Eca tak perduli dengan Salsa dan masalah yang menggemparkan kantin.
Dia sama sekali tak peduli.
Apa tidak senang?meet me and we will solve iit.
Langkah kakinya tegas berjalan menelusuri lorong kelas satu persatu.
"Eca tunggu in woi" teriakan Citra nan membahana membuat mereka lagi dan lagi menjadi pusat perhatian.
"Apaan sih Ra? teriak teriak malu tau" balas Eca memelankan langkahnya.
"Lah gue kagak malu tu" jawabnya santai.
Sementara itu Putri dan Rai bersikap seolah olah mengatakan 'dia bukan teman gue'.
"Lo nggak malu, tapi gue malu" Eca menjitak pelan jidat Citra.
Citra yang merasa di perlakukan seperti ana kecil hanya cemberut.
"Eh tapi tadi lo keren bat lo Ca" Rai beralih ke samping Eca sambil sesekali menebar senyuman nya ke arah adik kelas yang menyapa nya.
"Lah kok baru nyadar si anying? dari tadi kemana aja Lo" nada narsisme dan becanda nya berpadu padan dengan suara renyah nya.
"Ye si Markonah pantang si puji" degusan pelan dari Rai yang sudah salah memuji Eca.
Sedangkan Eca, Citra dan Putri hanya terkekeh ringan melihat ekspresi kesal Rai.
"Bejanda gue mah" jelas Eca setelah sampai di kelasnya.
"Tau gue" jawab Rai sambil menghempaskan tubuhnya ke tempat duduknya.
"Tau apaan lo?" tanya Citra sambil duduk di sebelah Eca.
"Gue tau kalau si Eca tu janda,haha" Rai terbahak-bahak mengingat candaannya.
"**** Rai" balas Eca sambil memukul-mukul Rai dengan buku.
...♏♏♏...
Sementara itu di ruang 12 IPA 1 begitu gaduh karena ketidak hadiran guru mata pelajaran alias jam kosong and no task. ini baru namanya surga dunianya pelajar.
"Ga cewek lu ganas ya" suara khas laki laki terdengar di antara banyaknya jenis suara di kelas itu.
"Ye baru tau aja lo" jawab si lawan bicaranya yang tak lain Arga pacarnya Citra.
"Gue pikir dia tipikal kalem kalem gitu karena dilihat dari tampangnya" balas Vero satu diantara 4 lelaki itu.
"Iya makanya gue bilang cewek si Arga ager ganas" timpal Jeno sambil menarik ulur beranda media sosial nya.
Udah kayak perasaan aja bang di tarik ulur.
"Tapi kok gue suka ya sama cewek lo bro" Vero menepuk pelan pundak Arga.
"Cari mati lo hah?" Mata Arga sudah setajam silet.
"Canda bro,lo mah serius bener" Vero terkekeh garing melihat tatapan Arga.
"Lo mah nggak kira kira bro" Jeno tertawa meledek Vero yang di buat kicep oleh Arga.
Jeno dan Vero saling lirik, seolah olah mereka mengerti isi pikiran lawan bicaranya hanya dengan lirikan mereka tertawa terbahak-bahak dengan tangan yang tak tinggal diam.
"Hati hati tangan lo!" terdengar suara khas laki laki yang bisa membuat hati kaum hawa bergetar, yang membuat tangan Jeno menggantung di udara.
Jeno menatap ke arah samping kirinya menatap sumber suara dan seketika cengengesan.
"Sorry Yan kagak sengaja gue"
"Hm..." sedangkan sang empunya hanya berdehem.
Dia Maqil Liban Zayan atau lebih sering disapa Zayan atau Yan memiliki arti yang sangat sangat indah yaitu Kecerdasan anak laki-laki yang digunakan untuk mencapai kesuksesan yang cemerlang.
Bagaimana tidak Zayan diusianya yang kini sudah 18 tahun sudah memiliki usaha kecil-kecilan.
Ibarat kata buat uang pergi nongkrong dia sudah tidak perlu meminta lagi dari orangtuanya.
Tak hanya good name Zayan juga good attitude dan pastinya good looking.
Perawakannya tinggi dengan rambut hitam legam,matanya berwarna hitam serasi dengan rambutnya.kulit bersih tanpa noda.
