Pertanda Apa?

Author's cuap :

Terimakasih untuk temen-temen yang masih setia lanjut bacanya,

Jangan lupa nih, kalo udah selesai baca episode ini,klik tanda jempol 👍 dibawah sebagai bentuk support kamu buat author

Next...

 

 

3

Pertanda Apa?

(pov. Willy)

Vroom.. vroom.. vroom..

Ini adalah Sabtu malam atau sering disebut malam Minggu. Semua orang yang kujumpai di jalanan tampak tertawa bahagia penuh keceriaan bersama keluarga dan teman-teman menikmati libur akhir pekan. Yah, kecuali aku.

Namaku R. Willy Ardian. Aku siswa kelas 3 di SMP N 10 Gresik. Aku lahir di Yogyakarta dan baru pindah ke Kota Gresik ketika masuk sekolah dasar.

"Malam minggu kelabu." Itulah tagline yang cocok untuk apa yang aku alami saat ini. Betul-betul sial nasibku. Muka babak belur dan sekujur tubuh serasa remuk setelah mendapat welcome party (dari sudut pandang penuh ironis) sekelompok berandalan pengecut yang tidak terima atas sebuah kekalahan.

Untung saja “si item” motor kesayanganku tidak menjadi korban kedua amukan bocah-bocah berandalan itu. Andai saja malaikat penolongku tadi terlambat beberapa menit saja, si item sudah dipastikan menjadi kenangan.

Ku pacu kuda besi tahun 80-an barang antik nan eksotis, si itemku sayang untuk menjelajah keramaian jalanan kota dengan perasaan geram bercampur cemas. Geram dengan ulah pengeroyokan Mario cs, rival ku di sirkuit

liar pinggir Kota beberapa hari lalu, dan rasa cemas untuk hukuman apa yang akan diberikan mamaku saat beliau melihat wajah tampan anak nya penuh luka lebam. Aku tidak bermaksud kepede-an dengan mengatai diriku tampan, tapi aku hanya mengutip pujian dari mamaku yang selalu mengatakan aku adalah anaknya yang paling tampan. Aku percaya pada mamaku.

Bayangkan saja, ini baru pertama kali aku turun balapan. Tapi hadiah kemenangan yang aku dapat sungguh diluar dugaan. Mungkin ada campur tangan petuah dari mamaku yang telah aku langgar. Beliau mengizinkan hobi otomotifku, namun sangat melarang keras aku terjun ke dunia balap liar.

"Ini nih hasilnya kalau gak nurut kata mama." Itulah kalimat yang selalu terlontar ketika ada hal buruk yang menimpaku akibat dari ulahku sendiri yang tidak patuh akan peringatan-peringatan dari mamaku. Seolah ada kekuatan magis bersifat kutukan didalamnya.

Tapi semua ibu, kurang lebihnya akan melakukan hal yang sama tak pernah bosan memberikan petuah-petuah bijak sebagai pembelajaran tentunya agar anak-anaknya tidak melakukan tindakan di luar batas. Itu adalah

tanggung jawab ibu dalam mendidik anaknya. Maafkan anakmu ini ma, anakmu ini hanya manusia biasa yang penuh dengan rasa penasaran.

Aku benar-benar takut membayangkan tampang sangar mamaku ketika marah. Ketika beliau bertanya dari mana aku mendapatkan luka-luka polkadot di wajahku ini? Ketika beliau tau aku turun ke arena balapan? Beliau pasti akan sangat shock, matanya melotot lebar, berkacak pinggang sambal menggelengkan kepala. Lalu setelah itu sesi persidangan akan dimulai. Palu akan diketok sembari dibacakannya hukuman.

"Willy, kamu tidak boleh keluar rumah kecuali sekolah dan ekskul selama tiga bulan!"

dan,

"Willy, mama potong uang jajan kamu juga!"

Terakhir, yang paling tidak aku inginkan.

"Willy, motor kamu mama sita selamanya, alias mama jual!"

Aaarrrggh...

