"Hanzero" Aku Mencintaimu Nona
Vote nya teman teman ya.. buat Author biar semangat.....
______________________________________
Di Rumah utama Keluarga Samudra,
"Hanz.. Bagaimana pertemuan mu dengan Phat Ner kita dari Australia itu.?" tanya Tuan Ginanjar Samudra pada Sekretaris kepercayaannya.
"Semua berjalan lancar Tuan. Mereka menyetujui kerja sama kita tentang proyek pembangunan Villa di Danau pelangi itu ."jawab Hanz yang kini sudah berusia matang.
"Kau benar benar seperti Ayah mu Hanz, sangat pandai dalam menaklukkan rekan bisnis. Aku benar benar salut dengan Ayahmu, ia bisa mempersiapkan penerusnya yang mirip dengan dirinya. " Ginanjar memuji.
"Terimakasih Tuan, saya hanya mengikuti jejak Ayah saya yang harus selalu setia terhadap keluarga Samudra. " jawab Hanz.
"Lalu.. Bagaimana rencana mu untuk pulang ke kampung halaman mu Hanz.. Apa kau akan segera berangkat..? " tanya Ginanjar menatap Pria muda yang sangat ia kagumi itu.
"Jika anda mengijinkan, saya akan berangkat besok Tuan. " Jawab Hanz.
"Berangkat lah. Tapi kau harus ingat, beberapa hari lagi Nona Azkayra akan kembali ke rumah ini, dan Dia akan menjadi tanggung jawab barumu. " ucap Ginanjar, menjelaskan bahwa Putrinya akan segera kembali ke rumah nya setelah bertahun tahun hidup jauh dari nya.
Semenjak kematian Amila kumala istrinya yang sengaja di bunuh pembunuh bayaran dari salah seorang pesaing bisnisnya, saat sedang mengasuh Putri mereka di taman. Semenjak itulah, Azkayra dibawa ke kota yang jauh dari kediaman keluarga Samudra.
Identitas Azkayra sengaja di rahasiakan. Bahkan wajah Azkayra yang sekarang telah beranjak dewasa tak ada satupun yang mengetahui kecuali Ginanjar sendiri, yang sering mengunjungi putrinya seorang diri.
"Saya akan segera kembali setelah selesai berziarah kemakam Ayah dan ibu saya Tuan. " jawab Hanz.
Ya.. Ayah dan ibu Hanz memang sudah tiada. Ibunya meninggal setelah beberapa tahun diam di kampung halaman nya karena sakit, dan Ayah nya meninggal setelah beberapa tahun Hanz menggantikan posisinya dikeluarga Samudra.
"Hanz, apa kau tau.. Putri ku tumbuh menjadi gadis yang sangat Cantik. " ucap Ginanjar menitikkan airmata, ia sangat merindukan kepulangan Putrinya.
"Tentu Nona muda sangat Cantik Tuan, melihat dari fhoto kecilnya yang sangatlah manis." jawab Hanz, yang mengetahui detail semua tentang Azkayra kecuali wajahnya yang sekarang.
Karna Ginanjar selalu memberitahu semua tentang Putrinya pada Hanz agar Hanz mengenal terlebih dahulu tentang Putrinya sebelum Hanz benar benar akan menjadi penjaga Putrinya kelak setelah Putrinya kembali.
"Dia juga pandai beladiri Hanz, kau mungkin akan tumbang hanya dengan beberapa jurus saja. "ucap Ginanjar tertawa.
Azkayra sengaja di didik keras di sana, di bekali ilmu bela diri Yang mumpuni untuk membentengi dirinya selaku Pewaris Perusahaan Samudra.
Hanz hanya tersenyum, ia membayangkan wajah Nona Mudanya yang manis dan mungil namun pandai berkelahi. Ahh.. Itu pasti membuat nya semakin manis.
"Baik lah Hanz, sebaiknya kau beristirahat dulu, besok kau akan menempuh perjalanan jauh. " ucap Ginanjar.
"Baik Tuan, Saya memang harus bersiap siap, sekalian saya pamit. Besok pagi pagi sekali saya harus berangkat. " jawab Hanz berpamitan.
Hanzero melangkah menuju kamar yang memang dikhususkan untuk kamar pribadinya di rumah utama itu. Ia hanya mengambil beberapa barang dan tentu saja laptop miliknya dan segera keluar untuk pulang ke Apartemen Pribadi miliknya yang hanya sesekali saja disinggahinya,karna ia lebih sering menghabiskan waktu malam nya di rumah utama keluarga Samudra.
.
.
Pagi hari itu Hanz sengaja bangun dari awal, menggeliat di atas ranjang miliknya yang terdapat disalah satu kamar Apartemennya.
Ia segera mandi dan bersiap.
Hanz berangkat ke kampung halaman nya yang lumayan jauh dari kota ini, dengan mengendarai mobil sendiri.
