Cinta Tanpa Status

Cinta Tanpa Status

Awal Pertemuan

Melisa masih sekuat tenaga mendorong motor nya yg mogok itu, rasanya tenaganya sudah mau habis

Bisa bisa nya si motor kesayangannya ngambek nggak kira kira, sore sore di tengah jalan yg hanya dikelilingi pohon jati dan suasana jalanan yg sedang cukup lengang, Melisa harus mendorong motornya

" Haaahhh rese' dehh si Cupy kenapa harus mogok di tempat beginian sihh... kalau ada orang jahat gimane...!!!" omel Melisa pada si Cupy nama motor kesayangannya

" Ayo donk pleasee nyala ya... nanti boleh ngambek lagi deh... asal udah ditempat yg agak rame..." Melisa celingukan, rasanya kurang nyaman saja berada ditempat sepi seperti ini seorang diri.

Dari arah depan lewat sebuah motor Ninja R dengan kecepatan sedang, si pengendara memperhatikan Melisa yg tengah berdiri mengatur nafas sambil ngedumel kearah motornya.

Melisa hanya melirik tanpa menggubris, dipikirannya hanya takut ada orang yg berniat tidak baik dan memanfaatkan situasinya.

Tak lama setelah lewat si pengendara motor ninja puter balik dan menghampiri Melisa

" Kenapa mbak motornya...????" suara si laki laki yg mengendarai ninja

Dia membuka kaca helm nya, yg terlihat hanya matanya saja, sebab dia memakai masker wajah

" Mogok mas..." sahut Melisa cuek, jujur saat ini dia mulai parno

" Aduuuhhh lumayan juga ya ndorong dari bawah sana...eeemmm boleh ku bantu..???"

Laki laki tinggi besar itu turun dari ninja nya

" Kebetulan tahu mesin..."

Melisa pasrah, tohh saat ini dia memang sedang butuh pertolongan, siapa tau laki laki ini memang berniat menolongnya

" Hmmm ini harus cek filter dan kaburatornya mbak... aku nggak bawa alat alat nya... tapi bengelku dekat dari sini..." ucapnya setelah meneliti motor Melisa

" Beneran nih mas nya mau bantuin...???" selidik Melisa dengan waspada, dia sengaja tak mau melepas helm dan masker wajahnya

Mata si laki laki itu tampak menyipit tanda dia sedang tersenyum

" Percayalah aku bukan orang jahat..."

Melisa mengangguk mencoba mempercayai laku laki itu, meski dia masih tegang dan penuh waspada

" Naiklah di motor ku, aku sudah menghubungi teman ku untuk mengambil motor mu..."

" T..tapi...."

Laki laki itu membuka masker dan melepas helm nya,

Seorang laki laki tampan dengan mata sedikit sipit, dan beralis tebal, hidung bangir serta bibir merah merona tersenyum padanya,

Dia tampak begitu sempurna,

Mata Melisa hampir tak berkedip memandangnya

" Apa ada tampang penjahat...???"

Melisa menggeleng, wajahnya merona sangking terpana nya pada laki laki itu

" Ayooo naik di boncengan..."

Melisa patuh dan langsung nangkring di boncengan laki laki itu,

Aroma wangi tubuh lelaki itu membuat Melisa begitu nyaman, punggung bidang dengan tangan berotot kekar nya menambah gagah penampilannya

Melisa berusaha memeluk perut laki laku itu

Waaaoooowww kotak kotak sispex

" Kamu dari mana...???" tanya laki laki itu membuyarkan lamunan jahat Melisa

" Eee itu... aku mau pulang..." sahut Melisa gugup

" Panggil aku Dika... aku pemilik bengkel di deket sini..." ucap nya memperkenalkan diri

" Hmmmm... aku Melisa.."

Tak lama mereka sampai di bengkel milik Dika. Melisa segera turun, dibelakangnya seorang laki laki sedikit lebih gemuk dari Dika sudah datang sambil membawa motornya yg mogok

" Dik... gue taruh sini ya..."

" Oke thanks... biar gue kerjain sendiri lu balik aja..."

