Melisa masih sekuat tenaga mendorong motor nya yg mogok itu, rasanya tenaganya sudah mau habis
Bisa bisa nya si motor kesayangannya ngambek nggak kira kira, sore sore di tengah jalan yg hanya dikelilingi pohon jati dan suasana jalanan yg sedang cukup lengang, Melisa harus mendorong motornya
" Haaahhh rese' dehh si Cupy kenapa harus mogok di tempat beginian sihh... kalau ada orang jahat gimane...!!!" omel Melisa pada si Cupy nama motor kesayangannya
" Ayo donk pleasee nyala ya... nanti boleh ngambek lagi deh... asal udah ditempat yg agak rame..." Melisa celingukan, rasanya kurang nyaman saja berada ditempat sepi seperti ini seorang diri.
Dari arah depan lewat sebuah motor Ninja R dengan kecepatan sedang, si pengendara memperhatikan Melisa yg tengah berdiri mengatur nafas sambil ngedumel kearah motornya.
Melisa hanya melirik tanpa menggubris, dipikirannya hanya takut ada orang yg berniat tidak baik dan memanfaatkan situasinya.
Tak lama setelah lewat si pengendara motor ninja puter balik dan menghampiri Melisa
" Kenapa mbak motornya...????" suara si laki laki yg mengendarai ninja
Dia membuka kaca helm nya, yg terlihat hanya matanya saja, sebab dia memakai masker wajah
" Mogok mas..." sahut Melisa cuek, jujur saat ini dia mulai parno
" Aduuuhhh lumayan juga ya ndorong dari bawah sana...eeemmm boleh ku bantu..???"
Laki laki tinggi besar itu turun dari ninja nya
" Kebetulan tahu mesin..."
Melisa pasrah, tohh saat ini dia memang sedang butuh pertolongan, siapa tau laki laki ini memang berniat menolongnya
" Hmmm ini harus cek filter dan kaburatornya mbak... aku nggak bawa alat alat nya... tapi bengelku dekat dari sini..." ucapnya setelah meneliti motor Melisa
" Beneran nih mas nya mau bantuin...???" selidik Melisa dengan waspada, dia sengaja tak mau melepas helm dan masker wajahnya
Mata si laki laki itu tampak menyipit tanda dia sedang tersenyum
" Percayalah aku bukan orang jahat..."
Melisa mengangguk mencoba mempercayai laku laki itu, meski dia masih tegang dan penuh waspada
" Naiklah di motor ku, aku sudah menghubungi teman ku untuk mengambil motor mu..."
" T..tapi...."
Laki laki itu membuka masker dan melepas helm nya,
Seorang laki laki tampan dengan mata sedikit sipit, dan beralis tebal, hidung bangir serta bibir merah merona tersenyum padanya,
Dia tampak begitu sempurna,
Mata Melisa hampir tak berkedip memandangnya
" Apa ada tampang penjahat...???"
Melisa menggeleng, wajahnya merona sangking terpana nya pada laki laki itu
" Ayooo naik di boncengan..."
Melisa patuh dan langsung nangkring di boncengan laki laki itu,
Aroma wangi tubuh lelaki itu membuat Melisa begitu nyaman, punggung bidang dengan tangan berotot kekar nya menambah gagah penampilannya
Melisa berusaha memeluk perut laki laku itu
Waaaoooowww kotak kotak sispex
" Kamu dari mana...???" tanya laki laki itu membuyarkan lamunan jahat Melisa
" Eee itu... aku mau pulang..." sahut Melisa gugup
" Panggil aku Dika... aku pemilik bengkel di deket sini..." ucap nya memperkenalkan diri
" Hmmmm... aku Melisa.."
Tak lama mereka sampai di bengkel milik Dika. Melisa segera turun, dibelakangnya seorang laki laki sedikit lebih gemuk dari Dika sudah datang sambil membawa motornya yg mogok
" Dik... gue taruh sini ya..."
" Oke thanks... biar gue kerjain sendiri lu balik aja..."
