Chapter 2 Pertemuan Pertama Ren & Rena

Nafasku sangat tak beraturan.

Aku tidak tahu kenapa saat ini, aku ....

"Kenapa aku sedang berlari?!!!"

Masih menyeleraskan langkah dan nafasku, aku mencoba untuk memperhatikan keadaan di sekitarku.

Suara seseorang mulai terdengar di telingaku.

"Bangun, Ren."

Suara yang sangat lembut seakan memanggilku ke dunia lain.

Tak terasa, mulutku mulai tersenyum sendiri.

"BANGUNNNN!!!"

Semburan air yang sangat banyak terasa di seluruh tubuhku bersamaan dengan suara itu.

Aku bergegas duduk dari posisi apapun itu sebelumnya.

"A-ada apa?!"

Aku sangat terkejut dengan kejutan dingin tadi, sampai-sampai lupa daratan.

"Selamat pagi."

Ibu menyapaku sambil tersenyum diiringi sinar matahari yang sangat cerah.

"Bidadari Neraka?"

Aku tercengang hingga tak sengaja berkata begitu.

Ibu masih tersenyum kepadaku namun, perasaanku mengatakan bahwa ia sedang menunggu saat yang tepat untuk melakukan sebuah pukulan.

"!!!!"

Merasakan aura membunuh yang sangat kuat dari ibuku, aku segera lari ke kamar mandi.

"Ren, handukmu!!!" teriak Ibu.

Aku tahu handukku ketinggalan namun, aku sangat ketakutan untuk mengambilnya. Jadi, aku putuskan untuk menunggu Ibu mengantarnya.

...

Selesai mandi, aku keluar sambil telanjang bulat.

Semua ini adalah kejadian yang selalu terjadi setiap pagi di rumah kami, jadi aku tidak dapat mengubah kebiasaan burukku ini.

"Fufufu ... punya Ren sudah besar rupanya."

Seperti biasanya ... Ibu yang melihatku keluar dari kamar mandi, tidak dapat menahan diri untuk mengomentari milikku.

"Aku tahu milikku ini bagus dan sehat tapi, jangan selalu dikomentari seperti itu."

Aku terlalu malas membalas komentarnya, jadi aku jawab biasa-biasa saja.

Mendengar jawabanku, Ibu mulai terlihat bosan.

"Ayolah~ bukankah ini sangat membosankan?"

"Jika Ibu ingin mencari kesenangan, seharusnya Ayah menjadi jawaban yang tepat untuk hal itu."

"Ahh~ Ibu tidak bisa mengganggu ayahmu saat dia sedang sibuk." Wajah Ibu mulai menunjukkan malu-malu kucing.

"Menjijikan." Tanpa menatapnya, aku langsung memberikan kesanku.

"Jahat sekali~ tapi, kalau tidak begitu pasti bukan anakku!" Setelah mengatakan itu, Ibu tertawa keras.

Sebaliknya, justru Ibu yang cukup kejam padaku. Hanya karena tidak memberikan jawaban sesuai keinginanmu, kau akan menganggapku sebagai orang lain. Aku tak habis pikir, apa masih ada orang tua yang bersikap seperti ini selain ibuku.

...

Aku mulai mempersiapkan segala kebutuhan untuk sekolah hari ini.

"Beberapa buku, alat tulis dan uang bulanan. Hmmm ... kurasa sudah cukup."

Aku memeriksanya kembali dengan teliti agar tidak menyesal nantinya.

"Ah! Hampir lupa."

Aku mengambil sebuah kalung dari meja belajar yang ada di dekatku lalu memakainya.

Itu hanyalah sebuah mata kalung yang digantung pada seutas tali, tapi aku selalu memakainya.

Meskipun terlihat kekanak-kanakan, aku tidak merasa terbebani memakainya karena itu adalah pemberian dari seseorang yang sangat berharga bagiku.

...

Setelah selesai mempersiapkan diri, aku berpamitan kepada Ibu lalu melangkah pergi meninggalkan rumah.

Dari rumah ke sekolah aku hanya berjalan kaki, kira-kira membutuhkan waktu sekitar 20 menit hingga sampai ke tujuanku. Karena keuangan kami pas-pasan, aku tidak ingin membebani kedua orang tuaku untuk biaya transportasi. Bagiku, asalkan bisa sekolah, apapun itu ... tidak ada yang benar-benar aku inginkan saat ini.

Belajar, belajar dan belajar itulah tujuanku ke sekolah.

...

Saat di tengah perjalanan menuju ke sekolah, ada seorang gadis yang memanggilku dari belakang.

"Permisi."

