Dengan langkah cepat Anton berjalan menuju Kamar 2719 sambil tetap menarik tangan kiriku, aku yang mulai lelah dan penuh kebingungan bekecamuk dalam diriku.
"kenapa kau membawaku ke sini, Anton ?" tanyaku sambil menatap punggung tegap nya dari belakang.
Tapi Anton tak menjawab sepatah kata pun, sampai didepan kamar, dia langsung membuka pintu, mengaktifkan Lampu, Ac dengan kartu kamar tersebut. Dengan kasar Anton melemparku langsung ke atas Tempat tidur.
"Layani aku Rumiiii" titah Anton sambil menatap tajam mataku dan memulai melepas kancing kemeja Hitamnya yang masih terlihat sedikit basah.
Ini pertama kalinya aku melihat wajah suamiku yang dulu begitu hangat, sekarang berubah begitu penuh amarah. Rambut Anton yang hitam kecoklatan terlihat agak mengkilap karena masih basah akibat hujan.
"cukuuuuup Anton" teriak ku
"aku suami sah mu, apa salah aku meminta hak ku" balas Anton dengan keras yang sudah selesai membuka kemejanya dan terlihat hanya tubuh atletis nya yang sangat mempesona bagi hampir semua wanita
Aku terdiam sejenak, menatap kedua mata suamiku yang dipenuhi amarah yang mulai tidak terkendali. Mataku mulai kabur akibat air mataku yang sudah tidak terbendung. Sampai akhirnya aku teringat secarik kertas yang masih ada di genggamanku.
Kulemparkan kertas yang sudah basah itu di hadapan Anton, tapi dia sama sekali tidak memperdulikannya. Suamiku sangat tau pasti bahwa kertas itu adalah Surat Perceraian yang belum ditanda tangani Anton.
"Apa yang kau inginkan Rumi ?" tanya Anton kembali dengan menurunkan volume suaranya.
"aku bukan istri yang sempurna Anton, aku tau kau sangat menderita sebagai suami, lebih baik kita berpisah" dengan terisak penuh tangis menjawab pertanyaanya
"inikah yang kau inginkan, rumi ?, menjadi Janda adalah pilihan terbaikmu daripada melayani suamimu" jawab keras Anton hingga membuat ku membeku.
Flashback
Aku memahami bagaimana Pernikahan yang begitu rapuh ini tidak akan bisa berjalan mulus. Aku memiliki Rahasia Terbesar dalam pernikahan kami, Anton sangat mengetahui itu.
Aku dan Anton berpacaran singkat hanya dalam kurun waktu 5bulan, Anton pria yang sangat baik, penuh kehangatan walapun dia bukan tipe yang sangat romantis, tapi dia sangat posesif padaku.
Selama kami berpacaran, Anton menghargai aturanku, aku tidak ingin berhubungan badan sebelum menikah. Walaupun aku tau Anton saat itu berusia 31thn, usia dewasa yang memilik hasrat tinggi terhadap wanita. Tapi dia rela menahannya demi menghormatiku, kami hanya sebatas berpelukan dan hanya beberapa kali dia memberi kecupan di bibirku.
Sampai saatnya, Anton mulai memiliki keinginan menikahiku dengan bertemu langsung kedua orang tuaku di Bristol. Ayah dan Ibu tanpa berfikir panjang langsung menerima kehadiran Anton di tengah tengah keluarga kami. Anton sangat pandai mengambil hati kedua orang tuaku dan mudah dekat dengan kedua adikku.
Acara Pernikahan kami dilaksanakan 2bulan setelah dia melamarku, Acara Pemberkatan kami berlangsung sangat sederhana di Gereja St Nicholas, Bristol yang hanya dihadiri keluarga dan kerabat terdekat.
Aku yang mengenakan Gaun Putih sederhana dengan potongan mermaid dibagian bawahnya dihias beberapa manik dan pernak pernik cantik yang menempel dibagian depannya, sangat kagum dengan hasil desain gaun pernikahanku yang dibuat langsung oleh ibuku yang juga dulunya dia adalah seorang desainer Gaun Pengantin.
Sahabatku Andrea dengan sukarela mau membantu mempersiapkanku. Mengubah penampilanku bak seorang Putri. Bakat kecilnya dalam dunia makeup mampu menjadikanku Pengantin paling cantik di hari spesialku.
Andrea menyesuaikan tatanan rambutku dan riasannya dengan kepribadianku. Dia sangat mengenalku, aku sangat senang hal yang simpel dan sederhana.
"Harumi kamu cantik sekali, gaun putih ini sangat cocok dengan kulit putih dan rambutmu yang hitam" ucap manis Andrea sambil tersenyum bahagia menatapku dicermin.
"Aku gugup Andrea, perutku lemas sekali. Kaki dan tanganku gemetar" jawabku terbata bata
"Jangan panik Rumi, kau sebentar lagi akan menjadi Istri Anton, Kalian pasangan yang sangat serasi, Anton sangat tampan dan kau cantik. Kuharap kau segera memiliki momongan yang rupawan seperti ayah dan ibunya." kata hangat Andrea selalu membuatku tenang.
Andrea Benedict adalah sahabatku sejak SMA, dia gadis baik,pemalu, dan sangat menyukai dunia Seni Rupa.
Andrea sudah menikah lebih dulu dariku, dia memiliki seorang putri cantik ber usia 2tahun, dan suaminya Marco Benedict bekerja sebagai Staff Keuangan di sebuah Bank Ternama di Bristol. Hidupnya sederhana tapi Andrea sangat bahagia, mereka keluarga kecil yang selalu menginspirasiku.
