Vote nya teman teman ya.. buat Author biar semangat.....
______________________________________
Di Rumah utama Keluarga Samudra,
"Hanz.. Bagaimana pertemuan mu dengan Phat Ner kita dari Australia itu.?" tanya Tuan Ginanjar Samudra pada Sekretaris kepercayaannya.
"Semua berjalan lancar Tuan. Mereka menyetujui kerja sama kita tentang proyek pembangunan Villa di Danau pelangi itu ."jawab Hanz yang kini sudah berusia matang.
"Kau benar benar seperti Ayah mu Hanz, sangat pandai dalam menaklukkan rekan bisnis. Aku benar benar salut dengan Ayahmu, ia bisa mempersiapkan penerusnya yang mirip dengan dirinya. " Ginanjar memuji.
"Terimakasih Tuan, saya hanya mengikuti jejak Ayah saya yang harus selalu setia terhadap keluarga Samudra. " jawab Hanz.
"Lalu.. Bagaimana rencana mu untuk pulang ke kampung halaman mu Hanz.. Apa kau akan segera berangkat..? " tanya Ginanjar menatap Pria muda yang sangat ia kagumi itu.
"Jika anda mengijinkan, saya akan berangkat besok Tuan. " Jawab Hanz.
"Berangkat lah. Tapi kau harus ingat, beberapa hari lagi Nona Azkayra akan kembali ke rumah ini, dan Dia akan menjadi tanggung jawab barumu. " ucap Ginanjar, menjelaskan bahwa Putrinya akan segera kembali ke rumah nya setelah bertahun tahun hidup jauh dari nya.
Semenjak kematian Amila kumala istrinya yang sengaja di bunuh pembunuh bayaran dari salah seorang pesaing bisnisnya, saat sedang mengasuh Putri mereka di taman. Semenjak itulah, Azkayra dibawa ke kota yang jauh dari kediaman keluarga Samudra.
Identitas Azkayra sengaja di rahasiakan. Bahkan wajah Azkayra yang sekarang telah beranjak dewasa tak ada satupun yang mengetahui kecuali Ginanjar sendiri, yang sering mengunjungi putrinya seorang diri.
"Saya akan segera kembali setelah selesai berziarah kemakam Ayah dan ibu saya Tuan. " jawab Hanz.
Ya.. Ayah dan ibu Hanz memang sudah tiada. Ibunya meninggal setelah beberapa tahun diam di kampung halaman nya karena sakit, dan Ayah nya meninggal setelah beberapa tahun Hanz menggantikan posisinya dikeluarga Samudra.
"Hanz, apa kau tau.. Putri ku tumbuh menjadi gadis yang sangat Cantik. " ucap Ginanjar menitikkan airmata, ia sangat merindukan kepulangan Putrinya.
"Tentu Nona muda sangat Cantik Tuan, melihat dari fhoto kecilnya yang sangatlah manis." jawab Hanz, yang mengetahui detail semua tentang Azkayra kecuali wajahnya yang sekarang.
Karna Ginanjar selalu memberitahu semua tentang Putrinya pada Hanz agar Hanz mengenal terlebih dahulu tentang Putrinya sebelum Hanz benar benar akan menjadi penjaga Putrinya kelak setelah Putrinya kembali.
"Dia juga pandai beladiri Hanz, kau mungkin akan tumbang hanya dengan beberapa jurus saja. "ucap Ginanjar tertawa.
Azkayra sengaja di didik keras di sana, di bekali ilmu bela diri Yang mumpuni untuk membentengi dirinya selaku Pewaris Perusahaan Samudra.
Hanz hanya tersenyum, ia membayangkan wajah Nona Mudanya yang manis dan mungil namun pandai berkelahi. Ahh.. Itu pasti membuat nya semakin manis.
"Baik lah Hanz, sebaiknya kau beristirahat dulu, besok kau akan menempuh perjalanan jauh. " ucap Ginanjar.
"Baik Tuan, Saya memang harus bersiap siap, sekalian saya pamit. Besok pagi pagi sekali saya harus berangkat. " jawab Hanz berpamitan.
Hanzero melangkah menuju kamar yang memang dikhususkan untuk kamar pribadinya di rumah utama itu. Ia hanya mengambil beberapa barang dan tentu saja laptop miliknya dan segera keluar untuk pulang ke Apartemen Pribadi miliknya yang hanya sesekali saja disinggahinya,karna ia lebih sering menghabiskan waktu malam nya di rumah utama keluarga Samudra.
.
.
Pagi hari itu Hanz sengaja bangun dari awal, menggeliat di atas ranjang miliknya yang terdapat disalah satu kamar Apartemennya.
Ia segera mandi dan bersiap.
Hanz berangkat ke kampung halaman nya yang lumayan jauh dari kota ini, dengan mengendarai mobil sendiri.
Memakan waktu hampir setengah hari, Hanz akhirnya sampai di sebuah kampung sederhana, kampung dimana dulu ia tinggal dan dibesarkan kan oleh Nenek nya, Juga paman dan bibi nya. Sedangkan Ayah nya Selalu berada di kota mendampingi Tuan Ginanjar Samudra bersama Ibu nya.
Tapi kini Neneknya pun telah tiada setahun sebelum Ayah nya meninggal.
Hanz disambut bibi dan paman nya dengan suka cita.
"Hanz..... !!!!" bibi nya berlari dari kebun disamping rumahnya, menghampiri Hanz yang baru saja turun dari mobilnya.
"Dasar anak durhaka.. Kau sudah lama sekali tidak mengunjungi kami, kau sudah lupa dengan kami ya..!!!" Bibi Hanz memukul mukul dada Hanz..
Hanz hanya tertawa kecil menanggapi kemarahan bibinya.
"Mana mungkin aku lupa bibi.. Buktinya aku pulang kan..? " jawab Hanz memeluk bibi kesayangan nya yang mulai beruban itu.
"Hanz sekarang jadi orang penting seperti ayah nya dulu bu, wajar kalau dia sibuk dan tidak ada waktu untuk kita. " ucap seseorang dibelakang mereka.
"Paman...!! " Hanz menoleh mendengar suara itu dan langsung ganti memeluknya.
"Bagaimana kabar bibi dan paman..? " tanya Hanz merangkul pundak mereka berdua dan membimbing nya memasuki rumah mereka.
"Kabar kami selalu baik dan sehat selalu,tanpa kekurangan suatu apapun. " jawab Paman nya seraya duduk disofa di ikuti oleh Hanz.
"Semua berkat kau Hanz.. Meskipun kau tidak pernah pulang, tapi kiriman mu selalu saja pulang. " jawab bibinya tersenyum bangga.
"Ahh.. Bibi.. Itu kan sudah menjadi tanggung jawab ku, aku tidak mau kalian kekurangan suatu apapun. "jawab Hanz.
"Baiklah, bibi akan membuatkan mu kopi dulu. " ucap bibi nya melangkah kedapur.
"Bagaimana kabar mu Hanz dan Tuan Ginanjar. ?" tanya Paman nya.
"Kabar ku baik Paman. Dan kabar Tuan juga selalu baik. " jawab Hanz.
"Kau kini sudah dewasa dan sangat tampan Hanz ,kapan kau akan mengenalkan calon istrimu pada kami.? " tanya Paman nya memandangi Keponakan kesayangan nya itu dengan bangga.
"Paman.. Aku belum memikirkan itu." jawab Hanz tertawa. Ia merasa geli mengingat pernikahan. Ia bahkan sama sekali tak pernah memikirkan wanita.
"Hanz.. Kamu itu sudah dewasa, umurmu saja sudah tiga puluh tahun, sudah waktunya berumah tangga.Lihatlah paman dan bibi mu ini sudah tua. Kami ingin melihat kau menikah dan mempunyai anak Hanz..!! " seru bibi nya dari dapur kembali dengan secangkir kopi ditangannya.
"Iya bibi.. Aku akan segera memikirnya. "jawab Hanz tak mau berdebat.
"Jangan hanya memikirkan nya. Jika kau sudah menemukan gadis yang kau cintai, kau harus segera melamarnya. " ucap Paman nya.
"Iya Paman.. Aku juga sedang mencari. Tidak gampang mencari wanita yang tepat itu paman.Kebanyakan wanita zaman sekarang hanya memandang harta., bukan ketulusan. " jawab Hanz..
"Ya... Ya... Ya. Kami selalu mendoakan yang terbaik untukmu. " ucap Paman nya.
"Habiskan kopi mu Hanz, setelah itu cepat beristirahlah dulu,nanti sore kita akan mengunjungi makam Nenek dan kedua orang tuamu." ucap Bibinya menyodorkan secangkir kopi hitam yang masih ditangannya.
Hanz segera meneguk kopi itu dan menghabiskan nya. Kemudian berpamitan menuju kamar yang telah disiapkan Bibinya.
Ia merebahkan diri di sana. Melepas penat setelah perjalanan jauh yang baru saja ia tempuh.
Hanz langsung terlelap dalam keheningan suasana perkampungan yang jauh dari suara hiruk pikuk kota.
Visual "Hanzero"
Visual "Azkayra"
________________
Sengaja visual nya pake Artis Top.. biar Khalayan kita makin menjadi...
___________
Like nya kawan ya.. dan jangan lupa untuk tekan Favorit.. komentar kalian juga sangat berharga untuk ku.
Pagi itu Hanz telah bersiap untuk kembali ke kota,setelah kemarin sore ia usai berziarah ke makam Kedua orang tuanya dan juga ke makam Neneknya.
Semalaman ia pun telah melepaskan rindu nya kepada Paman dan Bibinya.
"Kenapa kau tidak tinggal untuk beberapa hari saja disini Hanz..? " ucap Bibi nya masih merasa sangat berat untuk kembali berpisah dengan keponakannya itu.
"Hanz sangat sibuk bu, kita jangan menggangu pekerjaannya. " timbal Sang Paman menenangkan hati istrinya.
"Bukan begitu Paman, Bibi. Nona Azkayra akan segera kembali ke rumah Utama, aku sudah harus berada di sana sebelum kedatangannya. Nona Azka akan menjadi tanggung jawab baru ku. Aku tidak mau ada kesalahan sedikit pun yang nantikan akan membuat Tuan Ginanjar kecewa. " jawab Hanz memeluk Bibi dan berganti memeluk Pamannya.
"Iya.. Bibi mengerti. Sering sering kau menjenguk kami ya..? "ucap sang Bibi mengusap airmata nya.
"Tentu Bi,.! "jawab Hanz memasuki mobilnya.
"Hati hati Hanz.... Kau harus kembali kesini dengan calon istrimu..!! " teriak paman nya yang telah jauh dibelakang.
Hanz tersenyum sembari melambaikan tangan nya.
Ia tau betul betapa Paman dan Bibinya sangat menyayanginya. Mereka memang tidak mempunyai anak.
Hanz akhirnya meninggalkan kampung halaman yang telah memberinya begitu banyak kenangan. Dikampung itulah ia di besarkan oleh Nenek dan Bibinya dengan penuh kasih sayang. Dan dikampung itulah Hanz di didik keras oleh pamannya dengan beberapa guru privat khusus yang disiapkan Ayah nya untuk menjadikan nya seorang laki laki yang kuat gagah dan perkasa serta pintar dalam segala bidang. Ia sengaja dipersiapkan oleh Ayah nya untuk menjadi penerus Ayah nya yang Memang telah menua.
Sementara Ayah dan ibu nya sendiri selalu berada di kota untuk mendampingi Tuan Ginanjar Samudra.
Beberapa jam setelah Hanz menempuh perjalanan akhirnya ia sampai kek kota. Ia tidak kembali ke rumah Utama keluarga Samudra, namun ia malah kembali ke Apartemen miliknya.
