"Bas. Ntar gue pinjem buku pr lo ya," pinta Nico santai, Bastian berdecak sebal sahabatnya selalu seperti itu jika ada pr pasti akan meminjam untuk menyalin jawaban.
"Ck. Kebiasaan lo!" sungut cowok itu.
"Gue lupa semalem." Nico nyengir sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya.
Bastian mendengus kesal sementara Al dan Heru terkekeh melihat berdebatan antara Bastian dan Nico. mereka berempat saat ini sedang berada di koridor menuju kelas.
Alvaro menghentikan langkahnya ketika melihat Aron dan pacarnya tidak jauh dari dirinya berdiri, Al melihat Aron sedang menyeret pacarnya ke arah belakang sekolah,
karena penasaran, Ia pun menyuruh sahabatnya pergi ke kelas duluan Al beralasan jik ingin pergi ke toilet sebentar.
"Kalian duluan aja ya, tiba-tiba gue mules." ucap Al sambil memegang perutnya.
"Oke kita duluan, jangan lama-lama,, bentar lagi bel." pringat Bastian pada Al.
Alvaro mengacungkan jempolnya, lalu menunggu sahabatnya melangkah menjauh, di saat sahabatnya sudah jauh Al sedikit berlari ke arah Aron membawa gadis itu.
"Baru jatuh gitu aja sudah luka. Dasar lemah lo!" Al langsung mendapati Aron memarahi gadis itu yang tak lain pacarnya sendiri.
"Kamu narik aku terlalu kuat Ron, makanya aku jatuh." jawab gadis itu sambil menunduk.
"Alasan! Bilang aja lo mau caper sama orang. IYA KAN!!" bentak Aron lebih keras sambil mencengkram dagu gadis itu, Tangan Alvaro terkepal entah kenapa ia tidak suka jika gadis itu di perlakukan kurang baik oleh Aron.
Ingin rasanya ia menonjok wajah Aron, tapi ia masih tau diri jika dirinya di sini masih murid baru dan harus berperilaku baik.
Al melihat jam tangannya, bel masuk akan segera berbunyi ia harus masuk ke kelas sebelum guru lebih dulu masuk, sebelum pergi Alvaro menatap mereka sekali lagi setelah itu ia pun melangkah pergi.
"Buset.. Lo berak batu Al, perasaan lama amat." sindir Nico ketika Al baru masuk dan duduk di samping Bastian, cowok itu hanya terkekeh mengabaikan ucapan Nico.
"Tadi gue bukan ke toilet." bisik Al pada Bastian.
"Iya gue tau. Lo ngikutin Aron sama ceweknya kan? Gue tau lo cuma alasan aja mau ke toilet." Al menoleh sejenak kearah Bastian, lalu menatap ke depan lagi.
"Entah gue penasaran aja," Bastian menoleh kearah Al.
"Jangan-jangan lo suka sama itu cewek?" Alvaro langsung menatap Bastian yang kini sedang terkekeh.
"Gue sih nggak masalah lo suka sama cewek itu, tapi lo harus hati-hati sama Aron. Dia itu licik siapa aja yang berani mengusik dia, pasti di lawan." ucap Bastian serius.
Alvaro hanya diam, dirinya sendiri masih bingung apa benar jika dia suka pada gadis yang baru ia kenal, nama gadis itu saja dia tidak tau. Tapi kenapa ia selalu kepikiran terus tentang gadis itu. Al menghembuskan napas panjang, ia ingin fokus belajar karena guru sudah masuk dan mulai mengabsen para murid satu persatu.
***
"Kalian duluan aja ke kantin, pesanin gue terserah kalian, ntar gue nyusul. Gue mau ke perpustakaan dulu ada buku yang mau gue pinjem." ucap Al ketika mereka ingin pergi ke kantin.
"Oke bro.." jawab Nico, Bastian dan Heru hanya mengacungi jempol dan berjalan menuju kantin.
Al pun mulai berjalan dengan santai sambil memasukkan tangannya ke dalam saku menuju perpustakaan, banyak siswi yang bisik-bisik karena Al begitu tampan, ada yang terang-terangan tersenyum genit kearah cowok itu, tapi ia hanya tersenyum tipis untuk membalas sapaan mereka.
Hingga Alvaro sampai di perpustakaan ia menyapa Ibu Eka penjaga perpustakaan itu, lalu ia mulai menuju ke arah rak-rak buku yang ingin ia pinjam, ketika sedang mencari buku yang di cari, tanpa sengaja matanya melihat sosok gadis yang sudah memenuhi isi kepalanya, gadis itu hanya diam menunduk dengan wajah sendu.
Tanpa di minta kakinya melangkah mendekati gadis itu, kini ia sudah berada tepat di depan gadis itu, karena merasa ada seseorang di depannya, gadis itupun mendongak ia terkejut saat melihat ada seseorang yang tengah berdiri di hadapannya, gadis itu bergegas membereskan buku-bukunya dan ingin segera pergi.
Tapi karena terburu-buru kakinya tersandung kaki meja yang mengakibatkan ia terjatuh dan bukunya berserakan kemana-mana.
Dengan sigap Al ikut berjongkok dan membantu mengambil buku-buku itu, mereka mendongak dan mata mereka saling bertemu. mereka saling pandang cukup lama, Al seolah terhipnotis dengan mata hazel gadis di depannya. Al turun menatap nama tag pada gadis itu, "Dinar Maharani." gumam Al sangat pelan.
Gadis bernama Dinar menjadi salah tingkah, "Terima kasih, Permisi." ucap Dinar sangat gugup dan berlari menjauhi Al keluar dari perpustakaan itu.
Alvaro masih dalam posisi yang sama berjongkok menatap kepergian gadis itu, tanpa sadar ia tersenyum, akhirnya ia tau nama gadis itu, Dinar Maharani.
Nama yang cantik pikir Al, ia terkekeh sambil menggelengkan kepalanya ia bingung kepada dirinya sendiri kenapa rasanya sangat senang ketika bisa sedekat itu dengan Dinar walaupun hanya beberapa detik. Al berdiri dan melanjutkan niatnya datang ke perpustakaan ini agar cepat menyusul teman-temannya yang sudah menunggunya di kantin
***
"Gimana ada bukunya?" tanya Heru ketika Alvaro sudah datang.
"Ada kok nih,," jawab Al sambil menujukan buku yang dia bawa.
"Memang beda ya, kalau orang pintar mah.. Carinya buku tebal. kalau kita di suruh baca buku setebal itu udah nyerah duluan." Ucap Heru.
"Kalian berdua kali.. Gue mah nggak." protes Bastian tidak terima. Heru dan Nico kompak mendengus kesal.
"Iya ya, tau yang pintar mah bebas, ya bego ngalah." gerutu Heru. Yang di anggukki Nico.
Bastian acuh dan terus menikmati makanannya, Al tertawa pelan melihat para sahabat barunya ini, ia pun mulai menikmati makanan yang sudah di pesankan oleh Nico.
Brak!
"Lo udah berani lawan gue! IYA!!" suara gebrakan meja dan bentakan seseorang menghentikan aktifitas makan Alvaro, ia pun menoleh dan memperhatikan seseorang yang kini menjadi pusat perhatian seisi kantin.
"Gara-gara lo gue nggak napsu makan lagi!! lo. gue hukum!! Sekarang ikut gue!" seseorang yang menjadi tontonan orang-orang adalah Aron dan Dinar.
"ARON STOP!!" bentak seorang cewek yang baru saja datang.
"Lo bisa nggak sih! Nggak usah kasar sama Dinar! Dia sudah nurutin semua kemauan lo! Tapi kenapa lo selalu salahin dia!!" ucap cewek yang kemungkinan teman Dinar.
"Lo nggak usah ikut campur urusan gue!!" ucap Aron sambil menujuk kearah cewek itu.
"Ayo ikut gue!!" Aron mulai mencengkram tangan Dinar dan menarik dengan kasar.
Alvaro mulai meradang, ia paling tidak bisa jika melihat seorang cowok kasar terhadap wanita, Al membanting sendok dan garpunya lalu berdiri mendekati keributan itu. Heru dan Nico mencoba mencegah tapi tidak bisa.
"Lepasin tangan lo. Dari cewek itu!!" suara datar dan dingin terdengar di telinga Aron membuat cowok itu menoleh kearah belakangnya.
"Siapa lo berani perintah-perintah gue!!"
Al hanya diam menatap tajam ke arah Aron. "Gue nggak suka lihat cowok kasar sama cewek!" Aron tertawa dan melipat tangannya di dada.
"Gue mau ngelakuin apa aja terserah gue! Karena dia cewek gue!!"
"Kalau dia cewek lo harusnya nggak kasar sama dia!" Aron maju menatap tajam kearah Al begitupun sebaliknya.
Al dan Aron benar-benar menjadi pusat perhatian seisi kantin semua berbisik-bisik apa yang akan di lakukan dengan dua cowok ganteng itu.
"gue mau ngelakuin apa aja! Itu terserah gue!! Bahkan nyakitin dia sekali pun!" bisik Aron tepat di depan wajah Al.
Bugh!
Satu pukulan telak mengenai bibir Aron hingga cowok itu tersungkur ke lantai. Semua orang yang ada di sana teriak histeris.
Mereka tidak menyangka ada yang berani dengan seorang Aron Gabrielian. Termasuk Dinar ia membekap mulutnya tidak percaya.
Aron berdiri di bantu oleh teman-temannya yang langsung di tepis dengan kasar oleh cowok itu, matanya tidak lepas memandang tajam kearah Alvaro.
Aron menyeka darah yang ada di sudut bibirnya, tanpa berbicara apa-apa ia pergi begitu saja, membuat seisi kantin bersorak kecewa, mereka pikir akan ada adu jotos tapi tidak, si biang onar pergi begitu saja.
"Dinar lo nggak apa-apa?" tanya cewek yang tadi membentak Aron.
"Gue nggak apa-apa." ucap Dinar, lalu matanya menatap Al yang masih berdiri di tempat yang sama.
"Terima kasih." ucap Dinar membuat Alvaro tersenyum sangat manis kearah Dinar.
"Iya sama-sama." jawab Al tersenyum lalu mengusap rambut Dinar.
"lain kali kalau di kasarin, jangan diam aja." pesan cowok itu sangat lembut, setelah mengatakan itu Alvaro kembali ke para sahabatnya
apa yyang Alvaro lakukan membuat Dinar terkejut, jantungnya berdetak sangat cepat dan pipinya memanas, sementara temannya yang ada di sampingnya tersenyum melihat sahabatnya di perlakukan seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments