Kagak Boleh Sebut Merek

Aroma kue menusuk penciuman Eca yang baru saja menutup pintu rumahnya.

Menghirup nafas dalam-dalam dan melangkah ke dapur,favorite room Bunda nya.

"Bikin apaan Bun?" tanyanya sambil duduk santai di meja makan.

"Astaga kak! bikin kaget Bunda aja kamu mah" Bunda memegang dadanya sambil menormalkan nafasnya.

"Hehe... ya maaf Bun, habisnya Bunda asik banget sih sampai kagak ngeh kalau kakak disini" Eca hanya cengengesan sambil melepas Hoodie nya.

"Kakak mah kebiasaan, nggak salam, sapa atau apapun itu, tiba-tiba aja datang. untung Bunda nggak ada riwayat jantung" petuah Bunda sambil memasukkan adonan kuenya kedalam Oven.

Eca memandang deretan kue di atas meja satu persatu, berbagai bentuk, berbagai ukuran, dan berbagai warna, intinya bervariasi. hehe

"Bun, ini kue siapa aja yang punya?" Eca mencolek sedikit butter cream yang sudah ditata di kue.

Plak...

Sebelum tangan Eca merusak kue Bunda sang empunya kue sudah memukul tangan pakai sendok kayu.

"Awww, Bunda apaan sih jahat bener, sakit loh Bun" Eca merengek manja ketika sendok itu mendarat dengan sempurna di tangannya.

"Mak gue insting nya kuat bener"

"Kamu sih kak kebiasaan, nanti kalau rusak kuenya gimana? kakak mau bantuin Bunda bikin lagi?apa mau?" Bunda meletakkan kue di depan Eca.

"Enggak deh Bun makasih,kagak bisa aku bantuin Bunda yang ada nanti nggak ngembang kuenya kayak orang sebelah" Eca menjawab sambil mulai memakan kue yang sudah di potong potong itu.

Enak.

"Siapa kak?" tanya Bunda penasaran.

"Eits, nggak boleh sebut merek, hehe" Eca cengengesan sambil memasukkan sesuap demi sesuap kue.

"Ya udah deh iya nggak boleh sebut merek" jawab Bunda setelah duduk di kursi samping Eca.

"Tapi kakak bantuin Bunda ya anterin pesanan".

"Iya nanti kakak anterin, sekalian mau ke mini market" jawabnya setelah menuntaskan kue dihadapannya.

"Kakak kalau capek nggak usah kerja, biar Bunda aja yang kerja sayang" Bunda mengusap pelan rambut panjang Eca sambil menatap sayang putri sulungnya itu.

"Enggak kok Bun, Eca suka kok kerja di situ, Eca jadi punya banyak temen" jelasnya balas menatap Bunda dengan tatapan sayang.

Tiba tiba tangan Bunda berhenti, menyibak kan sedikit demi sedikit rambut Eca.

Eca menatap heran Bundanya ketika menyibak rambutnya satu persatu.

"Kakak ini rambut kenapa warna warni kayak gini hah?" Suara Bunda yang melengking menusuk indra pendengaran Eca.

"Bun suara tolong lah, telinga aku berdengung ini" Eca meringis sambil mengusap telinganya.

"Nggak usah ngalahin pembicaraan kakak, Bunda tanya ini kapan rambut dicat hah?" Bunda lagi dan lagi memegang rambutnya yang berwarna biru campur maroon ditambah sedikit abu abu-abu itu.

"Hehe ini semalam Bun kakak cat,cantik kan?" Eca menaik turunkan alisnya menggoda Bunda tercinta.

Eca tau kalau Bundanya tidak terlalu suka dengan rambut yang di warnai, for your information waktu itu pernah Eca memotong rambutnya untuk di warnai, Bundanya kagak tau karena kalau menurut Eca 'lebih baik minta maaf dari pada minta izin', karena motto itulah Eca pulang pulang kena ceramahi berjam jam, di diemin Bunda, dan yang paling parah yaitu setiap Eca salah pasti masalah itu di ungkit ungkit terus.

"Apa apaan cantik, itu udah kayak pelangi warna warni!" marah Bunda.

"Kan pelangi bagus Bun" canda Eca.

"Menjawab lagi?" Bunda menatap nyalang Eca.

"Di jawab salah nggak dijawab salah,apasih sebenarnya mau ini emak?" dumel pelan Eca.

"Kamu bilang apa?" Bunda menatap dengan tatapan menyelidik kearah Eca.

"Kagak ada Bun,ini Eca mau siap siap dulu, jan marah marah lagi Bunda cantik,muach" Eca berceloteh sambil mengecup singkat pipi Bundanya lalu segera berlalu ke arah kamar dengan cepat.

Bunda hanya menggeleng pelan melihat kelakuan anak nya yang satu ini.

Dia sebenarnya tak marah Eca mewarnai rambutnya tapi dia hanya ingin putrinya lebih disiplin.

......................

Eca mengusap lembut dadanya kala sampai di depan pintu kamarnya.

"Huh selamat, untung gue pintar, makasih otak" Eca beralih mengusap kepalanya seperti mengusap kucing.