"Mungkin hanya pendengaranku saja, tidak mungkin ada orang yang memanggilku di saat begini."

Aku mulai bergumam sendiri tanpa mempedulikan suara itu.

Lama-kelamaan, suara itu mulai terdengar jelas.

"Permisi, apa kau mendengarku?"

Aku menghentikan langkahku lalu berbalik ke belakang.

Gadis yang memanggilku juga menghentikan langkahnya dan tak bergerak sedikitpun.

"Ada apa?"

Meskipun sedang berbicara, aku menatap seragam sekolahnya dari atas hingga bawah.

"Ummm ... aku sedang tersesat dan tidak tahu harus kemana. Padahal, hari ini adalah hari pertamaku pindah ke sekolah itu."

Gadis itu menundukkan kepalanya karena malu.

"Apa kamu mendengarku?"

Gadis itu menatapku dengan bingung.

Aku mendengarnya tapi, saat ini aku sedang memperhatikan penampilannya dari atas hingga bawah.

Rambut panjang hijau yang indah, tubuh yang ramping, tapi!

"Rata seperti papan cucian."

Sambil menahan tawa, aku menganggukkan kepalaku beberapa kali.

"A-apa kau bilang?!" Gadis itu menutup bidang datarnya dengan tangan.

Dia melotot kepadaku.

Gawat! Aku lupa lautan!

"T-tadi aku sedang memikirkan pelajaran tentang bidang datar, t-tolong jangan be-berpikiran yang macam-macam." Tubuhku gemetaran karena aku tidak pandai berbohong.

"Bohong."

"Tidak, aku tidak berbohong."

"Bohong." Dia masih mempertahankan argumennya.

Karena tidak ingin membuang waktu, aku mengalihkan pembicaraan kami pada topik yang dia inginkan.

"Jadi, jalan ke sekolah mana yang ingin kau ketahui?" tanyaku.

"Jangan mengalihkan pembicaraan."

Ayolah, tolong beri aku keringanan! Aku ini orang miskin yang hanya bisa pergi jalan kaki untuk ke sekolah!!!

"Cepatlah! Jika tidak, aku akan terlambat."

Tidak ada pilihan lain, aku hanya bisa sedikit lebih kasar padanya.

"B-baiklah."

Karena ucapanku tadi, gadis itu terlihat mulai sedikit lunak kepadaku.

"Aku mencari alamat SMA Atradika."

"Kebetulan aku juga akan kesana, ikuti saja aku."

Tanpa mempedulikan dia mengerti atau tidak, aku melanjutkan langkahku. Jika dia masih ingin menghentikanku, aku tidak akan mempedulikannya lagi.

Tapi-

"Kenapa kau masih menutup tubuhmu seperti itu?" Aku memalingkan kepalaku sedikit ke belakang.

"Aku tidak ingin mendengarnya dari orang yang baru pertama kali bertemu sudah melecehkanku."

Dia masih kesal dengan yang tadi ya, cukup kekanak-kanakan. Bahkan bidang rata itu, m-maksudku tidak mungkin ada yang tertarik dengan milikmu.

"Terserah."

Aku mempercepat langkahku.

"Ngomong-ngomong ... kenapa kau pergi kesana?" Gadis itu terlihat kesulitan bicara karena mencoba mengejar langkahku.

Aku hanya diam dan tidak menjawab pertanyaannya.

Bisa dibilang, diam juga adalah jawaban.

Merasa kasihan dengannya, aku memutuskan untuk memperlambat langkahku.

Saat langkahku mulai melambat-

" "... !!! ..." "

Dia tersandung dan jatuh ke punggungku.

Detakkan jantung yang cukup cepat mulai terasa sangat dalam pada punggungku, begitu juga dengan detakkanku sendiri.

Kami membeku pada posisi ini.

Jika dalam sudut pandang lain, dia seperti sedang memelukku dari belakang.

Saat ini, aku-tidak, kami tidak tahu harus bagaimana. Hal ini terus berlangsung cukup lama, hingga keringat mulai terasa di punggungku. Merasa tidak nyaman, aku mulai berdeham sekali dan mencoba untuk keluar dari situasi ini.

"Karena aku sekolah di sana."

Setelah mengatakan itu, aku melanjutkan langkahku hingga akhirnya kami sampai ke tujuan dengan selamat tanpa berbicara sedikitpun setelah kejadian itu.

 

 

Terpopuler

Comments

👑Dark Prince Tamvan👑

👑Dark Prince Tamvan👑

Aku tahu milikku ini bagus dan sehat.

Milikku thor milikku!

