Mira POV
Namaku Mira, hanya Mira. Itu nama yang diberikan seseorang yang sudah mengubah hidupku menjadi seperti sekarang.
Seseorang yang sempat aku benci dan ku takuti, namun setelah itu, dia berubah menjadi malaikat sekaligus setan yang selalu membayangi hidupku.
Aku berasal dari sebuah perkampungan kumuh di sebuah kota metropolitan di negaraku. Aku tinggal bersama Ibuku, yang bekerja sebagai buruh cuci, untuk para penghuni kawasan perumahan elit yang berbatasan dengan perkampungan tempat tinggalku.
Selain aku dan ibuku, Ayah dan kakak tiriku pun kadang pulang ke rumah kami. Ya, hubungan kami sangat tidak baik.
Masa kecilku, ku habiskan dengan menyaksikan penyiksaan demi penyiksaan yang dilakukan oleh ayahku terhadap ibu.
Sedangkan kakak tiriku, dia lebih seperti rampok bagiku dan juga Ibu. Setiap kali aku mengantar cucian bersih dan pulang membawa uang upahnya, dia selalu menghadangku di tengah jalan, dan merampas uang itu.
Aku selalu sendiri. Tak satu pun anak seusiaku yang mau dekat dengan ku. Sering aku mendengar orang tua mereka mengatakan, bahwa aku adalah anak dari seorang pelacur. Namun, aku yang saat itu masih kecil, tak terlalu peduli dengan omongan mereka, karena aku memang tak paham dengan maksud perkataan mereka.
Hingga pada suatu ketika, aku bertemu seorang gadis kecil seusiaku. Dia begitu baik padaku, mungkin karena aku pernah menolongnya saat ia tersesat dulu.
Dia juga sering mengajakku untuk main ke rumahnya, yang berada di komplek perumahan elit, tepat di samping kampungku.
Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang baik dan juga tampan. Dia begitu baik padaku, dan mengajariku berbagai hal yang sebelumnya tak pernah aku tau, termasuk menggambar sketsa.
Orang tua mereka pun begitu baik, dan sering memberikan aku pakaian bekas anak gadis mereka yang masih sangat bagus.
Hingga suatu malam, sebuah kejadian mengerikan menimpa keluarga itu. Aku kebetulan ada di dekat rumah mereka pada waktu itu, dan menyaksikan semuanya dari awal.
Entah keberanian dari mana, aku maju menghalau dan berusaha menolong anak laki-laki dari keluarga itu, hingga aku sendiri mendapat luka yang cukup besar dan menganga di pinggang belakangku.
Dan setelah kejadian malam itu, aku tak lagi bertemu dengan mereka, karena setelah aku tersadar di rumah sakit, mereka tak pernah lagi ku lihat. Bahkan, saat telah keluar dari rumah sakit, aku menemukan rumah mereka telah kosong. Mereka telah pergi entah ke mana.
Hingga kini, bekas luka itu masih jelas terlihat, dan selalu membayangiku atas kejadian malam itu.
MIRA POV END
Saat wanita cantik itu tengah termenung sambil sesekali menyesap puntung rokonya, lelaki yang tadi sedang tertidur di sampingnya, kini nampak bangun dan berjalan ke arahnya.
Dengan hanya memakai boxer, yang memperlihatkan perut buncitnya, dia berjalan mendekati wanita itu.
"Kenapa tidak tidur, sayang?" ucapnya sambil memeluknya dari belakang.
"Aku hanya terbangun karena mimpi buruk!" jawabnya tanpa merespon tindakan laki-laki itu, yang menciumi tengkuknya.
"Mimipi buruk itu lagi?" tanyanya, sambil melepaskan pelukannya dan beralih berjalan menuju sofa.
"Ehm ...," gumam wanita itu, sambil tetap menatap ke arah luar jendela.
"Apa kau masih penasaran dengan laki-laki itu, Mir?" tanya si pria kepada wanita cantik yang ternyata bernama Mira itu.
"Aku hanya bertanya-tanya, kenapa dia melakukan hal itu padaku!" jawab Mira, sambil menyesap lintingan tembakau di tangannya.
"Hem ... Baiklah! Terserah kau saja!" ucap laki-laki itu. "Namun, kau harus istirahat malam ini, untuk persiapan operasimu besok!" sambung si pria berperut buncit itu.
"Kau duluan saja, Thom! Aku masih ingin menghabiskan ini dulu!" ucap Mira sambil menggoyangkan jari yang mengapit rokoknya.
"Baiklah!" sahut pria bernama Thom itu.
Thomas Wiratmaja, seorang pria paruh baya, yang berusia hampir setengah abad. Dia adalah seorang pengusaha besar di bidang fashion yang terkenal di seluruh dunia.
Dia memiliki seorang istri keturunan belanda, yang hanya menyandang statusnya saja, namun tidak berperan sebagai layaknya seorang istri.
Hubungan rumah tangga mereka bisa dikatakan jauh dari kata harmonis. Bahkan di usia pernikahan mereka yang menginjak dua puluh tahun, mereka belum memutuskan untuk memiliki keturunan.
Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup sang istri yang cenderung acuh, dan gemar bermain dengan para pria penghibur.
Thomas tak begitu mempedulikan kelakuan sang istri, karena dia pun lebih senang menghabiskan malam dingin dengan ditemani para wanita bayaran.
Sedangkan dengan Mira, Dia memiliki hubungan yang rumit dengan perempuan bernama cantik yang selalu menghangatkan ranjangnya itu.
.
.
.
.
Sedangkan di tempat lain,
Di sebuah kamar, nampak dua orang tengah bergumul, mendaki kenikmatan nirwana.
"Faster!" perintah seorang laki-laki, yang sedang terengah-engah di bawah kungkungan seorang wanita penghibur.
Mereka nampak sedang berpacu dengan naf*su mereka yang menggebu. Si wanita nampak begitu lihai dalam permainan yang mereka mainkan, hingga sampai lah mereka pada puncaknya dan berakhir lemas bersama-sama, dengan peluh yang bercucuran dari badan mereka.
Si wanita berusaha mendekat dan menelusup ke dalam pelukan pria itu. Namun, belum sempat si wanita mendekat, pria itu terlebih dulu bangun, dan membalut tubuh bagian bawahnya dengan handuk, yang melilit dari pinggang hingga sedikit di atas lututnya.
Dia nampak mengambil dompet yang terdapat di dalam saku celananya yang tergeletak sembarangan di lantai.
Diambilnya beberapa lembar uang kertas, dan ia meletakkannya di atas nakas.
"Ambillah! Dan cepat pergi dari sini! Tugasmu sudah selesai!" ucapnya dingin.
Wanita itu nampak kesal, namun dia pun menuruti perkataan pria itu dengan tenang. Dia memunguti pakaiannya yang berserakan di penjuru ruangan, dan memakainya tanpa bersuara.
"Thanks for this night, Bieb!" bisik wanita itu sebelum pergi meninggalkan si pria.
Setelah wanita itu pergi, seorang pria dengan setalan jas hitam, masuk ke dalam kamar itu.
"Ada apa, Nick?" tanya pria yang masih mengenakan handuk itu.
"Maaf, Bos! Ada telepon dari Nyonya!" serunya, yang ternyata anak buah dari pria tadi.
"Kemarikan!" perintah pria itu kepada anak buahnya, yang bernama Nicholas, atau yang sering dipanggil Nick.
Nicholas pun memberikan sebuah ponsel kepada tuannya itu.
"Halo, Ibuku sayang!" sapa pria itu dengan suara yang terdengar hangat.
"Ar, kamu di mana? Kenapa dari tadi Ibu tak bisa menghubungi mu?" tanya wanita di seberang san yang tak lain adalah ibunya.
"Maaf, Bu! Aku tadi ada urusan!" jawab pria itu santai.
"Dasar anak nakal! Kenapa sampai nggak kasih kabar sama sekali? Ibu khawatir, kau tau?" gerutu sang ibu.
"Iya, aku minta maaf Ibuku yang cerewet! Sekarang sudah nggak khawatir 'kan?" tanya si pria itu.
"Baiklah, Ar! Tapi kamu jangan berbuat macam-macam lagi! jangan buat ibu pusing dengan berita skandalmu yang tak terhitung itu!" pesan sang ibu.
"Oh, ayolah! Itu semua bohong, Bu! kapan aku melakukan hal seperti itu? Ibu jangan percaya!" elak si pria itu.
"Ibu nggak mau tau ya! Kalau sampai ada berita seperti itu lagi, Ibu akan nikahkan kamu segera!" ancam sang ibu.
"Oh ... Tidak bisa Nyonya Aletta Wijaya! Aku akan kabur sebelum itu terjadi! Hahahaha!" kelakar si pria itu.
Dia lah Lingga Arya Putra wijaya. Seorang CEO muda dari sebuah raksasa bisnis di bidang retail terbesar di asia, Shine group.
Seorang pria yang dianugerahi wajah rupawan, tubuh yang ideal dan atletis, serta kecerdasan di atas rata-rata, ditambah statusnya sebagai seorang pangeran dari kerajaan bisnis milik keluarganya, membuat kehadirannya selalu digilai oleh hampir semua wanita yang ditemuinya.
Bahkan, tak jarang mereka rela melempar tubuh mereka, hanya untuk merasakan permainan cinta satu malam dengannya.
Seorang cassanova ulung, yang bermain dengan setiap wanita yang ditemuinya.
.
.
.
.
Jika kamu suka dengan ceritanya, silakan tinggalkan like dan komen di bawah ya😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak Mira
2024-10-09
0
💎⃞⃟🦋🅰𝐋𝙛𝙖𝙧𝙞𝙯𝙚𝙖༄㉿ᶻ⋆
ada kisah sedih c mira ya....cerita ni bagus ya...mantap💪💪💪
2022-04-10
2
Lisa Z
lah lah gimana, bukanya mira masih anak sekolah
2022-03-12
1