.
"Aku merindukanmu sayang!"
Itnas tersentak mendengar suara itu bukan suara Yudha melainkan suara orang lain. Namun suara tersebut tidak asing di telinganya.
Masih dalam pelukan Vierdo, Itnas mendongakkan wajahnya ke atas. "Kak Vier!" serunya. Antara syok dan kedinginan tubuhnya bergetar hebat kemudian perlahan meluruh dan pingsan.
Vierdo panik melihat kekasihnya pingsan. Akhirnya dia memutuskan menggendong ke mobil dan membawanya pulang ke rumah orang tuanya.
Sesampai di rumah mommy-nya ikut panik melihat Vierdo membawa seorang wanita pingsan dengan pakaian yang basah, Vierdo pun tak kalah basahnya.
"Dia siapa Vier? Kenapa dia pingsan? Apa yang kau lakukan padanya?"
Bukannya menolong mommy-nya malah memberondol dengan pertanyaan-pertanyaan.
Beruntung Pak Dafid -papanya Vierdo- bisa bersikap tenang. "Bantulah dulu dia Mom!"
Mommy kemudian menyuruh Vierdo membawa Itnas ke kamarnya.
"Keluarlah dulu Nak biar mom gantiin bajunya dulu! Oh ya tolong ambilkan baju Keysa, ya! Kayaknya baju adikmu itu akan pas di tubuhnya."
Vierdo beranjak dari kamarnya dan menghampiri kamar adiknya di lantai bawah. "Dek pinjam bajunya!"
"Apa sih Kak, datang-datang pinjem baju. Mau jadi cewek jadi-jadian apa? Emang udah bosen ya jadi cowok!"
"Lo tuh kalo ngomong suka ngaco. Cepetan ambilin dan kasih ke mommy!" Vier keluar dari kamar Keysa.
"Di kamarku," teriaknya.
"Iya, Kak!" Keysa tak kalah berteriak.
"Bawel banget sih jadi cowok," lirihnya. Dia tidak habis pikir buat apa sih mommy-nya meminta baju Keysa. Dengan rasa penasaran yang tinggi dia beranjak ke kamar kakaknya dengan sebuah gamis yang dia ambil dari lemarinya dengan asal tarik saja. Mana dia tahu model baju apa yang dipesan mommy-nya itu.
Alangkah terkejutnya Keysa ketika mendapati seorang perempuan terbaring di ranjang kakaknya dengan pakaian basah dengan mommy-nya yang mengolesi minyak kayu putih di keningnya.
Mommy menoleh, "Key, sini bantu mom!" Dengan cekatan mommy mengganti baju Itnas dibantu Keysa. Perlahan Itnas mulai tersadar dan mengerjabkan matanya.
"Saya dimana?" tanyanya dengan suara lirih.
"Kamu di rumah Tante."
Beralih ke Keysa, "Keysa tolong buatkan teh hangat ya!"
"Yes Mom." Keysa berlalu pergi ke dapur membuatkan pesanan mommy-nya.
Itnas memeriksa tubuhnya kenapa pakaiannya berbeda. Wajahnya tampak berpikir
dan mommy paham itu. "Maaf Tante lancang mengganti bajumu!"
"Tidak apa Tante. Terima kasih!"
Sedangkan di luar sana Vierdo yang baru selesai mandi dan sudah berpakaian rapi ditarik papanya untuk dibawa ke kantor. Padahal niatnya dia ingin bersama Itnas seharian ini dan juga akan mengantarnya pulang nanti. Namun, ternyata meskipun hari ini libur tapi Vierdo harus mempersiapkan dirinya untuk acara pergantian jabatan mengganti pak Dafid besok. Hari ini dia harus belajar tentang cara mengelola perusahaan dengan papanya dan dengan Wendi sang asisten karena besok setelah peresmian dia akan langsung menggantikan papanya itu.
"Pa, tapi bagaimana dengan Nanas?"
"Perempuan tadi?"
Vierdo mengangguk.
"Biar pak sopir yg mengantarnya nanti." Papa Dafid menghampiri sopir sang istri dan
memerintahkan supaya sang sopir mengantarkan Itnas kalau nanti sudah mau pulang sedangkan sang sopir cuma manggut-manggut sambil mengatakan, "baik Tuan!"
Setelah vierdo pergi Itnas menanyakan keberadaannya pada keysa. Dia takut Vierdo masih ada di luar menunggunya. Itnas masih belum siap untuk menjelaskan semua yang telah terjadi padanya. Dia tidak ingin melihat raut kekecewaan di wajah Vierdo setelah tahu bahwa dirinya telah menikah padahal mereka baru saja bertemu setelah dua tahun berpisah. Ya mereka tidak pernah bertemu semenjak Vierdo memutuskan melanjutkan S2 nya ke luar negeri tepatnya ke negara Inggris. Vierdo belajar ilmu bisnis di University of Manchester supaya setelah lulus dia bisa langsung menggantikan papanya mengelola perusahaan sesuai harapan kedua orang tuanya.
