Nara sampai di rumahnya dan kemudian masuk ke dalam kamar untuk bersih-bersih. Setelah itu Nara menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur menatap langit-langit kamarnya.
"Aku semakin penasaran dengan kak Raja. Pesonanya luar biasa tapi kenapa begitu dingin sih aneh banget." Gumam Nara.
Nara menyibukkan diri bermain ponselnya. Bermain sosmed dan scroll-scroll ig. Sampai Nara tertidur.
Hari sudah hampir gelap. Nara masih belum keluar juga dari kamarnya.
"Nara ...." panggil Zara. Zara masuk ke dalam kamar Nara dan mendapati Nara sedang tertidur pulas.
"Nara bangunlah jangan tidur jam segini." Ucap Zara.
"Emmmh aku ngantuk ma ...." Nara hanya menggeliat.
"Bangunlah sayang, nanti baru lanjut lagi tidurnya." Ucap Zara.
"Baiklah aku bangun." Ucap Nara.
"Ayolah kakak kita main ...." Ajak Arza adik laki-laki Nara yang baru berumur 7 tahun.
"Main bersama temanmu jangan bersamaku, aku sudah dewasa tidak ingin main lagi dengan anak kecil." Ucap Nara.
"Eh jangan gitu sama adeknya." Seru Nara.
"Ih kakak gak asik deh." Arza berlari pergi keluar kamar Nara.
"Ayo Nara ayo bangunlah. Bangun ya jangan tidur lagi mama mau masak nanti kita makan malam bersama." Pinta Zara.
"Baiklah mama." Nara mengacungkan jempolnya.
Zara pergi dari kamar Nara.
"Ya ampun jam berapa sih ini?" Nara melihat ponselnya.
"Hah sudah mau malam dan aku baru bangun pasti aku tidak akan bisa tidur." Gumam Nara mencuci mukanya ke kamar mandi.
Nara turun dan menemui yang lainnya di bawah. Juna baru pulang dari kantor dan Nara langsung memeluknya.
"Papa kau sudah pulang?" Tanya Zara.
"Iya kebetulan papa engga lembur hari ini." Senyum Juna.
"Ini papaku ...." Teriak Arza.
"Iih Arza sana ini papaku juga ...." rengek Nara.
"Sudah jangan betengkar kalian berdua anak kesayangan papa." Juna memeluk Nara dan Arza.
"Kalian hentikan, papa kalian cape baru pulang kerja biarkan papa mandi nanti kita makan malam bersama." Ucap Zara. Mereka menuruti Zara dan menunggu Juna di ruang tv.
Tingkah Nara memang seperti anak kecil. Mereka menikmati makan malam bersama karena Juna akhir-akhir ini sering lembur dan sibuk sekali mengurusi proyek barunya.
...----------------...
Raja terdiam di kursi kamarnya memainkan ballpoint yang di pegangnya.
Tring.
Pesan masuk ke ponselnya.
[Bro ayo turun ke jalanan lumayan hadiahnya 10juta dan juga kau sudah lama tidak turun.]
Pesan dari Liam temannya di perkumpulan motor sport.
Karana Raja merasa bosan dan Raja pun pergi kesana ke tempat biasa yang sering di datanginya kalau lagi suntuk. Raja mengambil jaketnya dan pergi.
"Mbok aku pergi dulu ya sebentar." Pamitnya.
"Hati-hati den di jalannya." Ucap mbok Sum.
Sesampainya di tempat balap. Raja sudah di sambut Liam. Liam sendiri sudah berkuliah dia dulunya tetangga Raja tapi sudah pindah.
"Kau siap bro?" Tanya Liam.
Raja menarik gas motornya dan suara-suara motor sport itu begitu gahar melaju dengan begitu cepatnya. Banyak penonton disana yang meneriaki faporitnya masing-masing.
Liam tidak hentinya meneriaki Raja dan memberinya semangat. Sampai akhirnya tiba di garis finish Rajalah pemenangnya.
"Woww hebat sekali bro kita ini." Ucap Liam.
"Raja ...."
"Raja ...."
"Raja ...."
Semua orang meneriaki nama Raja tidak akan ada yang menyangka kalau Raja masih siswa SMA karena postur tubuhnya yang bagus dan berisi.
Memang umur Raja seharusnya sudah kelas 3 SMA tapi karena waktu setelah SMP berhenti dulu setahun, Raja berusia 18 tahun lebih sekarang.
"Mana bagianku Liam?" Tanya Raja.
"Ini ...." Liam memberikan uangnya.
Raja mengambilnya dan langsung pergi lagi tanpa turun dari motornya itu.
"Kalau aku panggil lagi harus siap turun ya bro." Teriak Liam.
Biasanya kalau dapat uang seperti itu selalu di bagi 2 dengan Liam 70% 30%. Balapan hanya untuk kepuasan batin Raja saja karena untuk uang Raja tidak kesulitan bisa di dapatkannya dengan mudah.
Ternyata Raja membagi-bagikan uangnya itu pada setiap gelandangan yang Raja temui di jalanan. Sisanya Raja bawa pulang untuk dia berikan lagi pada anak-anak yang tinggal di kolong jembatan yang sering di temuinya.
Raja pulang ke rumah dan di tunggu mbok Sum,
"Mbok belum tidur?" Tanya Raja.
"Belum den, mbok belum bisa tidur kalau aden belum pulang." Ucap Mbok Sum.
"Yasudah sana tidur, aku kan sekarang sudah pulang dan tidak akan pergi lagi." Ucap Raja.
"Baiklah den selamat istirahat." Ucap mbok Sum.
Mbok Sum orang yang cukup berjasa bagi Raja, Raja sudah di asuhnya dari umur 1,5 tahun karena mama Raja meninggal karena kecelakaan.
Nara dan Raja melalui harinya seperti biasanya, Raja masih beku, Antonio masih mengejar-ngejar Nara, Grace semakin membully Nara karena cemburu pada Nara.
Sebulan berlalu Nara masih belum bisa mengobrol dengan Raja karena begitu dinginnya.
"Heh kamu ya anak baru bener-bener deh gak bisa di bilangin. Jangan deketin Anton ya jangan." Teriak Grace.
Nara menarik napas panjang. "Hemmm kak sudah selesai bicaranya. Selama ini aku diam saja ya tapi kali ini aku sudah tidak tahan kak Grace selalu menuduhku dan membullyku. Aku juga bisa marah." Nara bertolak pinggang menantang Grace.
"Nara sudahlah." Bujuk Fika.
"Heh udah berani ya padaku kakak kelasmu sendiri." Grace lebih songong lagi.
"Aku harus cari Ar untuk memisahkan mereka, Nara akan menurut pada Ar." Gumam Fika kemudian berlari ke kelas Ar di lantai 2.
Fika berlari melewati Raja. Raja heran dan menghampiri Nara juga Grace yang bertengkar dan sudah menjadi tontonan siswa lainnya.
"Kenapa aku tidak berani padamu? Kau sudah salah selama ini mengganggu singa yang tidur. Sekarang singa ini sudah bangun." Nara semakin marah dan mengambil ancang-ancang.
Ar berlari sekencang mungkin dan berhasil menghentikan Nara yang hampir menonjok Grace.
"Nara stop!" Teriak Ar.
"Ar." Nara menurunkan tangannya.
Ar menghampiri Grace. "Kak hentikan! Kau tidak tahu Nara akan seperti apa kalau marah? Apa aku laporkan ke guru BP karena kakak sudah sering membully Nara?" Tanya Ar.
"Heh jangan kira aku takut dan berhenti ya. Selama dia masih mendekati Anton aku akan selalu mencarinya." Kesal Grace.
"Aku tidak pernah mendekati Anton!" Teriak Nara dengan emosi.
"Nara diamlah!" Ucap Ar.
"Ayo Indri kita pergi saja." Grace dan Indri pergi.
"Bubar semuanya bubar, sebelum ada guru yang melihat." Ucap Ar.
Semua orang bubar tetapi Raja masih memperhatikan Nara dan Ar.
"Nara sudahlah lupakan hal ini jangan kau ingat lagi." Bujuk Ar yang melihat Nara masih dengan amarah di wajahnya.
"Dia yang memulai semuanya, lagian kemana lagi tuh si Anton brengsek dia yang cari gara-gara yang mengejarku. Aku mana mau sama cowok kaya si Anton itu emang resek." Nara masih marah.
"Sudah Nara sudah. Jangan begini kau ingat waktu SMP kau hampir di keluarkan gara-gara mukulin si Soni." Ujar Ar.
"Sudahlah jangan di bahas. Lagian kak Grace udah aku diemin sebulan masih aja kaya gitu." Nara cemberut.
"Nara kamu tanggungjawabku di sekolah, jadi plis aku mohon kamu nurut padaku dan jangan pernah lakukan ini lagi bertengkar dengan oranglain. Ini tidak baik untukmu ya pliss." Bujuk Ar.
"Oke baiklah, makasih pelindungku sudah selalu ada untukku." Senyum Nara.
Fika begitu aneh melihat Nara yang seperti punya 2 kepribadian bisa sangat lucu dan bisa sangat garang. Sekarang di hadapannya bisa dengan mudah tersenyum setelah amarahnya begitu memuncak.
"Ayo Fika kita ke dalam kelas." Ajak Nara.
Fika hanya menatap Ar heran dan Ar memberi kode untuk masuk ke kelas.
Ar membuang napasnya merasa lega. "huuuuhhh ...." Ar kembali ke kelasnya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Raja pada Ar.
⬇️⬇️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Intan Diamond
terima kasih sudah mampir 🥰
2021-08-27
0
Eiynn08
salam dari first love kakak thor.. dukung juga ya..😍
2021-08-26
1