Kesempatan Terakhir Pernikahanku
Harumi berjalan seorang diri ditengah derasnya hujan tepat di Kota Kelahirannya, Harumi Nayaka itulah Nama ku yang setiap pertama kali orang lain mendengarnya akan langsung memastikan jika aku adalah perempuan berdarah Jepang.
Benar, aku ber usia 30 tahun yang lahir dari rahim seorang Wanita berkebangsaan Jepang dengan ayahku yang seorang Pelaut keturunan Inggris.
Aku di usia yang mungkin sudah bukan usia Remaja lagi, berjalan sendu dengan wajah muram menundukkan kepala ditengah rintik hujan yang jatuh deras di kepala dan tubuhku hingga membasahi seluruh bagian diriku tanpa celah.
Berpakaian sederhana kaos putih polos panjang selutut dengan jeans ketat panjang semua habis basah dan sangat dingin merasuk dengan bebasnya kekulit tubuhku yang mulai menggigil.
Perlahan aku berjalan dengan tujuan yang tak jelas, yang hanya membawa tas berisikan handphone dan uang yang tak seberapa cukup untuk perjalanan jauh dan secarik kertas yang tak henti-hentinya kugenggam selama perjalananku melintasi jalan raya yang tampak sunyi itu dikarenakan hujan deras yang membasahi seluruh Kota Bristol, Inggris.
"Aku ingin menyalahkan diriku sendiri karena tak akan pernah bisa menjadi istri yang baik untuk Anton" batinku yang terus berucap dan selalu terngiang dalam benakku bagaimana tidak sempurnanya aku.
Kulihat jarum jam pada jam tangan ku yang terlihat samar samar akibat air hujan, waktu sudah menunjukkan jam 5 lewat 25 menit sore hari menjelang petang.
Tanpa kusadari sudah hampir 1 jam aku berjalan kaki tanpa arah tujuan diguyur hujan deras tanpa pelindung apapun seperti payung ataupun jaket yang menutupi diriku.
"ini memang pantas aku terima karena kekuranganku karena ketidaksempurnaanku sebagai istri" batinku bergejolak sepanjang perjalananku yang tak jelas.
Sampai akhirnya tanpa kusadari samar-samar dari kejauhan kuliat sorot cahaya lampu sebuah mobil menghampiriku dengan cepatnya semakin mendekat dan terus mendekat kearahku.
Membuat kedua mataku semakin tak jelas melihat arah cahaya itu karena silau nya yang begitu terang, kucoba menaungi kedua mataku dengan satu tanganku agar memudahkanku melihat seseorang dibalik cahaya itu, tapi tiba-tiba ada suara tak asing terdengar dibaliknya.
"Rumiiiiiii" suara teriakan serak seorang laki-laki yang sangat tidak asing buatku.
"Anton, Anton"balasku dengan terisak menangis menatap wajah laki laki yang berada dibalik cahaya itu. Benar sekali, lelaki dibalik cahaya itu yang turun dari mobil dengan tergesa gesa berlari menghampiri ku, dia Adalah Anton Riandra Suamiku, suamiku yang sudah menemaniku selama 4 tahun pernikahan Kami.
Dengan sigap dia berlari dan langsung memelukku, tanpa memperdulikan tubuhnya yang ikut basah akibat hujan. Anton tak menyadari saat itu dirinya tak menggunakan pelindung hujan apapun sama sepertiku.
"Rumiii, pulanglah" bisiknya pelan ditelingaku dengan tetap memeluk tubuhku yang hanya setinggi 149cm dibandingkan dengan dirinya yang jauh lebih tinggi, berbadan besar tegap dan sangat bidang, bisa kurasakan detak jantungnya berirama sangat cepat dan tak beraturan.
Melepas pelukannya, Anton langsung menarik tanganku dengan sigap membawaku masuk ke dalam mobil yang masih dalam kondisi menyala dengan lampu yang masih terus menyorot ke arah jalan.
Di dalam mobil, kami berdua hanya diam dan tidak mengatakan satu patah kata pun, sampai keheningan itu pecah setelah Anton mulai memegang tanganku sambil terus menjalankan mobil dengan satu tangan yang masih memegang kendali, pandangan matanya sesekali melihat ke arahku kemudian kembali fokus melihat kearah jalan didepannya.
Aku hanya bisa termenung melihat kearah depan jalan dengan pandangan kosong yang tak kupahami. Secarik kertas yang masih ku genggam erat ditanganku, mulai mengingatkanku kembali tentang kejadian 3 jam yang lalu sebelum ini terjadi.
"apa yang kau inginkan sayang ?" tanya Anton yang tetiba membuyarkan lamunanku. Pandangan Anton masih tertuju didepan jalan dengan tetap memegang kendali mobil tapi kali ni kedua tangannya sudah menggenggam setiran.
Aku mulai menundukkan kepala tanpa mengucapkan sepatah kata, karena tidak sanggup menjawab pertanyaan Anton. Pertanyaan singkat darinya membuatku terdiam berat untuk menjawabnya.