Selama dua tahun Vierdo dan Itnas menjalin hubungan jarak-jauh karena selama itu Vierdo tidak pernah pulang ke Indonesia. Biasanya apabila ada keluarga yang kangen baik itu papa Dafid, mommy Victoria maupun Keysa mereka lah yang akan menyambangi Vierdo di Inggris sekaligus pulang kampung sebab mommy victoria berasal dari sana.
Setelah mendengar penjelasan dari Keysa bahwa Vierdo telah pergi karena ada kepentingan yang mendadak, akhirnya Itnas bisa bernafas lega. Dia pamit pulang pada Mommy Victoria, tetapi ditahan supaya tidak pulang sebelum makan siang bersama Mommy Victoria dan Keysa.
Sebenarnya Itnas sudah menolak secara halus ajakan Mommy Victoria. Namun, karena Mommy Victoria memaksa akhirnya Itnas mengalah karena merasa tidak enak.
Setelah makan siang berakhir akhirnya Itnas diizinkan pulang, tetapi saat Itnas mencoba menelpon taksi online Mommy Victoria mencegahnya. Mommy memanggil Bik Ani supaya memberitahukan pada sopirnya untuk mengantar Itnas pulang sedangkan pak sopir yang telah lebih dulu diperintah pak Dafid sudah siap menunggu di pintu mobilnya.
"Katakan pada Nyonya saya sudah menunggu di mobil!" pinta Pak Sobri, sang sopir.
Bik Ani menyampaikan pada Mommy Victoria bahwa pak Sobri sudah siap. Itnas lalu berpamitan pada Mommy Victoria dan Keysa. Dia mengambil tangan mommy dan menciumnya. Dia juga menjabat tangan Keysa sambil mengucapkan terima kasih kepada anak dan ibu tersebut. Kemudian melangkah menghampiri Pak Sobri.
Setelah Itnas masuk ke dalam mobil, Pak Sobri menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam Itnas meminta pak Sobri menghentikan mobilnya.
"Stop Pak! Berhenti di sini!" pintanya.
"Lho Neng kok berhenti di sini?" Pak Sobri kaget Itnas meminta berhenti mendadak di pinggir jalan.
"Iya Pak, rumah saya sudah dekat kok. Biar saya jalan kaki saja."
"Bukankah lebih baik saya antar saja Neng sampek rumah?"
"Gak usah Pak. Saya masih mau mampir beli gado-gado dulu." Itnas menghampiri abang tukang gado-gado yang mangkir di pinggir jalan.
"Sial!" katanya ketika melihat pak sopir tetap di tempat tidak melajukan mobilnya.
Itnas yang tadinya hanya pura-pura ingin membeli gado-gado akhirnya benar-benar membeli gado-gado karena tidak mau dianggap berbohong.
Sebenarnya Itnas ingin menghindari Pak Sobri karena takut kalau pak Sobri tahu alamat rumahnya, dia akan memberikan alamatnya kepada Vierdo. Namun, sampai pesanan Itnas selesai dibungkus Pak Sobri tetap diam di tempat tidak bergeming sama sekali.
"Pak kok tetep diam di situ sih. Emang Bapak nggak mau pulang?" kesalnya.
"Ah iya Neng tapi Bapak masih mau pesan gado-gado juga.
"Bang gado-gadonya ya, makan di sini!"
"Ashiap Pak," jawab abang penjual gado-gado.
Melihat pak Sobri memesan gado-gado buru-buru Itnas melangkahkan kakinya untuk pulang. Itnas menyetop tukang ojek dan meminta mengantarnya ke rumah.
Melihat Itnas menyetop ojek buru-buru Pak sobri membayar pada si abang penjual padahal gado-gado belum selesai diracik.
"Gado-gadonya Pak," kata si abang.
"Udah kenyang Bang," jawab Pak Sobri asal.
Si abang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal bingung dengan sikap pak Sobri.
Kalo udah kenyang ngapain mesen gado-gado.
"Ah sudahlah mungkin ini rejeki anak sholeh," gumamnya pada diri sendiri.
Sementara pak Sobri melajukan mobilnya mengejar tukang ojek yang membawa Itnas. Bukan apa-apa pak Sobri sudah dipesan pak Dafid untuk mengetahui di mana Itnas tinggal. Pak Dafid curiga ketika melihat tadi pagi Itnas yang pingsan dibopong Vierdo ke rumahnya dalam keadaan basah.
"Pasti ada apa-apa," pikir pak Dafid tadi pagi.
Pak Sobri menjaga jarak agar Itnas tidak tahu kalau dirinya dibuntuti. Sampailah Itnas di depan pintu pagar besi berwarna biru dia masuk ke dalam dan membuka pintu rumahnya.
"Akhirnya dapat juga," Pak Sobri bernafas lega kemudian memutar mobilnya kembali ke rumah majikannya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Ra2_Zel
Hai,nih aku mampir.aku bacanya nyicil dulu ya.Salam dari Nikah Muda
2021-11-18
1
Qiana
Jaringan MT payah 😭😭😭
2021-11-14
0
Qiana
Jaringan MT payah 😭😭😭
2021-11-14
0