Abang Ganteng Itu
Karena Aisyah merasa Sabila sudah kelamaan membeli minuman pesanan nya tadi, dia pun mulai khawatir.
"Kemana tuh anak ya? Apa aku cari aja,takut kenapa-kenapa juga, ahh tapi mana mungkin, dia kan udah besar, haha, aku cari aja deh." gumam Aisyah.
Aisyah pun meninggalkan tempat nya menyusul teman nya yang tak kunjung kembali, setelah sampai di pasar buah, Aisyah celingukan mencari keberadaan sabila, satu persatu stand tak lepas dari pandangan mata nya.
"Ahh itu dia! Uuhh dasar,sempat-sempat nya ngobrol sama cowok!, aku susul aja deh!".
Aisyah pun melangkah bersamaan dengan Raihan yang mau berbalik dari stand penjualan buah. Bruuuuuk!!!
Mereka bertabrakan dan buah yang di beli Raihan jatuh berserakan semua. Pengawal yang sedari tadi memperhatikan sudah mau bergerak ke arah Raihan dan Aisyah, tapi dengan satu gerakan tangan Raihan, pengawal itu pun mundur kembali ke tempat nya semula.
"Maafkan saya Om!, saya gak sengaja." Aisyah pun segera membantu memasukkan buah yang berserakan itu ke dalam tas belanja.
Raihan masih diam saja tak mempedulikan gadis yang menabrak nya tadi, begitu dia kalau bertemu dengan gadis, mau gadis itu cantik, biasa atau biasa banget, mau manusia ataupun bunian tiba-tiba saja kekuatan diam dan cuek nya keluar.
Tapi entah ada angin apa yang pasti bukan angin ribut atau angin yang lain, ketika gadis itu mengangkat wajah nya untuk menyerahkan buah, perasaan aneh perlahan muncul di hati nya.
"Maafkan saya ya Om, saya benar-benar gak sengaja, saya buru-buru Om." Aisyah meminta maaf atas perbuatan tak sengaja nya itu, dia merasa sangat bersalah karena hampir semua buah itu kotor, mau di ganti juga gak mungkin dia lupa membawa uang.
Raihan langsung tersadar setelah pekerjaan aneh nya memperhatikan wajah gadis di depan nya ini selesai. Wajah manis dan teduh, hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik, senyum manis berlesung pipi. Ahh manis nya. Ucap nya dalam hati tanpa dia sadari muncul dengan sendiri nya.
Dia tak pernah begini lagi setelah 6 tahun lama nya, padahal banyak gadis lebih cantik dia jumpai, tapi yang ini berbeda, sampai dia pun kehilangan kata-kata.
"Mmm Om!" teriak Aisyah membuyarkan lamunan raihan.
"Eh.." Raihan tersadar dan kikuk. Tak pernah dia seperti ini bahkan pada klien yang susah di ajak kerja sama sekalipun.
Ahh kenapa jadi begini, dan apa itu tadi, dia memanggilku om, astagaaa. Batin Raihan.
"Mmmm maafkan saya ya Om, saya memang benar-benar gak sengaja, mau ganti juga saya gak bawa uang Om, hehe". Aisyah tersenyum sambil terkekeh kecil menampilkan gigi rapi putih dan lesung pipi nya.
Bisa-bisa nya aku becanda di saat begini, udah aku yang salah, kalau om itu minta ganti lebih dari itu gimana, hadoooh. Batin Aisyah.
"Kamu gapapa tadi kan? lain kali hati-hati ya".jawab Raihan sambil tersenyum tipis.
"Eh, saya gapapa Om, mmmm, makasih ya Om", jawab Aisyah dengan cepat.
"Iya tidak apa-apa", singkat Raihan menjawab. Takut salah tingkah dia nya.
"Kalau begitu saya permisi dulu Om",
Aisyah langsung lari aja tuh. Gak peduli ekspresi Raihan yang bingung melihat tingkah gadis yang baru saja berlalu dari hadapan nya itu.
Haaah, Raihan mendesah pelan dan tersenyum yang senyum nya itu sulit di arti kan, dan dia segera beranjak dari tempat itu berhubung senja sudah hadir menghiasi langit.
"Ini, kau bawa lah!" ucap Raihan memberikan buah-buahan yang dia beli pada pengawal nya.
"Bos baik-baik aja kan?"tanya pengawal yang bernama Bram itu khawatir.