Mobil kami masih terus menerobos kencang membelah hujan yang semakin deras melaju melintasi jalan Kota Bristol yang masih tampak sunyi dan hanya sesekali kulihat mobil lain melintasi jalan.
"kita mau kemana ?" tanyaku balik tanpa menjawab pertanyaan Anton sebelumnya.
"aku akan membawamu ke Hampton" jawab nya yang langsung berbalik menatap ku dengan sorotan mata tajamnya.
"Hampton Hotel ?" balasku dengan kebingungan dan penuh pertanyaan.
Anton tidak balik menjawab pertanyaanku, dia hanya terus memandang lurus ke depan seolah tak menyadari yang kutanyakan.
Anton Riandra dan diriku sudah mengarungi pernikahan selama 4 tahun, kami hanya berdua karena sampai sekarang kami masih belum di karuniai momongan.
Kami pertama kali bertemu di dunia pekerjaan, dulunya aku adalah pekerja paruh waktu yang ditempatkan sebagai staff bagian personalia di sebuah Perusahaan yang bergerak dibidang Arsitektur sambil menyelesaikan Kuliahku di New York.
Anton ketika tu bekerja sebagai Kepala bagian Personalia, dia sudah bekerja selama 8 tahun di perusahaan tersebut.
Anton Riandra adalah lelaki bertubuh atletis keturunan Indonesia Amerika, berwajah tampan, dengan tubuh yang bidang tinggi 186cm, jika diperhatikan wajah Anton lebih mengikuti ibunya yang turunan Amerika dibandingkan Asia, bermata coklat dengan rambut yang selalu rapi ketika bekerja.
Suamiku Anton sangat menyayangi ibunya yang merupakan keturunan Amerika sekarang bermukim di London seorang diri setelah sepeninggalan Ayah Anton yang meninggal dikarenakan kecelakaan Beruntun sekitar 10thn lalu di New York.
Anton memiliki Ameera Kakak Perempuan satu-satunya yang sekarang hidup di New York bersama suaminya Robert dengan kedua anak perempuannya.
Setelah kami memutuskan untuk menikah, secepatnya aku menyelesaikan kuliah Strata 1 ku yang sudah sangat ketinggalan di bidang Desain Grafis dan Resign dari pekerjaanku sebagai staff di Perusahaan tersebut.
Enam bulan pernikahan kami, Rezeki kami mulai perlahan lahan semakin meningkat, Anton diberikan kesempatan besar yaitu Kenaikan Jabatan sebagai pemimpin Direktur Utama Cabang Baru Perusahaan tempat dia bekerja di kota Bristol, Inggris.
Aku sangat bahagia karena keberuntungan itu membuatku bisa kembali ke kota kelahiranku Bristol. Aku mulai menyibukkan diri membuka usaha kecil di sini, sebuah Toko Bunga di pinggir jalan yang tempatnya kubeli dari hasil tabunganku.
Ayah dan Ibuku sekarang tinggal tidak jauh dari rumah ku dengan Anton. Aku memiliki dua adik Laki-Laki Takeru yg berusia 24 thn dan si bocah Ben yang ber usia 10thn.
"sudah sampai" jelas Anton sambil dengan cepat mematikan mesin mobil, melepas safetybelt dan segera membuka pintu Mobil.
Aku langsung terkejut ternyata memang benar suamiku membawaku tepat didepan Hotel Hampton. Entah apa yang ada dipikiran Anton hingga membawaku ke sini.
Dengan ragu-ragu aku membuka pintu mobil, dan mulai melangkah keluar, baju celana masih belum kering akibat hujan, tapi cuaca petang saat itu terlihat hujan mulai mereda sedikit demi sedikit.
"kenapa kita tidak ke rumah saja" tegasku kepada Anton yang sedang fokus mengunci alarm mobil.
"Ikutlah, apa kau tidak lihat tubuhmu dengan ku basah dan aku sudah tidak nyaman dengan kondisi tubuh basah seperti ini" jawab Anton yang langsung menarik tanganku dengan tegas menuju lobby hotel hingga masuk ke lift menuju lantai 27.
Ketika di dalam lift, dengan paksa Anton mendorongku hingga tersandar di dinding lift dan menciumku dengan penuh gairah, yang saat itu hanya kami berdua di dalamnya.
Bibir Anton menekan paksa bibirku hingga membuatku sulit bernafas, lidahnya mulai bermain main di arena seluruh dalam bibirku, dia memeluk erat, seolah aku akan lepas darinya. Tapi dengan Refleks aku mendorong tubuh bidang Anton untuk melepaskan ciuman nya dariku melepaskan pelukan kuatnya.
"Lepaskan akuu" tegasku sambil terus berusaha melepas kan diri.
Ting
Akhirnya pintu lift terbuka perlahan, sehingga Anton mulai melepaskanku dan menarik tanganku keluar lift yang telah sampai di Lantai 27.
*Jangan Lupa Vote ya 🥰
Dukung Author dengan Vote, Like dan Juga Koment
Thank You
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Jans🍒
mampir bawa like kak
2022-02-03
1