Alvaro

Alvaro

Bab 1. Sekolah Baru

Selamat pagi anak-anak." sapa kepala sekolah SMA Garuda yang terlihat masih muda dan cantik.

"Pagi Bu." jawab semua murid secara kompak.

"Pagi ini kita kedatangan murid baru dari Surabaya." kepala sekolah itu menoleh kearah pintu. "Ayo nak silahkan masuk." kepala sekolah itu menyuruh seseorang yang dari tadi menunggu di depan pintu untuk masuk.

Seorang cowok dengan kulit putih mata sipit dengan bulu mata yang lentik dan bibir merah muda yang menandakan jika cowok ini tidak merokok masuk kedalam kelas, membuat para siswi menatap kagum dan berbisik-bisik akan ketampanannya.

"Silahkan perkenalkan namamu." cowok itu mengangguk sopan lalu menatap satu persatu para murid yang ada di depannya.

"Selamat pagi. Nama saya Alvaro Nazriel Setiawan, saya pindahan dari SMA Bakti Surabaya, semoga kita bisa menjadi teman terima kasih." Alvaro menyudahi sesi perkenalkannya dengan senyum manisnya. Para gadis-gadis di kelas itu memekik tanpa suara.

"Baiklah Alvaro kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah sana." tunjuk kepala sekolah ke bangku kosong di sebelah kanan.

"Untuk kalian, Ibu harap semoga kalian bisa berteman baik dengan Alvaro, baiklah karena tugas saya sudah selesai saya permisi dulu terima kasih." kepala sekolah itu pun pamit keluar,

guru yang sedari tadi diam, menyuruh Al segera duduk karena jam pelajaran pertama akan di mulai.

"Hai. Gue Bastian, salam kenal ya," ucap seorang cowok putih sedikit blasteran di sampingnya.

Alvaro menerima uluran tangan Bastian dan tersenyum. "salam kenal juga. Semoga kita bisa berteman,"

"Iya. Dari muka lo sih. Lo orangnya gampang di ajak berteman." kekeh Bastian, Alvaro tertawa pelan lalu hanya mengangguk menanggapi ucapan Bastian.

***

Jam pelajaran pertama selesai Alvaro dan murid lain membereskan buku-bukunya sebelum pergi ke kantin,

"Bro.. Salam kenal gue Heru. Cowok paling ganteng di sekolah ini." ujar seorang cowok yang memiliki kulit sawo matang.

"Preet.. jangan percaya sama buntelan hanyut, oh iya kenalin gue Niko." Kini giliran seorang cowok tinggi memiliki badan sedikit kurus dengan rambut keritingnya.

"enak aja buntelan hanyut, gue mah emang ganteng.. dasar sapu ijuk" ejek Heru pada Niko yang tidak terima di olok.

"Udah biarin, kita tinggalin aja mereka," bisik Bastian yang jengah melihat Heru dan Niko bertengkar terus.

Alvaro tersenyum lalu ikut keluar dari kelas yang sudah sepi, Heru dan Niko baru menyadari jika mereka di tinggal oleh Bastian dan teman barunya. Heru dan Niko pun berteriak lalu menyusul Al dan Bastian menuju kantin.

Ketika sampai di kantin Alvaro harus bisa beradaptasi dengan kondisi kantin sekolah barunya, yang terlihat sangat jauh berbeda dengan kantin sekolahnya yang lama. Jika di sekolahnya dulu, murid yang sedang makan semua diam dan menikmati makanan itu dengan hikmat. Berbeda jika di sekolah barunya ini para murid sangat berisik, entah itu bernyanyi, berteriak tidak jelas, atau hanya mengobrol tapi dengan suara yang cukup keras.

"Al lo mau pesan apa?" tanya Niko yang ingin memesankan makanan.

"Gue ikut aja, gue kan baru di sini." jawab Al yang di acungi jempol oleh Niko.

"Kita juga samaan" kompak Heru dan Bastian.

"Bacot! Nggak kreatif lo pada." gerutu Nico membuat para sahabatnya terkikik geli.

Sambil menunggu Niko Kembali. mereka sibuk masing-masing, Alvaro dan Bastian sibuk bermain game di ponselnya, sedangkan Heru asyik makan roti yang memang di sediakan di meja itu.