Lebih khawatir lagi kalau dia di hukum oleh Rizi sekretaris pribadi bos nya. Rizi tak segan-segan menghukum atau pun memecat pengawal atau pegawai yang dirasa nya tidak becus dalam bekerja.
Rizi sudah di beri mandat oleh Almarhum Papa Raihan untuk selalu ada buat melindungi Raihan, selalu berada di samping nya sebagai teman dan sebagai penasihat jika ada masalah.
Peran Rizi untuk Raihan sangat lah besar. Karena Rizi merasa hutang budi kepada Papa Raihan ketika masih hidup, ketika ingin melayani dan mengabdi pada Papa raihan, Papa Raihan telah di panggil duluan oleh Yang Maha Kuasa. Maka itu sebagai rasa terima kasih nya kepada keluarga Wira Ali, di samping Raihan lah dia sekarang mengabdi.
"Apakah kau tidak lihat aku baik-baik saja?" kesal Raihan.
"Tapi kalau Pak Rizi tau?" agak takut pengawal itu bicara.
Ahh Rizi kau terlalu berlebihan. Batin Raihan.
Teringat Bram yang seperti nya khawatir, Raihan pun menenangkan nya.
"Lihat aku tidak apa-apa, aku hanya di tabrak gadis kecil tadi". Sambil tersenyum dia bicara gitu.
Bram adalah teman masa kecil Raihan. Raihan mempekerjakan nya karena keluarga nya tertimpa kesusahan. Dia ingin memberikan uang waktu itu, tapi bram menolak nya dan berkata kalau dia bukan lah peminta-minta, dia ingin pekerjaan halal, dan akhir nya bram menjadi pengawal pribadi Raihan.
Kalau berbicara dengan Bram, Raihan bicara dengan santai seperti layak nya teman. Bram juga seperti itu, tapi semenjak dia di tegur oleh Rizi, dia pun lebih berhati-hati bicara pada Raihan, walaupun Raihan risih di panggil tuan oleh nya.
Bram sangat istimewa bagi Raihan karena dedikasi dan pengabdian nya pada Raihan. kalau pengawal lain sekali di lirik oleh Raihan langsung ciut dan tidak berani menatap Raihan. Entah karena wibawa nya atau apa yang pasti Raihan ini orang nya gak galak loh.
Maka nya pengawal lain sering diberi tugas oleh bram sebagai kepala pengawal atau pun Rizi sekretaris pribadi Raihan.
"Bos, ijinkan saya yang menyetir." pinta Bram pada Raihan.
"Apa kau bodoh atau gimana, kan aku sudah bilang aku ingin nyetir sendiri!".
"Eh maafkan saya bos."
Tiba Raihan mau membuka pintu mobil, suara adzan terdengar dari musholah yang ada di taman kota tersebut, Raihan langsung segera masuk ke dalam mobil dan menutup nya, lalu dia mengambil baju ganti yang sudah tersedia di mobil, kan gak mungkin dia sholat pakai baju yang sudah banyak keringat karena habis lari tadi. Ahh Rey kamu idaman banget, hehe.
Setelah selesai dia pun bergegas keluar mobil dan langsung melangkahkan kaki ke musholah.
"Bos, bos mau kemana?" tanya Bram heran karena tuan nya tidak jadi pergi padahal sudah masuk mobil tadi.
"Kau dengar itu suara apa?" tanya Raihan dengan tegas.
"Mmm suara adzan bos."
"Kalau adzan sudah terdengar tanda nya apa?" tanya Rey lagi.
"Sholat bos!". Semangat Bram menjawab seakan-akan baru mengikuti kuis saja.
"Kalau begitu ayo kita sholat bersama!". Ajak Raihan yang langsung meninggalkan Bram.
Karena Bram tidak bergeming raihan langsung berkata, "kalau kau tidak sholat, lalu 2 menit lagi Malaikat Izrail menjemput mu bagaimana?".Raihan langsung berlalu begitu saja.
"Eh.." Bram pun kehabisan kata-kata dan langsung menyusul tuan nya.
Istimewa sekali anda bos, sudah tampan, kaya, sholeh lagi, hmmm masalah nya, hati nya belum terbuka pada wanita, semoga ada wanita sholehah yang mampu membuka hati mu Rey. Batin Bram
Sementara di teras musholah,
"Kenapa lo gak bilang Ai, ya ampun!, kan bisa gue bantuin tadi bilang maaf sama om itu!". Sabila mengomel seperti emak-emak kehabisan gas di saat prosesi masak sedang berlangsung.
" Ya Salam Sabila!, kalau cuma minta maaf juga gue jago kali, lagi pula om itu juga gapapa, tapi tadi dia sempat bengong ngelihatin gue, apa segitu marah nya kali ya?", Aisyah menerka-nerka kenapa om itu sampai terbengong sendiri tadi.
"Haha hayo lah lo Ai, maka nya duduk diam aja tadi," Sabila pun tertawa keras.
"Ini juga kan salah elo Bil, gue kan nyusulin elo tadi yang lagi TP-TP sama cowok yang jual cilok itu!", Aisyah kesal sambil memanyunkan bibir nya.
"Haha, iya-iya salah gue, maaf yo!". Sabila sudah minta maaf tapi tidak berhenti tertawa seakan-akan mengejek kepolosan sahabat nya ini. Nabrak om-om yang baru beli buah, gitu lah ejek nya.
"Udah adzan, ayo sholat habis itu pulang yuk, badan ku rasa nya sakit semua, lagi pula besok kita harus berangkat pagi-pagi kan?". Ajak Aisyah.
"Iya Ai, ya udah ayo!".
Mereka pun bergerak hendak ke tempat wudhu, tiba-tiba..
"Bilaaaaa!" ternyata Bram yang memanggil, Bram seperti nya ingat kepada Sabila tapi tidak pada Aisyah, padahal mereka ini bertetangga, mungkin karena perubahan pada Aisyah yang jadi lebih manis.
Aisyah dan Sabila pun menoleh, begitu juga Raihan. Dan Raihan pun terkejut melihat siapa yang di panggil,
itu bukan nya gadis yang tadi, lalu siapa yang bernama Bila?. Batin Raihan.
"Eh itu kayak Bang Bram?" Sabila coba-coba mengingat karena sudah lama mereka tidak bertemu dengan Bram semenjak Bram bekerja pada Raihan dan jarang pulang ke rumah.
"Iya itu Bang Bram, astagaaaa!" tiba-tiba Aisyah langsung terdiam dan kaget sambil menutup mulut nya karena ada 'Om' yang di tabrak nya tadi di pasar buah berjalan di depan Bram.
"Kenapa Ai? ada apa?" Tanya Sabila heran karena tadi Aisyah sumringah kenapa jadi seperti orang kaget gitu?
"Itu om yang gue tabrak tadi,mati gue, apa dia bakalan minta ganti rugi, tapi tadi dia kan udah maafin gue! terus kenapa dia bisa sama Bang Bram?.. astagaa, apa dia teman Bang Bram, bla bla bla." panjang lebar Aisyah menjelaskan kekhawatiran nya.
Sabila melongo bengong seperti terbodoh dengerin Aisyah yang mirip orang lagi pidato.
Dan tiba-tiba Sabila langsung terkesiap karena yang di bilang 'Om' oleh Aisyah itu tampan nya ulala.
"Ya ampun, kalian udah pada besar ya, seingat Abang dulu masih bocah!" Bram pun tertawa mengingat kedua bocah yang dulu masih main masak-masakan sekarang menjelma menjadi gadis remaja,
"Lo Ai kan?". Tanya bram kepada aisyah karena dulu seingat nya wajah nya tak begini, memang dulu sih sudah manis, sekarang lebih bertambah manis lagi.
"Eh iya bang, ini aku ai bang!".
"Wah makin aja ya ai!". Balas bram sambil tersenyum lebar.
Raihan yang dari tadi memperhatikan mereka pun hanya diam dan sesekali curi-curi pandang pada aisyah.
Oh nama ny ai, hmmm kenapa pendek sekali nama nya?, apa itu cuma nama panggilan nya saja?, ahh kenapa aku jadi bertanya-tanya begini. Batin raihan.
Karena merasa di perhatikan oleh raihan, aisyah pun jadi kikuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nita Anjani
haha aiy aiy,bikin babang Raihan,jd gr aj
2022-10-07
0
Lizaz
udh kesemsem aja si Raihan 🤭
2022-01-26
0
Erna Queena
Ciee.. Pinisirin dia.. 😊
2022-01-24
0