"Nona masih beberapa hari lagi datangnya. Aku ingin menghirup udara bebas dulu.. Beberapa hari ini aku akan menghabiskan waktu ku untuk tenang tanpa memikirkan pekerjaan dulu. Tuan pasti akan menghubungiku jika Nona sudah akan kembali. " ucap Hanz pada dirinya sendiri.
Tak lama ia telah memasuki parkiran di depan Apartemen mewahnya. Ia segera turun dan memasuki Apartemen nya dan menuju kamarnya. Ia segera merebahkan diri di ranjang miliknya dan terlelap karena semalaman ia begadang dengan Paman dan Bibinya.
.
.
Di rumah Utama.
.
"Ayah......!! " teriakan seorang gadis jelita memekakkan telinga semua penghuni Mansion itu.
"Azka....!! " Ginanjar pun segera berlari menyambut gadis itu setelah menyadari jika Putrinya yang datang.
"Azka kau nakal sekali.. Kenapa tidak memberitahu dulu jika akan pulang hari ini, Ayah bisa menjemputmu.!" ucap Ginanjar memeluk Putrinya.
"Azka sengaja ingin memberi kejutan untuk Ayah. " jawab Azka.
"Kau pulang dengan siapa..? "tanya Sang Ayah merasa tak melihat siapapun bersama putrinya.
"Aku sendirian Yah.. "jawab Azka.
"Apa...!! kau sendirian. "ucap Ginanjar memandang wajah Putrinya. Merasa tak percaya.
"Azka sengaja ingin pulang sendiri." jawab Azka.
"Kalau terjadi apa apa padamu bagaimana. Ayah tidak akan memaafkan mereka."ucap Ayah nya marah kepada orang tua asuh Azka yang berani melepas Putrinya pulang seorang diri.
"Ayah.. Azka tidak apa apa kan..? Jangan marah pada mereka. Ini kemauan Azka yang ingin mencoba keberanian Azka. "jawab Azka tersenyum renyahnya.
"Biak lah. Tapi kau harus ingat, disini kau tidak diijinkan untuk keluar sendirian. Kau harus ingat semua kesepakatan kita. " ucap Ayahnya.
"Azka ingat Ayah.. Azka harus keluar dengan pengawal dan tentunya Hanz, sekretaris kepercayaan Ayah itu.Lalu harus merubah penampilan tingkah laku dan gaya bicara seolah seperti Putri Raja.. Begitu kan..? "jawab Azka mencibirkan bibir mungilnya.
"Kau pintar Azka..? Ayah bangga padamu. Jadilah Putri kebanggaan keluarga Samudra. " ucap Sang Ayah.
"Istirahat lah dulu, Ayah akan menghubungi Hanz, dia harus tau kalau kau sudah datang." ucap Ayah nya membimbing Putrinya kekamar yang telah disiapkan oleh pelayan beberapa waktu yang lalu.
"Jangan sekarang Ayah. Besok besok lagi. Kasian kan Hanz.. Mungkin sekarang ia sedang melepaskan rindunya pada kampung halaman nya. Jangan dulu diganggu, Azka juga tidak akan kemana mana dulu" jawab Azka.
"Baik lah kalau begitu,masuk lah ini kamarmu, Ayah akan memanggil pelayan untuk mu. "ucap Ayah nya meninggalkan Azka didepan pintu kamarnya.
Azka membuka pintu, ia mengedarkan pandangan nya..
Kamar yang sangat Luas tertata dengan sangat rapi dan indah, dengan fasilitas yang sangat lengkap.
Azka melangkahkan kakinya, menghampiri sebuah lemari yang terdapat di sana. Ia membuka nya, dan alangkah tercengang nya ia saat melihat pakaian dan segala keperluan nya telah tersedia di sana. Dia berdecak kagum.Selama ini ia hanya mendengar cerita dari orang tua asuhnya yang selalu mengatakan, bahwa ia adalah Putri dari seorang Pengusaha kaya raya di negri ini. Ia sengaja dititip kan kepada mereka setelah kejadian naas yang menimpa ibunya. Ayah nya sengaja menitip kan nya demi menjaga keselamatan nya yang mungkin saja banyak yang mengincar nyawanya karena ia adalah satu satunya pewaris seluruh kekayaan keluarga Samudra.
