Part 18

Amar menenangkan gadis itu ketika sampai mobil, melihat Yuki yang sedikit kacau, ia seperti ikut sakit dan merasakannya.

"Ini minumlah biar hati kamu sedikit lega." Yuki menggeleng diam, namun Amar tetap pada pendiriannya, mengangsurkan sebotol air mineral yang sudah di buka sealnya terlebih dahulu untuk memudahkan gadis itu minum. "Emosi cukup menguras otak dan energi, aku yakin kamu haus, jadi ambilah," selorohnya sambil tersenyum.

Yuki masih diam, melirik si pemberi air mineral lalu dengan gerakan cepat mengambil dari tangannya.

Glek glek glek

Yuki minum dengan tergesa, benar kata Amar, emosi yang tadi ia ciptakan cukup membuat tenggorokannya kering dan ia pun langsung meminumnya hingga setengahnya.

"Makasih," jawab Yuki masih dengan muka yang ditekuk.

"Idihb... jelek banget sih kalau cemberut gitu," seloroh Amar menggoda jail, namun ternyata berhasil membuat Yuki bertambah manyun.

"Senyum dong ...." Amar telah menepikan mobilnya di pinggiran jalan raya.

"Kok kita berhenti di sini? Katanya mau jemput Gea?"

"Tunggu mereka di sini, Gea, Gerald dan Raven lagi on the way, mereka tadi udah kadung masuk taksi jadi kita nggak usah jemput, tunggu di sini aja," terang Amar panjang lebar.

"Ki, kita perginya lama lho sekitar tiga sampai empat hari sampai rumah, apa nggak pa-pa? Kalau Asher ngamuk gimana?" tanyanya khawatir. Cemas nantinya menambah sulit hidupnya.

"Dia nggak peduli sama aku, dia hanya peduli sama maduku. Udahlah nggak usah pikirin dia, yang penting 'kan aku sudah pamit, aku butuh refresing menyegarkan otakku. Tentu ini salah satunya, berpetualang." Kekeh gadis itu tetap pada rencananya

"Eh ... kafe gimana? Waduh aku lupa izin sama mbak Diandra." Panik Yuki setelah menyadari dirinya meninggalkan begitu saja.

"Tenang Ki ... aku udah pamitin ke Diandra, jadi aman mau seminggu juga boleh."

"Kok bisa? Kamu nyogok ya?"

"Ya bisa lah ... kan itu kafe aku yang punya. Diandra cuma aku suruh handle aja."

"Becanda ya ... nggak usah ngaku-ngaku."

"Siapa yang ngaku-ngaku ... sih, aku emang sengaja nyanyi di kafe untuk mengisi waktu luang di tengah padatnya kuliah dan bisnis. Menyanyi itu salah satu hobby aku, jadi sambil menekuni hobby sambil memantau kafe."

"Pantesan kamu kerjanya santai banget. Ih curang ih, besok-besok aku mau resign aja."

"Eh jangan dong... aku nggak ada temennya nanti. Kamu bisa bekerja seperti biasa datang kapanpun kamu mau dan kamu nggak boleh resign."

"Atau jangan-jangan kamu emang udah ngerencanain itu semua. Sengaja nawarin pekerjaan lewat Gea," tuduh Yuki tepat sasaran.

Amar mengangguk. "Salah satunya, jujur selama ini aku cuma menjadi secret admirer yang berharap suatu hari nanti bisa menjadi kenyataan, dan sekarang aku seneng banget ketika kita jadi dekat gini," curhatnya mengikis canggung.

"Amar...aku... kamu tahu 'kan status aku. Bagaimana mungkin kamu melakukan semuanya untukku. Aku takut nanti kamu kecewa dan terluka."

"Aku 'kan sudah bilang, aku orang yang cukup kuat, jadi jangan cemaskan aku. Tolong biarkan tetap seperti ini sampai semuanya menjadi jelas. Aku akan menunggumu selalu." Amar menatap lekat wajah ayu Yuki.

Yuki tersenyum, hatinya menghangat seketika. Ternyata di balik kehidupannya yang kelam masih ada orang yang sangat peduli dengannya.

drt drt

Gea calling

"Bentar aku angkat telfon dulu." Pembicaraannya terjeda sejenak, karena ternyata Gea dan teman-temannya sudah sampai tapi tidak melihat mobil Amar.

"........"

"Mereka udah di sini Am, coba kamu keluar."

"Itu mereka." Gea Raven dan Gerald terlihat sedang mendekati mobilnya.

"Sudah lama nunggu?"

"Lumayan, hayo ah kita berangkat sekarang."

Mereka berlima, Yuki , Gea, Amar, Raven dan Gerald sangat bersemangat, berangkat dari kota Jakarta menuju malang dengan pesawat.

"Mobil kamu gimana?" tanya Yuki yang tak pernah lupa dengan hal sedetail apapun.

"Nanti ada orang suruhan aku yang ngambil. Tenang saja."

"Oke deh." Setelah melakukan perjalanan udara yang lumayan memakan waktu, mereka berlima mengisi perut terlebih dahulu sebelum melanjutkan petualangan yang baru akan dimulai.

"Isi perut dulu, terus sholat dan kita lanjut," seru Amar mengingatkan yang di angguki mereka semua.

***

Karena mereka berangkat dari Malang, otomatis menggunakan jalur Ranu pane. Mereka akan memakan waktu tiga hari 2 malam untuk mencapai puncak.

Trip pertama di mulai dari terminal kota malang menuju Desa Tumpang, kemudian naik jepp sewaan menuju pos Ranu pani di mana semua peserta trekking di haruskan mengurus terlebih dahulu surat ijin pendakian di Desa Gubuk Klakah, dan ternyata sampai di pos di sana juga sudah rame, banyak banget ternyata mereka dari berbagai daerah yang mau muncak.

Check barang bawaan, sebelum lanjut jalan mereka terlebih dahulu mengabadikan dengan foto bersama di gerbang pendakian semeru.

"Ambil foto ambil foto gaes... jangan lewatkan satu momentpun," seru Gea.

Dari pos kedua menuju ketiga jalanan lebih panjang memutari pepohonan lebat yang menghiasi bagian kiri dan kanan, di temani burung- burung yang beterbangan dari satu pohon ke pohon lain. Dari sini bisa terlihat pemandangan kota malang.

"Istirahat dulu gaes," Amar menginterupsi.

"Aku mau ke toilet dulu." Pamit Yuki pada mereka yang sudah duduk di tepi warung sambil menikmati gorengan yang di jual di sana.

"Mau di temenin nggak?" sambung Amar khawatir

"Nggak usah, bareng Gea aja. Ayo Ge cepet"

Setelah ngadem sebentar, selanjutnya menuju pos 3 melewati jembatan Merah. Di pos ke tiga, Yuki dan teman-temannya istirahat dengan baik sebelum akhirnya menuju pos 4 dengan jalanan tanjakan yang cukup menguras energi.

"Capek nggak Ki?" Amar mengelap peluh di dahi Yuki.

"Capek tapi seru... santay be strong." Yuki tersenyum, sedangkan Amar terkekeh.

"Cie... yang muncak bareng doi. Sweet banget dah ..." Celetuk Gerald yang seketika membuat mereka berdua hanya bisa tersenyum menanggapinya.

Tidak bisa di pungkiri petualangan kali ini benar-benar mampu mengalihkan dunia gadis itu. Dunia yang terkadang menjeratnya, memaksa di bawah tekanan orang-orang yang egois dan penuh ambisi.

Bersama mereka Yukk dapat sejenak menepikan masalah yang mungkin saja akan segera timbul setelah ia kembali. Tapi Yuki tidak mau ambil pusing, bukan ia yang memulai jadi untuk apa merenungi diri.

Yuki hanya ingin menjadi diri sendiri, Yuki yang kuat dan tidak mau di tindas oleh siapapun bahkan dia yang di sebut suami.

Kamu sendiri yang memulai mas, jangan salahkan aku jika aku mencari kebahagiaan dengan caraku sendiri. Di mana aku bisa di anggap penting dan dihargai.

"Pemandangan awannya keren banget. Foto dulu foto." Suara Gea membuyarkan lamunan Yuki. Lagi, mereka berswafoto dengan baground kumpulan awan yang bergerombol.

Mulai dari gaya suka-suka, sampai gaya agak ekstrim. Yuki sejenak istrihat menikmati semangka yang telah di beli Amar di warung pos.

"Duduk berdua denganmu dengan di temani semangka plus awan yang mengiringi merupakan kombinasi yang epic," gumam Amar dalam hati, sambil terus mengamati wajah Yuki yang sesekali tersenyum melihat Gea, Raven dan Gerald yang sedang rebutan berfoto dan memfoto.

"Eh Ge, tolong fotoin kita berdua dong," pinta Amar tiba-tiba

"Bolehkan Ki? Buat kenang-kenangan," sambungnya menjelaskan.

Yuki mengangguk, toh Amar tidak pernah menggunakan kesempatan dalam kesempitan, dia tidak akan memaksa kalau merasa Yuki tidak nyaman.

Terpopuler

Comments

Sur Yhanie

Sur Yhanie

untungnya Yuki dikelilingi orang2 baik....suka dgn karakter Yuki yg keras

2023-11-14

2

gia nasgia

gia nasgia

Cinta nya Amar ke Yuki tanpa syarat 🥺

2023-03-17

0

Kepiting Cina

Kepiting Cina

Malang🥲 bagaimana kabarnya??

2022-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!