" Mel silahkan duduk... ini sedikit lama jadi tunggulah dulu..." Dika mempersilahkan Melisa untuk duduk menunggu
Merasa dia bertemu orang baik, Melisa melepas helm nya dan membuang masker yg sedari tadi membekap mulutnya pengap
Melisa mengibas ibas rambut panjangnya yg hitam tergerai indah
Dika menatap nya terpana, betapa cantik dan manisnya wajah gadis yg ditolong nya ini, bah bidadari turun dari kayangan
Betapa tidak..
Wajah Melisa yg begitu bening mulus, ukiran alis yg rapi, bulu mata lentik, pipi chuby dan hidung yg tak terlalu mancung serta mata yg bulat indah, leher putih mulus jenjang, bola dada yg besar menantang, dan pinggang ramping dengan bokong yg menonjol besar
" So... beautifull so sexy..." gumam Dika sembali menelan saliva nya
Melisa duduk dengan santai di kursi tunggu, dia tak menyadari tatapan Dika yg begitu lekat menatap kecantikannya,
" Wahhh kok ujan sih..duuhhh gimana pulangnya nih.." gumam Melisa menatap air hujan yg mulai datang dengan berbondong bondong
Dika ikut melirik, senyumnya tersungging sebelah seperti ada sesuatu yg sedang ia pikirkan
" Eee mas Dika masih lama nggak benerin motornya...???"
" Lumayan... ini baru mau aku kerjakan...apalagi kan hujan diluar kamu buru buru kah...???"
" Eemmm nggak sih cuman takut kemaleman aja nyampai kosan..."
" Kosan...???" tanya Dika heran
" Aku baru disini, paling baru sekitar dua mingguan..." jelas Melisa sambil tersenyum
" Ohhh pantes saja wajah mu cukup asing rupanya pendaatang baru..., kuliah atau kerja..???"
" Aku...eee kerja..." sahut Melisa kembali memaksakan senyum manisnya, sekilas bayangan masalalu yg baru saja dilewatinya melintas dipikiran, segera ditepisnya jauh jauh
Dika manggut manggut
" Emmm Mel... sepertinya ini masih sangat lama hari juga hujan... aku boleh minta tolong...???" ujar Dika mengalihkan obrolan
" Minta tolong apa...???"
" Buatin kopi yah... sekalian kamu buat minum hangat... ini dapurnya di sebelah kamar mandi.." tunjuknya pada Melisa
Melisa tersenyum
" oke dengan senang hati..." jawab nya sambil berjalan menuju dapur
Dika menatap lekat tiap lenggokan langkah Melisa, dia berkali kali menelan saliva nya saat menatap bokong Melisa yg amat menantang itu
Rasanya sudah lama Dika tak lagi merasakan sentuhan sentuhan lembut dari seorang perempuan, dekapan hangat penuh ***** serta kecupan kecupan cumbuan yg menggairahkan.
Entah kenapa melihat Melisa, jiwa kelelakian Dika serasa terusik, dia begitu bergairah saat melihat bibir Melisa berbicara, mata lentik gadis itu benar benar menggodanya
Tak berapa lama Melisa keluar sambil membawa nampan berisi secangkir kopi hitam dan teh buatannya
" Mas Dika suka kopi hitam aja...???" tanya Melisa
" Nggak sekalian sus* nya..." goda Melisa
Namun seakan menantang Dika yg memang sedang berusaha menenangkan gejolak didadanya
" Emang mau dikasih kalau aku minta sus*...???" balas Dika cepat
" Hihi masa mau gratisan aja..." sahut Melisa sambil duduk kembali di kursi tunggu
Dika menatap nya dengan tatapan yg sulit diartikan
" Hmmmm nantangin juga nih cewek awas aja kalau gue nggak bisa dapetin lu...!!!!" gumam Dika penuh keyakinan
" Aahhh ni cowok boleh juga.. kalau aku belajar dari mas Gani dulu kalau nafas cowok udah naik turun kek gitu tandanya dia sedang bernafsu apa dia sedang ***** padaku...??? hihihii lucu juga yahh kalau ditengah hujan deras ini bisa saling ngasih kehangatan...." gumam Melisa berandai andai yg jauh
Wajahnya jadi semu merah padam sambil menggigit bibir bawahnya dengan sexy
Apapun yg dilakukan Melisa tak luput dari tatapan Dika, termasuk saat Melisa sedang membayangkan pikiran dewasanya, Melisa terlihat gelisah.
