Part 20

Amar menatap lekat wajah Ayu Yuki yang duduk di dekatnya. Terus beranjak sebentar dari sana, kembali lagi dengan menenteng baki berisi lima gelas wedang jahe yang baru saja ia beli dari warung yang berjualan di pos Ranu kumbolo.

"Emang deh... cowo paling pengertian sejagat raya," seloroh Gea senang.

"Makasih," jawab yuki dengan mengulum senyum.

Habis dari perapian, perut terasa lapar, mereka berbagi tugas untuk memasak dengan bekal yang mereka bawa. Yuki hanya memilih makan roti karena kebetulan tidak begitu terasa lapar. Usai makan dan sholat Isya, Yuki tiduran di tenda dan tanpa sadar tidur beneran.

"Yuki tidur ya?" Amar sedikit melongok ke arah tenda untuk cewek.

"Tadi sih bilangnya mau tiduran sebentar, tapi kayaknya ketiduran beneran deh ... "

"Oh ... ya udah biarin aja, aku juga mau istirahat, menghemat energi untuk perjalanan besok pagi."

___

Jam dua malam Yuki terbangun, suhu dingin begitu mencekam, ia melirik Gea nampak tetap tidur nyenyak. Gadis itu mencoba memejamkan lagi matanya tapi tidak berhasil, kurang lebih satu jam Yuki gelisah menahan dingin yang sungguh luar biasa. Sampai badannya menggigil dengan gigi gemertak, sleep bag dan pakaian yang ia kenakan tidak banyak menolong, semua barang-barang di dekat tenda basah tertembus kabut.

Yuki memutuskan ke luar tenda dengan mengeratkan pelukan pada dirinya sendiri. Meninggalkan Gea yang masih tidur terlelap. Menuju shelter, kembali ke tempat perapian lagi. Perempuan itu baru saja duduk dengan menggosok-gosokan ke dua telapak tangannya ketika tiba-tiba Amar datang dan langsung duduk di dekatnya.

"Kenapa nggak tidur?"

"Dingin banget, nggak bisa merem."

Amar tersenyum melihatnya. "Mau tahu nggak biar hangat?"

"Ya di dekat api gini," jawab gadis itu santai

"Sini," Amar melentangkan ke dua tangannya. "Biar aku peluk." Anak itu tersenyum.

"Belum halal, nggak boleh." Yuki menggeleng pelan.

"Kalau secepatnya aku halalin mau nggak?" Amar menatap Yuki serius.

"Ngaco..." Yuki menunduk tak mampu membalas tatapan Amar.

"Yuki ..." Amar meraih tangan gadis itu, seketika ia bingung antara ingin melepaskan atau membiarkan tapi saat ini Yuki merasa nyaman.

"Aku akan menunggumu," sambungnya sambil mengeratkan genggaman tangannya. Sejenak Yuki merasa kurang nyaman, ia menarik perlahan tangan yang tengah bertautan.

"Kalau kaya gini aku berasa kaya lagi selingkuh deh..." jawab gadis itu lirih namun masih jelas terdengar, Amar terkekeh.

"Nggak lah... kan kita cuma temen. Sorry kebawa suasana, jangan mikir yang macem-macem," kilahnya cepat

Yuki dan Amar memutuskan kembali ke tenda karena sudah subuh. Sempat melaksanakan sholat subuh berjamaah dengan Amar lalu kembali masuk ke dalam tenda masing-masing. Yuki menyusup ke dalam sleeping bag berusaha untuk tidur.

Hari ke dua pendakian, suasana pagi hari ranu kumbolo sudah rame bak pasar. Saat Yuki membuka mata, Gea sudah tidak ada di tenda. Yuki keluar dari tenda dan ternyata anak-anak baru saja selesai membuat sarapan. Sayur bening plus sarden sisa kemarin di goreng lebih kering, terasa begitu nikmat.

