Part 7

Zumi menggeleng... "Jangan pernah lakukan itu."

Yuki semakin tidak mengerti dengan maksud kak Zumi, mana ada wanita yang mau berbagi suami.

Asher terlihat ingin mengucapkan sesuatu namun kak Zumi segera menaikkan tangannya isyarat tangan untuk menyela.

"Yuki... kamu jangan pernah berfikir untuk berpisah dengan Asher, akan aku pastikan itu tidak akan pernah terjadi," ujar Zumi yakin.

Yuki bangkit dari tempat duduknya, tempat ruang makan yang lebih mirip seperti meja penghakiman saat ini.

"Maaf ka, aku harus melanjutkan hidupku dan tentu saja bukan menjadi istri Asher, jadi biarkan aku kembali seperti dulu. Aku sungguh tidak mengerti dengan cara berfikir kakak. Kemarin kakak tiba-tiba menghilang dan sekarang kakak kembali dengan status istri Asher seharusnya kakak tidak pergi dan tidak harus melibatkan aku. Jadi tidak harus ada hati yang terluka. Kakak bahagia dengan hidup dan pernikahan kakak begitu juga denganku bahagia dengan kehidupanku."

"Yuki... tolong mengertilah... belajarlah menerima dan mencintai Asher," pinta Zumi.

Yuki menatap nanar wanita di depannya, kakak tiri sekaligus berstatus madunya.

"Aku sudah berusaha, tapi Asher yang tidak mau membuka hatinya untukku," gumam Yuki dalam hati

Yuki hanya bisa tersenyum menanggapi kakak tirinya sekaligus sudah sah menjadi madunya. Bahkan Asher hanya diam saja tak menyumbangkan suaranya. Yuki meninggalkan mereka yang masih duduk di meja makan.

Samar-samar Yuki mendengar keributannya di kamar sebelah, entah tentang apa tapi yang jelas Kak Zumi bersikeras akan pergi dari rumah dan juga meninggalkannya kalau sampai Asher berani mengucapkan talak pada Yuki. Gadis itu semakin tidak mengerti dengan maksud kak Zumi.

Perlahan pertengkaran itu mulai sirna dari rungu Yuki, mungkin mereka sudah berdamai dan membuahkan kesepakatan yang sama. lima belas menit berlalu pintu kamar Yuki di ketuk, kak Zumi masuk ke dalam kamar adiknya.

"Yuki... tolong temani Asher tidur malam ini, aku harus ke rumah sakit ada pasienku yang mau melahirkan." Begitulah pekerjaan kak Zumi tidak mengenal waktu bahkan pertama kali dia ke rumah ini dan seharusnya menikmati malam berdua pun ia tinggalkan demi rasa kemanusiaan.

Yuki masih mematung di tempatnya, duduk di kursi depan meja belajar. Selang lima menit pintu kamar gadis itu terbuka lagi tanpa mengetuk dan sudah bisa ia pastikan orang yang masuk tanpa sopan santun itu adalah Asher, calon mantan suaminya.

Dia masuk dan langsung menghampiri, menyeret pergelangan tangan Yuki, spontan gadis itu berdiri dari duduknya. Manik matanya menandakan kilatan marah dan rahangnya yang keras serta mukanya yang dingin menunjukan ia ingin menghempaskan Yuki saat itu juga.

"Kamu dengar sendiri!! Betapa kakak tiri mu itu sangat sayang, bahkan dia tidak merelakan aku menceraikan mu. Seharusnya kamu bisa bersikap baik padanya. Menurut lah dan belajar menjadi istri yang baik."

Asher mendorong tubuh Yuki ke atas ranjang. Dia membuka kausnya dan secepat kilat mengungkung istrinya setelah melihat pergerakan Yuki yang hendak kabur. Yuki berontak, menjerit, pria di depannya ini seperti bukan manusia tapi sudah berubah iblis yang siap menerkam.

"Tolongg......!!!!" Yuki berteriak sekencang mungkin.

"Diam...!! Menurutlah gadis manis," tutur Asher tersenyum iblis.

Yuki mulai menangis ketika Asher mulai menanggalkan kancing piyamanya. Gadis itu menggeleng keras-keras berusaha menyatakan penolakan.

Asher tidak peduli dengan pemberontakan istrinya, dia terus mencium Yuki dengan rakus, melampiaskan kekesalan dan kemarahan yang entah di tunjukan untuk siapa tapi yang jelas dia melampiaskan semuanya kepada Yuki.