" Mel silahkan duduk... ini sedikit lama jadi tunggulah dulu..." Dika mempersilahkan Melisa untuk duduk menunggu

Merasa dia bertemu orang baik, Melisa melepas helm nya dan membuang masker yg sedari tadi membekap mulutnya pengap

Melisa mengibas ibas rambut panjangnya yg hitam tergerai indah

Dika menatap nya terpana, betapa cantik dan manisnya wajah gadis yg ditolong nya ini, bah bidadari turun dari kayangan

Betapa tidak..

Wajah Melisa yg begitu bening mulus, ukiran alis yg rapi, bulu mata lentik, pipi chuby dan hidung yg tak terlalu mancung serta mata yg bulat indah, leher putih mulus jenjang, bola dada yg besar menantang, dan pinggang ramping dengan bokong yg menonjol besar

" So... beautifull so sexy..." gumam Dika sembali menelan saliva nya

Melisa duduk dengan santai di kursi tunggu, dia tak menyadari tatapan Dika yg begitu lekat menatap kecantikannya,

" Wahhh kok ujan sih..duuhhh gimana pulangnya nih.." gumam Melisa menatap air hujan yg mulai datang dengan berbondong bondong

Dika ikut melirik, senyumnya tersungging sebelah seperti ada sesuatu yg sedang ia pikirkan

" Eee mas Dika masih lama nggak benerin motornya...???"

" Lumayan... ini baru mau aku kerjakan...apalagi kan hujan diluar kamu buru buru kah...???"

" Eemmm nggak sih cuman takut kemaleman aja nyampai kosan..."

" Kosan...???" tanya Dika heran

" Aku baru disini, paling baru sekitar dua mingguan..." jelas Melisa sambil tersenyum

" Ohhh pantes saja wajah mu cukup asing rupanya pendaatang baru..., kuliah atau kerja..???"

" Aku...eee kerja..." sahut Melisa kembali memaksakan senyum manisnya, sekilas bayangan masalalu yg baru saja dilewatinya melintas dipikiran, segera ditepisnya jauh jauh

Dika manggut manggut

" Emmm Mel... sepertinya ini masih sangat lama hari juga hujan... aku boleh minta tolong...???" ujar Dika mengalihkan obrolan

" Minta tolong apa...???"

" Buatin kopi yah... sekalian kamu buat minum hangat... ini dapurnya di sebelah kamar mandi.." tunjuknya pada Melisa

Melisa tersenyum

" oke dengan senang hati..." jawab nya sambil berjalan menuju dapur

Dika menatap lekat tiap lenggokan langkah Melisa, dia berkali kali menelan saliva nya saat menatap bokong Melisa yg amat menantang itu

Rasanya sudah lama Dika tak lagi merasakan sentuhan sentuhan lembut dari seorang perempuan, dekapan hangat penuh ***** serta kecupan kecupan cumbuan yg menggairahkan.

Entah kenapa melihat Melisa, jiwa kelelakian Dika serasa terusik, dia begitu bergairah saat melihat bibir Melisa berbicara, mata lentik gadis itu benar benar menggodanya

Tak berapa lama Melisa keluar sambil membawa nampan berisi secangkir kopi hitam dan teh buatannya

" Mas Dika suka kopi hitam aja...???" tanya Melisa

" Nggak sekalian sus* nya..." goda Melisa

Namun seakan menantang Dika yg memang sedang berusaha menenangkan gejolak didadanya

" Emang mau dikasih kalau aku minta sus*...???" balas Dika cepat

" Hihi masa mau gratisan aja..." sahut Melisa sambil duduk kembali di kursi tunggu

Dika menatap nya dengan tatapan yg sulit diartikan

" Hmmmm nantangin juga nih cewek awas aja kalau gue nggak bisa dapetin lu...!!!!" gumam Dika penuh keyakinan

" Aahhh ni cowok boleh juga.. kalau aku belajar dari mas Gani dulu kalau nafas cowok udah naik turun kek gitu tandanya dia sedang bernafsu apa dia sedang ***** padaku...??? hihihii lucu juga yahh kalau ditengah hujan deras ini bisa saling ngasih kehangatan...." gumam Melisa berandai andai yg jauh

Wajahnya jadi semu merah padam sambil menggigit bibir bawahnya dengan sexy

Apapun yg dilakukan Melisa tak luput dari tatapan Dika, termasuk saat Melisa sedang membayangkan pikiran dewasanya, Melisa terlihat gelisah.

Dika mendekat, suasana semakin gelap dan sepi hanya hujan yg begitu lebat turun beriringan menerbangkan sisa sisa debu panas, suasana juga nampak bising karena atap bengkel Dika menggunakan Seng bukan genteng.

" Mel..." panggil Dika pelan

" Heeemmm..." suara Melisa terdengar sedikit mendesah, mungkin dia masih terbawa lamunannya

" Masuk yuk disini dingin hujan makin lebat nih...nanti baju mu basah..." ajak Dika lembut

" Masuk kemana..???"

" Diatas ada kamar tempat ku beristirahat... kamu bisa tunggu disana..."

Melisa menilik kedalam, di samping dapur ternyata ada tangga kayu, sepertinya Dika membuat dak untuk kamar istirahatnya.

Dika mengulurkan tangannya, Melisa langsung meraih dan mengikuti ajakan Dika

Suasana memang semakin mendukung.

" Ini bisa di bilang kamar ku... aku sengaja tidak punya kosan dan memilih tidur di bengkel jadi aku bisa kapan aja tutup bengkel..." jelas Dika saat mereka sampai di kamarnya

Kamar berukuran tak terlalu besar, dengan satu ranjang berukuran dua orang dewasa, ada lemari pakaian, rak sepatu dan gitar yg di taruh dipojok sebelah ranjang, ada satu jendela kaca yg langsung menyuguhkan jalan raya didepan bengkel, cukup nyaman kamar Dika ini.

" Hmmm nyaman juga kamar kamu mas..." puji Melisa

" Sayangnya tidur nya sendirian gak ada yg nemenin..." umpan Dika penuh arti

Melisa mengerutkan jidat

" Kenapa nggak nyari temen tidur...???"

" Apa kamu mau...???" tantang Dika

Melisa terkekeh

Namun tanpa terlintas di pikirannya, Dika langsung menyerangnya dengan mendekap tubuhnya erat, seakan memberikan kehangatan ditengah dinginnya deras hujan

Pelan Dika mengelus pipi putih mulus milik Melisa, membelainya lembut

Melisa tak berontak seakan dia membiarkan sentuhan itu,

" Apa boleh aku mengenal mu lebih jauh..." tanya Dika pelan

Pertanyaan yang cukup membuat kaget Melisa

" Untuk apa....." tanya Melisa pelan, sejujurnya dia sangat ingin mendapatkan perhatian lebih dari sosok Dika ini, entah kenapa namun rasanya begitu nyaman

" Supaya kita bisa lebih akrab... lebih deket..." bisik Dika seakan menahan sesuatu

" Kita baru kenal... aku juga tak tau kamu..."

" Maka itulah aku ingin mengenal mu lebih jauh..."

" Hmmmmm.... boleh..." sahut Melisa setelah berfikir sebentar

Dika tersenyum, lalu segera kembali turun ke bengkel, pekerjaan nya masih menumpuk

Tiba tiba Melisa merasa sesuatu menatap kepergiannya dengan pias, ada keinginan yg bergejolak di dadanya berdebar debar begitu puas, namun harus ia tepis segera, ditekannya kuat kuat

" Ahhh aku sudah dewasa sekali sekarang... sedikit saja dapat sentuhan sudah dengan mudah terangsang...aku kangen itu..." keluhnya pelan, rupanya pembelajaran dari mantan suaminya begitu menjadi candu untuknya

Melisa duduk di pinggir jendela, menatap derasnya hujan yg jatuh membasahi bumi, mengalir jauh dan tak akan menoleh kesumber nya lagi.

Begitulah dirinya, biarkan apa yg sudah jatuh dan dilewati mengalir begitu saja menjadikan semua nya sebagai kenangan meskipun terasa cukup pahit.

Hidupnya harus tetap berjalan maju, tak perlu menoleh lagi pada kenangan yg memilukan itu

~Bersambung~

Selalu dukung karya author yahhh

Ini lagi nyoba nyoba genre baru, maklum kalau masih amburadul

Konsepnya memang berbau dewasa

Sooo... harap bijak membaca ya...

Happy Reading....

IG @Arumpicill94

Terpopuler

Comments

Mumunandra

Mumunandra

lgs q kasih bunga nih

2021-11-18

0

Iffa Aning Rumtyas

Iffa Aning Rumtyas

bagus

2021-09-13

0

Hesti Ariani

Hesti Ariani

bagus nih

2021-08-19

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Pertemuan
2 Ungkapan Dika
3 Saling Bercerita
4 Mencoba Menerima
5 Biarkan Berjalan Sesuai Jalan nya
6 Tanpa Status
7 Gani yg Kasar
8 Dika yg Lembut
9 Tinggal Seatap
10 Harapan Tanpa Perwujudan
11 Keputusan Dan Pilihan
12 Kembali lagi di Derita lalu ( Revisi)
13 Pengorbanan Dika
14 Membawa Pergi Melisa
15 Memulai Hidup Baru
16 Memulai Hidup Baru 2
17 Memulai Hidup Baru 3
18 Si Gondrong
19 Kabar Gembira
20 Menyambut Perubahan
21 Pelanggan Pertama
22 Tiada Usaha Sia Sia
23 Tawaran Dari Gondrong
24 Gondrong atau Delon
25 Hari Pertama Masuk Kerja
26 Habbit Jelek Restauran
27 Makin Brutal
28 Melisa, Si Tegas
29 Langsung Manja, Di pelukan Dika
30 Cerita Bang Gondrong
31 Cerita Gondrong 2
32 Gadis Bule, Je
33 Melisa Kesal
34 Berantem
35 Akhirnya Lulus Kontrak
36 Ada Penguntit
37 Dipermalukan
38 Saran Dari Gembul
39 Butuh Kepastian
40 Permintaan Dika
41 Pulang Ke Rumah
42 Kenyataan Pahit
43 Nasib Bengkel Dika dulu
44 Kerumah Wawan dan Faisal
45 Obrolan Mereka
46 Nama Ibu Melisa
47 Ziarah
48 Mbah Martinah
49 Cerita Sebenarnya
50 Saran Bu lek Fatimah
51 Jatah
52 Album Kenangan
53 Pamitan
54 Desakan Wawan
55 Tujuan Baru di Jakarta
56 Terhakimi Lagi
57 Ketemu Je
58 Bukan Salah Dika
59 Dika Menghindar...???
60 Apakah Over Thinking...????
61 Melisa Kecewa
62 Tangis Melisa
63 Kebohongan Dika
64 Ada Tuan Besar
65 Marah Yang Tak Beralasan
66 Sikap Dika Yang Berubah
67 Sebuah Nasehat
68 Saran Melisa pada Gondrong
69 Tetangga
70 Tawaran Manis
71 Jebakan
72 Dibutakan Nafsu
73 Masuk dan Hanyut
74 Jalan Yang Dika Pilih
75 Foto Ibu Kandung Melisa
76 Mama Oh Mama
77 Bertemu Ibu
78 Ini Ibu,Nak....
79 Pelukan Pertama Ibu
80 Dompet Pink
81 Ketemu Cewek Nyebelin
82 Urusan Sama Cewek itu, Ribet...!!!!
83 Wawan dan Faisal Datang
84 Kos Untuk Melisa
85 Melisa Pindahan
86 Bertemu Gadis Ribet Lagi
87 ErVina Si Ceriwis dan Melisa si Bucin
88 Dunia Mafia
89 Menghadapi Bullyan
90 Ngepoin Ervina
91 Langkah Awal Jadi Makcomblang
92 Mengobrol Bersama Ibu
93 Gajian
94 Ponsel Baru
95 Identitas Melisa Terbongkar...????
96 Menemui Mama
97 Hujan saat Senja
98 Mengantar Ervina Pulang
99 Kembar Tapi Beda
100 Dika Pulang
101 Menceritakan pada Dika
102 Curhat pada Bang Gondrong
103 Meninjau Restaurant Langsung
104 Bertengkar Lagi
105 Proteck dari Bang Gondrong
106 Ketegasan Seorang Abang
107 Pecat Masal
108 Belum Bisa Jujur
109 Dika Bertemu Ibu
110 Tiga Laki laki
111 Berfikir Bertindak Sesuatu
112 Juwita Kepo
113 Kelakuan Juwita
114 Introgasi dari Juwita
115 Melisa Jujur
116 Memastikan Keadaan Delon
117 Saran Ervina
118 Basah Mendesyah
119 Nyari Ruko
120 Ngekor
121 Dimintai Tolong
122 Dia Pergi
123 Terlalu Menyakitkan
124 Dika Kacau
125 Pengorbanan Yang Tak Terlihat
126 Visual Karakter
127 Tertuding
128 Makin Rumit
129 Sudah Saat nya
130 Teman Baru
131 Saran Mbak Dewi
132 Dika Mulai Sadar
133 Berterus Terang
134 Pergi Sejauh Mungkin
135 Niat Yang Tulus
136 Antara Keegoisan dan Nama Baik
137 Janji Dalam Kesepakatan
138 Lega Sudah
139 Perhatian Kecil Yang Manis
140 Kerumah Ghani
141 Warung Baso
142 Sesuatu Yang Disembunyikan
143 Malam Yang Indah
144 Kabar dari Bang Gondrong
145 Beberes Bengkel
146 Mother's Day
147 22 Desember ku
148 Upaya Gondrong Menemui Mama
149 Gagal
150 Solusi Dari Ervina
151 Alamat Dika
152 Pindahan
153 Cinta Pak Mamat
154 FAizal Aneh
155 Makin Aneh
156 Sudah Terlanjur
157 Dua Saudara Yang Saling Menguatkan
158 Malam Panas
159 Gengsi Gengsi Sedep
160 Ervina Delon Makin Deket
161 Ancaman itu Masih ada
162 Jo Datang
163 Semua Harus Diselesaikan
164 Tahap Penyelesaian
165 Mendatangi Markas
166 Menemui Faizal
167 Peluang Kelemahan Target
168 Menggertak Target
169 Melisa Sensi
170 Melisa Pingsan
171 Kabar Bahagia
172 Dika Semakin Tak Ada Kabar
173 Bertemu Bu Murni Dan Riki
174 Faizal Yang Juga Tak Bisa Dihubungi
175 Dika Yang Sekarang
176 Bertemu Tuan Hermawan
177 Panggil Papa
178 Permintaan Melisa
179 Rumah Nenek
180 Bertemu Mbah Martinah Dan Lik Marwoto Lagi
181 Penegasan Resinda
182 Berziarah
183 Nyidam
184 Sisi Lain Tuan Hermawan
185 Mengajak Juwita Berdiskusi
186 Penolakan Juwita
187 Telpon Dari Mama
188 Ervina Ketemu Mama
189 Sesal Tuan Hermawan
190 Memperbaiki Hubungan
191 Pengakuan Wawan
192 Gondrong Datang
193 Dika Membuka Pesan
194 Tekad Yang Sudah Bulat
195 Menyelesaikan Semua nya
196 Tempat Persembunyian
197 Menjadi Buronan
198 Semakin Terdesak Dan Hancur
199 Penjelasan Dika
200 Mereka Sudah Terlacak
201 Ide dan Saran Bang Gondrong
202 Mulai Curiga
203 Terketuknya Pintu Hati Juwita
204 Melisa Mendengar nya
205 Apa Yang Terjadi Dengan Melisa....
206 Operasi Cesar
207 Faizal Harus Kembali
208 Dika Pulang
209 VALDI ARJUNA
210 Menggendong Valdi
211 Kepindahan Faizal
212 Harus Menyerah....??
213 Keluar Dari Rumah Sakit
214 Menyerahkan Diri
215 Kehilangan Kamu...
216 Semua Yang Terjadi Tak Bisa Diulang Kembali
217 Cerita Faizal
218 Surat Dika
219 Wawan Yang Bingung Dengan Hatinya Sendiri
220 Jawaban Wawan Yang Bijak
221 Melisa Pamit
222 Taktik Juwita
223 Tiba Di Rumah Tuan Hermawan
224 Langsung Semangat Habis Di telpon Ayank
225 Serba Salah Jadi Melisa
226 Cerita Konyol si Nona Judes
227 Satu Tahun Berlalu
228 Ungkapan Wawan yang Tulus
229 Memilih Mu
230 Berakhir Dengan Bahagia
Episodes

