"Yakin ni gak mau aku antar?".
"Gak deh dit, makasih."
"Oke deh say, aku duluan ya,daaaah."
" dadah say,hihi."
Adit pun sudah berlalu. Aisyah pun berjalan ke depan untuk menunggu angkutan umum.
Tidak lama mobil raihan lewat melewati aisyah. Raihan yang dari tadi lelah mencoba membuka mata nya melihat-lihat sore yang ramai ini, entah kenapa dia begitu, biasa nya juga dia ketiduran kalau sudah menutup mata ketika di mobil.
Di sapu nya jalanan itu dengan pandangan mata nya. Dan deg sepasang mata nya terkunci melihat gadis yang sudah membuat dia tidak tidur semalam.
Ai, sedang apa dia disitu?. Batin raihan.
"Ada apa bos?" Tanya rizi.
"Mmm tidak apa-apa." sambil terus menatap aisyah yang di lewati nya.
Mobil pun terparkir di parkiran gedung. Mereka pun memasuki lift dan menekan lantai paling atas.
"Apa yang terjadi hari ini?"
raihan pun membuka berkas-berkas yang ada di atas meja.
"Anak-anak magang itu datang hari ini rey"
"Mana berkas mereka?"
Rizi pun mengambil berkas dan menyerahkan nya pada raihan. Dan dibuka nya berkas itu.
Aisyah Rachel, umur 21 tahun, hmm cantik ya nama nya seperti orang nya. Batin raihan.
Rizi yang sedari tadi memperhatikan merasa aneh melihat raihan yang senyum-senyum dan manggut-manggut.
"Zi, besok tugas kan dia untuk menjadi asisten ku!"
Di campak kan nya berkas itu. Rizi langsung membuka nya.
"Tapi dia mahasiswa magang rey?"
"Aku gak mau tau! Aku mau besok dia sudah ada di depan ku!"
Di amati nya berkas yang berisikan biodata dan pas foto itu,
Ada apa dengan anak ini, kenapa rey sampai tertarik?. Batin rizi
"Ayo pulang!" Perintah raihan.
Sementara aisyah sudah berhenti di pasar buah, tadi pas lagi di angkot, mama nya menitip buah pir, segera dia beli dan selesai. Dia pun berjalan ke arah rumah nya yang tidak jauh dari pasar buah itu. Tiba-tiba ada anak kecil yang sedang menangis, seperti nya dia sedang kelaparan, aisyah pun langsung mendatangi nya.
"Ada apa dek?, kenapa kamu nangis?" Tanya
aisyah sambil berjongkok di hadapan anak itu.
" aku lapar kak".
Mendengar itu aisyah langsung iba. Di keluarkan nya roti yang ada di dalam tas ransel nya. Diberikan nya kepada anak itu.
Mobil raihan melintas di depan taman, lagi-lagi mata raihan melihat pemandangan indah menurut nya.
"Hentikan mobil!"
"Baik tuan.
"
Mobil berhenti, lagi-lagi rizi terheran-heran, tapi setelah tahu apa penyebab nya, rizi hanya diam saja dan memperhatikan lelaki di sebelah nya ini.
Seperti nya itu anak magang yang nama nya aisyah?. Batin rizi.
"Ini dek, kakak ada buah, dan ini.." aisyah mengambil uang jajan nya dan di serahkan nya kepada anak itu.
"Maaf ya dek, gak seberapa, tapi ini cukup untuk membeli nasi."
"Alhamdulillah, makasih banyak ya kak."
berbinar wajah anak itu, lebih berbinar lagi yang memperhatikan dari dalam mobil.
"Sama-sama dek, hati-hati ya" Ucap aisyah sambil mengusap kepala anak itu.
Aisyah lalu melanjutkan perjalanan ke rumah nya.
Raihan tersenyum melihat pemandangan indah tadi,
Sudah cantik, sholehah, suka memberi lagi, haaah bidadari tak bersayap. Batin raihan.
"Seperti nya kau tertarik pada nya ya rey?"
Tiba-tiba raihan langsung tersentak. Dan tanpa menjawab pertanyaan rizi, raihan langsung menyuruh supir nya untuk jalan.
Sepanjang jalan, raihan hanya menatap jendela. Sedang rizi berpikir.
Apakah rey sudah mulai membuka hati nya?