Setelah sarapan, ketebalan kabut berangsur-angsur menipis, sambil ngopi mereka menikmati pesona mentari terbit dari sebelah timur Ranu kumbolo. Setelahnya mereka berkeliling di sekitar Ranu kumbolo untuk berfoto-foto. Sejenak, mereka juga mampir ke prasasti -prasasti di mana tempat para pendaki yang gugur, mereka sempatkan mengirim doa bersama.

Tidak terlalu lama rombongan segera beres-beres untuk trip selanjutnya. Menuju camp Kalimati, yang langsung di sambut dengan tanjakan cinta yang lumayan curam, untuk sampai oro-oro ombo. Sampai di oro-oro ombo, lima sekawan di sambut berupa hamparan bunga berwarna ungu di kelilingi bukit-bukit yang menghijau oleh rerumputan. Seandainya tidak membawa bawaan di punggungnya sudah bisa di pastikan berguling sejenak atau berlari-lari ala india sambil bernyanyi.

Pemandangan yang begitu instagramable membuat Yuki dan teman-temannya melanjutkan sesi foto. Tak ingin terlewatkan satu moment pun. Semua spot yang menarik langsung di abadikan lewat kamera ponselnya.

Entah di sengaja atau tidak, tapi hasil jepretan Gea menunjukan Yuki dan Amar tengah dalam jarak yang sangat dekat, dengan background pemandangan yang memukau mata. Mereka saling menempel, dengan Amar yang merangkul bahu Yuki. Mereka larut sejenak, mengambil beberapa gaya yang menurutnya paling eksis dan ngenterend.

"Lanjut..."

Sepanjang cemoro kondang menuju jambangan mereka tak lepas dari kamera, narsis akut. Bahkan berjalan pun sambil menghidupkan kamera, mengabadikan momen-momen indah yang tidak bisa di definisikan dengan gamblang, semua terlihat begitu menyejukkan dan mendamaikan.

"Huhf...." Sampai sini Yuki merasa lelah dan memilih untuk istirahat. Untung lima sekawan kompak dan baru berjalan lagi ketika semuanya siap.

"Habis ini traknya turunan, jadi nggak terlalu berat tapi kalau mau istirahat dulu atau nggak kuat segera instruksi," ucap Amar sebagai ketua tim dadakan.

"Aku haus," ujar Yuki sambil duduk, Amar dengan sigap memberi air mineral yang ia bawa.

"Minum dulu Ki?" tawarnya seraya menyodorkan sebotol air mineral yang sudah di buka sealnya terlebih dahulu.

"Ada yang jualan semangka mau nggak?" tawar Amar pada anak-anak. Pria itu menunjuk warung yang berada di sana.

"Boleh deh, kalau lagi kaya gini semangka nikmat tiada tara," jawab Gea tanpa jaim.

Usai istirahat mereka melanjutkan perjalanan. Gagahnya gunung Semeru yang sudah tampak begitu nyata di depan mata, semakin membuat mereka semangat, rasa pesimis yang kemarin sempat menghampiri sudah lenyap bagai hantu. Tekadnya kembali bulat harus sampai ke puncak.

Tiba di kalimati, disuguhkan padang rumput yang luas. Anak-anak cowok langsung membongkar keril, mendirikan tenda dan menggelar matras. Yuki dan Gea mempersiapkan peralatan masak.

"Aku ambil air bentar ya?" pamit Amar yang hendak ke sumber mani.

"Ikut dong..." rengek Yuki sambil berjalan mendekati pria itu.

"Dengan senang hati, ayo ...!" seru Amar antusias.

Yuki dan Amar berjalan beriringan mengisi air dengan aqua bekas minum, lalu sembari mencuci muka.

"Segerrr...." kata Amar memainkan air di depannya, dengan sengaja ia cipratkan ke tubuh Yuki.

"Ahk ... Amar ... jangan ... hihihi ..." Yuki membalasnya. Benar-benar dunianya teralihkan, sampai di titik ini Yuki merasa khilaf kalau dirinya punya suami.

Kembali ke tenda dengan pandangan penuh selidik tiga sekawan.

