Romeesa Syabani

Romeesa Syabani

Malu Nggak Tuh

Suasana kantin yang ramai tak cukup untuk menghilangkan nafsu makan gadis bername tag Romeesa Syabani.

Sesuap demi sesuap nasi goreng telah masuk ke dalam perutnya.

"Eca..." suara cempreng terdengar di susul dengan sosok makhluk berjenis kelamin perempuan, rambut sepunggungnya yang terurai bergerak ketika dia mendudukkan dirinya di kursi sebelah Romeesa atau biasa dipanggil Eca.

Di name tag yang tersemat di kemejanya tertulis Rianti Putri.

"Eca...." panggilnya sekali lagi terkesan merengek karena Eca yang terus makan.

"Apaan sih Put?" jawab Eca setelah dia meneguk habis es tehnya.

"Itu si Citra berantem di belakang" jawab nya sambil memandang sekeliling kantin.

"Oh...."

Krik...krik...krik...krik....

"Is si Eca apaan sih jawabnya" Putri melayangkan telapak tangan lembutnya ke pangkal lengan Eca.

Eca mengusap usap pangkal lengannya.

Kayak ada perih perihnya.

"Kenapa lagi sih Put?main pukul pukul aja perih ini loh. kira kira dong kalau mau nabok"

"Eca sih di bilangin si Citra berantem santuy aja kayak nggak ada beban hidup aja jawab 'Oh'-nya"

"Iya masalah nya dimana Put?" Eca bingung jadinya kan.

Apanya yang salah coba?

"Iya masak si Citra berantem Eca nya malah santai aja!"

"Terus gue harus gimana Rianti Putri? apa gue harus salto salto setelah denger si Citra berantem,kan kagak mungkin" Eca menjawab lelah.

"Ya kan nggak gitu juga Ca, kalau si Citra kenapa-kenapa gimana?" Putri si negatif thinking check.

"Yak paling an lecet dikit doang, bentar lagi juga kesini itu anak" jawab Eca sambil terkekeh.

Putri cuma planga plongo mendengar kata kata yang terlontar indah dari mulut Eca.

"Ya tapi kan mereka berlima sementara Citra cuma...." sebelum Putri selesai ada suara yang cukup manis memotongnya disusul suara decitan kursi.

"Oi guys!!"

"Kan gue bilang juga apa,noh ini anak lecet doang"

Eca melirik ke arah Putri yang memindai dua makhluk berjenis perempuan di depannya.

"Lo pada kagak napa?" tanya Putri sedikit khawatir ya maklum lah dia yang paling baek di antara mereka berlima.

"*A*s you see" jawab santai si gadis yang lain adalah Citra Rinata.

"Ca...Put...lo tau kagak gimana penampilan si Citra tadi" Rai atau lebih tepatnya Raia Indira si cantik dengan rambut sebahu sambil menahan tawa nya.

"Gimana gimana?" Eca dan Putri yang mendengar nada mengejek dari suara Rai seketika ikut memainkan peran.

Rai tertawa terbahak-bahak, tangan nya tak tinggal diam memukul mukul meja.

"Anjin* nggak,dia main jambak jambakkan, lebih parahnya lagi mereka berantem gara gara cowok"

Seketika itu juga Eca dan Putri tertawa tak kalah hebohnya dari Rai.

"Ngakak anjir...geli bat dah berantem gara gara cowok, kurang sibuk ya lu Ra?" Eca terbahak dengan nada bercanda nya.

"Apaan sih asw?elu mah Rai nggak bisa jaga rahasia" Citra memanyunkan bibirnya, tangan tak tinggal diam menggeplak lengan ketiga sohibnya itu.

"Btw gue puas banget loh Ca udah jambak jambak rambut merahnya yang kayak jablay itu"

"Emang lo berantem sama siapa Ra?" tanya Putri setelah menormalkan nafasnya, karena yang ia tahu hanya 'Citra berantem' udah itu aja.

"iya ini gue juga kepo,lu napa sampai bisa berantem terus sama siapa? gara gara cowok lagi haha" Eca kembali ngakak ngebayangin adegan Citra jambak jambakkan sama tuh cewek.

"Nih dengerin ya, gue fight sama si Salsa IPS 1. jijik aja gue anjir sama itu anak masak iya dia godain cowok gue ya meradang lah emosi gue, lu pada kan tau gue kayak gimana? ya udah gue labrak aja dia" jelas Citra sambil merapikan rambut panjangnya yang berantakan.

"Oh jadi si Salsa ini gangguin si Arga?" jelas Putri memastikan.

"100 buat lo" bukan Citra yang menjawab tapi Eca masih dengan tawanya yang renyah.

Sedangkan yang ditanya mengangguk kan kepalanya masih dengan tangan yang merapikan rambut dan pakaiannya.

Awas loh Ca perut lu ntar keram hehe.

"Itu bibir nggak mau di obatin?" Rai mode perhatian check.

"Kagak ngapa, cuma dikit sans ae" jawab Eca.

"Gue kagak nanya sama lu btw" Rai memutar bola matanya jengah.

"Sans Rai marah marah mulu, ntar cepat mati loh" balas Eca sambil tersenyum manis.

"Ca kenapa ya? kalau liat muka lo, jiwa psikopat gue meronta" balas Rai dengan nada bercanda.

"Eh itu si Salsa ntuh" suara manis Putri seakan akan menjadi komando untuk ketiga ciwi itu untuk melihat ke arah pintu masuk kantin.

Di sana nampak Salsa dan empat teman cewek nya berjalan bak model.

Seakan-akan alam tak merestui dengan tingkah mereka, satu diantara mereka berlima terpeleset.

Gelak tawa bergema di seluruh penjuru kantin.

Cewek Itu yang tak lain Rani menunduk karena malu.

"Malu nggak tuh?" suara Eca yang renyah bergema diantara gelak tawa penghuni kantin.

"Malu lah masa enggak" jawab Citra, Putri,dan Rai serempak diiringi gelak tawa mereka.

Sebagian penghuni kantin mengangkat jempolnya ke arah mereka berempat.

Salsa dan anggota nya yang kepalang malu berjalan cepat ke arah meja kosong yang kebetulan melewati meja Eca.

"Cantik cantik jangan suka godain cowok orang ya!!" suara Citra terdengar jelas karena tawa yang sudah mereda.

"Di katain lont* lo nggak terima anjink" lanjut Eca tak kalah lantang bedanya suara Citra tegas kalau suara Eca renyah renyah gimana gitu.

Salsa seketika berhenti ditempat dan memutar tubuhnya ke arah Eca dan sohibnya.

" Maksud lo apaan? ngatain kita hah?" balasnya dengan suara yang tak kalah keras.

"Apa lo? marah? nggak terima?" jawab Eca yang tersenyum smirk.

Romeesa memang memiliki sifat paling aneh di antara mereka berempat.

Dia tak suka orang yang di dekatnya di ganggu,dia juga punya prinsip 'dari pada menjadi mangsa ia memilih menjadi pemangsa'.

"Gue nggak ada masalah ya sama lo" jawab Salsa sambil menatap Eca. matanya terpaku melihat mata kelam milik Eca.

Eca melangkah mendekati salsa, sedikit membungkuk untuk mensejajarkan mulutnya dengan telinga Salsa, ia berkata sambil menepuk pelan pundak Salsa.

"Lo ganggu sahabat gue,so you're just teasing me".

Eca melangkahkan kakinya meninggalkan Salsa yang masih mematung, kemudian Citra, Rai dan Putri mengikuti satu persatu.

"Bye *****" ucap mereka sambil tertawa meremehkan.

Tubuh Salsa bergetar,entah marah atau menahan tangis.

Bagaimana tidak seluruh pusat perhatian tertuju pada dirinya sekarang.

"Tenang Sa, nanti kita balas" Rani memegang pundak Salsa sambil berbisik dengan wajah yang sama marahnya.

Ia ingat yang mempermalukan nya waktu jatuh tadi adalah Eca dan kawan nya.

Salsa yang mulai tenang berbalik meninggalkan kantin.

......〰️〰️〰️......

Hy para readers.

yang udah pada baca Absurd Girl vs Ice Boy pasti udah kenal aku kan.

sebelumnya aku mau minta maaf kalau cerita Absurd Girl vs Ice Boy terkesan gantung.

tapi insyaallah cerita kali ini bakal author buat semenarik mungkin dan chapter nya insyaallah juga lebih banyak.

jadi seperti biasanya para readers tercinta tinggalkan jejak kalian ya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ya thor udah selsai ku baca karya mu yg satu itu mah,Sekarang aku nempel di sini juga 🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️😬😬😬😬😬

2022-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!