Dika mendekat, suasana semakin gelap dan sepi hanya hujan yg begitu lebat turun beriringan menerbangkan sisa sisa debu panas, suasana juga nampak bising karena atap bengkel Dika menggunakan Seng bukan genteng.
" Mel..." panggil Dika pelan
" Heeemmm..." suara Melisa terdengar sedikit mendesah, mungkin dia masih terbawa lamunannya
" Masuk yuk disini dingin hujan makin lebat nih...nanti baju mu basah..." ajak Dika lembut
" Masuk kemana..???"
" Diatas ada kamar tempat ku beristirahat... kamu bisa tunggu disana..."
Melisa menilik kedalam, di samping dapur ternyata ada tangga kayu, sepertinya Dika membuat dak untuk kamar istirahatnya.
Dika mengulurkan tangannya, Melisa langsung meraih dan mengikuti ajakan Dika
Suasana memang semakin mendukung.
" Ini bisa di bilang kamar ku... aku sengaja tidak punya kosan dan memilih tidur di bengkel jadi aku bisa kapan aja tutup bengkel..." jelas Dika saat mereka sampai di kamarnya
Kamar berukuran tak terlalu besar, dengan satu ranjang berukuran dua orang dewasa, ada lemari pakaian, rak sepatu dan gitar yg di taruh dipojok sebelah ranjang, ada satu jendela kaca yg langsung menyuguhkan jalan raya didepan bengkel, cukup nyaman kamar Dika ini.
" Hmmm nyaman juga kamar kamu mas..." puji Melisa
" Sayangnya tidur nya sendirian gak ada yg nemenin..." umpan Dika penuh arti
Melisa mengerutkan jidat
" Kenapa nggak nyari temen tidur...???"
" Apa kamu mau...???" tantang Dika
Melisa terkekeh
Namun tanpa terlintas di pikirannya, Dika langsung menyerangnya dengan mendekap tubuhnya erat, seakan memberikan kehangatan ditengah dinginnya deras hujan
Pelan Dika mengelus pipi putih mulus milik Melisa, membelainya lembut
Melisa tak berontak seakan dia membiarkan sentuhan itu,
" Apa boleh aku mengenal mu lebih jauh..." tanya Dika pelan
Pertanyaan yang cukup membuat kaget Melisa
" Untuk apa....." tanya Melisa pelan, sejujurnya dia sangat ingin mendapatkan perhatian lebih dari sosok Dika ini, entah kenapa namun rasanya begitu nyaman
" Supaya kita bisa lebih akrab... lebih deket..." bisik Dika seakan menahan sesuatu
" Kita baru kenal... aku juga tak tau kamu..."
" Maka itulah aku ingin mengenal mu lebih jauh..."
" Hmmmmm.... boleh..." sahut Melisa setelah berfikir sebentar
Dika tersenyum, lalu segera kembali turun ke bengkel, pekerjaan nya masih menumpuk
Tiba tiba Melisa merasa sesuatu menatap kepergiannya dengan pias, ada keinginan yg bergejolak di dadanya berdebar debar begitu puas, namun harus ia tepis segera, ditekannya kuat kuat
" Ahhh aku sudah dewasa sekali sekarang... sedikit saja dapat sentuhan sudah dengan mudah terangsang...aku kangen itu..." keluhnya pelan, rupanya pembelajaran dari mantan suaminya begitu menjadi candu untuknya
Melisa duduk di pinggir jendela, menatap derasnya hujan yg jatuh membasahi bumi, mengalir jauh dan tak akan menoleh kesumber nya lagi.
Begitulah dirinya, biarkan apa yg sudah jatuh dan dilewati mengalir begitu saja menjadikan semua nya sebagai kenangan meskipun terasa cukup pahit.
Hidupnya harus tetap berjalan maju, tak perlu menoleh lagi pada kenangan yg memilukan itu
~Bersambung~
Selalu dukung karya author yahhh
Ini lagi nyoba nyoba genre baru, maklum kalau masih amburadul
Konsepnya memang berbau dewasa
Sooo... harap bijak membaca ya...
