Titip Salam
#1
Keroyokan
"Kamu pasti curang kan? Kamu utak-atik motor aku waktu kita semua lagi lengah, ya kan?" Suara dengan intonasi tinggi itu penuh dengan amarah hingga menggema dalam kesunyian sebuah gang yang gelap.
"Kamu kenapa gak bisa terima kekalahan. Aku kan sudah bilang sebelumnya, motor kamu perlu istirahat. Kekalahan itu akibat kesombongan kamu sendiri."
Ada perdebatan sengit disana. Seseorang dengan kesombongan yang merasa telah direndahkan akibat sebuah kekalahan yang tidak bisa dia terima. Seseorang lainnya berusaha meluruskan apa yang menjadi kesalah pahaman akibat sebuah prasangka yang tak beralasan.
"Omong kosong! Guys, bereskan."
Suara pukulan demi pukulan disusul raungan kesakitan menggema di tengah-tengah minimnya pencahayaan dan gelapnya malam.
Ini adalah pengeroyokan!
...
(Pov. Diana)
Malam minggu merupakan malam yang terasa lebih panjang dari pada malam-malam lainnya. Karena pada malam minggu kehidupan hiruk pikuk jalanan lebih padat bahkan sampai pagi buta pun masih ada saja kendaraan yang berlalu lalang.
Pada momen malam minggu umumnya digunakan oleh para orang tua mengajak jalan-jalan anak-anak mereka tanpa khawatir anak-anak tidur kemalaman atau tidak mengerjakan pr sekolah karena esoknya mereka libur.
Selain itu pemuda pemudi juga memanfaatkan malam minggu untuk jalan-jalan nongkrong bareng teman-teman dan mungkin ada juga yang lebih dari sekedar teman atau istilahnya pacar.
Kalau aku sih, jangan ditanya. Jangankan pacar, teman nongkrong saja tidak punya. Semua teman sepergaulanku tipe anak rumahan. Kami jarang sekali keluar rumah untuk hal-hal diluar tugas sekolah. Mungkin karena kami tidak punya kendaraan pribadi dan rumah kami cukup berjauhan. Tapi tidak masalah, toh masa remajaku tetap asik dan menyenangkan menurutku.
...
Namaku Diana Shandy. Aku adalah siswi kelas 3 di SMP N 15 Gresik. Kota kecil yang masuk ke dalam Provinsi Jawa Timur ini merupakan Kota kelahiran sekaligus tempat dimana aku dibesarkan sampai saat ini.
Aku pingin banget cerita panjang lebar tentang Kota kelahiranku ini. Tapi gak usah lah kayaknya ya, Kalian tinggal cari tahu dari laman internet pasti sudah banyak banget informasi di sana. Pokoknya Kotaku ini selain banyak polusi industri, banyak makanan dan jajanan enak, ceweknya caem caem loh..
Ehem, contohnya sebut saja aku. (Huweeek)
Hahaha.. Becanda.
Kebetulan malam ini adalah malam Minggu. Aku menghabiskan malam mingguku dengan hang out bareng teman satu geng-ku.
Tapi bohong! Hahaha..
Espektasi anak muda pasti seperti itu di malam Minggu. Tapi nyatanya sekarang aku sedang ngedate dengan buku dan alat tulis guna mengerjakan tugas kelompok praktikum biologi
dirumah temanku, Hera, sejak sore hari tadi.
Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku tipe anak rumahan yang keluar rumah hanya untuk urusan sekolah.
Yah, seperti saat ini. Kalau tidak ada tugas sekolah lebih nyaman di rumah menonton televisi sambil bermalas malasan. Hahaha.. (tim rebahan)
"Huft.. Akhirnya selesai juga" kataku sambil meregangkan otot lengan dan leher setelah lelah menunduk untuk mengerjakan tugas praktikum biologi.
"Iya tinggal disalin aja di lembar folio kan, biar aku aja besok yang tuliskan." Sahut Hera temanku.
"Oh iya Di, kamu pulang malem-malem sendirian berani gak? Kalo gak biar ntar minta tolong diantar mamaku aja gimana?" Kata Hera dengan wajah khawatir.
Hera sangat mengerti aku anak rumahan yang sangat jarang keluar malam-malam. Apalagi jalan sendirian. Padahal ini kategori masih belum terlalu malam. Mungkin baru satu jam yang lalu matahari pulang beristirahat.
"Gak usah Her, aku berani kok pulang sendirian, gak usah repot-repot." Jawabku.
"Atau kamu mau telpon ayahmu biar dijemput?"
"Gak usah lah, lagian ini kan malam Minggu jadi jalanan pasti rame. Aman lah..". Dalam hati aku berkata kalau aku sudah SMP sudah saatnya aku lebih mandiri. Tidak boleh merepotkan Ayah apalalgi untuk hal yang seharusnya mampu aku atasi sendiri.
"Ya udah kalo gitu. Mau langsung pulang atau nyantai dulu aja disini?".
"Langsung pulang aja deh, dari pada kemaleman".
Aku segera membereskan alat tulis dan buku-buku milikku yang berserakan ke dalam tas ransel hijau army favoritku. Sebelum pulang aku berpamitan pada mamanya Hera dulu. Ini adalah adab bertamu yang diajarkan oleh orang tuaku. "Kalo mau pulang harus pamit, biar gak disangka kambing main nyelonong aja, gak sopan." Aku selalu memegang teguh norma kesopanan itu.
Kalian juga harus begitu ya.
Rumah Hera tidak begitu jauh dari rumah tinggalku. Yah, kurang lebih berjalan kaki lima belas menit lah, kalau melalui jalan tikus alias menerobos gang-gang sempit.
Seperti yang aku katakan pada Hera, jalanan memang lebih ramai dari biasanya. Maklum, ini kan malam Minggu. Aku pun berjalan santai dan tidak ada rasa cemas atau takut berjalan kaki sendirian. Malah aku memanjakan mataku menoleh kiri dan kanan seolah menikmati pemandangan malam di jalanan kota yang sangat jarang aku dapatkan.
Aku sudah setengah perjalanan. Kini saatnya memilih jalan pintas melalui gang-gang pemisah antara dua jalan Kota.
Banyak gang yang bisa dipilih untuk dilewati. Namun lebih amannya aku memilih gang yang padat rumah penduduk karena otomatis memiliki pencahayaan yang lebih terang dari pada gang yang jarang rumah penduduknya. Maklum, aku memang tidak nyaman dengan kegelapan dan tidak punya banyak nyali untuk hal-hal yang berbau mistis.
Aku tidak suka gelap. Oleh karena itu sebisa mungkin aku tidak akan pernah memilih jalur yang minim pencahayaan. Salah satu jalur yang akan aku hindari adalah gang Lawas yang
berarti gang kuno atau gang lama yang hanya ada gedung dengan dinding menjulang tinggi dan beberapa rumah kuno peninggalan Belanda yang tidak berpenghuni manusia. Kalau tidak naik motor dibonceng ayahku, aku tidak pernah melewati gang itu. Apalagi malam-malam begini. Dalam pikiranku bila melewati gang Lawas yang panjang bagai lorong gelap gulita itu seperti berada pada dimensi lain. Takutnya ujung gang itu bukan mengarah pada sisi jalan di sana, melainkan di dunia gaib. Ah, seramnya.. Bisa dibayangkan lah ya betapa horrornya suasana di
area itu.
Biarpun di jalanan terlihat ramai dan banyak pengendara, tapi di gang itu begitu sepi dan minim pencahayaan yang membuat fantasi-fantasi horor bahkan hanya ketika memandangnya.
Meskipun tidak mau melewati gang Lawas, tapi setiap melewati bibir gang itu mataku selalu saja menoleh menyisir kegelapan di gang itu. Seperti ada daya magnet memancing rasa penasaran, yang menarik urat leherku untuk menoleh meski hanya sekilas. Kalian pasti juga pernah merasakan rasa penasaran yang tinggi untuk menoleh ke tempat yang gelap bahkan mencekam meskipun enggan untuk berada disana.
Kini kakiku mulai melangkah di bibir gang Lawas. Seperti biasa leherku spontan menoleh ke dalam gang yang gelap tersebut.
Apa itu? Ada apa disana?
Aku terpaku melihat segerombolan orang di tengah-tengah gang. Sedang apa mereka? Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres.
...
Bersambung...
Author's cuap :
Hai teman-teman terimakasih sudah mampir. Novel ini adalah karya pertamaku di NT.
Sebelumnya mohon maaf bila gaya bahasa mungkin masih terkesan berantakan, sambil belajar ya...
Novel yang aku tulis adalah kisah remaja dan berharap bisa menjadi bacaan ringan untuk para pembaca mulai dari mulai dari usia remaja. karena jujur sedikit miris ketika di novel dan komik yang banyak konten dewasanya ternyata pembacanya adalah mereka yang masih dibawah umur. Syedih akuh tuh..
Selanjutnya semoga novel ini bisa menghibur dan bermanfaat untuk pembacanya.
Jangan lupa klik tanda jempol di bawah sebagai bentuk support kamu untuk author
Terimakasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
eMakPetiR
Salam kenal kakak...
dengan emakPetir disini
beneran emak lho y aq ini 🤭
g kaleng2 lho..
apalagi kaleng khong Guan isi rengginang 😂
(ih absurd banget y)
ok, emak ucapin makasih dulu y buat karya kakak ini
2022-04-21
0
Ryoka2
Covernya cantik Thor😍
2022-01-27
1
Hanna Devi
Hai...
Cinta Kedua Untuk Zylva dan
Hati Terbelah Di Ujung Senja akan keroyokan like nih 🤭😁
2021-12-29
1