"Inilah hukuman buat orang yang berani melawanku!"
"Kenapa kau tega Re, apa salahku padamu?"
"hiks ... hiks ... hiks." Gladis menangis tersedu-sedu. Sakit di sekujur tubuhnya sangatlah terasa. Namun sakit di hatinya jauh lebih besar. Bagaimana mungkin pria yang dipuja dan dicintainya selama ini malah menghancurkan hidupnya. Mengambil mahkota paling berharga dalam hidupnya yang selama ini dia jaga baik-baik. Terlebih cara mengambilnya dengan cara kasar dan brutal.
"Bukankah sudah kubilang pergi dan jangan campuri urusanku, tetapi kau malah menghalangi rencanaku. Jadi jangan salahkan aku kalau aku menghukummu seperti ini."
"Cuih." Gladis meludahi wajah Regan. "Dasar kau memang laki-laki brengsek! Menyesal aku mengenalmu."
"Hahaha ... sayangnya penyesalanmu terlambat." Regan mengusap wajahnya dan meninggalkan Gladis seorang diri.
Setelah Regan pergi Gladis merenungi semua yang telah terjadi pada dirinya. Timbul sesal dalam hati mengapa dia mau diajak Regan ke tempat terkutuk semacam ini apalagi dia sampai berbohong kepada bundanya bahwa dia akan pergi bersama Itnas.
Gladis mencoba berdiri "Aw ... sakit," lirihnya. Dia memeriksa tubuhnya ternyata dia baru sadar kalau sekarang tubuhnya dalam keadaan bugil tanpa sehelai benangpun. Dia kemudian memungut pakaiannya yang terserak di lantai.
"Kenapa robek semua? Sekarang aku harus memakai apa?" tanyanya pada diri sendiri. Dia bingung harus minta bantuan siapa padahal sekarang telah larut malam dan club sepertinya sudah sepi sedang ponselnya hilang entah kemana. Untunglah ada selimut di dekatnya.
Dia menggulung tubuhnya dengan selimut tersebut dan meringkuk di ranjang sambil menangisi nasibnya sendiri. Karena kelelahan akhirnya dia tertidur.
Keesokan harinya seorang cleaning servis pria menemukannya dalam keadaan pingsan. Pria tersebut memanggil rekannya yang wanita untuk memeriksa tubuh Gladis karena semenjak tadi dibangunkan gadis di hadapannya tidak bereaksi sama sekali. Namun, ketika diperiksa denyut nadinya masih hidup. Si cleaning servis wanita memeriksa tubuh Gladis yang terbalut selimut dan dia kaget mendapati tubuh gadis yang ditemukannya dalam keadaan t*lanjang.
"Tubuhnya polos, jangan-jangan dia perempuan bayaran," tebak si wanita.
"Masak sih perempuan bayaran nasibnya seperti ini." Si cleaning servis pria tidak yakin kalau gadis di depannya seorang j*lang. Dalam bayangannya kalau dia seorang ****** pasti dia sudah pulang dengan membawa segepok uang di tangannya, tetapi ini apa, gadis tersebut meringkuk tanpa busana dan lupa pulang bahkan pingsan seperti ini.
"Atau dia kena tipu partner ranjangnya sudah tidak dibayar malah ditinggal," lanjut si wanita.
Si pria menggeleng, "Aku tidak yakin. Sepertinya ada yang ganjil. Mana bajunya?"
Mereka berdua mencari baju Gladis dan ketika menemukannya mereka terkejut karena baju tersebut robek.
"Dia diperkosa," kata mereka hampir bersamaan.
"Jo, tolong belikan baju untuknya!" perintah sang cleaning servis wanita kepada si cleaning servis pria yang ternyata bernama Jojo.
"Baiklah. Kau jaga dia Rim!" pinta Jojo kepada Rima si cleaning servis wanita yang ternyata bernama Rima.
Rima mengangguk kemudian mengeluarkan minyak kayu putih yang selalu standby di dalam saku bajunya. Dia mengoleskannya di kening Gladis.
Perlahan Gladis tersadar dari pingsannya. "Aku lapar," lirihnya.
Rima yang mendengar Gladis mengatakan lapar langsung menelpon Jojo supaya temannya itu juga membeli makanan.
Tiba-tiba Gladis teringat dengan kejadiaan semalam, sehingga dia terisak kembali. Rima memeluk dan menenangkan Gladis. Namun tangisnya malah semakin menjadi ketika Rima memintanya untuk menceritakan apa yang telah terjadi pada dirinya.
Setelah sedikit tenang akhirnya Gladis menceritakan semuanya kepada Rima dan pembicaraan terjeda karena Jojo datang membawa pakaian dan makanan.
Rima meminta Jojo untuk keluar dulu sementara Gladis memakai pakaiannya. Kemudian ketika Gladis hendak melanjutkan ceritanya Rima meminta Gladis untuk makan terlebih dahulu setelah itu baru melanjutkan ceritanya.