Aku tidak sanggup berpisah dengan si item. Aku sudah merawatnya dengan cinta kasih sejak dia buluk hingga sekarang mulus, seksi, dan mengkilat. Si item sudah seperti sahabatku, pendengar setia keluh kesahku, tempat berbagi rahasia tanpa harus takut rahasia itu bocor kemana-mana.

...

"Aku Diana,"

Tiba-tiba terbayang lagi senyum itu. Senyum seorang kesatria penolongku. Dia ternyata seorang perempuan. Perempuan yang benar-benar pemberani.

"Diana.." gumamku.

"Siapa ya, dia? Sepertinya dia seumuran denganku."

Aku menjadi sangat penasaran dibuatnya. Sosok pemberani yang tiba-tiba muncul dari kegelapan. Melangkah maju tanpa ada rasa gentar padahal dia kalah jumlah. Empat lawan satu, Empat kubu lawan dan hanya dirinya seorang berbekal balok kayu. Aku? Bahkan berdiri pun masih belum sanggup ketika itu. Aku tidak mungkin bisa membantunya bila perkelahian benar-benar terjadi saat itu.

Mengingat kejadian demi kejadian itu membuatku semakin takjub padanya. Dia bisa memukul mundur Mario hanya dengan sekali tendangannya. Syukurlah pihak lawan terlalu pengecut untuk melanjutkan perkelahian dan memilih kabur setelah melihat Mario tersungkur. Aku pastikah Mario pasti sangat malu ketika tau dia hampir memukul perempuan namun sekaligus berhasil dikalahkan oleh perempuan ajaib itu. Hahaha.. rasakan kau Mario!

Hal terakhir yang membuatku merasa geli sendiri dengan tingkah konyolku. Yah, ketika pengeroyokan telah berlalu meninggalkan aku dan gadis itu.

Pikiranku melayang pada titik akhir perjumpaanku dengannya. Ketika itu aku menawarinya tumpangan untuk mengantarnya pulang. Tetapi dia menolak dan memilih berjalan kaki. Dia beralasan rumahnya sudah tidak jauh lagi. Mungkin dia merasa ragu aku bisa membawanya pulang dengan selamat melihat kondisiku yang babak belur. Dia memilih berbalik kemudian berjalan menjauh.

"Apa dia malaikat ya? Tapi kok gak cantik-cantik amat sih, hehe.." candaku dalam hati yang masih mengagumi keberanian cewek itu sambal menatap punggungnya yang berbalut jaket abu-abu dengan tas ransel hijau army yang sedari tadi digendongnya. Seperti anak sekolahan yang baru pulang dari bimbelnya.

Lucunya, aku tidak segera pergi meninggalkan lokasi kejadian, untuk segera pulang seperti yang dilakukan oleh gadis itu.

Aku malah berdiri mematung memandangi punggung gadis yang sudah menolongku itu menjauh dan semakin jauh. Lama aku memandanginya, entah apa yang aku tunggu. Aku terhipnotis.

Aku jadi teringat salah satu adegan film layar lebar yang pernah aku tonton di televisi "Kalau ada cewek berjalan pergi menjauhi kamu, tapi di beberapa langkah kemudian dia menoleh ke arahmu, wah.. itu tandanya ada sesuatu. Kejar!"

Situasi ini begitu mirip dengan adegan film itu. Mungkinkah setelah beberapa langkah dia akan menoleh seperti pemeran wanita di film itu?

Aku meraup wajahku dan tertawa geli dalam hati dengan pikiran-pikiran konyolku.

"Kamu mikir apa sih Willy.." gumamku.

Lebih baik aku segera pulang dan mengobati luka-luka ini. Badanku juga terasa nyeri dimana-mana dan butuh istirahat.

Saat tanganku meraih helm, kulihat sesuatu yang membuatku kembali mematung.

Eh,

"Dia menoleh,"

Seketika pikiranku menjadi linglung.

"Dia tersenyum,"

Astaga! Jantung ini menjadi tak terkendali.

Akupun spontan membalas senyum dan melambaikan tangan perlahan.