Updated 230 Episodes

1
Awal Pertemuan
2
Ungkapan Dika
3
Saling Bercerita
4
Mencoba Menerima
5
Biarkan Berjalan Sesuai Jalan nya
6
Tanpa Status
7
Gani yg Kasar
8
Dika yg Lembut
9
Tinggal Seatap
10
Harapan Tanpa Perwujudan
11
Keputusan Dan Pilihan
12
Kembali lagi di Derita lalu ( Revisi)
13
Pengorbanan Dika
14
Membawa Pergi Melisa
15
Memulai Hidup Baru
16
Memulai Hidup Baru 2
17
Memulai Hidup Baru 3
18
Si Gondrong
19
Kabar Gembira
20
Menyambut Perubahan
21
Pelanggan Pertama
22
Tiada Usaha Sia Sia
23
Tawaran Dari Gondrong
24
Gondrong atau Delon
25
Hari Pertama Masuk Kerja
26
Habbit Jelek Restauran
27
Makin Brutal
28
Melisa, Si Tegas
29
Langsung Manja, Di pelukan Dika
30
Cerita Bang Gondrong
31
Cerita Gondrong 2
32
Gadis Bule, Je
33
Melisa Kesal
34
Berantem
35
Akhirnya Lulus Kontrak
36
Ada Penguntit
37
Dipermalukan
38
Saran Dari Gembul
39
Butuh Kepastian
40
Permintaan Dika
41
Pulang Ke Rumah
42
Kenyataan Pahit
43
Nasib Bengkel Dika dulu
44
Kerumah Wawan dan Faisal
45
Obrolan Mereka
46
Nama Ibu Melisa
47
Ziarah
48
Mbah Martinah
49
Cerita Sebenarnya
50
Saran Bu lek Fatimah
51
Jatah
52
Album Kenangan
53
Pamitan
54
Desakan Wawan
55
Tujuan Baru di Jakarta
56
Terhakimi Lagi
57
Ketemu Je
58
Bukan Salah Dika
59
Dika Menghindar...???
60
Apakah Over Thinking...????
61
Melisa Kecewa
62
Tangis Melisa
63
Kebohongan Dika
64
Ada Tuan Besar
65
Marah Yang Tak Beralasan
66
Sikap Dika Yang Berubah
67
Sebuah Nasehat
68
Saran Melisa pada Gondrong
69
Tetangga
70
Tawaran Manis
71
Jebakan
72
Dibutakan Nafsu
73
Masuk dan Hanyut
74
Jalan Yang Dika Pilih
75
Foto Ibu Kandung Melisa
76
Mama Oh Mama
77
Bertemu Ibu
78
Ini Ibu,Nak....
79
Pelukan Pertama Ibu
80
Dompet Pink
81
Ketemu Cewek Nyebelin
82
Urusan Sama Cewek itu, Ribet...!!!!
83
Wawan dan Faisal Datang
84
Kos Untuk Melisa
85
Melisa Pindahan
86
Bertemu Gadis Ribet Lagi
87
ErVina Si Ceriwis dan Melisa si Bucin
88
Dunia Mafia
89
Menghadapi Bullyan
90
Ngepoin Ervina
91
Langkah Awal Jadi Makcomblang
92
Mengobrol Bersama Ibu
93
Gajian
94
Ponsel Baru
95
Identitas Melisa Terbongkar...????
96
Menemui Mama
97
Hujan saat Senja
98
Mengantar Ervina Pulang
99
Kembar Tapi Beda
100
Dika Pulang
101
Menceritakan pada Dika
102
Curhat pada Bang Gondrong
103
Meninjau Restaurant Langsung
104
Bertengkar Lagi
105
Proteck dari Bang Gondrong
106
Ketegasan Seorang Abang
107
Pecat Masal
108
Belum Bisa Jujur
109
Dika Bertemu Ibu
110
Tiga Laki laki
111
Berfikir Bertindak Sesuatu
112
Juwita Kepo
113
Kelakuan Juwita
114
Introgasi dari Juwita
115
Melisa Jujur
116
Memastikan Keadaan Delon
117
Saran Ervina
118
Basah Mendesyah
119
Nyari Ruko
120
Ngekor
121
Dimintai Tolong
122
