Real Love
"Mak ... ih masa iya Mak aku di kawinin sama bang Agung, aku bisa nyari sendiri lah Mak," rajuk seorang gadis dengan nada sendu pada sang ibu yang menatapnya penuh makna.
"Eh buset di kawinin, emang kamu kambing, ya ampun Ta, apa sih kurangnya si Agung?" Sungut sang ibu, mulai menghitung kelebihan calon mantunya.
Sita seorang gadis ceria dan modern, berusaha menolak perjodohan yang akan di lakukan oleh sang ibu tercinta.
Bukan tanpa sebab, dia merasa bisa mencari pasangan sendiri, meskipun saat ini masih jomblo bukan berarti sang ibu dengan tak berperasaan lantas segera ingin menikahkannya.
"Nih ... dia baik, pekerja keras, sopan, ya emang agak kurang merawat diri, tapi kalo di liat-liatkan manis," bela sang ibu kepada calon mantunya itu.
Nah itu kurangnya, batin Sita menjawab ocehan sang ibu.
"Dih Mak! Bahasanya kurang merawat diri, langsung aja ngomong DEKIL!" Sungutnya menjawab perkataan sang ibu.
"Elah ini anak, ya jangan terang-terangan banget lah, gimana pun calon laki kamu," ujar sang ibu cekikikan.
.
.
.
.
Sari seorang janda, dia memiliki dua orang anak, si sulung bernama Sita Meccadina berusia 22 tahun, dan si bungsu Andi Qiano yang masih berusia 10 tahun.
Sepeninggal suaminya, dia membuka warung jajanan di depan rumah, seperti gado-gado, seblak dan sebagainya.
Beberapa minggu lalu, Sari bertemu dengan teman lamanya Aminah, yang tinggal di kampung sebelah, mereka akhirnya berbincang setelah lama baru berjumpa kembali, mereka berdua sama-sama berstatus janda dengan dua orang anak, bedanya, anak sulung Aminah laki-laki, sedang bungsunya perempuan.
Anak sulung Aminah bernama Agung Santoso berusia 27 tahun, sedang anak perempuannya berusia 20 tahun, bernama Aida Humairah.
Saat perbincangan itu, Aminah mengeluh tentang anak lelakinya yang tak kunjung menemukan jodoh, padahal sudah termasuk cukup umur, untuk membina rumah tangga. Namun, sang putra tak pernah sekalipun mengenalkan seorang gadis kepadanya, dia takut anak sulungnya itu akan sulit mendapat jodoh.
Sari tertawa sumbang mendengar keluhan temannya itu, dia sangat mengenal sosok Agung, pemuda itu memang baik dan sopan, pekerja keras pula, kekurangannya mungkin hanya dari fisik yang dia miliki, Agung bertubuh agak sedikit gempal, memiliki tinggi badan 176 cm, berkulit sawo matang, sebenarnya Agung cukup manis, hanya kurang menjaga penampilan saja, pikir Sari kala itu, padahal keluarga Aminah termasuk keluarga berada.
Hingga obrolan itu tiba-tiba mengarah pada Aminah yang melihat Sita saat pulang kerja, dan menyalami ibu beserta dirinya.
Melihat Sita yang cantik, dan berpenampilan menarik, menggugah ide untuk meminang anak gadis temannya itu.
"Sar, aku pinang anak gadismu untuk Agung ya," pintanya dengan mata berbinar menatap Sari.
Sari yang terkejut dengan perkataan Aminah lantas tertawa sebelum menjawab, "kamu ini Mi, becanda aja!"
Aminah yang tau jika Sari mungkin berpikir bahwa permintaanya tadi terdengar seperti gurauan, lantas melanjutkan perkatannya dengan menatap serius temannya itu.
"Aku serius Sar, kamu jangan khawatir, berapapun mas kawin yang kamu minta aku pasti sanggupi, ya?"
"Aku pasti sayang anakmu Sar, aku pasti jaga dia baik-baik," rayu Aminah berusaha mengambil hati calon besannya.
Sari dilema, Aminah memang temannya, sudah begitu, keluarga mereka termasuk golongan keluarga berada, dia yakin Aminah juga akan menjadi ibu mertua yang baik untuk anak gadisnya, namun dia tak ingin memaksa anak gadisnya, sudah pasti akan ada perdebatan panjang nantinya, pikir Sari kala itu.
Akhirnya Sari menjawab, jika dia tak bisa menjanjikannya, dia akan membicarakannya terlebih dahulu kepada sang putri, dan Aminah yang tau jika permintaannya yang mendadak itu pasti mengejutkan temannya, lantas ia pun menyetujuinya.