"Ehem... kayaknya ada yang happy banget," Gerald kepo maksimal. Sementara Yuki dan Amar hanya menanggapi dengan senyuman.

Usai makan, mereka memutuskan untuk tidur karena kelelahan, dan saat Yuki membuka mata hari sudah sore. Setelah sholat ashar yang sedikit terlambat, Yuki keluar tenda untuk menikmati langit senja yang cerah.

Habis maghrib mereka masuk ke tenda masing-masing, istirahat sejenak nabung tenaga buat summit attack tengah malam nanti.

Pukul 23.00 mereka meninggalkan tenda untuk sementara, siap bertempur melawan terjalnya lereng Semeru.

Finally sampai lah di gunung semeru. Fase paling berat dari semua tahap yang telah terlewati. Yups ... summit attack menyeret langkah demi langkah mengarungi lereng pasir dengan kemiringan mencapai 75 derajat di tengah suhu dingin dan oksigen yang tipis. Menuju puncak Mahameru.

"Akhw..." Gea hampir tergelincir.

"Ge, kamu nggak pa-pa?" Yuki panik melihat Gea nyaris terjun, untung ada Raven yang menangkap tangannya.

"Bertahan Ge, puncak sudah hampir sampai." Raven memasang tali di tubuh Gea, mereka bertiga bekerja sama menyeret khususnya para cowok sampai ke atas puncak.

Setelah bekerja keras susah payah akhirnya mereka benar-benar sampai puncak Mahameru dengan perasaan yang sulit diartikan. Yuki dan Gea saling berpelukan, mereka menangis haru di bawah tatapan para cowok yang juga sama, mungkin kalau nggak ada para cewe, mereka juga bakal nangis. Hahaha

"Aku mau juga dong ikut berpelukan .... "

Mereka lima sekawan, Yuki, Gea, Amar, Raven dan Gerald saling bergandengan tangan menatap langit.

Tak jauh dari mereka berdiri juga ada banyak para pendaki lain yang tak kalah seru. Ada yang menjerit bebas, Sebutin nama seseorang dengan i love you pull, berpelukan tangis dengan pasangan bagi mereka yang muncak bersama, dan beragam ekspresi penuh warna.

Yuki mendongak ke langit, malam ini langit Mahameru begitu cerah. Ada beribu bintang, ada rembulan dan Yuki merasa begitu kecil dalam semestaNya. Sekilas Yuki terbayang wajah ayah dan bunda di rumah yang bahkan tidak tahu menahu kalau anaknya mendaki semeru. Terbayang seseorang yang diam-diam telah mencuri hatinya, walaupun hanya sakit yang ia rasa, sejenak gadis itu pejamkan mata lalu menghembuskan nafas pelan, lega ...

Dan pastinya terbayang perjuangan tahap demi tahap yang telah ia lalui bisa sampai di titik ini. Yuki terharu dan tidak terasa buliran bening itu jatuh membasahi pipinya.

Entah sejak kapan Amar memperhatikan Yuki, tapi yang jelas jari jemarinya telah menghapus air mata yang tak bisa ia bendung.

Mata mereka saling bersirobok, sejurus kemudian saling melempar senyum. Sebelum akhirnya memandang cakrawala di sebelah timur langit mulai kemerahan berganti dengan fajar. Menyaksikan sunrise dari puncak tertinggi pulau Jawa.

"Terimakasih sudah mau menemaniku berpetualang, petualangan yang paling berkesan. Terimakasih sudah menjadi hujan di tengah gurun yang tandus dan semoga sehat selalu dan aku berharap aku bisa menemani dirimu sampai nanti."~Amar

Terpopuler

Comments

Sur Yhanie

Sur Yhanie

aamiin....

2023-11-14

0

gia nasgia

gia nasgia

Aku Aamiin kan doa mu Amar🤭

2023-03-17

0

diah eLs'tarii

diah eLs'tarii

amin ,, kalo gak jodoh sama yuki..
sini tu sama yg masih bujang ,, banyak yg menanti cowo kya kamu.. 😁😁😁

2023-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!