Happy Reading....
IG @Arumpicill94
Melisa duduk diranjang kasur yang lusuh...
Kamar nya yang 3 bulan lalu adalah saksi bisu saat lelaki tua yang sudah berumur kepala 4 itu mengambil keperawanannya...
Laki laki itu tak peduli jeritannya, tangisannya
Dia hanya menginginkan kepuasannya..
Melisa dipukulinya, disiksa hampir setiap hari..
Melisa tak berani melawan, hanya bisa menangis tersedu sedu tiap apapun perlakuan suaminya pada nya, orang tuanya telah memberikan kebebasan pada Gani untuk melakuakan apa saja pada anak gadisnya
Bahkan ibu bapaknya tak peduli tangis Melisa yang meminta tolong
" Haaaahhh haaahhh haaaahhh...!!!" nafas Melisa terengah engah, dia bermimpi itu lagi
Entah berapa lama Melisa tertidur yg jelas saat dia terbangun hari sudah gelap dan ujan sudah reda, hanya sisa dingin berembun yg masih menguak di balik kaca jendela
Melisa segera merapikan pakaiannya dan bergegas turun, tampak Dika masih sibuk mengerjakan beberapa motor rupanya banyak juga pelanggannya
" Udah bangun...??" tanya Dika ramah
" Lama ya aku tidur...???"
" Nggak juga... kayaknya kamu kecapean... motor mu juga blm selesai ku kerjakan, maaf tadi ada pelanggan yg minta buru buru..."
" Terus masih lama jadinya...???"
" Eeee..." Dika mikir sejenak
" Nanti ku antar saja gimana...???" tawarnya
" Aku belum mandi soalnya mas dari siang tadi, aku juga belum mengerjakan tugas dari kantor ku..."
" Waahhh ini calon istrinya mas... kok baru kelihatan..." sapa Mang Gimin pelanggan setia di bengkel Dika
" Asli mana neng..??"
" Eee....dari sini sini aja pak..." sahut Melisa sedikit canggung, belum apa apa udah disangka calon istri
" Kok baru kelihatan main ke bengkel..."
" Iya baru sempet aja mang..." potong Dika membalas mang Gimin, lalu melirik Melisa dengan senyum yg Melisa tak tau maksudnya
" Boleh minta tolong buatin kopi buat mang Gimin...??? dia pelanggan setia disini..." pinta Dika pelan
" Oke..." Melisa segera ke dapur dan menyeduh secangkir kopi untuk mang Gimin,
Segera di hidangkannya
" Kopi nya pak..." Melisa mempersilahkan
Sruuuuppppp aaahhhh...
Suara mang Gimin yg tanpa aba aba langsung menyruput kopi buatan Melisa
" Enak dan nikmat ini... wahhh pinter juga si eneng buat kopi... mas Dika jadi makin betah ini..." puji Mang Gimin sambil menyeringai
" Beneran pas mang...???" tanya Melisa Ge Er
" Mantap jos pokoknya..." balas mang Gimin sambil mengangkat jempolnya
Dika hanya tersenyum menatap kearah Melisa
Gadis yg baru dikenal nya tadi siang tapi entah kenapa begitu mengusik jiwa lelakinya.
Melisa ikut duduk memandangi Dika yg masih sibuk bergulat dengan kunci kunci bengkel, oli dan apa entah Melisa tak paham namanya.
Kalau dilihat lihat lelaki yg saat ini sedang belepotan oli itu tampan juga, andai Dika adalah orang yang di kirim Tuhan untuk nya, betapa mungkin bahagia nya dia
" Haaahhh kenapa aku ini... apa aku terlalu murahan..??? baru ketemu langsung mikir yang aneh aneh..??? tapi...dia memang manis...aku ingin merasakan sentuhan yg lembut dan penuh kasih sayang...." gumam Melisa dalam hati
" Udah selesai mang..." seru Dika membuyarkan lamunan dewasa Melisa
" Waahhh padahal lagi menikmati kopi buatan si eneng... udah selesai aja..."