Tapi siapa aisyah itu?, setau ku dia cuma anak magang, tapi aku bahagia kalau rey sudah mulai membuka hati nya lagi. Batin rizi
Malam pun datang, setelah menunaikan kewajiban nya, raihan pun merebahkan diri nya. Tiba-tiba dia teringat, kalau dia tadi mengambil foto seorang gadis, ya siapa lagi kalau bukan aisyah. Langsung di cari-cari nya foto tadi, ah dapat.
Setelah itu kembali dia menjatuhkan diri nya ke atas kasur. Dipandangi nya foto itu, di usap nya sebentar. Tak pernah raihan seperti ini, bahkan pada mantan nya dulu.
"Ya Allah, seperti nya aku suka pada nya, tapi dia suka tidak ya pada ku yang sudah berumur ini?" Menghela nafas dia.
Rasa takut patah hati lagi kadang datang menghantui nya, tapi percayalah, setelah mantan tunangan nya itu, cuma aisyah yang mampu mencuri hati nya dari pandang pertama. Tapi gak segila ini, sampai mengambil foto aisyah segala lagi.
"Baik lah, aku akan berusaha,semangat!, langkah awal adalah mendekati nya,semangat!".
Lalu dia mengambil dompet nya dan memasukkan foto aisyah ke dalamnya. Dan raihan pun memejamkan mata nya.
Keesokan pagi nya, raihan pun bersiap-siap. Dia
lalu bercermin.
"Ah raihan, kau selalu ganteng! Perfect!,
Hari ini misi ku mendekati nya,semangat!". Sambil mengepalkan tangan nya ke udara, semangat gitu maksud nya.
Semangat sekali dia menuruni tangga, tak di pedulikan nya mama nya. Raihan tahu, ujung-ujung nya membahas perjodohan lagi, pusing dia. Di depan, rizi sudah menunggu,
"Ayo zi, aku tidak mau terlambat!".
"Ehem, apakah ini karena aisyah?". Tanya rizi mengedip-ngedipkan mata nya. bikin raihan merinding.
"Kau tidak dengar,aku tidak mau terlambat!" kesal dia sudah.
Rizi pun langsung membukakan pintu untuk raihan. Dan mereka langsung berangkat menuju gedung wira utama grup.
Di kantor, tiga sekawan ini sudah di landa kebingungan, sebaik sampai tadi mereka sudah di beri info oleh ibu sinta, tapi kenapa hanya aisyah yang di jadikan asisten presdir?, tapi lagi-lagi dua sejoli, sabila dan adit mengucap syukur, bersyukur karena bukan mereka yang di pilih. kan beban pekerjaan asisten presdir pasti lebih banyak. Dasar mereka itu. padahal ya sama aja, mereka bakalan disuruh-suruh juga.
"Lo semangat ya ai, insya Allah semua pasti lancar" Sabila menyemangati.
"Aku selalu di belakang mu ai". Adit lebih semangat.
"Ya elah dit,sekali-kali lo lah yang di depan lah, dasar cemen!".
"Eh dasar ya mulut mak lampir, tobat lo sana!". Balas adit tak mau kalah.
"Astaghfirullah kalian ini!, jodoh baru tahu!". Aisyah kesal.
"Iihh ogah!".jawab sabila dan adit bersamaan.
"Haha, kira-kira yang di lakukan asisten pribadi presdir itu ngapain ya woi, takut melakukan kesalahan gue!".
"Paling cuma buat kopi aja ai,". Sabila menjawab.
"Pasti disuruh pijit-pijit nanti,eh uuppss." Adit langsung menutup mulut nya. Secara reflek sabila memukul lengan adit.
Astaga, tapi kalau memang iya disuruh pijit-pijit, aku tolak aja deh, masak iya asisten presdir kerja nya mijit-mijit?. Batin aisyah
Ditengah bincang-bincang mereka, bu sinta datang, mengatakan bahwa presdir datang terlambat di akibatkan kemacetan parah di jalan. Setengah jam sudah berlalu, belum ada tanda-tanda kedatangan presdir. Aisyah lalu memutuskan untuk sholat dhuha di musholah yang ada disekitaran kantor.
"Gue ke bawah dulu ya, mau dhuha dulu."
"Oke ai, hati-hati ya."
Aisyah pun meninggalkan mereka. Dan menuju musholah. Lalu dia pun menunaikan sholat dhuha, mungkin dia butuh ketenangan agar grogi nya hilang saat menghadapi bos besar nya nanti.
Mobil raihan pun sudah sampai di pelataran parkir gedung, sepanjang perjalanan tak henti-henti nya dia mengomel. Lama dia sampai kantor kan jadi nya. Karena dia berangkat pagi juga karena sudah ada maksud dan tujuan nya.
Rizi pun membukakan pintu mobil, raihan keluar dan langsung membanting pintu dengan keras.
"Kau duluan lah!"
Rizi mengernyit, mau kemana lagi anak ini pikir nya.
"Aku tidak kemana-kemana, aku hanya ingin dhuha sebentar!". Raihan langsung pergi meninggalkan rizi.
Istimewa sekali kamu rey. Batin rizi.
Setelah selesai melaksanakan sholat sunat tersebut, raihan pun duduk di teras untuk memakai sepatu nya, musholah pagi ini sunyi, karena biasa nya ramai pas sholat dzuhur dan ashar saja. Itu pun bagi karyawan yang mau melaksanakan sholat.
Aisyah keluar dan hendak memakai sepatu nya, tak sengaja melihat raihan lagi pakai sepatu.
Astaga, om ini kok bisa disini?,
mmm, aku sapa aja lah, hitung-hitung membayar rasa bersalah ku waktu itu, hehe. Batin aisyah.
"Assalammu'alaikum om,"
"Wa'alaikumsalam." Jawab nya tanpa menoleh karena dia sibuk dengan sepatu nya.
"Mmm, om kerja juga disini ya?" Aisyah bertanya lagi.
Om? Tiba-tiba raihan tersentak dan langsung menoleh, pandangan mereka bertemu, aisyah tersenyum manis pada nya. Deg deg, berdebar-debar jantung raihan, saking berdebar nya, raihan reflek memegang dada nya.
"ada apa om? apa om sakit?kok megangin dada nya terus?" Tanya aisyah khawatir.
"Eh gak ada apa-apa kok dek, adek lagi apa disini?" raihan pun mencoba tersenyum agar grogi nya tertutup.
"Aku lagi magang disini om, om kerja juga disini ya?"
"Hehe, iya". Sambil mengusap-ngusap rambut belakang nya.
"Oh iya, kenalin nama abang raihan".
"Hehe, jadi abang manggil nya ya? biar awet muda ya om, hehe".
"Hehe iya dek, panggil abang aja ya biar awet muda".
"Oke deh bang, nama ku aisyah bang, panggil ai aja." tersenyum manis aisyah, lagi-lagi jantung raihan hampir copot.
"Mmm dek, abang duluan ya, abang udah terlambat". takut pingsan dia, lebih baik pergi duluan saja, begitu pikirnya. Entah kemana kekuatan nya hari ini.
"Eh iya bang, ai juga baru ingat, presdir udah datang belum ya, hari ini ai jadi asisten pribadi nya bang".
Ahh jadi aisyah belum tahu kalau aku presdir nya, menggemaskan sekali.
"Ya udah abang duluan ya".
"Iya bang".
Aisyah pun langsung memakai sepatu nya dan langsung naik lagi ke lantai atas gedung. Dia pun singgah dulu ke ruangan teman nya.
"Ai, lo kemana aja, kenapa lama banget?"
"Gue tadi jumpa sama om yang gue tabrak waktu itu bil,"
"Loh om itu kerja disini juga?, wah bisa dong minta nomor hp nya," sabila semangat sekali dia.
"Hussh sembarangan, ya udah gue ke ruangan presdir dulu ya, doain gue keluar hidup-hidup".
"Astaga, memang lo mau perang?"
"Haha, mana adit?, jagain pacar lo tuh, haha". Aisyah langsung saja berlari sebelum sabila mengomel tak jelas.
Aisyah pun langsung ke ruangan presdir setelah bertanya pada bu sinta dimana ruangan nya berada.
"Ah itu dia, semangat ai, bismillah".
Tok..tok..tok..
"Masuk!" teriakan dari dalam.
Pelan aisyah membuka pintu, disapu nya ruangan itu dengan pandangan nya. Ternyata ada rizi duduk di sofa sambil berkutat dengan laptop nya.
Apa itu pak presdir nya ya?
Mudah-mudahan tidak galak bismillah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nn sy
siapa kah Aisyah?
2022-01-30
0
Hanna Devi
bener² wanita idaman nih 😍
2022-01-24
1
Esa Aurelia
semangat ya kak..
2022-01-24
1