Gladis hanya mengangguk dan ketika mulai menyendok makanannya dia bertanya pada Rima, "Ibu tidak makan?"
"Saya sudah sarapan tadi di rumah jadi Neng makan saja, nggak usah mikirin kami!"
"Iya Bu, terima kasih. Saya tidak tahu nasib saya akan seperti apa kalau tidak ada Ibu."
"Neng yang sabar ya! Ini sudah takdir dari Yang Maha Kuasa. Neng yakin saja kalau semua yang terjadi pasti ada hikmahnya. Nanti setelah Neng makan Ibu akan mengantarkan ke rumah Neng," lanjutnya.
Gladis hanya mengangguk dan menyantap makanannya. Dia begitu lahap memakan nasi di hadapannya padahal hanya nasi pecel dengan ikan tahu dan tempe, tetapi karena semenjak semalam dia tidak makan ditambah tenaganya yang terkuras habis tadi malam membuatnya kelaparan.
Setelah selesai makan Rima mengantarkan Gladis ke rumahnya dengan menaiki angkutan umum.
Sedangkan di rumah bunda Lila semakin panik memikirkan anak semata wayangnya yang sejak semalam tidak pulang. Dia menghubungi ponsel Gladis tetapi tidak aktif begitupun dengan Itnas, dari semalam ponselnya tidak aktif karena setelah kejadian semalam Itnas langsung tertidur sebab kelelahan. Dia sampai lupa dengan Gladis begitupun dengan ponselnya yang sudah lowbet.
Setelah melihat Gladis pulang akhirnya bunda Lila bisa bernafas lega. Namun, setelah mendengar cerita Rima (ya terpaksa Rima yang menceritakan pada bunda Lila karena Gladis tidak berani bercerita apalagi dia masih syok) tentang yang terjadi pada Gladis bunda Lila menjadi murka.
Bukannya menyemangati sang anak bunda Lila malah menyalahkan Gladis karena telah berani berbohong kepadanya padahal selama ini dia termasuk anak yang patuh.
Bunda Lila mendatangi kediaman Itnas dan membuat kekacauan di sana. Dia menyalahkan Itnas akan tragedi yang terjadi pada sang anak. Dia juga meminta pertanggung jawaban Itnas atas semua yang terjadi.
Mendengar penuturan Bu Lila Papa Husein pun murka. Dia marah dan kecewa mendapati kenyataan bahwa Itnas pergi ke club malam apalagi sampai menyebabkan salah seorang temannya diperkosa. Padahal Papa Husein selalu mewanti-wanti agar Itnas jangan sampai pergi ke tempat hiburan malam. Setelah menyelidiki dengan siapa Itnas pergi akhirnya Papa Husein menyimpulkan bahwa Itnas menjalin hubungan dengan Yudha padahal kan sebenarnya Itnas hanya kebetulan bertemu dengan Yudha pas melarikan diri.
Walaupun Itnas menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada sang papa tetapi Papa Husein tetap tidak percaya karena bagi Papa Husein sekali seseorang mengkhianati kepercayaannya berarti orang tersebut tidak dapat dipercaya. Jadi Papa Husein memutuskan Itnas harus menikah dengan Yudha. Mau tidak mau harus mau karena Papa Husein tidak menerima penolakan.
Itnas terus saja menentang keinginan sang papa dengan meminta bantuan sang mama untuk menjelaskan bahwa ia telah punya kekasih.
Akhirnya sang papa memberi waktu selama seminggu untuk Itnas membawa kekasihnya kehadapan papanya.
Setelah satu minggu Vierdo tetap tidak dapat dihubungi karena sepertinya ponselnya mati. Itnas menghubungi teman-teman Vierdo mencari kabar keberadaan Vierdo di luar negeri namun hasilnya nihil. Mereka tidak ada yang mengetahui keberadaan Vierdo pasalnya sudah hampir sebulan Vierdo menghilang dan tidak masuk kuliah.
Akhirnya pada waktu yang ditentukan Itnas terpaksa menerima perjodohan yang dirancang sang papa.
Sementara di tempat lain Gladis yang mendengar berita bahwa dirinya menjadi pembicaraan orang-orang yang tahu bahwa dirinya diperkosa menjadi depresi. Padahal dia tidak ingin banyak orang tahu dengan tragedi yang menimpa dirinya. Namun, orang-orang menjadi tahu karena ulah sang bunda yang membuat kekacauan di rumah papa Husein.
Flash Back Off.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Qiana
Semangat selalu, Thor 💕💕💕💕💕
2021-11-14
0
Adinda
Salam 7in1
kami pasukan
Era Berdarah Manusia
I Firmo
💃🏼💃🏼💃🏼🌿🌿🌿🌿💃💃💃💃
2021-11-07
0
Lady Athena
gak tega thor.. syedih
2021-07-08
1