" Habisin aja dulu pak... nggak usah buru buru..." sahut Melisa ramah
" Keburu malem neng... ini udah saya habiskan kok... makasih ya..." balas mang Gimin tersenyum
" Berapa mas Dik...???"
" Bawa aja dulu mang.. kalau besok masih ngadat bawa sini lagi..." sahut Dika sambil mencuci tangannya yg berlumur oli
" Okelah... permisi ya asalamungalaikum...."
Brummm bruuummm
Mang Gimin menstater motor nya dan langsung tancap gas keluar bengkel.
Bengkel Dika ini nggak terlalu besar, tapi cukup ramai, Dika punya dua karyawan yg membantunya untuk menjadi mekanik, dan satu orang lagi untuk bagian tambal ban.
Hanya bila bengkel tidak terlalu ramai Dika memperbolehkan mereka pulang lebih awal dan pekerjaan pekerjaan ringan lain dia handle sendiri
Dika ini tipe pekerja keras, mandiri dan ulet
Hanya rasa sakit hati nya pada mantan kekasihnya dulu, saat dia dikhianati membuatnya menjadi muak dengan perempuan, dia hanya menganggap menjalin hubungan hanya untuk sekedar iseng dan pelepas hasratnya,
Sampai saat ini dia belum menemukan wanita yg cocok dan membuatnya nyaman sehingga mampu meninggalkan kebiasaan buruk itu.
Kira kira begitu sekilas Dika cerita pada Melisa sambil mengantar Melisa pulang ke kosannya.
" Makasih mas Dik... udah nganterin.." ucap Melisa setelah turun dari motor ninja Dika
" Besok motor ku sudah bisa diambil kan...???"
" Paling agak siang dikit ya... nggak papa...???"
" Iya nggak papa aku juga belum full aktif ngantor kok..."
" Eee kayaknya aku nggak bisa ngajak kamu masuk deh... nggak enak..."
" Hmmmm... its oke... Mel..aku serius aku nyaman sama kamu... boleh kan kalau kita bisa lebih deket lagi...???" tanya Dika dengan tatapan serius
" Eee... gimana ya.. kita kan baru kenal juga...jadi..." Melisa tampak bingung
" Kenapa harus buru buru si mas...???"
" Selama ini aku nggak pernah senyaman ini dengan perempuan, tapi bersama kamu... aku merasa aku nyaman, tolong... beri aku kesempatan untuk dekat dengan mu..." pinta Dika
" Eee aku ... aku nggak bisa jawab sekarang mas...aku harap kamu mau beri aku waktu... ini terlalu dadakan.."
Dika menggenggam tangan Melisa erat, menatap mata Melisa dalam
" Oke...." jawabnya lesu
" Aku masuk dulu ya..." Melisa segera masuk ke kosan nya dan menutup pintu rapat
Menyembunyikan perasaannya yg sebenarnya begitu girang, pipinya yg sudah merona dan jantung nya yg berdegup tanpa jeda
Kalau jujur Melisa juga sebenernya tertarik dengan Dika, postur tubuhnya yg proposional, pekerja keras, dan sikap nya yg lembut, Melisa sangat mendambakan laki laki yg bisa membuatnya bak ratu saat bersama nya, membuatnya merasa berarti karena dihargai
Tapi....
" Apa mas Dika hanya menginginkan diriku saja...??? bukannya tadi dia cerita sendiri kalau dia hanya iseng menjalin hubungan dengan wanita...?? hanya sebagai pemuas hasratnya...!!! apa itu...??? apa cuman karena dia tertarik dengan body ku yg bagus dan menggoda ini...????"
Melisa gamang, antara senang bercampur kecewa,
Bisa saja, Dika hanya menginginkan tubuhnya saja, dia tampak begitu buru buru ingin dekat dengan dirinya
" Atau biarkan kita menjalani nya dulu...??? biarkan kita saling nyaman dulu...??? toohhh aku juga butuh sentuhan yg lembut... aku juga tak bisa menahan hasrat ini... semenjak menikah dan mendapat sentuhan dari Mas Gani meskipun kasar... tapi aku jadi mudah terangsang, aku jadi terus menginginkan sentuhan itu... aku lelah melepas hasrat ku seorang diri terus...."