*tok
tok
tok*
Suara ketukan pintu itu membuyarkan suasana kamar pengantin yang begitu tegang hingga membuatku terkejut.
Aku mulai semakin cemas, campur aduk hingga membuat kepalaku sedikit pusing, dan perutku terasa mendidih.
Andrea perlahan membuka pintu kamar, terlihat Ayahku Harry berdiri tegap sambil tersenyum bahagia menatapku, Ayah sangat tampan mengenakan tuxedo hitam dengan sepatu pantofel hitam mengkilap.
Pria paruh baya itu, sangat bahagia menantikan hari bersejarah anak perempuan satu satunya ini, dirinya tidak sabar menggandeng Putri Cantiknya menuju altar pernikahan.
"Kau sudah siap anakku" ucap ayahku
Aku hanya menganggukkan kepalaku, sambil menahan air mata.
Aku mulai berjalan perlahan sambil digandeng di pergelangan tangan ayah ku.
"Ayah jaga kesehatan selalu, aku sangat menyayangimu" batinku dalam Doa, kutatap wajah ayahku tanpa disadari olehnya.
Aku berjalan perlahan ber iringan dengan ayah, kami mulai berhenti didepan pintu masuk Altar gereja dari balik pintu aku bisa mendengar musik iringan mulai dimainkan.
Genggaman tanganku semakin erat dipergelangan tangan ayah. Ketika pintu mulai terbuka, aku melangkah memasuki altar. Kulihat sebagian besar tamu undangan hadir dengan suka cita menyaksikan Acara Sakral hari ini.
Kulihat didepan Pendeta Arthur, seorang Pria Rapi dan tampan mengenakan Tuxedo hitam dasi kupu kupu, berdiri gagah menatapku hangat dengan senyum. Anton Riandra dialah sosok pria yang akan segera menjadi suamiku, yang akan mengubah statusku menjadi seorang istri.
Ketika aku berjalan di altar, bisa kurasakan seluruh mata tamu yang hadir tertuju menatapku.
Ayah mulai melepaskan genggaman tanganku di pergelangannya dan membisikkan sesuatu di telinga Anton.
"Jaga dia Anton" bisik ayah sambil tersenyum.
Anton menjawab singkat dengan pelan "siap ayah"
Di hadapan Tuhan di saksikan Pendeta Arthur, kami mengucapkan Sumpah Janji Pernikahan. Meminta Berkat sebesar besarnya kepada Tuhan sebagai saksi Cinta kami dalam mengarungi Pernikahan ini dengan penuh sukacita.
Prosesi Pemberkatan Pernikahan kami berlangsung dengan hikmat dan penuh dengan kedamaian. Seluruh keluarga dan kerabat menyambut hari bersejarah ini dengan tangis bahagia. Kulihat ibu menitikkan air matanya sambil memeluk ayah, aku tau ibu sangat mencintaiku dan lega bisa menyaksikan pernikahan anak perempuannya.
Segera Anton memasangkan cincin pernikahan kami dijari manisku, begitu pula sebaliknya. Dan dengan penuh sayang, Anton memelukku sambil mencium hangat bibirku begitu dalam.
"Hai Istriku" bisik Anton ditelingaku hingga membuatku geli.
Dengan refleks kucubit pinggang Anton yang kini sudah berstatus suamiku, Membuatnya terkejut dan mulai memelukku kembali lebih erat. Pendeta Arthur hanya tertawa melihat tingkah laku kami yang seperti anak anak.
"Semoga Tuhan selalu memberkati Pernikahan Kalian dengan penuh Kebahagiaan" ucap Doa Pendeta Arthur yang sambil menatap kami berdua dengan bahagia.
Setelah Pemberkatan, kami langsung mengadakan Acara Makan malam seluruh tamu yang hadir di halaman gereja yang sudah dihias cantik dengan dekorasi simpel ala Warm Rustic Wedding.
Aku sangat berterima kasih kepada Andrea dan juga sahabat sahabatku yang lain sudah membantu mewujudkan impian Pernikahanku.
Betapa Luar Biasa dan beruntungnya aku dikelilingi orang orang yang sangat menyayangiku.
Tuhan memberikan Berkat Terbesarnya lewat mereka. Terimakasih Tuhan sudah mewujudkan impian Manisku.
Dan terlebih ada Anton yang kini telah menjadi suami yang selalu menyayangiku.
"aku tidak sabar malam pertama kita" bisik Anton menggodaku di tengah acara makan malam kami.
"hmmm" jawabku yang hanya mendehem sambil menebar senyum ke semua tamu yang hadir.
Tangan kanan Anton mulai nakal beraktivitas di bawah meja makan kami, tangannya perlahan merayap ke bagian paha atasku disaat banyak para tamu masih sibuk menikmati makanan yang dihidangkan. Hingga membuatku terkejut sekaligus tegang menahan geli yang kurasakan akibat ulahnya.
Tangan Anton mulai meremas paha atasku semakin membuatku tidak konsentrasi menghadapi para tamu yang hadir tersenyum dan mengucapkan selamat padaku.
"Sayang jangan macam macam" bisikku sambil mencengkram tangan suamiku agar menghentikan tindakan nakalnya.
*Jangan Lupa Vote ya 🥰
Dukung Author ya dengan Vote, Like dan koment
Thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments