QUEEN Tomboy & RAJA Es Batu
(Biar gak oleng atau bingung baca dulu season pertamanya Zara, aku mencintaimu. Karena memang saling berhubungan dengan masalalu ....)
10 tahun berlalu ....
Suasana sekolah yang baru membuat Nara merasa senang karena akan mendapatkan banyak teman baru. Nara terpisah kelas dengan sahabat-sahabatnya dan mencari ruangan kelasnya sendiri di lantai 3. Nara menaiki anak tangga sambil bersiul-siul. Al, Ar dan Er mendapatkan kelas di lantai 2.
Belum begitu ramai para murid karena memang masih agak pagi juga.
"Tolong lepaskan aku kak, aku tidak sengaja menyenggolmu dan lagian kakak juga tidak apa-apa kan?" Ucap seorang pelajar baru yang sedang di intimidasi oleh kakak kelas.
"Hey lagi ngapain? Lepaskan Dia." Teriak Nara.
Lelaki itu menengok ke arah Nara. "Siapa kamu jangan sok jagoan, anak ingusan!" Serunya.
Badan Nara yang mungil kecil memang seperti anak kecil.
"Heh, apa kau pikir aku takut denganmu?" Nara bertolak pinggang.
"Kau berani ya padaku? kau tidak tahu siapa aku? Antonio Alexander!" Jelas Anton.
"Aku berani!" Nara mendongak menatap Anton.
"Ciiih kau bocah tengil mencoba melawanku ya?" Anton menatap tajam Nara.
"Kau juga tidak tahukan siapa aku?" Nara melepaskan jaketnya dan menjatuhkan tasnya kemudian mengambil ancang-ancang.
"Buuuggh ...." Nara menedang Antonio sampai dia terjatuh karena tidak ada persiapan melawan.
"Aww ...." Antonio memegangi perutnya yang terasa sakit.
"Hey kamu sudahlah jangan di teruskan." Ucap Fika anak perempuan yang di bully tadi.
"Biarkan saja, biar dia tahu rasa seenaknya saja membully orang lain." Ketus Nara.
Antonio bangkit dari jatuhnya dan mendorong Nara sampai mentok ke tembok dan mengepalkan tangannya. "Kau mencoba jadi jagoan ya? Kau benar-benar." Antonio memukul tembok tepat di samping pipi Nara. Nara mengerjapkan matanya tapi ternyata Antonio tidak memukulnya.
"Heh pukul nih pukul kalau emang berani?" Nara semakin nantang Antonio.
"Hah aku tidak ingin melawan perempuan, itu sama saja menjatuhkan harga diriku." Ucap Antonio masih memegangi perutnya yang terasa sakit.
Nara melihat seseorang lewat di hadapan mereka dan kemudian mengejarnya.
"Heiii tunggu kak tunggu ...." Nara mengejarnya.
"Kau ketua organisasi karate sekolah ini kan? Aku melihatmu waktu demo organisasi kemarin." Nara mengikutinya yang terus berjalan karena dia tidak menanggapi Nara.
"Heh apa kakak tuli? Apa kakak juga buta? tadi melewati aku dan temanku di bully malah melengos saja." Nara masih terus bicara walaupun lelaki itu terus berjalan.
"Kak kemampuan karatemu luar biasa, udah sabuk hitam juga tapi kenapa membiarkan orang lain di bully seperti tadi dan malah tidak menolong. Untuk apa kau berlatih ilmu bela diri tapi tidak di gunakan?" Nara masih di acuhkan malah lelaki itu mengeluarkan headset dari saku hoddienya kemudian memasang headset pada telinganya.
Wajah Nara begitu syok baru pertama kali ini bertemu dengan cowok dingin seperti ini.
"Heh kak jangan acuhkan aku!" Nara tetap mengikutinya sampai ke dalam kelas lelaki itu.
"Kau keterlaluan sekali ya orang ngomong malah cuek aja." Nara menggebrak meja tidak sadar kalau itu sudah di dalam kelas lelaki itu dan disana sudah ada beberapa orang.
Nara merasa malu. "E-eh maaf kak maaf aku salah kelas." Nara membungkukan badannya dan berlari meninggalkan kelas itu dan kembali pada Antonio dan juga Fika.
"Ya ampun memalukan sekali sih. Dasar cowok es dingin banget sih." Nara terengah-engah.
Antonio memperhatikan Nara yang bersikap begitu aneh. "Heh urusanmu denganku belum selesai."
"Tunggu, aku lelah berlari dari kelas sana." Tunjuk Nara.
"Mana bisa kau bicara padanya, dia namanya Raja ketua organisasi karate di sekolah ini. Jangan harap dia akan membantumu dia es batu tidak pernah akan bicara dengan orang lain." Jelas Antonio.
"Heh aku juga anak karate! Emang kurang tadi tendanganku itu? Apa mau lagi merasakan jurus-jurusku yang lainnya? Sini maju." Tantang Nara.
"Sudahlah ayo kita pergi nanti keburu bel." Ajak Fika.
"Sana pergilah bocil, aku tidak sudi berkelahi dengan perempuan harga diriku bisa jatuh." Antonio berlalu pergi meninggalkan Nara dan Fika berjalan perlahan dengan memegangi perutnya yang masih terasa ngilu.
"Kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Nara pada Fika.
"Tidak, aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menolongku darinya." Ucap Fika.
"Itu tidak masalah tenang saja aku anak karate kemampuanku ya lumayanlah bisa di perhitungkan." Jawab Nara.
"Kau murid baru juga kan? Kelas apa?" Tanya Fika.
"Iya murid baru juga. Kelas X-6" jawabnya. "Kalau kamu kelas apa?"
"Wah sama dong kelas X-6, aku beruntung sekali jadi tidak perlu cari teman lagi." Ucap Fika.
"Wah bagus tuh." Senyum Nara.
"Eh tadi kenapa mengejar cowok itu? tadi siapa namanya kata Antonio? Emmh Raja ...." Tanya Fika.
"Iya tadikan kak Raja itu lewat di depan kita keadaan kita lagi di bully sama si Antonio malah cuek aja padahal kan dia karatenya bagus udah sabuk item juga. Eh malah cuek, emang buat apaan sih belajar ilmu bela diri tapi tidak membantu oranglain." Cerocos Nara.
"Ya mungkin untuk melindungi dirinya sendiri aja tidak peduli dengan orang lain." Tambah Fika.
"Kau benar. Ini kelas kita ayo masuk dan cari tempat duduk." Ajak Nara.
Mereka memilih tempat duduk di barisan kedua, mereka duduk bersama.
"Saking panjang lebarnya aku bicara sampai lupa siapa namamu?" Tanya Nara.
"Namaku Fika Azizah panggil aja Fika. Siapa namamu?"
"Namaku Queen Nara arthisya panggil aja Nara." senyum Nara.
"Namamu saja Queen harusnya anggun cantik seksi lemah gemulai tapi ini malah gragasan dan hari pertama sekolah sudah menendang kakak kelas." Goda Fika.
"Makanya panggil saja aku Nara jangan Queen." Bisik Nara.
Mereka lebih lanjut berkenalan dan mengobrol-ngobrol juga tentang kehidupan mereka sampai akhirnya bel berbunyi dan pelajaran di mulai.
Ya dialah ....
Queen Nara Arthisya putri tercinta dari pasangan Juna dan Zara, tumbuh menjadi gadis cantik tapi bersikap tomboy karena selama ini semua sahabatnya laki-laki yaitu King Alki Arhtiditya anak Zaki dan Lexa, Si kembar Arfan Davinka dan Erfan Devanka anak Feri dan Lisa.
Nara biasa di panggil, sekarang duduk di bangku SMA kelas 1 bersama dengan sahabat-sahabatnya karena waktu kelas 3 SD Nara memutuskan untuk tinggal kelas karena ingin bareng dengan sahabatnya dan karena badan Nara juga yang mungil.
Zara tidak membuka identitas Nara sebagai anaknya seorang Arjuna Arta Wijaya karena ingin Nara tumbuh dengan namanya sendiri tanpa embel-embel orangtuanya yang terkenal kaya raya punya banyak bisnis.
Juna membebaskan Nara untuk memilih hidupnya dan keinginannya mau jadi apa, tidak memaksakan kehendaknya sendiri untuk menjadi penerus perusahaan dan menekuni bisnis. Tapi Nara juga belajar privat bisnis agar tidak terlalu buta pada bisnis. Dan ya Nara memilih karate sebagai hobinya, dari kelas 5 SD sudah masuk perguruan karate dan orangtua juga orang sekelilingnya mendukung Nara dan selalu memantaunya.
⬇️⬇️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dewi Kijang
saya
hadir ni thoor
2022-10-01
0
kopi*hitam
kenapa judulnya nggak QUEEN TOMBOY DAN KING ES BATU?
Queen and King? atau Queen and Raja?
2021-06-23
2
Selviana
mampir juga di novel aku yaitu MENANTU PRIA.
2021-06-17
1