" Ya Tuhan... kenapa begini sekali hidupku... apa ini yg dinamakan masa puber...??? saat aku sudah merasakan kenikmatan itu bagaikan candu untuk ku...apa yg bisa kulakukan...???"
Melisa membuang pikiran kalutnya, dengan mengambil handuk dan menuju kamar mandi, menyalakan shower dan melepas bajunya satu demi satu, sampai tubuh polosnya tak ada sehelai benang pun yg menutupi
Di guyurnya seluruh tubuh dari kepala sampai ujung kaki, rasanya begitu menenangkan
Melisa menatap tubuh polosnya dari cermin yg ia letakkan di depan shower
Ditatapnya body bohai menantangnya, kulit putih mulus, leher jenjang, dengan gunung kembar yg sintal dan besar, put*ng merah sedikit kecoklatan, perut ramping rata, dan bokong besar kenyal berisi
Sebegitu sempurna nya dirinya
" Huuuhhh body mirip gitar spanyol gini di prawanin laki laki tua macam mas Gani... kalau bukan karena takut melawan orang tua tak sudi aku menerima pinangannya...!!!! gara gara dia otakku jadi tak waras lagi seperti ini..." gerutunya sambil menuangkan sabun ke tubuhnya, Melisa menikmati aroma sabun dan sentuhan lembut yg dia berikan sendiri
Seakan sedang mendapat belaian lembut dari laki laki yg diinginkannya.
Setelah puas, dia kembali mengguyur tubuhnya dan segera berganti pakaian.
Malam semakin larut Melisa pun segera tertidur untuk menjaga kesegaran kulitnya.
~Bersambung~
Hai Readers yg bijak semoga disini nggak ada yg protes mengenai karakter para pemeran yg author tulis ya... karena memang konsepnya author bikin seperti itu
Kedepannya bakal banyak adegan dewasa yang mungkin sedikit vulgar, jadi sekali lagi yang belum cukup umur STOP disini ya...
Harap bijak dalam membaca ya....
Happy Reading...
IG @Arumpicill94
Tengah malam buta Melisa terjaga, dia terus kepikiran dengan permintaan Dika laki laki yg baru saja dikenalnya, permintaan yg menurutnya terlalu instan
Karena sangking terus memikirkan itu dia harus bolak balik ke kamar mandi, penyakit Melisa kapan dia gelisah perutnya akan mules melilit tak karuan.
" Aisss udah lah aku harus tidur... besok baru ku bicarakan lagi sama mas Dika tohh besok aku masih ke bengkelnya kan ngambil motor..." ucap nya menenangkan diri
Mencoba sekali lagi memejamkan matanya.
Dia teringat salah satu trik agar cepat tertidur saat sedang insomnia seperti sekarang adalah dengan sebanyak mungkin mengedip ngedipkan netranya sebanyak banyaknya, hasilnya cukup efektif lama kelamaan Melisa terkantuk dan bisa terlelap kembali.
Sekitar jam 08 pagi Melisa sudah siap dengan pakaian santai nya, memakai kaos putih polos dengan celana Jeans ketat yg menonjolkan bagian bokongnya, ditangannya sudah siap sekotak nasi goreng buatannya,
Hari ini dia akan datang ke bengkel Dika mengambil motornya sekaligus berbasa basi dengan membawakan sarapan untuk laki laki itu.
" Dia pasti belum sarapan.... semoga suka deh..." gumam nya lalu segera bergegas naik angkot ke tempat tujuan.
Sekitar 15 menit Melisa sampai di depan bengkel Dika, sepagi ini aktivitas bengkel sudah cukup ramai, banyak pelanggan yg sudah mengantri, dua karyawan yg membantu Dika tengah sibuk melayani pelanggan mereka, ada yg service ringan, ganti oli, tambal ban, dan lain lainnya yg Melisa tak paham namanya
Tapi laki laki tampan berhidung bangir itu tak nampak dibalik kesibukan itu, Melisa celingukan menajamkan netranya untuk melihat lebih jeli, tapi memang laki laki yg dicarinya tak ada disitu.