Azka juga sengaja dilatih menjadi seorang gadis yang kuat dan pandai bela diri, agar bisa melindungi dirinya sendiri. Ayah nya sendiri sering sekali datang menemuinya untuk melepaskan rindunya. Ayah nya selalu menceritakan semua tentang suasana rumah Utama dan mendiang ibunya. Tak ketinggalan Ayah nya selalu mencerita kan Hanz,pemuda yang selalu ia bangga bangga kan dan yang telah Ayah nya persiapkan untuk mendampingi Azka meneruskan perusahaan milik keluarga Samudra.
Azka tersenyum membayangkan seperti apa sebenarnya wajah Hanz yang sangat dikagumi Ayahnya itu. Apa ia seperti malaikat..? Pikir Azka.
Saat ia sedang asyik menikmati kasur empuk milik nya itu, seseorang mengetuk pintu dan membukanya.
Seorang wanita berusia sekitar hampir empat puluh tahun, berpakain rapi dan terlihat masih cantik itu menghampirinya.
"Nona.. Maaf saya mengganggu. " sapa nya dengan sangat hormat.
"Kau siapa.. "tanya Azkayra merasa tak mengenalinya.
"Perkenal kan Nona, nama saya Annabel,Nona bisa memanggil saya dengan Annabel saja, saya adalah Asisten pribadi Nona ,saya telah menunggu Nona sekian lama, agar saya bisa segera melakukan tugas saya. " ucap wanita itu tersenyum renyah.
"Memang nya kau menunggu ku sudah berapa lama.? " tanya Azka merasa lucu dengan tingkah dan nama Annabel.
"Setahun Nona. Ya ..sudah setahun ini saya menunggu Nona, dan dalam waktu setahun itu pula saya sudah mempelajari semua tentang diri Nona. Semua sifat Nona sikap Nona, pakaian Nona, makanan kesukaaan Nona dan semua tentang pribadi Nona. "ucap nya panjang lebar.
______________
"Hah... Dari mana kau mempelajari semua tentang aku..?? "tanya Azkayra heran.
"Dari Tuan Hanz.. Ya... Tuan Hanzero yang memberitahu saya semua tentang Nona." jawab Annabel.
Hanz.. huhh.. padahal dia sendiri belum tau bagaimana aku, paling juga tau dari cerita ayah..
"Nona.. Apa nona tau, kalau Tuan Hanzero lah yang telah menyiapkan semua ini untuk Nona, dari para pengawal, pelayan kamar Nona, dan tentu nya saya sendiri yang terpilih dari sebuah audisi yang panjang.. Melalaui banyak rintangan dan cobaan. Hingga terpilihlah orang orang andalan dan hebat seperti saya ini contohnya. " celoteh Annabel dengan centilnya.
"Hahaa .. Kau bisa saja.. " jawab Azka tertawa melihat kecentilan Annabel.
"Saya merasa sangat beruntung bisa terpilih menjadi Asisten pribadi Nona dan bisa menyingkirkan puluhan pesaing saya, hebat kan saya Nona. .!"celoteh Annabel membanggakan diri.
"Benarkah seperti itu..? " tanya Azka merasa tak percaya.
"Jika Nona tidak percaya, Nona bisa menanyakan semuanya pada Tuan Hanz setelah ia kembali, Tuan Hanz selalu mengatakan bahkan kita harus bersiap menyambut kepulangan Nona muda Azkayra yang katanya secantik putri kerajaan, tapi benar juga ucapan Tuan Hanz, Nona benar benar cantik seperti putri Raja." celoteh Anbabel memuji Nonanya.
"Ahhh... Hanz itu berlebihan.. " jawab Azka menggelengkan kepala.
"Baiklah, kalau begitu Nona mandi dulu, sebentar lagi kita akan turun untuk memperkenalkan Nona kepada seluruh penghuni mansion ini. " ucap Annabel melangkah keluar.
"Saya Akan memanggilkan Pelayan kamar Nona untuk mempersiapkan keperluan mandi Nona" ucap Annabel sebelum menutup pintu.
"Tidak perlu.. Aku bisa melakukan nya sendiri Annabel.! "teriak Azka.
Annabel tidak menghiraukan teriak Nona nya., ia masih melangkah menuruni tangga.
"Berlinda....!! " Annabel berteriak memanggil seseorang.
"Saya Bu Annabel.. "seseorang yang merasa namanya dipanggil langsung menghampiri.
"Cepat kau kekamar Nona kita dan siapkan keperluan mandi Nona dan sesudah mandinya. Jangan ada kesalahan, atau Tuan Hanz akan memecatmu."perintah Annabel.
"Baik bu Annabel, saya tidak akan mengecewakan. " ucap Berlinda yang langsung bergegas menuju kamar Azkayra.
Sosok Annabel memang menjadi orang kedua yang paling ditakuti setelah Hanz. Annabel, wanita yang sebenarnya tidak lah muda lagi, namun terlihat masih cantik dan belum juga bersuami. Hanz bahkan sangat mempercayainya dan Annabel yang centil itu memang dapat ia andalkan untuk mengatur semuanya ketika ia sedang tidak berada dirumah utama. Terpilih dari sekian banyak orang yang ikut Audisi untuk bisa menjadi Asisten pribadi Azkayra yang namanya telah tersohor dikota ini sebagai Putri tunggal Ginanjar Samudra dan satu satunya pewaris Perusahaan dan seluruh kekayaan keluarga samudra, padahal mereka belum ada yang pernah melihat wajah asli Azkayra bahkan Hanz sekalipun.
.
Malam itu Ginanjar Samudra melangkah menuju kamar putrinya dan mengetuk pintu.
"Azka.. Apa kau sudah tidur..? " sapa Ginanjar membuka pintu.
"Belum Ayah..?" jawab Azka yang sedang duduk disofa menonton acara tivi.
Ayah nya segera duduk disampingnya.
"Bagaimana..apa kau menyukai tempat ini..?" tanya Ginanjar membelai rambut putrinya.
"Azka harus belajar membiasakan diri Yah..? Disana dan disini sungguh sangat berbeda. " jawab Azka tersenyum.
"Jelas berbeda Azka, disini kau adalah Putri seorang Ginanjar Samudra, sedang disana kau adalah gadis yang harus mandiri dan penuh dengan pelatihan khusus. kau akan terbiasa". ucap Ayahnya.
"Ya.. Ayah.. "jawab nya.
"Bagaimana, apa Annabel sudah memperkenalkan mu pada semua pengawal dan para pelayan. " tanya Ayahnya.
"Sudah Ayah.. " jawab Azka ,tadi sore Annabel memang telah mengumpulkan semua orang yang tinggal diMansion ini untuk memperkenalkan Nona muda mereka yang selama ini memang di nanti nanti kedatangan nya.
"Azka.. Ayah ingin agar kau segera bisa meneruskan Perusahaan kita. "ucap Ayahnya.
"Tentu Ayah, tapi Azka pasti butuh bimbingan. "jawab Azkayra .
"Ayah telah mempersiapkan Hanz untuk menemanimu, dia lah yang akan mendampingimu sampai kelak kau nenemukan sosok pendamping yang layak untuk menjadi suamimu dan bisa diandalkan untuk meneruskan perusahaan kita bersamamu. "ucap Sang Ayah.
"Hanz... Sepertinya Ayah sangat mempercayainya. ?" tanya Azka.
"Hanz sama sepertimu, ayah nya mempersiapkan dia untuk menggantikan posisinya sebagai tangan kanan perusahaan kita, dan kau dipersiapkan untuk menjadi pemimpin nya."ucap Sang Ayah.
"Azka akan berusaha Ayah, Azka tidak ingin mengecewakan Ayah. " ucap azka.
"Setelah kau bersedia meneruskan Perusahaan ini, Ayah akan segera kembali ke kampung ibumu. Ayah akan tinggal disana dan menghabiskan masa tua Ayah disana. " ucap Ginanjar.
"Kenapa Ayah, Kenapa Ayah tidak disini saja menemani Azka.? " ucap Azka memeluk Ayahnya.
"Azka.. Di kampung ibu mu lah Ayah dan Ibu mu bertemu, kemudian menjalani kehidupan yang bukan lah mudah. Penuh kekurangan dan penderitaan, Dan ibu mu selalu setia mendampingi ku, sampai Ayah memaksanya untuk ikut kekota ini .Disini Ayah berhasil sukses, tapi hanya beberapa tahun Ibu mu sempat menikmati kebahagian itu, ia telah pergi meninggalkan kita untuk selamanya. Ibumu mempunyai keinginan untuk menghabiskan sisa usianya di kampung halaman nya bersama Ayah. Dan itu adalah keinginannya yang belum terpenuhi. Jadi Ayah harus memenuhi nya untuk bukti cinta Ayah padanya. "ucap Ginanjar memeluk putri nya dengan terisak.
"Kau harus bisa mempertahankan kejayaaan Perusahaan kita. Hanz akan menemani mu, kau tak perlu khawatir. Ia bisa diandalkan."ucap Ayahnya lagi.
"Baik Ayah,"
"Kau juga harus tau, banyak musuh perusahaan kita yang ingin menghancurkannya, jadi kau harus siap untuk itu. "
"Azka sudah menyiapkan diri Ayah. Ayah tidak perlu khawatir. Dan ada Hanz yang sangat Ayah percaya untuk menemani Azka. "jawab Azka.
"Baiklah Azka.. Sekarang sudah malam, tidur lah. Siapa tau besok kau akan pergi jalan jalan keliling kota. Annabel akan menemanimu sementara Hanz belum kembali."ucap Ayah nya beranjak pergi dan menutup pintu kamar Putrinya.
Azka memilih untuk berbaring disofa, bayangan Hanz yang Tampan kekar dan dengan usia yang selisih lebih dari sepuluh tahun di atas nya ,melintas di benaknya.
Ahhhhh.. Hanz, aku sangat penasaran sekali. seperti apa dia.
Azka akhirnya tertidur begitu saja disofa.
Sampai pagi hari ia terbangun karna kehadiran Berlinda di kamarnya yang tengah sibuk menyiapkan keperluan mandinya.
Ia segera mandi dan menikmati sarapan yang telah disiap kan Berlinda selaku pelayan kamarnya.
"Aku sungguh merasa seperti Tuan putri. "ucap nya pada diri nya sendiri.
Azka memang harus membiasakan diri diperlakukan layak nya Seorang putri, dan itu memang sudah dijelaskan oleh Ayah nya sebelum hari kepulangan nya ditentukan.
Azka seperti sedang berpikir.
"Kemana aku hari ini ya..? aku ingin sekali keluar. Tapi aku tidak mau jika harus dengan pengawal, apalagi Annabel yang Aneh itu. " Azka sedang memikirkan cara untuk bisa keluar sendirian.
Azka kemudian berjalan keluar kamar dan menuruni tangga, ia melangkah kehalaman Mansion mewah itu, terlihat beberapa para pengawal sedang sibuk dengan sarapan mereka.
Azka mengendap ngendap dan berhasil keluar gerbang tanpa sepengetahuan mereka. Azka segera menghentikan sebuah Taxi dan menaikinya.
"Pak.. Antar saya ketempat yang suasana nya indah dan tenang ya..?Terserah dimana saja. "ucap Azka pada sopir taksi itu.
Terlihat sang sopir sejenak berpikir.
"Ada Nona, sebuah Danau buatan yang sangat indah. " jawab sang sopir.
"Bawa aku kesana. " ucap Azka.
Sang Sopir mengangguk.
______________
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!