Namun, Aminah selang beberapa waktu selalu menanyakan jawaban Sari, dan itu sedikit membuat Sari jengah, sebab dia belum menanyakan permintaan Aminah kepada Sita.
Hingga akhirnya dia membahas masalah lamaran dadakan itu dengan anak gadisnya, dan lihat apa yang terjadi sekarang, Sita jelas-jelas menolak tegas permintaan sang ibu.
.
.
"Menikah kan ibadah, kalo sekarang dia keliatan gimana gitu, tugas kamu nanti merawat dia supaya lebih Cling!" nasihat sang ibu dengan gerak tangan seolah-olah mengeluarkan sinar.
"Cling ... cling emang dia piring kotor, pas di cuci jadi mengkilat?!" Ketus Sita.
"Ah kamu mah, ya udah gini aja dah, gimana kalo, pedekate dulu, kalo cucok langsung cuz ya?" Tawar sang ibu.
"Ishhh ... Emak ini, emang di kata milih baju, cucok langsung check! Dah ah kesel aku mah." Lantas berlalu meninggalkan sang ibu yang sedang sibuk di dapur.
"Elah, Ta bantu Emak masak dulu lah, ntar malem pan calon laki kamu mau maen kemari," pekik sang ibu kesal di tinggal begitu saja.
Sita yang malas berduaan dengan sang ibu di dapur, memilih merebahkan tubuhnya di bale-bale depan rumahnya, semilir angin membuat matanya mengantuk berat.
Di hari libur kerjanya, saat dia berpikir akan begadang semalaman menonton drama korea favoritnya, dirinya malah mendapatkan panggilan dari sang ibu, yang memintanya untuk pulang ke rumah.
Sistem kerja di tempat Sita menggunakan sistem off dimana hari liburnya tak mesti jatuh pada hari sabtu dan minggu, hingga saat orang lain masih bekerja hari ini malah Sita libur, sedangkan esok di hari sabtu dia harus bekerja.
'*M*au ada yang di bahas!' Ucap sang ibu saat itu.
Setelah tau apa yang akan dibahas, dirinya menyesal pulang kerumah.
Walaupun tempat kerjanya masih satu wilayah di kota tempat tinggalnya, tapi Sita memilih mengontrak bersama ketiga sahabatnya, bukan tanpa alasan, mereka memilih kost yang dirasa akan menekan biaya pengeluaran, dimana mereka bertiga tidak memiliki kendaran, dan hanya mengandalkan angkutan umum dirasa akan sangat berat, apa lagi jika mereka harus pulang larut malam, selepas kerja shift malam.
Sita mendengarkan musik lewat earphonenya, diputarnya lagu metal favoritnya, suara musik yang memekakan telinga itu nyatanya bisa membuat batinnya sedikit tenang.
Aneh memang, tapi apa mau di kata, itu memang selera musiknya, dia tak begitu menyukai musik mellow.
Belum lama dia terpejam, hingga seekor ayam dengan tak tau diri menginjak perutnya, sebab ayam betina itu rupanya tengah dikejar oleh ayam jantan.
"Vangke nih ayam, ganggu tidur gua aja! OI AYAM SIAPA SIH, KANDANGIN DONG!" Pekiknya kesal, lantas mengiba-ibas kausnya yang kotor sebab ceker sang ayam yang berhasil menginjaknya tadi.
Sita lantas melangkahkan kaki untuk kembali masuk ke dalam rumah, kamar yang menjadi tujuannya, sebab dia ingin mengganti pakaiannya.
"Napa sih Ka?" Tanya Andi, yang tadi mendengar teriakan sang kakak.
"Nih!" Sita lantas menunjukan kaus putihnya yang sudah terdapat bercak ceker ayam di sana.
Andi lantas tertawa terbahak-bahak, melihat wajah cemberut sang kakak, Sita yang tak terima ditertawakan sang adik lantas memukul kepala adiknya dengan katalog skincare Sorylame milik ibunya yang berada di meja.
Meski tak begitu sakit, tapi Andi tetap mengusap kepalanya, "sakit tau ka!"
"Makanya, jangan ngeledek!" Sungut Sita lantas segera masuk ke kamar sesuai tujuannya tadi.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Biicandra
wkwk. .clingnya pake the sun and light. .yeee taaaa. .😁😁 aku mampirr thor. 🙏🙏
2022-09-27
0
🕊️Oenni Rose🌹🦋
Hai Kak💓🤗 Salam kenal.
Izin baca novelnya untuk audiobook ya💓🤗
2021-11-27
3
👑⚜𝕸𝖎𝖓𝖊ᵛˡ༻ (@Bemine_3897)
Emaknya aneh bin ajaib🤣🤣🤣
2021-10-08
1