Dia Pergi
123
Terlalu Menyakitkan
124
Dika Kacau
125
Pengorbanan Yang Tak Terlihat
126
Visual Karakter
127
Tertuding
128
Makin Rumit
129
Sudah Saat nya
130
Teman Baru
131
Saran Mbak Dewi
132
Dika Mulai Sadar
133
Berterus Terang
134
Pergi Sejauh Mungkin
135
Niat Yang Tulus
136
Antara Keegoisan dan Nama Baik
137
Janji Dalam Kesepakatan
138
Lega Sudah
139
Perhatian Kecil Yang Manis
140
Kerumah Ghani
141
Warung Baso
142
Sesuatu Yang Disembunyikan
143
Malam Yang Indah
144
Kabar dari Bang Gondrong
145
Beberes Bengkel
146
Mother's Day
147
22 Desember ku
148
Upaya Gondrong Menemui Mama
149
Gagal
150
Solusi Dari Ervina
151
Alamat Dika
152
Pindahan
153
Cinta Pak Mamat
154
FAizal Aneh
155
Makin Aneh
156
Sudah Terlanjur
157
Dua Saudara Yang Saling Menguatkan
158
Malam Panas
159
Gengsi Gengsi Sedep
160
Ervina Delon Makin Deket
161
Ancaman itu Masih ada
162
Jo Datang
163
Semua Harus Diselesaikan
164
Tahap Penyelesaian
165
Mendatangi Markas
166
Menemui Faizal
167
Peluang Kelemahan Target
168
Menggertak Target
169
Melisa Sensi
170
Melisa Pingsan
171
Kabar Bahagia
172
Dika Semakin Tak Ada Kabar
173
Bertemu Bu Murni Dan Riki
174
Faizal Yang Juga Tak Bisa Dihubungi
175
Dika Yang Sekarang
176
Bertemu Tuan Hermawan
177
Panggil Papa
178
Permintaan Melisa
179
Rumah Nenek
180
Bertemu Mbah Martinah Dan Lik Marwoto Lagi
181
Penegasan Resinda
182
Berziarah
183
Nyidam
184
Sisi Lain Tuan Hermawan
185
Mengajak Juwita Berdiskusi
186
Penolakan Juwita
187
Telpon Dari Mama
188
Ervina Ketemu Mama
189
Sesal Tuan Hermawan
190
Memperbaiki Hubungan
191
Pengakuan Wawan
192
Gondrong Datang
193
Dika Membuka Pesan
194
Tekad Yang Sudah Bulat
195
Menyelesaikan Semua nya
196
Tempat Persembunyian
197
Menjadi Buronan
198
Semakin Terdesak Dan Hancur
199
Penjelasan Dika
200
Mereka Sudah Terlacak
201
Ide dan Saran Bang Gondrong
202
Mulai Curiga
203
Terketuknya Pintu Hati Juwita
204
Melisa Mendengar nya
205
Apa Yang Terjadi Dengan Melisa....
206
Operasi Cesar
207
Faizal Harus Kembali
208
Dika Pulang
209
VALDI ARJUNA
210
Menggendong Valdi
211
Kepindahan Faizal
212
Harus Menyerah....??
213
Keluar Dari Rumah Sakit
214
Menyerahkan Diri
215
Kehilangan Kamu...
216
Semua Yang Terjadi Tak Bisa Diulang Kembali
217
Cerita Faizal
218
Surat Dika
219
Wawan Yang Bingung Dengan Hatinya Sendiri
220
Jawaban Wawan Yang Bijak
221
Melisa Pamit
222
Taktik Juwita
223
Tiba Di Rumah Tuan Hermawan
224
Langsung Semangat Habis Di telpon Ayank
225
Serba Salah Jadi Melisa
226
Cerita Konyol si Nona Judes
227
Satu Tahun Berlalu
228
Ungkapan Wawan yang Tulus
229
Memilih Mu
230
Berakhir Dengan Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!