Seolah olah Tuhan sangat bahagia ketika menciptakan nya.
"Tapi gue sendiri nih ya, lebih suka sama gaya temen cewek lo yang pakai Hoodie, keren abis cuy, suaranya juga bah mantap bat" Jeno kembali berujar sambil mengingat kembali kejadian di kantin tadi.
Memang kebetulan, bukan kebetulan juga sih karena emang si Arga ngikutin Citra makanya mereka menyaksikan live di kantin tadi.
"Si Eca maksud lo?" Arga melirik Jeno memastikan.
"May be?" jawabnya mengangkat bahu.
"Iya sih dia memang lebih menarik si antara mereka berempat" tambah Vero.
"Rok di bawah lutut, kaos kaki sampai lutut membuat kakinya tertutupi" terang Arga.
"Hoodie kebesaran pakai kupluk menutup rambutnya" tambah Jeno.
"Cantik kan?" Jiwa fukcboy Vero menggelora.
"Iya"
"Bener"
"Cantik"
Seketika tiga pasang mata menuju ke sumber yang sama.
Satu orang, satu objek dan satu nama Zayan.
Zayan si pria kalem yang tak pernah dekat dengan wanita manapun selain keluarganya memuji seorang wanita.
Apakah dia salah minum obat?
Zayan yang merasakan tatapan mengarah padanya melirik datar.
"Apa?"
"Nothing bro " jawab mereka serempak.
...♏♏♏...
Bel berdering 4 kali menandakan bahwa usainya proses belajar mengajar hari itu.
Siswa maupun siswi berhamburan keluar ruangan kelas.
"Ca lo balik pakai apa?" tanya Citra sambil menenteng tas nya.
"Biasa" jawab Eca sambil membuka bungkusan permen karet.
"Pakai Bus Ca?" Putri antusias bertanya.
"Hm" timpal Eca seadanya.
"Ikut dong" Putri mengedipkan matanya.
Eca, Citra dan Rai saling pandang.
"Kenapa mata lo? kejang?"
"Ih Rai bisa aja ngelawak nya,kan jadi pengen" balas Putri sambil tersenyum manis ke arah Rai.
"Pengen apa lo? jan ngadi ngadi!" mereka merinding melihat tatapan Putri.
"Pengen nampol Markonah"
Putri yang kepalang kesal berjalan cepat meninggalkan tiga sengklak itu.
Ternyata berlama-lama dengan mereka tidak baik buat kesehatan nya.
"Lah ditinggal" Rai tertawa kecil melihat kelakuan Putri.
"Udah sana susulin! nanti anaknya hilang bapaknya ngamuk" canda Citra sambil mendorong pelan tubuh Rai.
"Ya udah gue duluan ya, bye" balasnya sebelum berlari mengejar Putri sambil berteriak.
"Put tungguin".
Eca dan Citra berjalan ke arah gerbang sekolah, duduk di halte sambil menunggu Bus yang akan mengantarkan mereka ke tujuan.
"Ra lo nggak balik bareng Arga?" tanya Eca penasaran.
Tumben tumbenan ini anak balik pakai Bus?
Biasanya mah kalau nggak di antar jemput supir kalau nggak di antar jemput Arga.
Bawa kendaraan sendiri sih ada dia cuma jarang.
Citra yang tengah asik memainkan kukunya terdengar sedikit menghela nafas.
"Lagi males aja gue sama doi" jawabnya.
"Ohh" Eca mengangguk angguk paham.
Dia merogoh tasnya guna mengambil earphone dan menghubungkan ke gawai nya.
Mendengarkan musik santai sambil menunggu Bus bukanlah ide buruk pikirnya.
"Ca tuh Bus nya sampai" suara Citra menyadarkan Eca dari terhanyut nya dia dalam alunan lagu.
Eca berdiri dari duduknya, merapikan roknya yang sedikit berantakan lalu melangkah ke arah Bus yang sudah berhenti di depannya.
Dia duduk di bangku penumpang dekat jendela berdampingan dengan Citra.
Menyenderkan kepalanya ke kaca ia mulai terhanyut lagi ke dalam alunan lagu,lagi!
......〰️〰️〰️......
Jangan lupa vote men dan like nya ya
Betah ya guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments