Alvaro
Selamat pagi anak-anak." sapa kepala sekolah SMA Garuda yang terlihat masih muda dan cantik.
"Pagi Bu." jawab semua murid secara kompak.
"Pagi ini kita kedatangan murid baru dari Surabaya." kepala sekolah itu menoleh kearah pintu. "Ayo nak silahkan masuk." kepala sekolah itu menyuruh seseorang yang dari tadi menunggu di depan pintu untuk masuk.
Seorang cowok dengan kulit putih mata sipit dengan bulu mata yang lentik dan bibir merah muda yang menandakan jika cowok ini tidak merokok masuk kedalam kelas, membuat para siswi menatap kagum dan berbisik-bisik akan ketampanannya.
"Silahkan perkenalkan namamu." cowok itu mengangguk sopan lalu menatap satu persatu para murid yang ada di depannya.
"Selamat pagi. Nama saya Alvaro Nazriel Setiawan, saya pindahan dari SMA Bakti Surabaya, semoga kita bisa menjadi teman terima kasih." Alvaro menyudahi sesi perkenalkannya dengan senyum manisnya. Para gadis-gadis di kelas itu memekik tanpa suara.
"Baiklah Alvaro kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah sana." tunjuk kepala sekolah ke bangku kosong di sebelah kanan.
"Untuk kalian, Ibu harap semoga kalian bisa berteman baik dengan Alvaro, baiklah karena tugas saya sudah selesai saya permisi dulu terima kasih." kepala sekolah itu pun pamit keluar,
guru yang sedari tadi diam, menyuruh Al segera duduk karena jam pelajaran pertama akan di mulai.
"Hai. Gue Bastian, salam kenal ya," ucap seorang cowok putih sedikit blasteran di sampingnya.
Alvaro menerima uluran tangan Bastian dan tersenyum. "salam kenal juga. Semoga kita bisa berteman,"
"Iya. Dari muka lo sih. Lo orangnya gampang di ajak berteman." kekeh Bastian, Alvaro tertawa pelan lalu hanya mengangguk menanggapi ucapan Bastian.
***
Jam pelajaran pertama selesai Alvaro dan murid lain membereskan buku-bukunya sebelum pergi ke kantin,
"Bro.. Salam kenal gue Heru. Cowok paling ganteng di sekolah ini." ujar seorang cowok yang memiliki kulit sawo matang.
"Preet.. jangan percaya sama buntelan hanyut, oh iya kenalin gue Niko." Kini giliran seorang cowok tinggi memiliki badan sedikit kurus dengan rambut keritingnya.
"enak aja buntelan hanyut, gue mah emang ganteng.. dasar sapu ijuk" ejek Heru pada Niko yang tidak terima di olok.
"Udah biarin, kita tinggalin aja mereka," bisik Bastian yang jengah melihat Heru dan Niko bertengkar terus.
Alvaro tersenyum lalu ikut keluar dari kelas yang sudah sepi, Heru dan Niko baru menyadari jika mereka di tinggal oleh Bastian dan teman barunya. Heru dan Niko pun berteriak lalu menyusul Al dan Bastian menuju kantin.
Ketika sampai di kantin Alvaro harus bisa beradaptasi dengan kondisi kantin sekolah barunya, yang terlihat sangat jauh berbeda dengan kantin sekolahnya yang lama. Jika di sekolahnya dulu, murid yang sedang makan semua diam dan menikmati makanan itu dengan hikmat. Berbeda jika di sekolah barunya ini para murid sangat berisik, entah itu bernyanyi, berteriak tidak jelas, atau hanya mengobrol tapi dengan suara yang cukup keras.
"Al lo mau pesan apa?" tanya Niko yang ingin memesankan makanan.
"Gue ikut aja, gue kan baru di sini." jawab Al yang di acungi jempol oleh Niko.
"Kita juga samaan" kompak Heru dan Bastian.
"Bacot! Nggak kreatif lo pada." gerutu Nico membuat para sahabatnya terkikik geli.
Sambil menunggu Niko Kembali. mereka sibuk masing-masing, Alvaro dan Bastian sibuk bermain game di ponselnya, sedangkan Heru asyik makan roti yang memang di sediakan di meja itu.
"Sstt.. Sstt... Si biang onar datang guys." bisik Heru.
Alvaro dan Bastian kompak mendongak, Bastian hanya tersenyum simpul lalu asyik bermain gamenya lagi. Sementara Al mengernyit heran.
"Siapa?" tanyanya penasaran.
"Itu yang pada ribut, nama ketuanya Aron, dia suka bikin rusuh. Biang masalah. Sebelahnya itu gue nggak tau namanya, tapi dia cukup terkenal karena mau pacaran sama cowok kayak Aron. Dan herannya lagi. Itu cewek selalu nurut aja kalau Aron kasar suka bentak dia." cerita Heru dan menunjuk salah satu meja yang terdapat lima orang, empat cowok dan satu cewek.
Alvaro mendengarkan penjelasan Heru dengan serius. entah kenapa matanya terus menatap kearah gadis yang sedang menunduk di samping cowok yang bernama Aron, Al menaikkan bahunya acuh dan mulai menikmati pesanan yang di pesan saat Niko sudah kembali.
***
Alvaro berjalan dengan santai. menuju parkiran sambil bersenandung menyanyikan lagu yang ia dengar lewat earphonenya, kepalanya mengangguk-angguk sesuai irama musik yang dia dengar. kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku.
Siapa saja yang melihat pasti akan terpana akan pesona dari seorang Alvaro, seperti para siswi yang masih ada di sekolah ini, mereka sampai menganga, tidak berkedip. Bahkan ada yang terang-terangan memanggil namanya, walaupun Al baru satu hari sekolah di SMA Garuda tapi namanya sudah terkenal dan menjadi gosip utama di sekolah itu.
Langkahnya terhenti saat melihat seorang gadis tengah duduk di lantai sambil memegangi lututnya, Alvaro segera menghampiri gadis itu lalu berjongkok di hadapannya.
"Lo nggak apa-apa?" tanya Al, gadis itu mendongak menatap matanya.
Alvaro terkejut ternyata gadis di depannya ini, adalah gadis yang ada di kantin bersama pacarnya tadi. "Kaki lo luka? Gue bantu ya?" belum sempat Al membantu, gadis itu tiba-tiba berdiri dan berlari walaupun sedikit terpincang, Al hanya diam melihat gadis itu yang sudah semakin menjauh.
"Jangan coba deketin dia, kalau nggak mau cari masalah sama Aron." ucap seseorang yang tiba-tiba datang menepuk bahu Al.
Alvaro menoleh dan menatap orang di sampingnya yang ternyata Bastian dengan bingung. "Gue bukan cari masalah, gue cuma mau nolong dia."
"Siapa aja yang deketin gadis itu, Aron pasti tau. Dan akan memberi pelajaran sama orang itu." ucap lagi Bastian dengan serius.
Al mendengus, melipat tangannya di dada dan menetap kedepan di mana gadis itu pergi. "Selagi gue nggak salah. gue nggak akan takut." ucap Al dengan santai.
***
"Assalamualaikum." salam Alvaro ketika sudah sampai di rumahnya.
"Waalaikumsalam." jawab sang Bunda yang sedang menonton televisi.
Al menghampiri Bundanya, mencium tangan dan pipi, lalu merebahkan tubuhnya di pangkuan sang Bunda.
"Gimana sekolahnya? di sekolah baru?" tanya Bundanya mengusap rambut Al dengan sayang.
"Biasa aja Bun. Kayak sekolah pada umumnya. tapi asyik kok. Al langsung nyaman."
"Alhamdulillah, Bunda senang dengarnya." Al hanya tersenyum lalu bangun dari tidurnya, mengambil keripik kentang yang ada di toples lalu bangkit berdiri ingin naik ke lantai atas tempat kamarnya berada.
Setelah pamit pada Bundanya, ia pun segera naik ke atas. Alvaro membuka pintu kamar lalu melemparkan tasnya ke sofa kecil yang ada di kamar itu.
Ia membanting tubuhnya ke kasur menatap langit-langit kamarnya, Alvaro teringat kejadian beberapa jam lalu, di mana matanya dan mata gadis itu bertemu, Al dapat melihat jika gadis itu memiliki beban yang berat, ada pancaran kesedihan di mata gadis itu, Al menghela napas memejamkan matanya, mengabaikan bayangan gadis tadi. Hingga tidak terasa matanya terasa mengantuk dan mimpi menjemputnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
DamarWulan
haii kak, jangan lupa mampir di novelku my best partner. terimakasi kak🤗
2022-01-18
0
Nobie
baru nemu..asik kayaknya ceritanya..ok alvarolets begins
2022-01-17
0