"Sstt.. Sstt... Si biang  onar datang guys." bisik Heru.

Alvaro dan Bastian kompak mendongak, Bastian hanya tersenyum simpul lalu asyik bermain gamenya lagi. Sementara Al mengernyit heran.

"Siapa?" tanyanya penasaran.

"Itu yang pada ribut, nama ketuanya Aron, dia suka bikin rusuh. Biang masalah. Sebelahnya itu gue nggak tau namanya, tapi dia cukup terkenal karena mau pacaran sama cowok kayak Aron. Dan herannya lagi. Itu cewek selalu nurut aja kalau Aron kasar suka bentak dia." cerita Heru dan menunjuk salah satu meja yang terdapat lima orang, empat cowok dan satu cewek.

Alvaro mendengarkan penjelasan Heru dengan serius. entah kenapa matanya terus menatap kearah gadis yang sedang menunduk di samping cowok yang bernama Aron, Al menaikkan bahunya acuh dan mulai menikmati pesanan yang di pesan saat Niko sudah kembali.

***

Alvaro berjalan dengan santai. menuju parkiran sambil bersenandung menyanyikan lagu yang ia dengar lewat earphonenya, kepalanya mengangguk-angguk sesuai irama musik yang dia dengar. kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku.

Siapa saja yang melihat pasti akan terpana akan pesona dari seorang Alvaro, seperti para siswi yang masih ada di sekolah ini, mereka sampai menganga, tidak berkedip. Bahkan ada yang terang-terangan memanggil namanya, walaupun Al baru satu hari sekolah di SMA Garuda tapi namanya sudah terkenal dan menjadi gosip utama di sekolah itu.

Langkahnya terhenti saat melihat seorang gadis tengah duduk di lantai sambil memegangi lututnya, Alvaro segera menghampiri gadis itu lalu berjongkok di hadapannya.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Al, gadis itu mendongak menatap matanya.

Alvaro terkejut ternyata gadis di depannya ini, adalah gadis yang ada di kantin bersama pacarnya tadi. "Kaki lo luka? Gue bantu ya?" belum sempat Al membantu, gadis itu tiba-tiba berdiri dan berlari walaupun sedikit terpincang, Al hanya diam melihat gadis itu yang sudah semakin menjauh.

"Jangan coba deketin dia, kalau nggak mau cari masalah sama Aron." ucap seseorang yang tiba-tiba datang menepuk bahu Al.

Alvaro menoleh dan menatap orang di sampingnya yang ternyata Bastian dengan bingung. "Gue bukan cari masalah, gue cuma mau nolong dia."

"Siapa aja yang deketin gadis itu, Aron pasti tau. Dan akan memberi pelajaran sama orang itu." ucap lagi Bastian dengan serius.

Al mendengus, melipat tangannya di dada dan menetap kedepan di mana gadis itu pergi. "Selagi gue nggak salah. gue nggak akan takut." ucap Al dengan santai.

***

"Assalamualaikum." salam Alvaro ketika sudah sampai di rumahnya.

"Waalaikumsalam." jawab sang Bunda yang sedang menonton televisi.

Al menghampiri Bundanya, mencium tangan dan pipi, lalu merebahkan tubuhnya di pangkuan sang Bunda.

"Gimana sekolahnya? di sekolah baru?" tanya Bundanya mengusap rambut Al dengan sayang.

"Biasa aja Bun. Kayak sekolah pada umumnya. tapi asyik kok. Al langsung nyaman."

"Alhamdulillah, Bunda senang dengarnya." Al hanya tersenyum lalu bangun dari tidurnya, mengambil keripik kentang yang ada di toples lalu bangkit berdiri ingin naik ke lantai atas tempat kamarnya berada.

Setelah pamit pada Bundanya, ia pun segera naik ke atas. Alvaro membuka pintu kamar lalu melemparkan tasnya ke sofa kecil yang ada di kamar itu.

Ia membanting tubuhnya ke kasur menatap langit-langit kamarnya, Alvaro teringat kejadian beberapa jam lalu, di mana matanya dan mata gadis itu bertemu, Al dapat melihat jika gadis itu memiliki beban yang berat, ada pancaran kesedihan di mata gadis itu, Al menghela napas memejamkan matanya, mengabaikan bayangan gadis tadi. Hingga tidak terasa matanya terasa mengantuk dan mimpi menjemputnya.

Terpopuler

Comments

DamarWulan

DamarWulan

haii kak, jangan lupa mampir di novelku my best partner. terimakasi kak🤗

2022-01-18

0

Nobie

Nobie

baru nemu..asik kayaknya ceritanya..ok alvarolets begins

2022-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sekolah Baru
2 Bab 2. Awal Bertemu
3 Bab 3. Hujan
4 Bab 4. Rahasia Dinar
5 Bab 5. Demi Dinar
6 Bab 6. Dinar Cemburu
7 Bab 7. Menolong Adik Dinar
8 Bab 8. Kebahagiaan Jingga
9 Bab 9. Awal Yang Indah
10 Bab 10. Kerumah Alvaro
11 Bab 11. Dinar dalam bahaya
12 Bab 12. Jadian
13 Bab 13. Kumpul Keluarga
14 Bab 14. Hari pertama jadian
15 Bab 15. Dinar Marah
16 Bab 16. Masa kecil Alvaro
17 Bab 17. Jalan-Jalan Sore
18 Bab 18. Mencelakai Dinar
19 Bab 19. Membantu Seorang Gadis
20 Bab 20. Tak Ingin Mengaku
21 Bab 21. Kejutan Ulang Tahun
22 Bab 22. Kecewa
23 Bab 23. Tidak Bisa Melihatmu Bersedih
24 Bab 24. Orang Misterius
25 Bab 25. Aku Sayang Kamu
26 Bab 26. Ingin Meninggalkannya
27 Bab 27. Sadar
28 Bab 28. Takut Salah Sangka
29 Bab 29. Selalu Percaya Padamu
30 Bab 30. Kertas Ancaman
31 Bab 31. Menikah
32 Bab 32. Pengantin Baru, Kehidupan Baru
33 Bab 33. Kencan setelah menikah
34 Bab 34. Masuk Sekolah
35 Bab 35. Keputusan yang benar
36 Bab 36. Indahnya Sunset
37 Bab 37. Cerita Tentang Ibu
38 Bab 38. Guru dadakan
39 Bab 39. Tukang Sayur
40 Bab 40. Menghargai Diri Sendiri
41 Bab 41. Masalah Dalam Rumah Tangga
42 Bab 42. Menolak Tawaran Bu Ningsih
43 Bab 43. Menyerah lah
44 Bab 44. Mie Ayam
45 Bab 45. Cara Menunjukkan Kasih Sayang
46 Bab 46. Berangkat Berkemah
47 Bab 47. Ancaman
48 Bab 48. Kemah Day I
49 Bab 49. Kemah Day II
50 Bab 50. Camping Yang Kacau
51 Bab 51. Menginap di Villa
52 Bab 52. Penganggu
53 Bab 53. Sebuah Panggilan
54 Bab 54. Was-Was
55 Bab 55. Malam Pertama Yang Gagal
56 Bab 56. Perhatian
57 Bab 57. Bersalah
58 Bab 58. Pasar Malam
59 Bab 59. Apakah Dia Kembali
60 Bab 60. Menyesal
61 Bab 61. Akhirnya
62 Bab 62. Pertunangan
63 Bab 63. Siapa Dia.
64 Bab 64. Penasaran
65 Bab 65. Sahabat kecil Alvaro
66 Bab 66. Kecewa kepadanya
67 Bab 67. Sakit
68 Bab 68. Maafkan aku
69 Bab 69. Salah Paham
70 Bab 70. Masih berharap
71 Bab 71. Penghasut
72 Bab 72. Makan malam
73 Bab 73. Ungkap
74 Bab 74. Menenangkan Hati
75 Bab 75. Memperbaiki Hubungan
76 Bab 76. Kena Marah.
77 Bab 77. Memaafkan
78 Bab 78. Ternyata!
79 Bab 79. Ingin Pindah
80 Bab 80. Mengalah
81 Bab 81. Kumpul Keluarga
82 Bab 82. Kumpul Keluarga II
83 Bab 83. Meminta izin
84 Bab 84. Jalan jalan Ke Mall
85 Bab 85. Pingsan
86 Bab 86. Hamil
87 Bab 87. Periksa
88 Bab 88. Berbaikan
89 Bab 89. Masalah Baru
90 Bab 90. Belum terungkap
91 Bab 91. Meminta Maaf