"Ngapain kak?" suara khas gadis remaja terdengar dari samping nya.

Seketika saraf saraf di tubuh Eca langsung bereaksi menyebabkan ia melompat karena kaget.

"Elin apaan sih ngagetin kakak aja!" Eca bersandar lemah di pintu kamarnya.

Apa mungkin ini karma karena tadi sang Bunda terkejut olehnya.

"Lah kakak ngapain kayak gitu? orang juga cuma nanya" Elin menjawab dengan ekspresi tanpa rasa bersalah.

Namanya Herlina Syabani atau biasa di panggil Elin , adik semata wayang Eca yang kelakuannya sebelas dubaelas dengan sang kaka.

Selisih umur mereka tiga tahun.

"Au ah kakak lagi males ngomong sama kamu, mending ke dapur gih Bunda manggil tadi, katanya mau minta tolong beresin dapur, gih sono cepetan ntar diamuk Bunda kakak nggak ikut ikutan" Eca melambai-lambai tangannya isyarat untuk menyuruh pergi.

Eca menutup pintu kamarnya lalu menguncinya, ia antisipasi untuk apa yang bakal terjadi di waktu berikutnya.

Eca terkekeh membayangkan apa yang akan terjadi sebentar lagi.

Sementara itu diluar kamarnya Elin hanya memandang cengo pintu kamar kakaknya yang sudah tertutup rapat.

"Aku nggak niat ngagetin loh, ya udah lah daripada diamuk Bunda lebih baik ke dapur aja" monolognya sambil melangkah ke dapur.

"Bun yang mana yang mau di beresin?" tanyanya mulai mengumpulkan satu persatu alat kue Bundanya.

"Lah adek tumben rajin biasanya mah malasnya minta ampun?" Bunda terheran melihat anak bungsunya yang sedang merapikan alat alat kue nya.

Elin seketika menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke arah Bunda yang menatap nya heran.

"Bukannya Bunda yang minta tolong sama aku?" Elin menatap Bundanya yang heran.

"Kok perasaan gue kagak enak ya" batin Elin.

"Enggak tuh mana ada Bunda minta tolong" Bunda menggeleng pelan.

"Tapi kakak––" seketika Elin menyadari kalau kakaknya sedang mengerjai nya,ia langsung berjalan ke arah kamar kakaknya sambil berteriak.

"KAK ECAAAAA!!!!!!".

"Eh adek mau kemana? mumpung udah di sini lanjutin aja bantuin Bundanya" Bunda tersenyum lebar melihat putri bungsunya.

"Tapi kan Bun––" Elin menatap melas Bundanya.

"Nggak ada tapi tapian sayang,ayok sini bantuin Bunda" Bunda menarik pelan tangan Elin.

Sementara itu di kamarnya Eca tertawa puas setelah mendengar teriakkan Elin.

"Siapa suruh ngagetin gue, rasain tuh, hahaha" Eca memegang perutnya yang ngilu karena terlalu banyak tertawa.

......................

Eca sudah siap siap untuk bekerja, ia berjalan ke arah cermin untuk menyanggul rambutnya, menyusun rapi rapi untuk menutupi warna di rambutnya.

"Weh dah rapi aja nih" ujar Elin ketika melihat Eca keluar dari kamar.

Eca melihat Elin yang tengah rebahan sambil menonton televisi.

"Iyalah emang kayak orang sebelah yang udah jam segini belum mandi juga" Eca melenggang ke arah dapur untuk mengambil kue pesanan tadi.

"Kagak denger!!!!" jawab Elin santai sambil memakan kue.

Eca tersenyum kecil melihat kelakuan adiknya itu.

"Udah siap kak?" tanya Bunda ketika melihat Eca.

"Udah Bun, kuenya mana?" jawab Eca langsung saja menghampiri Bunda tercintanya.

"Ini kak, alamat nya udah tau kan?" Bunda menyodorkan 2 kotak kue ke tangan Eca dengan hati.

"Udah Bun" jawab Eca sambil menenteng kotak kue dengan hati hati.

"Ya udah hati hati ya kak" pesan Bunda ketika mengikuti langkah Eca sampai depan pintu.

"Iya Bun, aku berangkat duluan ya" Eca mencium tangan Bunda setelah menyusun kotak kue di motornya,

"Elin kakak berangkat" teriak Eca setelah menghidupkan motornya.

"Hati hati" balas Elin dari dalam rumah.

Eca melajukan dengan pelan kuda besinya meninggalkan pekarangan rumahnya, memasuki jalan raya barulah Eca menambah kecepatan nya.

...****************...

Terimakasih ya untuk readers yang sudah baca 'Romeesa Syabani'.

Jangan lupa di like ya.

Kasih komentar juga ya.

Satu lagi jangan lupa di jadiin favorit ya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wah jangan bilang kalo ngantar nya kerumah Zayan😅😅

2022-12-15

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waaahhh udah kayak mau lebaran aja bund😄😄😄mau dong..

2022-12-15

0

Anita_Kim

Anita_Kim

Hai Kak. The Cold Girl mampir...

2022-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!