The Fake Sin Of Fallen God

The Fake Sin Of Fallen God

Prolog: Hal Yang Akan Mengguncang Dunia

“Sesuatu yang besar, akan segera mengguncang dunia. Khu khu khu, menarik sekali.”

Ctaaar!

Gemuruh petir bersahut-sahutan di antara awan-awan hitam tebal. Langit malam yang biasa dipenuhi bintang dan sinar rembulan kini menjadi gelap gulita. Hujan bahkan turun dengan derasnya. seakan itu belum cukup, dunia mulai berguncang dan membuat beberapa penghuninya terkejut bukan main.

Namun itu tidak berlangsung lama. Guncangan itu terhenti disusul hujan dan petir yang mulai menjinak. Kemudian, suatu langit di atas hutan bernama Temp Forest, samar-samar menampilkan sebuah retakan. Retakan itu tidak memancarkan aura atau apapun, hingga langit malam itu terlihat normal. Padahal, terdapat fenomena aneh di baliknya.

Dengan jangka waktu kemunculan yang tidak lama, retakan tersebut perlahan menghilang. Namun sebelum itu benar-benar memudar sepenuhnya, retakan yang terlihat sangat samar itu seakan memuntahkan sebuah benda asing layaknya seorang manusia.

Bruuuk...!

Makhluk asing itu jatuh menimpa Temp Forest dengan suatu piringan cahaya yang seakan melindungi dirinya dari benturan langsung. Meskipun terdengar menguntungkan, piringan itu juga menyebabkan pepohonan hancur, burung-burung terbang ketakutan, dan keributan lainnya. Benar-benar cara yang tepat untuk memancing keberadaan para monster hutan.

Piringan cahaya itu segera lenyap tepat setelah makhluk dengan tampang pemuda berumur 18 tahun itu mulai tersadar. Dengan mata merah gelapnya yang sedikit berkunang-kunang, ia berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi.

“Ugh ... aku ... masih hidup. Dimana ini?"

Pemuda itu memperhatikan sekelilingnya yang tampak sangat sunyi, lalu mendapati genangan air akibat Badai berpetir yang sudah mereda tak jauh darinya. Ia menghampiri genangan air tersebut dan segera membasuh wajahnya dengan itu. Namun, ia menyadari ada sesuatu yang berubah pada dirinya.

“Apa-apaan ini?! Wajahku? Tidak, seluruh wujudku, menjadi manusia?! Makhluk lemah yang bahkan dapat kubunuh dengan mudah! Brengsek! Aku ini-"

Dewa. Benar, Pemuda ini adalah Dewa bernama Dyze. Sang penguasa, sosok disegani, perwujudan malapetaka yang sangat ditakuti. Sayangnya, itu hanyalah masa keemasan yang kini telah runtuh. Masa sebelum Dyze terusir karena kesalahannya yang sangat fatal. Ia diasingkan oleh Firmament Deity, Langit tempat para Dewa berasal.

Tempat itu akan mengusir atau bahkan mengutuk penghuninya yang telah melanggar aturan tingkat atas. Tidak peduli sekuat apapun mereka. Selama Firmament Deity lebih berkuasa diatas mereka, baik Dewa atupun Malaikat mereka tak akan mampu melawan.

Dyze adalah salah satu dewa yang telah melanggar aturan itu. Ia terusir, dan mendapat kutukan. Sialnya, tidak hanya wujudnya yang terkena efek hukuman itu. Tapi juga inti Energi kehidupannya yang kini menjadi tidak netral dan sulit dikendalikan. Padahal, EK (Energi Kehidupan) itu sangat diperlukannya untuk menggunakan skill.

Dyze tertegun sejenak. Tiba-tiba ia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Pemuda berambut hitam sedikit abu-abu itu memegangi kepalanya dengan tangannya yang bergetar hebat.

"Ah, kalian semua!"-Ia tampak terkejut mengingat sesuatu-"sialan, sialan! Apa yang telah aku lakukan?! Bodoh ... aku telah mengacaukan keadaannya...." Dyze tertunduk. Seberkas kejadian lampau, kembali terlintas dibenaknya. Tangannya kembali bergemetaran. Dia terlihat sangat kesal sekaligus menyesal mengingat kejadian 'itu'.

"Zavist ... kau!" Dengan gejolak emosi yang meledak ledak, Dyze mengeluarkan skillnya untuk mengudara. Tapi tentu saja, itu gagal.

"Aaakh benar juga, Firmament Deity sialan itu telah merusak inti energi kehidupanku. Artinya, semua skillku menjadi tidak berguna sekarang. Cihh, sial...!" teriaknya kesal.

"Siapa disana!" gertak seorang anak manusia berambut hitam panjang terurai seraya memegang pedang kayu dengan ancang-ancang. Wajahnya tidak terlalu terlihat jelas oleh Dyze. Mendung tebal, masih saja menutupi bulan malam itu.

Ck, jangan sekarang..., batin Dyze. Berurusan dengan hal lain disaat semua kekuasaan lenyap itu memang menyebalkan. Saat ini, itulah yang Dyze rasakan.

"Hmm? Seorang manusia?" ucapnya. Pedangnya mulai diturunkan. "Kau tersesat?" sambungnya.

Dia ... berbicara denganku? Siapa dia?

Dyze terdiam mematung dan mulai waspada akan anak manusia itu. Bagaimana pun juga EK Dyze tidak dapat digunakan. Kekebalan tubuhnya yang sangat hebat menurun drastis sekelas pemuda berusia 18 tahun.

Anak perempuan yang keheranan sekaligus penasaran itu mulai berjalan kearah Dyze dan perlahan melihat sosok anak manusia yang hanya mengenakan kain putih sebagai bawahan. Ya, Dyze terusir dengan wujud seorang lelaki tanpa busana terkecuali kain lusuh.

"Heiii! kemana bajumu?! Cepat pakai itu!" teriaknya seraya melempar tudung yang ia kenakan. Badannya sontak berbalik sementara matanya terpejam cepat.

"Huh? Apa-apaan, kenapa aku harus memakai ini?" balas Dyze sedikit terkejut sekaligus lega karena anak manusia itu terlihat tidak ingin menyakitinya.

"Bodoh cepat pakai! Sebagai manusia kau harusnya malu," jawabnya sinis seraya memalingkan muka.

Hmm, benda aneh ini tampaknya tidak berbahaya. Sepertinya ini adalah peraturan para manusia untuk selalu menutupi badannya. Baiklah, sementara ini aku harus mematuhi peraturan sialan ini,

"Baiklah nona cerewet...." Dyze lalu mengenakan tudung yang cukup panjang itu. Anak itu hanya terdiam dan menatap Dyze dingin.

Selain itu, orang ini ... mengapa aku merasa tidak asing padanya? Rasanya aku pernah menemuinya. Ah, tidak mungkin, ini pasti hanya imajinasiku, pikir Dyze seraya memperbaiki posisi tudung yang baru saja diberikan gadis itu.

“Lagi pula, mengapa kau berada disini? Ditengah hutan, malam, dan tanpa pengawasan?" tanya Dyze.

Orang aneh. Wajahnya sangat menyebalkan ... apa dia yang membuat pohon-pohon ini hancur? pikir anak manusia yang berusia sekitar 13 tahun itu. Tiba-tiba, matanya melirik cepat kearah belakang Dyze dan sedikit terkejut.

“Oi bocah, kau Tidak mendengarkanku?!” Dyze mulai naik pitam.

“Paman, menunduklah, dan cepat mendekat kearahku," bisiknya serius. Dyze spontan melakukannya.

Tunggu, kenapa aku harus mendengarkannya? Bocah sia-

Swoosh...! Anak itu melempar pedang kayunya dengan cepat kearah belakang Dyze.

Huh? Apa yang-

Dyze menoleh dengan cepat kearah pedang itu dilempar.

"Graaaaaawr!"

Dyze itu mendapati seekor monster hitam layaknya bayangan mengerang keras tepat di belakangnya. Tangan-tangan gelapnya memegangi matanya yang tertusuk pedang kayu anak manusia itu. Dyze nyaris saja terkena serangannya.

Reflek paman aneh ini sangat buruk. Kurasa dia hanya orang yang tersesat, tidak masuk akal jika ia penyebab dari rusaknya pohon-pohon besar ini, pikir gadis itu.

"Ikuti aku!" ucapnya seraya menarik tangan Dyze.

"Tunggu kemana kita akan-"

"Diamlah paman, hutan ini penuh monster buas yang bisa membunuh kita kapan saja. Tenanglah kalau kau masih ingin hidup," selanya dingin.