" Permisi... mas Dik nya ada...???" tanya Melisa pada salah satu karyawan bengkel
Laki laki itu menatap Melisa sejenak mengamatinya dengan teliti
" Ohhh mbak nya ini yg kemarin sore ke bengkel ya...???" tanya nya sembari mengingat ingat
Melisa tersenyum rupanya laki laki ini yg kemarin sempat bertemu dengan nya dan membawa motornya ke bengkel
" Iya mas.. wah masih ingat ya... gimana motor ku udah jadi...? terus mas Dika nya kemana...???" cerocos Melisa membrondong pertanyaan
" Lagi keluar sebentar mbak belanja kebutuhan bengkel...tunggu aja dulu..." balas nya sembari masih melanjutkan aktivitas permekanikan nya
Melisa duduk di kursi tunggu dengan santai, beberapa orang pelanggan menatapnya dengan terpana, pipi mulus Melisa menjadi pusat perhatian, serta bibir ranum nya membuat siapa saja ingin menyesapnya.
Belum lagi lekuk tubuh Melisa yg begitu bohai, siapa saja meneguk saliva saat memandangnya.
Tak lama kemudian Dika datang
" Hei..." sapa Dika dengan ramah
Melisa langsung membalas nya dengan senyum bahagia
Bahasa tubuh mereka mengisyaratkan jika mereka ada ikatan yg intim
" Dari mana...???" tanya Melisa basa basi
" Belanja..., pagi pagi udah kesini...???"
" Nih aku bawain sarapan kamu pasti blm sempet sarapan kan...???"
" Cie cieeee mau donk di buatin salapan...." ledek Wawan laki laki yg tadi mengajak Melisa ngobrol
" Husss kerja yg bener...awas mata kena oli nanti..." balas Dika santai
" Waahhh enak ya mas Dik punya pacar baru ada yg perhatian nganterin sarapan...mana bohai lagi..." celetuk salah satu pelanggan yg sedari tadi menatap Melisa lekat
Tatapan lelaki itu seakan sedang menelanjangi tubuh Melisa membuat nya risih
Melisa hanya diam menyembunyikan pipi nya yg merona, Dika tau Melisa tak nyaman lalu mengajaknya untuk duduk di dapur
Cup
Sebuah kecupan hangat mendarat tiba tiba di bibir ranum Melisa,
" Makasih buat sarapan nya... tapi aku lagi sibuk jadi ku taruh disini dulu... diam lah disini ya sayang biar nggak jadi pusat perhatian para mata jelalatan..." ucap Dika lembut
Melisa hanya mengangguk patuh
Sentuhan dan sikap lembut Dika membuat otaknya seakan tak bisa lagi berfikir jernih, membiarkan laki laki itu menciumnya sekali lagi, pagutan bibir yg begitu sensual dan menggairahkan
Bahkan Dika sedikit melenguh nikmat ditengah ciuman panas nya.
***
" Gimana...???" tanya Dika sambil menyuap sesendok nasi goreng buatan Melisa kemulutnya
Suasana bengkel sudah sepi jadi Dika bisa punya kesempatan untuk sarapan, dua karyawannya juga sedang ke warung untuk ngopi dan istirahat
" Aku mau tau dulu alasan apa kamu seceoat itu pengen dekat dengan ku...???" tanya balik Melisa
" Apa perasaan itu harus beralasan...???" tawar Dika
" Tapi hubungan kita ini terlalu cepat... apa aku ini hanya objek yg nantinya hanya sebagai pemuas ***** mu saja...???"
Dika berhenti mengunyah, segera menelan nasinya dan menatap Melisa tajam
" Bukan kah untuk hal itu kita sama sama membutuhkan...??? sama sama mendapat kepuasan...???"
" Iya... tapi aku tak bisa menjalani nya tanpa kejelasan..."
" Untuk itu aku ingin kita dekat dulu untuk saling mengerti memahami satu dan yang lainnya..."
Melisa terdiam, dia berada di sisi yg serba bingung, satu sisi hatinya menginginkan Dika tapi sisi hati yg lain terasa meragu
" Dulu... aku pernah mencintai seseorang dengan sangat..." Dika memulai cerita
" Aku nyaman, aku bahagia... aku sangat senang karena dia adalah perempuan kriteria ku, aku sangat bangga bisa mendapatkannya dan rela menghianati pacar pertamaku..."
" Maksudnya...???" tanya Melisa tajam
Dika menghela nafas panjang
" Waktu aku masih SMA dulu aku pernah pacaran dengan gadis kecil yg masih SMP namanya Je... dia cantik tegas dan periang, tingkah polosnya yg begitu mengagumiku membuatnya kemana ku pergi pasti membuntut...awalnya aku juga senang...sampai pada hubungan kita berjalan dua tahun..."
" Aku melanjutkan kuliah... disitu aku mulai jenuh... pacarku yg masih ke kanak kanakan, tidak paham cara membuat ku nyaman... apalagi Je tak pernah mau ku cium.. diumur segitu aku sedang puber pubernya..."
" Aku mulai bosan...aku mulai cuek dan membiarkannya merengek rengek menghubungiku...sampai ku bertemu dengan Gladis anak pemilik kosan yg sexy dan asyik... dia bisa membuatku nyaman... singkat cerita aku pacaran dengannya, bahkan aku memilih tinggal bersamanya di kosan milik ibunya..."
" Sampai Je datang mencariku dan memergoki kami yg sedang asyik berhubungan... Je marah dan memutuskanku... aku tak peduli karena aku sudah bahagia mendapatkan Gladis, cewek idamanku..."
" Tapi yah namanya karma mungkin... disaat aku benar benar mencintainya dengan tulus, dia selingkuh dan hamil dengan pria lain... aku marah... aku benci aku memukuli nya sampai dia pingsan... aku di kejar kejar selingkuhannya itu karena melukai Gladis... hingga aku kabur dan sampai disini..."
" Sejak saat itu aku tak pernah serius menjalin hubungan dengan perempuan manapun... aku hanya menjadikannya pemuas ***** gilaku yg sulit ku kendalikan mungkin karena dulu sangking seringnya main dengan Gladis..."
" Jadi kau anggap begitu juga aku ini...???" tanya Melisa lesu
" Mungkin tidak... aku bisa nyaman saat dengan mu.. tapi untuk saat ini.. aku hanya ingin lebih dekat dulu agar kita saling mengenal dengan baik..." jawab Dika jujur
" Karena kamu sudah cerita aku juga mau cerita soal hidupku..." Melisa menggigit bibir bawahnya sambil menatap Dika
" Apa...???" tanya Dika pelan
" Aku juga baru saja mengalami hal buruk dalam hidup... dipaksa menjadi janda diusiaku yg blm genap 20 thn..." desyah Melisa pasrah
" J..janda...???" tanya Dika tajam
Melisa mengangguk
" 3 bulan yg lalu aku dipaksa menikah oleh orang tuaku... aku keluar sekolah dan di peristri bandot tua bernama mas Gani... aku dijadikan istri ketiga nya..."
Dika menatap Melisa makin tajam
" Perlakuan mas Gani sangat kasar... aku sering dipukul... di cambuk... dan dikurungnya di gudang... belum lagi perlakuannya saat main di ranjang yg sangat kasar... aku tak pernah sama sekali merasakan surga kenikmatan yg sering diceritakan orang itu..." tanpa Melisa sadari dia sedang curhat akan hasrat yg terpendamnya selama ini
" Aku muak dengan semua perlakuannya dan aku memutuskan pisah dengan nya..." Melisa menitikkan bulir air matanya sedih, mengingat hal pahit adalah sesuatu yg menyakitkan
" Udah jangan nangis..." Dika meraih wajah Melisa mengusap air mata gadis itu yg terus berjatuhan
" Aku bisa memberikan apa yg kamu butuhkan..."
Kali ini Melisa hanya diam saat Dika terus menghimpit dan menindihnya
~Bersambung~
Up tipis tipis ya
Intinya 3 Novel author itu saling bertahutan
Jadi disarankan baca dulu judul
MyHusband Boss Muda Jutek
lalu
Bujang Dusun
Maka akan paham alur dan penokohannya
Happy Reading
Kenalan sama author follow IG @Arumpicill94
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!