Sakit yang ia rasa bukan hanya fisik melainkan batinnya. Asher malam ini melakukan dengan sangat kasar. Bahkan pria tak punya hati itu langsung tertidur dengan tenang tanpa merasa bersalah dan berdosa sekaligus.

Yuki bangun dengan rasa sakit yang amat menyayat hati. Sakit di seluruh tubuhnya. Gadis itu memejamkan mata sebentar kemudian berjalan dengan tertatih menuju kamar mandi. Tubuhnya lunglai, di lihatnya wajah yang biasanya terlihat cantik itu nampak acak-acakan dan kacau. Tubuhnya merosot ke lantai, ia menangis sesenggukan di bawah derasnya air shower yang mengguyur kepalanya.

Namun detik itu juga Yuki tersadar. Segera gadis itu bangkit dan membersihkan diri. Perlahan Yuki membuka pintu kamar mandi. Setelah berganti baju, Yuki menyambar ponselnya di atas nakas dan langsung menghubungi sahabatnya yang bernama Gea.

Malam ini Yuki akan pergi dari rumah ini dan berencana menginap di kost nya Gea. Dua puluh menit Yuki sudah mengemas barang-barangnya, sembari menunggu motor Gea menjemput yang katanya sudah hampir sampai, setelah Yuki telfon setengah berbisik karena tak ingin membuat Asher terbangun.

Yuki membuka pintu kamarnya secara perlahan, malam ini sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam dan untung saja Gea mau menjemputnya setelah Yuki berkeluh dan bercerita tentang semua yang menimpa dirinya.

"Gila..!! Gila, dasar pria brengsek," umpat Gea menggeram kesal setelah mereka sudah tiba di kos Gea beberapa menit lalu.

"Lo nggak pa-pa?"

"Aww...." Yuki meringis kesakitan ketika Gea memeriksa bagian lengannya yang sepertinya lebam, bagian bibir bawahnya sedikit robek akibat gigitan kecil yang dilakukan Asher karena tadi ia tidak kunjung membuka mulutnya ketika Asher memaksa menciumnya. Gea mendesah dengan kesal.

"Jadi apa rencana kamu selanjutnya?"

"Bercerai," jawab Yuki mantab

"Lalu bagaimana kalau kamu hamil?" ucap Gea pening.

"Semoga tidak, aku tidak sanggup mengandung anak dari pria jahat seperti Asher."

"Aku mendukung semua keputusanmu. Aku akan membantumu sebisa mungkin."

"Kita butuh uang untuk menyewa pengacara."

"Iya sedang aku pikirkan, tapi bagaimana caranya kita mendapatkannya sedangkan kita masih sama-sama mahasiswa."

"Apa aku harus meminta bantuan ayah. Aku yakin ayah akan mau membantuku."

"Kita pikirkan cara lain nanti, tenanglah sekarang tidur dan besok kita pikirkan lagi."

Pagi harinya Yuki memutuskan untuk tidak pergi ke kampus. Suasana hatinya sedang kacau dan badannya pegal-pegal.

"Ge, kamu berangkat sana, aku numpang dulu ya nanti baru aku cari kost."

"Oke lo tiduran aja, gue ke kampus nanti sekalian izinin buat lo."

Sepeninggalan Gea ke kampus. Yuki langsung merebahkan tubuh nya ke kasur single milik sahabatnya itu.

Sementara Asher pagi-pagi sudah uring-uringan. Dia benar-benar marah mengetahui Yuki meninggalkan dirinya. Terlebih, bukan hanya itu hampir semua barang gadis itu tidak ada di kamarnya. Zumi juga semalam tidak pulang, bahkan sampai pagi begini tak ada tanda-tanda keberadaannya.

****....

Asher memaki, menggeram marah ketika melihat cctv dan ternyata Yuki kabur dari rumah. Ada rasa bersalah dan juga bercampur kesal. Untuk pertama kalinya Asher merasa kehilangan sosok Yuki, ketika masuk ke kamarnya gadis itu tidak ada di kamar.

Asher berniat mencari Yuki, hari ini dia memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor nya. Rasa bersalah kini bertambah menyelimuti nya tatkala Asher menemukan sebuah buku diary Yuki yang tertinggal, dan lebih dari sebulan ini dia ternyata sangat menderita dengan perasaanya.

Terpopuler

Comments

Sur Yhanie

Sur Yhanie

heh kulkas elo sungguh tak B e r p e r a s a an...

2023-11-14

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

suami brengsekkkk,,

2023-10-19

0

gia nasgia

gia nasgia

Kasihan Yuki🥺🥺

2023-03-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!