Sialan, anak yang cukup hebat. Sepertinya mengikutinya bukan pilihan yang buruk.

Mereka terus berlari, dan mulai berjalan pelan saat jarak mereka cukup jauh dari monster bayangan itu. Namun tiba-tiba,

"Awas!" teriak gadis itu seraya menarik tangan dyze untuk menunduk.

Swoosh! Suatu benda panjang sedikit berlendir nyaris saja menangkap mereka. Anak itu segera merogoh tasnya, mengambil beberapa bom asap lalu melemparnya. Poooft! Bom itu meledak dengan suara yang lembut dan pelan serta mengeluarkan asap bewarna ungu.

"Ayo!" Tangan Dyze kembali ditariknya. Mereka pun kembali berlari.

"Grrrgh...." Erangan berat monster kembali terdengar. Ia tampak kesakitan saat matanya mengenai kabut ungu itu sehingga sang monster tertinggal jauh oleh mereka berdua.

"Wah wah kau lumayan juga untuk seukuran anak manusia," komentar Dyze.

"Memangnya paman bukan?" balasnya dingin sedikit curiga.

“Ah, t-tentu saja, iya. Tidak bukan itu! Aku bukan paman! Apakah penampilanku setua itu!?” Dyze sedikit kesal dengan candaan anak itu.

"Sssh, tenanglah," bisik gadis itu mendadak berhenti berlari. Matanya memerhatikan keseluruhan hutan dengan serius. "Cih kenapa harus sekarang?" lanjutnya.

"Kenapa? Ada ap-" Ucapan dyze terputus. Samar samar terdengar suara derap langkah kaki cepat dari suatu makhluk hidup yang jumlahnya tidak sedikit.

"Paman, cepat masuk!" Anak itu segera menarik tangan Dyze untuk masuk kedalam lubang pohon yang berada tidak jauh dari mereka. Tepat setelah mereka masuk, puluhan kelompok rusa berlari cepat di depan mereka. Tidak lama setelah itu,

Bum! Bum! Bum!

Suara langkah kaki lambat yang cukup keras terdengar. Hutan menjadi sunyi selain dengan bunyi langkah berat itu. Hingga, pemiliknya menampakkan kaki super besarnya didepan lubang tempat mereka bersembunyi. Dyze sedikit terkejut melihatnya.

"Hei, apa itu?" bisik Dyze.

"Stone Giant," balasnya pendek tanpa menatap lawan bicaranya.

Cihh anak yang benar benar sombong. Tapi, beruntunglah dia masih memiliki rasa peduli walau hanya sedikit. Sialan, aku berhutang padanya, batin Dyze. Mereka lalu menunggu hingga keadaan hutan kembali tenang.

"Kurasa sudah cukup aman. Ayo," kata gadis itu datar. Ia lalu melangkahkan kakinya keluar lubang dengan hati hati yang kemudian disusul oleh Dyze. Mereka lalu mengendap-endap dari satu pohon ke pohon lain. Setelah itu mereka berjalan biasa tanpa suara.

Cahaya bulan makin meredup dengan awan tebal yang menutupinya. Serangga-serangga kecil mulai berterbangan dengan cahayanya. Beberapa jamur dan sulur yang menyala dalam gelap membuat hutan itu seakan sangat damai.

"Nah, kurasa hutan ini benar-benar aman sekarang." Dyze tersenyum lega.

"Tetap waspada paman, para mons-" Perkataan anak itu terputus dengan bergetarnya rerumputan yang mereka pijak. Mereka mundur perlahan saat rerumputan itu mulai terangkat keatas. Lalu terlihatlah suatu ekor lebar milik monster yang dapat berkamuflase dengan sangat baik. Dengan kata lain, mereka telah menginjak ekor monster itu.

"Sial, monster ini...." Gadis itu terlihat pucat. Monster besar itu mulai membalikkan badannya dengan sangat lambat. Keempat matanya menatap mereka. "Ayo!" Anak itu menyadarkan Dyze yang terpaku dengan tatapan monster itu. Mereka lalu berlari dengan cepat. Tetapi, monster hijau itu segera melesatkan sulur yang dimilikinya hingga mengikat kaki kedua anak itu.