Pertanda apa ini? Apakah yang dikatakan oleh adegan film itu benar? Ada sesuatu diantara kami saat ini? Benarkah secepat pertemuan singkat ini dapat memberikan sesuatu yang baru antara kami? Atau hanya aku

sendiri yang merasakannya? Lantas untuk apa dia kembali menoleh menatapku sekali lagi? Apa aku harus mengejarnya? Tapi untuk alasan apa? Tuhan, kenapa pikiranku menjadi penuh drama.

Aku meringis geli sambil memeluk erat gulingku ke kiri dan ke kanan. Konyol sekali..

Tok.. tok..

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Aku semakin meringkuk memeluk guling dan menyembunyikan wajahku yang tidak akan terlihat juga sebenarnya karena keadaan lampu yang sengaja kupadamkan dari tadi.

Karena tidak ada jawaban, pintu pun dibuka. Aku mendengar langkah kaki mendekat dan tangan hangat membelai kepalaku.

Yah, kebiasaan mamaku di malam hari untuk memastikan anak-anaknya tidur tepat waktu. Hanya sebentar saja, kemudian aku mendengar langkah kaki itu menjauh dan suara pintu ditutup.

Baiklah, untuk malam ini aman. Semoga besok pagi memar nya sudah tidak terlalu membekas.

Pikiranku kembali lagi pada gadis itu, Diana. Mungkinkah kita akan berjumpa lagi?

Mungkin dong..

Please God, bikin jadi mungkin..

...

Bersambung..

Teman-teman jempolnya 👍 di bawah jangan lupa ya,,

Komen dan vote juga,

Support author biar makin semangat nulisnya

Terpopuler

Comments

eMakPetiR

eMakPetiR

Willy...
emak jadi ikutan senyam senyum ngliat tingkahmu 🤭

eh tapi teteppp emak dukung persidangan yg bakalan mamamu gelar ke kamu 🤣

2022-04-21

0

Hesti Ariani

Hesti Ariani

padahal anak2nya sudah kuliah, tapi cerita anak smp ini bikin aku ingat masa itu, masih polos bangettt🤭🤭😁

2021-09-24

0

atmaranii

atmaranii

mnarik..aku suka..
smga bnyk yg bca

2021-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 Keroyokan
2 Jiwa Kesatria
3 Pertanda Apa?
4 Tania
5 Kepikiran
6 Kucing kucingan
7 De Javu
8 Dunia Seakan Jadi Sempit
9 Pacar Masa Depan
10 Gempar
11 Sial Pangkat Dua
12 Sial Pangkat Tiga
13 Sampah
14 Titipan Salam
15 Hera (part 1) - Rasa apa?
16 Hera (part 2) - Mencari dia
17 Hera (part 3) - Labrak?
18 Misteri Sebuah Jaket
19 Isi Hati Kakak Pelatih?
20 Definisi Orang Baik
21 Nostalgia yang Penuh Kebaperan
22 Sayatan Tak Berdarah
23 Tangan Sakti
24 Bingkisan Misterius
25 Titipan Salam ke-2
26 Bertemu Rival
27 Antara Kagum dan Obsesi
28 Masa Lalu Menyapa
29 Terlambat!
30 Hari Pembalasan
31 Apa? Hamil?
32 Mario dan Perasaannya
33 Titik Awal Perseteruan
34 Kejutan Bertubi-tubi
35 Gosip Berbisa
36 Kesengajaan
37 Bingkisan Bingkisan, Kejutan Kejutan
38 Kenapa dengan Stefi?
39 Feed Back
40 Mental Juara
41 Abdul dan Hera
42 Menepati Janji Ketemuan
43 Drama di Arena
44 Spiritbooster Gak Tuh?
45 Terpaksa dan Tercyduk
46 Tertangkap Ayahanda
47 Sejak Kapan Jadi Teman Spesial?
48 Medan Perang VS Medan Rasa, Ahaaay..
49 Final Show - Mario Berlaga
50 Final Show – Momen Mendebarkan
51 Inikah yang namanya Cemburu?
52 Antara Dia dan Dia
53 Fakta Mencengangkan
54 Jangan Menyerah!
55 Dia Berbeda
56 Mario pada Diana
57 Punya Pacar?
58 Akhirnya Semua Tau
59 Aku Melihatmu
60 Es Krim Couple
61 Es Krim Rasa Durian
62 Aku Cemburu
63 Kontak Ketiga
64 Sepotong Kue
65 Bertemu Pacar
66 Kecemburuan Ayah
67 Kunjungan Perawat
68 Titip Cucu Eyang
69 Peluk dan Cium
70 Perang Dingin
71 Ini Kejutannya, Diana
72 Wahai, Bunga Musim Semi
73 Mario atau Willy?
74 Mengungkapkannya
75 Suara Barritone
76 Dijadikan Fakta!
77 Everything
78 Peran
79 Sudut Lorong
80 Debat On the Road
81 Bidak Catur
82 Salah Sambung?
83 Berjuang Menumbangkan Sang Raja
84 The Show
85 Aku Sungguh Jatuh Cinta kah?
86 Jebakan Berencana!
87 Usaha Keras!
88 Gara-Gara Bobo Kurang Siang
89 Adu Kumbang
90 Gak Jadi Adu Kumbang
91 Jangan Keduanya Sekaligus
92 Saembara Kembali Dibuka
93 Rencana Menikmati Senja
94 Ini Disebut Rindu
95 Usaha Move On
96 Sang Hera Murka
97 Saembara Papan Catur Ditutup
98 Menang Banyak
99 Tragedi di Warung Lesehan
100 Belum Impas
101 Pengakuan Mario
102 Drama Makan Siang
103 Gengsi yang Mengalahkan Kejujuran
104 Titik Dua Strip Bintang
105 Sal-Ting
106 Terbongkar
107 Berbalas Pesan
108 Penolakan Pertama
109 Menuju Kompetisi - Jatuh Hati (part 1)
110 Menuju Kompetisi - Dia yang Sama (part 2)
111 Menuju Kompetisi - Support Salah Paham (part 3)
112 Menuju Kompetisi - Panggilan Manis (part 4)
113 Kompetisi - Dukungan Ayah (part1)
114 The Result
115 Pertemuan Dua Kumbang
116 Bingkisan dan Bisikan
117 Mahar untuk Kencan
118 Janji Terakhir
119 Perang
120 Tragedi Jendela Kelas
121 Examp Challenge
122 Dating (part1)
123 Dating - Pangeran Sebenarnya (part 2)
124 Dating - Informasi Tentang Apa itu Kencan? (part3)
125 Bertemu Seorang yang Baru
126 Perangkap Setan
127 Jawaban Diana
128 Ingin Mencoba Hasilnya
129 Lanjut atau Putus?
130 Foto Tokek Nemplok
131 Sebuah Foto
132 Senyum Kemenangan
133 Mencoba Move On
134 Kumis Beracun
135 Ngaku!
136 Kecelakaan Kecil
137 Freeze Minute, Ada Apa ini??
138 Aku Takut...
139 Lanjut atau tidak?
140 First Kiss
141 Akhirnya Mama Tau
142 Perpisahan - Kehadiran Ayah (Part 1)
143 Perpisahan - Papa bersamamu boy (Part 2)
144 Perpisahan - Kejutan (Part 3)
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Keroyokan
2
Jiwa Kesatria
3
Pertanda Apa?
4
Tania
5
Kepikiran
6
Kucing kucingan
7
De Javu
8
Dunia Seakan Jadi Sempit
9
Pacar Masa Depan
10
Gempar
11
Sial Pangkat Dua
12
Sial Pangkat Tiga
13
Sampah
14
Titipan Salam
15
Hera (part 1) - Rasa apa?
16
Hera (part 2) - Mencari dia
17
Hera (part 3) - Labrak?
18
Misteri Sebuah Jaket
19
Isi Hati Kakak Pelatih?
20
Definisi Orang Baik
21
Nostalgia yang Penuh Kebaperan
22
Sayatan Tak Berdarah
23
Tangan Sakti
24
Bingkisan Misterius
25
Titipan Salam ke-2
26
Bertemu Rival
27
Antara Kagum dan Obsesi
28
Masa Lalu Menyapa
29
Terlambat!
30
Hari Pembalasan
31
Apa? Hamil?
32
Mario dan Perasaannya
33
Titik Awal Perseteruan
34
Kejutan Bertubi-tubi
35
Gosip Berbisa
36
Kesengajaan
37
Bingkisan Bingkisan, Kejutan Kejutan
38
Kenapa dengan Stefi?
39
Feed Back
40
Mental Juara
41
Abdul dan Hera
42
Menepati Janji Ketemuan
43
Drama di Arena
44
Spiritbooster Gak Tuh?
45
Terpaksa dan Tercyduk
46
Tertangkap Ayahanda
47
Sejak Kapan Jadi Teman Spesial?
48
Medan Perang VS Medan Rasa, Ahaaay..
49
Final Show - Mario Berlaga
50
Final Show – Momen Mendebarkan
51
Inikah yang namanya Cemburu?
52
Antara Dia dan Dia
53
Fakta Mencengangkan
54
Jangan Menyerah!
55
Dia Berbeda
56
Mario pada Diana
57
Punya Pacar?
58
Akhirnya Semua Tau
59
Aku Melihatmu
60
Es Krim Couple
61
Es Krim Rasa Durian
62
Aku Cemburu
63
Kontak Ketiga
64
Sepotong Kue
65
Bertemu Pacar
66
Kecemburuan Ayah
67
Kunjungan Perawat
68
Titip Cucu Eyang
69
Peluk dan Cium
70
Perang Dingin
71
Ini Kejutannya, Diana
72
Wahai, Bunga Musim Semi
73
Mario atau Willy?
74
Mengungkapkannya
75
Suara Barritone
76
Dijadikan Fakta!
77
Everything
78
Peran
79
Sudut Lorong
80
Debat On the Road
81
Bidak Catur
82
Salah Sambung?
83
Berjuang Menumbangkan Sang Raja
84
The Show
85
Aku Sungguh Jatuh Cinta kah?
86
Jebakan Berencana!
87
Usaha Keras!
88
Gara-Gara Bobo Kurang Siang
89
Adu Kumbang
90
Gak Jadi Adu Kumbang
91
Jangan Keduanya Sekaligus
92
Saembara Kembali Dibuka
93
Rencana Menikmati Senja
94
Ini Disebut Rindu
95
Usaha Move On
96
Sang Hera Murka
97
Saembara Papan Catur Ditutup
98
Menang Banyak
99
Tragedi di Warung Lesehan
100
Belum Impas
101
Pengakuan Mario
102
Drama Makan Siang
103
Gengsi yang Mengalahkan Kejujuran
104
Titik Dua Strip Bintang
105
Sal-Ting
106
Terbongkar
107
Berbalas Pesan
108
Penolakan Pertama
109
Menuju Kompetisi - Jatuh Hati (part 1)
110
Menuju Kompetisi - Dia yang Sama (part 2)
111
Menuju Kompetisi - Support Salah Paham (part 3)
112
Menuju Kompetisi - Panggilan Manis (part 4)
113
Kompetisi - Dukungan Ayah (part1)
114
The Result
115
Pertemuan Dua Kumbang
116
Bingkisan dan Bisikan
117
Mahar untuk Kencan
118
Janji Terakhir
119
Perang
120
Tragedi Jendela Kelas
121
Examp Challenge
122
Dating (part1)
123
Dating - Pangeran Sebenarnya (part 2)
124
Dating - Informasi Tentang Apa itu Kencan? (part3)
125
Bertemu Seorang yang Baru
126
Perangkap Setan
127
Jawaban Diana
128
Ingin Mencoba Hasilnya
129
Lanjut atau Putus?
130
Foto Tokek Nemplok
131
Sebuah Foto
132
Senyum Kemenangan
133
Mencoba Move On
134
Kumis Beracun
135
Ngaku!
136
Kecelakaan Kecil
137
Freeze Minute, Ada Apa ini??
138
Aku Takut...
139
Lanjut atau tidak?
140
First Kiss
141
Akhirnya Mama Tau
142
Perpisahan - Kehadiran Ayah (Part 1)
143
Perpisahan - Papa bersamamu boy (Part 2)
144
Perpisahan - Kejutan (Part 3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!