Memakan waktu hampir setengah hari, Hanz akhirnya sampai di sebuah kampung sederhana, kampung dimana dulu ia tinggal dan dibesarkan kan oleh Nenek nya, Juga paman dan bibi nya. Sedangkan Ayah nya Selalu berada di kota mendampingi Tuan Ginanjar Samudra bersama Ibu nya.
Tapi kini Neneknya pun telah tiada setahun sebelum Ayah nya meninggal.
Hanz disambut bibi dan paman nya dengan suka cita.
"Hanz..... !!!!" bibi nya berlari dari kebun disamping rumahnya, menghampiri Hanz yang baru saja turun dari mobilnya.
"Dasar anak durhaka.. Kau sudah lama sekali tidak mengunjungi kami, kau sudah lupa dengan kami ya..!!!" Bibi Hanz memukul mukul dada Hanz..
Hanz hanya tertawa kecil menanggapi kemarahan bibinya.
"Mana mungkin aku lupa bibi.. Buktinya aku pulang kan..? " jawab Hanz memeluk bibi kesayangan nya yang mulai beruban itu.
"Hanz sekarang jadi orang penting seperti ayah nya dulu bu, wajar kalau dia sibuk dan tidak ada waktu untuk kita. " ucap seseorang dibelakang mereka.
"Paman...!! " Hanz menoleh mendengar suara itu dan langsung ganti memeluknya.
"Bagaimana kabar bibi dan paman..? " tanya Hanz merangkul pundak mereka berdua dan membimbing nya memasuki rumah mereka.
"Kabar kami selalu baik dan sehat selalu,tanpa kekurangan suatu apapun. " jawab Paman nya seraya duduk disofa di ikuti oleh Hanz.
"Semua berkat kau Hanz.. Meskipun kau tidak pernah pulang, tapi kiriman mu selalu saja pulang. " jawab bibinya tersenyum bangga.
"Ahh.. Bibi.. Itu kan sudah menjadi tanggung jawab ku, aku tidak mau kalian kekurangan suatu apapun. "jawab Hanz.
"Baiklah, bibi akan membuatkan mu kopi dulu. " ucap bibi nya melangkah kedapur.
"Bagaimana kabar mu Hanz dan Tuan Ginanjar. ?" tanya Paman nya.
"Kabar ku baik Paman. Dan kabar Tuan juga selalu baik. " jawab Hanz.
"Kau kini sudah dewasa dan sangat tampan Hanz ,kapan kau akan mengenalkan calon istrimu pada kami.? " tanya Paman nya memandangi Keponakan kesayangan nya itu dengan bangga.
"Paman.. Aku belum memikirkan itu." jawab Hanz tertawa. Ia merasa geli mengingat pernikahan. Ia bahkan sama sekali tak pernah memikirkan wanita.
"Hanz.. Kamu itu sudah dewasa, umurmu saja sudah tiga puluh tahun, sudah waktunya berumah tangga.Lihatlah paman dan bibi mu ini sudah tua. Kami ingin melihat kau menikah dan mempunyai anak Hanz..!! " seru bibi nya dari dapur kembali dengan secangkir kopi ditangannya.
"Iya bibi.. Aku akan segera memikirnya. "jawab Hanz tak mau berdebat.
"Jangan hanya memikirkan nya. Jika kau sudah menemukan gadis yang kau cintai, kau harus segera melamarnya. " ucap Paman nya.
"Iya Paman.. Aku juga sedang mencari. Tidak gampang mencari wanita yang tepat itu paman.Kebanyakan wanita zaman sekarang hanya memandang harta., bukan ketulusan. " jawab Hanz..
"Ya... Ya... Ya. Kami selalu mendoakan yang terbaik untukmu. " ucap Paman nya.
"Habiskan kopi mu Hanz, setelah itu cepat beristirahlah dulu,nanti sore kita akan mengunjungi makam Nenek dan kedua orang tuamu." ucap Bibinya menyodorkan secangkir kopi hitam yang masih ditangannya.
Hanz segera meneguk kopi itu dan menghabiskan nya. Kemudian berpamitan menuju kamar yang telah disiapkan Bibinya.
Ia merebahkan diri di sana. Melepas penat setelah perjalanan jauh yang baru saja ia tempuh.
Hanz langsung terlelap dalam keheningan suasana perkampungan yang jauh dari suara hiruk pikuk kota.
Visual "Hanzero"
Visual "Azkayra"
________________
Sengaja visual nya pake Artis Top.. biar Khalayan kita makin menjadi...
___________
Like nya kawan ya.. dan jangan lupa untuk tekan Favorit.. komentar kalian juga sangat berharga untuk ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
@mu7d4w5
oke
2023-04-09
0
White Lily
ini kedua kalinya aku mampir baca lagi...🥰
2022-07-31
2
Ranty s
bagus crita nya aku suka kk authour.👍👍
2022-05-29
0