2019-08-05

2

🦋⃟ᰯ🃏ʜɪᷫᴋͦa®i🎨࿐

🦋⃟ᰯ🃏ʜɪᷫᴋͦa®i🎨࿐

fufufu ibunya ren greget sekali 😏

2019-08-02

1

リン

リン

Karena ... Aku sekolah disana.

Kebayang wajahnya Ren kalo lagi malu malu kucing😹

Up thor. Btw thanks for the save data ER*G nya!!!

2019-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Ren Gill Mengingat Pertemuan Pertama Mereka
2 Chapter 2 Pertemuan Pertama Ren & Rena
3 Chapter 3 & Interlude I - Pengenalan & Pengawasan
4 Chapter 4 Awal Hubungan
5 Chapter 5 Netra : Penertiban OSIS - 1
6 Chapter 6 Netra : Penertiban OSIS - 2
7 Extra Chapter 1 Lembar Akhir Jawaban Konseling Siswa
8 Chapter 7 Emosi Tersembunyi Ren & Kesalahpahaman
9 Chapter 8 Hubungan Kakak & Adik
10 Chapter 9 & Interlude II Sir Lancelot du Lac & Brocon
11 Chapter 10 Netra : Penertiban OSIS - 3
12 Chapter 11 Si Penyihir Hebat Merlin
13 Chapter 12 Sophie Meminta Saran Tentang Kakaknya Kepada Ren
14 Chapter 13 Pertemuan Rahasia Dengan Claudi Sarasvati
15 Chapter 14 Claudi Sarasvati : Pria yang Selalu Keras Kepala
16 Chapter 15 Kunjungan Pertama Claudi Ke Rumah Ren
17 Chapter 16 Kebijakan Baru Dari Pihak Sekolah
18 Chapter 17 Memikirkan Motif Pihak Sekolah
19 Chapter 18 Semua Persiapan Dalam Rencana Ren Hampir Selesai
20 Chapter 19 Claudi Sarasvati Atradika
21 Chapter 20 Pertemuan Claudi & Marco
22 Chapter 21 Stalemate & Kesepakatan Lee Bersama Marco Atradika
23 Chapter 22 Rena Masih Mempermasalahkan Ekor Rambut Kemarin
24 Chapter 23 Grigori Yefimovic Rasputin
25 Chapter 24 Pertama Kali Pulang Bersama
26 Chapter 25 Keputusan Mendadak Baron Atradika Kepada Claudi
27 Chapter 26 Poker Face
28 Chapter 27 Hubungan Lee & Felix
29 Chapter 28 Keputusan Claudi & Felix Memperjelas Kesepakatannya
30 Chapter 29 Rencana Felix yang Sebenarnya
31 Chapter 30 Pertama Kalinya Claudi Menginap Di Rumah Ren
32 Chapter 31 Ren Gill Menemukan Jawaban Dari Sebuah Misteri
33 Chapter 32 Konfrontasi Ren & Felix - 1
34 Chapter 33 Konfrontasi Ren & Felix - 2
35 Chapter 34 Konfrontasi Ren & Felix - 3
36 Chapter 35 Kebenaran Tentang Felix Han & Koalisi Antara Lee Bersama James
37 Chapter 36 Tamu yang Menyebalkan - 1
38 Chapter 37 Tamu yang Menyebalkan - 2
39 Chapter 38 Tamu yang Terimut
40 Chapter 39 Tamu yang Terakhir
41 Extra Chapter 2 Lembar Akhir Jawaban Konseling Siswa - 2
42 Chapter 40 Panggilan Pertama Dari Wulan
43 Chapter 41 Ren Kembali Hadir Ke Sekolah - 1
44 Chapter 42 Ren Kembali Hadir Ke Sekolah - 2
45 Chapter 43 Ren Kembali Hadir Ke Sekolah - 3
46 Chapter 44 Suara Hati yang Tak Tersampaikan
47 Chapter 45 Ren Menyatakan Perasaannya
48 Chapter 46 Konseling Brocon
49 Chapter 47 Pembelajaran Masa Depan
50 Chapter 48 Rena Enkira
51 Chapter 49 Tugas Menjaga - 1
52 Chapter 50 Tugas Menjaga - 2
53 Chapter 51 Lina Jun & Tiga Dewi Bersaudari
54 Chapter 52 Tugas Menjaga - 3
55 Chapter 53 Akhir Pekan Ren Gill
56 Interlude III - Kali Ini ... Pasti!
57 Chapter 54 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 1
58 Chapter 55 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 2
59 Chapter 56 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 3
60 Chapter 57 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 4
61 Chapter 58 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 5
62 Chapter 59 Reminisce - 1
63 Chapter 60 Reminisce - 2
64 Chapter 61 Reminisce - 3
65 Chapter 62 Reminisce - 4
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Chapter 1 Ren Gill Mengingat Pertemuan Pertama Mereka
2
Chapter 2 Pertemuan Pertama Ren & Rena
3
Chapter 3 & Interlude I - Pengenalan & Pengawasan
4
Chapter 4 Awal Hubungan
5
Chapter 5 Netra : Penertiban OSIS - 1
6
Chapter 6 Netra : Penertiban OSIS - 2
7
Extra Chapter 1 Lembar Akhir Jawaban Konseling Siswa
8
Chapter 7 Emosi Tersembunyi Ren & Kesalahpahaman
9
Chapter 8 Hubungan Kakak & Adik
10
Chapter 9 & Interlude II Sir Lancelot du Lac & Brocon
11
Chapter 10 Netra : Penertiban OSIS - 3
12
Chapter 11 Si Penyihir Hebat Merlin
13
Chapter 12 Sophie Meminta Saran Tentang Kakaknya Kepada Ren
14
Chapter 13 Pertemuan Rahasia Dengan Claudi Sarasvati
15
Chapter 14 Claudi Sarasvati : Pria yang Selalu Keras Kepala
16
Chapter 15 Kunjungan Pertama Claudi Ke Rumah Ren
17
Chapter 16 Kebijakan Baru Dari Pihak Sekolah
18
Chapter 17 Memikirkan Motif Pihak Sekolah
19
Chapter 18 Semua Persiapan Dalam Rencana Ren Hampir Selesai
20
Chapter 19 Claudi Sarasvati Atradika
21
Chapter 20 Pertemuan Claudi & Marco
22
Chapter 21 Stalemate & Kesepakatan Lee Bersama Marco Atradika
23
Chapter 22 Rena Masih Mempermasalahkan Ekor Rambut Kemarin
24
Chapter 23 Grigori Yefimovic Rasputin
25
Chapter 24 Pertama Kali Pulang Bersama
26
Chapter 25 Keputusan Mendadak Baron Atradika Kepada Claudi
27
Chapter 26 Poker Face
28
Chapter 27 Hubungan Lee & Felix
29
Chapter 28 Keputusan Claudi & Felix Memperjelas Kesepakatannya
30
Chapter 29 Rencana Felix yang Sebenarnya
31
Chapter 30 Pertama Kalinya Claudi Menginap Di Rumah Ren
32
Chapter 31 Ren Gill Menemukan Jawaban Dari Sebuah Misteri
33
Chapter 32 Konfrontasi Ren & Felix - 1
34
Chapter 33 Konfrontasi Ren & Felix - 2
35
Chapter 34 Konfrontasi Ren & Felix - 3
36
Chapter 35 Kebenaran Tentang Felix Han & Koalisi Antara Lee Bersama James
37
Chapter 36 Tamu yang Menyebalkan - 1
38
Chapter 37 Tamu yang Menyebalkan - 2
39
Chapter 38 Tamu yang Terimut
40
Chapter 39 Tamu yang Terakhir
41
Extra Chapter 2 Lembar Akhir Jawaban Konseling Siswa - 2
42
Chapter 40 Panggilan Pertama Dari Wulan
43
Chapter 41 Ren Kembali Hadir Ke Sekolah - 1
44
Chapter 42 Ren Kembali Hadir Ke Sekolah - 2
45
Chapter 43 Ren Kembali Hadir Ke Sekolah - 3
46
Chapter 44 Suara Hati yang Tak Tersampaikan
47
Chapter 45 Ren Menyatakan Perasaannya
48
Chapter 46 Konseling Brocon
49
Chapter 47 Pembelajaran Masa Depan
50
Chapter 48 Rena Enkira
51
Chapter 49 Tugas Menjaga - 1
52
Chapter 50 Tugas Menjaga - 2
53
Chapter 51 Lina Jun & Tiga Dewi Bersaudari
54
Chapter 52 Tugas Menjaga - 3
55
Chapter 53 Akhir Pekan Ren Gill
56
Interlude III - Kali Ini ... Pasti!
57
Chapter 54 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 1
58
Chapter 55 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 2
59
Chapter 56 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 3
60
Chapter 57 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 4
61
Chapter 58 Penyerangan Ruang Kendali Utama Pulau Asterisk - 5
62
Chapter 59 Reminisce - 1
63
Chapter 60 Reminisce - 2
64
Chapter 61 Reminisce - 3
65
Chapter 62 Reminisce - 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!