92 Bab 92. Kotak Misterius
93 Bab 93. Siapa?
94 Bab 94. Ketakutan!
95 Bab 95. Pernah Melihat
96 Bab 96. Tertabrak
97 Bab 97. Masuk rumah sakit
98 Bab 98. Mulai Ngidam
99 Bab 99. Tebak tebak buah manggis
100 Bab 100. Mulai Manja
101 Bab 101. Terus mencari pelaku
102 Bab 102. Terkuak.
103 Bab 103. Fakta Yang Merumitkan.
104 Bab 104. Akibat Ngidam
105 Bab 105. Kehilangan Jejak
106 Bab 106. Rencana
107 Bab 107. Menjebak
108 Bab 108. Tertangkap
109 Bab 109. Dendam
110 Bab 110. Belum berani bertemu
111 Bab 111. Semakin Rumit
112 Bab 112. Terlalu kecewa
113 Bab 113. Pergi.
114 Bab 114. Mencari kebenaran
115 Bab 115. Ingin Meminta Maaf
116 Bab 116. Klepon
117 Bab 117. Makan Malam
118 Bab 118. Kembali Pulang
119 Bab 119. Ingin bertemu.
120 Bab 120. Joging
121 Bab 121. Pergi Bertemu Ayah
122 Bab 122. Selalu Tersakiti
123 Bab 123. Ingin melihat mereka berdamai
124 Bab 124. Nambah Adik
125 Bab 125. Meminta Tolong
126 Bab 126. Acara Empat bulanan
127 Bab 127. Cemburu Bumil
128 Bab 128. Canggung
129 Bab 129. Berbaikan dengan masa lalu
130 Bab 130. Meniti kehidupan yang baru
131 Bab 131. Don't Cry
132 Bab 132. Akhirnya bisa memaafkan
133 Bab 133. Napsu makan bumil
134 Bab 134. Ask for help
135 Bab 135. Mulai bekerja
136 Bab 136. Izin
137 Bab 137. Meet Dad
138 Bab 138. Berkumpul
139 Bab 139. Menuruti keinginan
140 Bab 140. Gardening
141 Bab 141. Ingin kencan bersama
142 Bab 142. True Friend
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1. Sekolah Baru
2
Bab 2. Awal Bertemu
3
Bab 3. Hujan
4
Bab 4. Rahasia Dinar
5
Bab 5. Demi Dinar
6
Bab 6. Dinar Cemburu
7
Bab 7. Menolong Adik Dinar
8
Bab 8. Kebahagiaan Jingga
9
Bab 9. Awal Yang Indah
10
Bab 10. Kerumah Alvaro
11
Bab 11. Dinar dalam bahaya
12
Bab 12. Jadian
13
Bab 13. Kumpul Keluarga
14
Bab 14. Hari pertama jadian
15
Bab 15. Dinar Marah
16
Bab 16. Masa kecil Alvaro
17
Bab 17. Jalan-Jalan Sore
18
Bab 18. Mencelakai Dinar
19
Bab 19. Membantu Seorang Gadis
20
Bab 20. Tak Ingin Mengaku
21
Bab 21. Kejutan Ulang Tahun
22
Bab 22. Kecewa
23
Bab 23. Tidak Bisa Melihatmu Bersedih
24
Bab 24. Orang Misterius
25
Bab 25. Aku Sayang Kamu
26
Bab 26. Ingin Meninggalkannya
27
Bab 27. Sadar
28
Bab 28. Takut Salah Sangka
29
Bab 29. Selalu Percaya Padamu
30
Bab 30. Kertas Ancaman
31
Bab 31. Menikah
32
Bab 32. Pengantin Baru, Kehidupan Baru
33
Bab 33. Kencan setelah menikah
34
Bab 34. Masuk Sekolah
35
Bab 35. Keputusan yang benar
36
Bab 36. Indahnya Sunset
37
Bab 37. Cerita Tentang Ibu
38
Bab 38. Guru dadakan
39
Bab 39. Tukang Sayur
40
Bab 40. Menghargai Diri Sendiri
41
Bab 41. Masalah Dalam Rumah Tangga
42
Bab 42. Menolak Tawaran Bu Ningsih
43
Bab 43. Menyerah lah
44
Bab 44. Mie Ayam
45
Bab 45. Cara Menunjukkan Kasih Sayang
46
Bab 46. Berangkat Berkemah
47
Bab 47. Ancaman
48
Bab 48. Kemah Day I
49
Bab 49. Kemah Day II
50
Bab 50. Camping Yang Kacau
51
Bab 51. Menginap di Villa
52
Bab 52. Penganggu
53
Bab 53. Sebuah Panggilan
54
Bab 54. Was-Was
55
Bab 55. Malam Pertama Yang Gagal
56
Bab 56. Perhatian
57
Bab 57. Bersalah
58
Bab 58. Pasar Malam
59
Bab 59. Apakah Dia Kembali
60
Bab 60. Menyesal
61
Bab 61. Akhirnya
62
Bab 62. Pertunangan
63
Bab 63. Siapa Dia.
64
Bab 64. Penasaran
65
Bab 65. Sahabat kecil Alvaro
66
Bab 66. Kecewa kepadanya
67
Bab 67. Sakit
68
Bab 68. Maafkan aku
69
Bab 69. Salah Paham
70
Bab 70. Masih berharap
71
Bab 71. Penghasut
72
Bab 72. Makan malam
73
Bab 73. Ungkap
74
Bab 74. Menenangkan Hati
75
Bab 75. Memperbaiki Hubungan
76
Bab 76. Kena Marah.
77
Bab 77. Memaafkan
78
Bab 78. Ternyata!
79
Bab 79. Ingin Pindah
80
Bab 80. Mengalah
81
Bab 81. Kumpul Keluarga
82
Bab 82. Kumpul Keluarga II
83
Bab 83. Meminta izin
84
Bab 84. Jalan jalan Ke Mall
85
Bab 85. Pingsan
86
Bab 86. Hamil
87
Bab 87. Periksa
88
Bab 88. Berbaikan
89
Bab 89. Masalah Baru
90
Bab 90. Belum terungkap
91
Bab 91. Meminta Maaf
92
Bab 92. Kotak Misterius
93
Bab 93. Siapa?
94
Bab 94. Ketakutan!
95
Bab 95. Pernah Melihat
96
Bab 96. Tertabrak
97
Bab 97. Masuk rumah sakit
98
Bab 98. Mulai Ngidam
99
Bab 99. Tebak tebak buah manggis
100
Bab 100. Mulai Manja
101
Bab 101. Terus mencari pelaku
102
Bab 102. Terkuak.
103
Bab 103. Fakta Yang Merumitkan.
104
Bab 104. Akibat Ngidam
105
Bab 105. Kehilangan Jejak
106
Bab 106. Rencana
107
Bab 107. Menjebak
108
Bab 108. Tertangkap
109
Bab 109. Dendam
110
Bab 110. Belum berani bertemu
111
Bab 111. Semakin Rumit
112
Bab 112. Terlalu kecewa
113
Bab 113. Pergi.
114
Bab 114. Mencari kebenaran
115
Bab 115. Ingin Meminta Maaf
116
Bab 116. Klepon
117
Bab 117. Makan Malam
118
Bab 118. Kembali Pulang
119
Bab 119. Ingin bertemu.
120
Bab 120. Joging
121
Bab 121. Pergi Bertemu Ayah
122
Bab 122. Selalu Tersakiti
123
Bab 123. Ingin melihat mereka berdamai
124
Bab 124. Nambah Adik
125
Bab 125. Meminta Tolong
126
Bab 126. Acara Empat bulanan
127
Bab 127. Cemburu Bumil
128
Bab 128. Canggung
129
Bab 129. Berbaikan dengan masa lalu
130
Bab 130. Meniti kehidupan yang baru
131
Bab 131. Don't Cry
132
Bab 132. Akhirnya bisa memaafkan
133
Bab 133. Napsu makan bumil
134
Bab 134. Ask for help
135
Bab 135. Mulai bekerja
136
Bab 136. Izin
137
Bab 137. Meet Dad
138
Bab 138. Berkumpul
139
Bab 139. Menuruti keinginan
140
Bab 140. Gardening
141
Bab 141. Ingin kencan bersama
142
Bab 142. True Friend

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!