Bruuuk! Mereka terjatuh tidak jauh dari keberadaan sang monster. Monster itu mulai berjalan lambat kearah mangsanya. Monster itu memanglah tipe pejalan lambat.

Si Gadis berambut hitam kini terlihat panik saat monster mulai mendekat. Ia segera merogoh-rogoh isi tasnya. Namun sulur lain monster itu dengan cepat melesat lalu melilit tangan dan badan anak itu.

"Ughh, sulur gila, lepaskan!"

Sial, aku harus berbuat sesuatu. Apa skillku benar-benar tidak dapat bekerja?! pikir Dyze. "Cih...! Fallen Woes!" teriak Dyze seraya mengangkat tangannya kearah monster. Monster itu sedikit waspada dan mundur beberapa langkah. Tetap saja, energi kehidupan Dyze telah teracuni. Skill Dyze tidak dapat bekerja.

"Paman apa yang kau lakukan?!" ucap gadis itu cukup keras.

"Gravity Control!" Dyze tetap mencoba. Namun, seperti sebelumnya. Skillnya tidak berfungsi. Anak perempuan itu mengabaikan Dyze dan kembali berusaha untuk melepaskan sulur yang melilitnya. Sementara monster yang merasa Dyze hanya manusia lemah kembali berjalan kearah mereka.

Sialan, sialan, aku tidak akan berakhir disini, batin Dyze. "Blindness!Teribble hurricane!" Dyze terus meneriakkan skillnya, berharap suatu keajaiban konyol akan terjadi. Tapi tetap saja, itu tidak bekerja.

Monster itu semakin dekat dan dekat. Mulutnya yang menjijikkan mulai terbuka lebar. Gadis itu menarik nafas panjang dengan tatapan kosong.

"Lucu juga, jadi ini hukuman untuk anak nakal yang suka kabur dari rumah sepertiku ya...," gumamnya pelan. Dyze sedikit mendengarnya, dan tampaknya ia cukup terganggu dengan itu.

"Ayolah, Catastrophe Coin! Bloody Wind!-" Dyze yang merasa tindakannya sia-sia mulai berusaha membuat tindakan yang mungkin akan meningkatkan peluang keberhasilannya.

Ia mengumpulkan Energi Kehidupan dari alam kemudian disatukan pada inti EK nya yang sedang tidak netral, ia kemudian mencobanya lagi : " Space Time Control : Decelerate!"

tiba-tiba,

Swooosh! Angin bertiup kencang dan sumbernya adalah Dyze. Monster yang nyaris saja melahap mereka mendadak terdiam dengan posisi mulut masih terbuka. Gadis itu mulai membuka matanya heran.

"Apa? Apa yang terjadi? Kenapa-"

Ia segera menoleh kearah Dyze. Wajah Pemuda itu tampak kelelahan. Skillnya dapat digunakan karna keberuntungan yang tidak terduga.

Namun, karna tindakannya tadi, inti Energi Kehidupannya kini menghasilkan gelombang energi yang mengguncang organ bagian dalamnya.

“D-Dyze? Kau...”

"Hosh, hosh, berisik, cepat lari ... skillku, uhuk,"-Ia terbatuk, darah mulai mengalir dari mata dan mulutnya-"tidak akan, bertahan lebih lama!"

Bruuuk

Dyze terjatuh kehilangan kesadaran.

Terpopuler

Comments

Pengembara Virtual

Pengembara Virtual

entahlahh.. berapa lama waktu terlewati tak nampak 1 up pun jadi saya baca ulang sekalian memperbaiki 'sedikit' kesalahan author semoga tdk tersinggung ya 😃

2023-02-20

1

°| SapaSaya•

°| SapaSaya•

Mampir..

2022-07-06

2

Konan

Konan

MC nya terlalu ambigu menurut saya

2021-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog: Hal Yang Akan Mengguncang Dunia
2 Chapter 1. Pertemuan Singkat Dengan Wanita Misterius
3 chapter 2. alasan seorang Layond terobsesi dengan anaknya sendiri.
4 chapter 3. Anak Blacksmith Handal Yang Ditolong Oleh Chronoa.
5 chapter 4. Rahasia Keluarga Olward
6 chapter 5. Sebenarnya Dia Mengetahui Semuanya
7 Chapter 6. Kemurkaan Sang Dewa
8 Chapter 7. Sang Druggist Yang Menawan
9 Chapter 8. Nenek Yang Aneh
10 chapter 9. Saat Yang Ditunggu Tunggu
11 chapter 10. Sosok Yang Memiliki Hubungan Dengan Ariel
12 Chapter 11. Genosida Ras Light Elf
13 Chapter 12. Keinginan Yang Diwariskan
14 Chapter 13. Invasi Asmodeus
15 chapter 14. Dyze Dan Chronoa Menjadi Buronan
16 Chapter 15. Pertarungan Dyze melawan Asmodeus
17 Chapter 16. Dewa Yang Mengejar Kesenangan
18 Chapter 17. Kematian Asmodeus?
19 Chapter 18. Kebahagiaan Eiria
20 Chapter 19. Kota Makmur Yang Menjadi Kota Hantu
21 Chapter 20. Kebodohan Dan Ketakutan Para Elf
22 Chapter 21. Pertanyaan Yang Terjawab
23 Chapter 22. Dimana Semuanya Bermula
24 Chapter 23. Rahasia Dunia?
25 Chapter 24. Harga Diriku Hanya Untuk Orang Itu
26 Chapter 25. Game Telah Dimulai
27 Chapter 26. Emosi Argus
28 Chapter 27. Kegigihan Seorang Argus
29 Chapter 28. Form Argus
30 Chapter 29. A Sacrifice To Save You
31 Chapter 30.Tidurlah Menuju Ketenangan Abadi
32 Chapter 31. Mimpi Buruk
33 Chapter 32. Kehangatan Dan Keharmonisan Sebuah Keluarga
34 Chapter 33. Sebuah Penyesalan
35 Chapter 34. Celestial Human!
36 Chapter 35. Ribuan Kematian
37 Chapter 36. Kota Netral, Evalon.
38 Chapter 37. Kisah Malang Raizel
39 Chapter 38. Kisah Malang Raizel II
40 Chapter 39. Kisah Malang Raizel III
41 Chapter 40. Nasib Malang Raizel IV(Last)
42 Chapter 41. Penyusupan Claire
43 Chapter 42. Pertemuan Kembali Setelah Sekian Lama
44 Chapter 43. Perseteruan Antara Dua Sahabat
45 Chapter 44. Perjuangan Mereka Untuk Membebaskannya
46 Chapter 45. Keserakahan Manusia Di Stolas
47 Chapter 46. Perkenalan Singkat 4 Kerajaan Besar
48 Chapter 47. Hydra - Arc 1 End
49 Chapter 48. Keluh Kesah Seorang Putri Elf
50 Chapter 49. Keberadaan Hydra Yang Menakuti Para Siren
51 Chapter 50. Pengalaman Pertama Yang Direbut Darinya
52 Chapter 51. Ras Xana
53 Chapter 52. Menangislah, Terkadang Itu Dibutuhkan
54 Chapter 53. Seorang Pemandu
55 Chapter 54. Hancurnya Mental
56 Chapter 55. Keputusan Takdir
57 Chapter 56. Sebuah Sandra
58 Chapter 57. Biarkan Aku Yang Membunuhnya
59 Chapter 58. Leviathan Telah Mati
60 Chapter 59. Hadiah?
61 Chapter 60. Replika(?)
62 Chapter 61. Gejolak Kekuatan Livia
63 Chapter 62. Bangkit Kembali Dari Kematian Yang Menghantui
64 Chapter 63. Laki-Laki Yang Lancang
65 Chapter 64. Individu Yang Berkuasa(?)
66 Chapter 65. Sosok Bertopeng Yang Setara Dengan Hydra
67 Chapter 66. Sosok 'Boneka'?
68 Chapter 67. Kota Parsia
69 Chapter 68. Penyembah Sesat
70 Chapter 69. The Sinners
71 Chapter 70. Kehilangan Orang Yang Berharga
72 Chapter 71. Hydra kembali (?)
73 Chapter 72. Kedatangan Sosok Yang Bersama Hydra
74 Chapter 73. Meta Human
75 Chapter 74. Bahasa Arcadia
76 Chapter 75. Rangkaian Kata Yang Membuatnya Termenung
77 Chapter 76. Agartha
78 Chapter 77. 10 Pahlawan Manusia
79 Chapter 78. Alam Semesta Yang Tidak Terbatas
80 Chapter 79. Nyanyian Alpha Di Kala Waktu Senggang
81 Chapter 80. Alasan Eleina & Xelyn Mengikutinya
82 Chapter 81. Telah Sampai Di Tujuan
83 Chapter 82. Lenyaplah, Nirvana Words
84 Chapter 83. Rencana Argus Untuk Membuatnya Tunduk?
85 Chapter 84. Time Rewind
86 Chapter 85. Time Resurrection
87 Chapter 86. Kebesaran Leviathan
88 Chapter 87. Athena, Dan Beberapa Skill Baru Yang Dapat Diakses
89 Chapter 88. Penantian Jutaan Tahun | Arc 2— Arbeltha— End|
90 Chapter 89. Sebuah Perpisahan
91 Chapter 90. Shub-Niggurath
92 Chapter 91. Angin Hitam-- Death Manipulation
93 Chapter 92. Hancurnya Planet Jovian
94 Chapter 93. Beelzebub
95 Chapter 94. Neiphr Yang Dibombardir
96 Chapter 95. Penguasa Hutan
97 Chapter 96. Anggota Eksekutif The Sinners
98 Chapter 97. Infinite Death Loop
99 Chapter 98. Fallen Dawn
100 Chapter 100. Fallen Dawn Fragment
101 Chapter 101. Urutan Juara
102 Chapter 102. Gloomy Giant
103 103. Kenangan
104 104. Realm Destroyer
105 105. Keruntuhan Realita
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Prolog: Hal Yang Akan Mengguncang Dunia
2
Chapter 1. Pertemuan Singkat Dengan Wanita Misterius
3
chapter 2. alasan seorang Layond terobsesi dengan anaknya sendiri.
4
chapter 3. Anak Blacksmith Handal Yang Ditolong Oleh Chronoa.
5
chapter 4. Rahasia Keluarga Olward
6
chapter 5. Sebenarnya Dia Mengetahui Semuanya
7
Chapter 6. Kemurkaan Sang Dewa
8
Chapter 7. Sang Druggist Yang Menawan
9
Chapter 8. Nenek Yang Aneh
10
chapter 9. Saat Yang Ditunggu Tunggu
11
chapter 10. Sosok Yang Memiliki Hubungan Dengan Ariel
12
Chapter 11. Genosida Ras Light Elf
13
Chapter 12. Keinginan Yang Diwariskan
14
Chapter 13. Invasi Asmodeus
15
chapter 14. Dyze Dan Chronoa Menjadi Buronan
16
Chapter 15. Pertarungan Dyze melawan Asmodeus
17
Chapter 16. Dewa Yang Mengejar Kesenangan
18
Chapter 17. Kematian Asmodeus?
19
Chapter 18. Kebahagiaan Eiria
20
Chapter 19. Kota Makmur Yang Menjadi Kota Hantu
21
Chapter 20. Kebodohan Dan Ketakutan Para Elf
22
Chapter 21. Pertanyaan Yang Terjawab
23
Chapter 22. Dimana Semuanya Bermula
24
Chapter 23. Rahasia Dunia?
25
Chapter 24. Harga Diriku Hanya Untuk Orang Itu
26
Chapter 25. Game Telah Dimulai
27
Chapter 26. Emosi Argus
28
Chapter 27. Kegigihan Seorang Argus
29
Chapter 28. Form Argus
30
Chapter 29. A Sacrifice To Save You
31
Chapter 30.Tidurlah Menuju Ketenangan Abadi
32
Chapter 31. Mimpi Buruk
33
Chapter 32. Kehangatan Dan Keharmonisan Sebuah Keluarga
34
Chapter 33. Sebuah Penyesalan
35
Chapter 34. Celestial Human!
36
Chapter 35. Ribuan Kematian
37
Chapter 36. Kota Netral, Evalon.
38
Chapter 37. Kisah Malang Raizel
39
Chapter 38. Kisah Malang Raizel II
40
Chapter 39. Kisah Malang Raizel III
41
Chapter 40. Nasib Malang Raizel IV(Last)
42
Chapter 41. Penyusupan Claire
43
Chapter 42. Pertemuan Kembali Setelah Sekian Lama
44
Chapter 43. Perseteruan Antara Dua Sahabat
45
Chapter 44. Perjuangan Mereka Untuk Membebaskannya
46
Chapter 45. Keserakahan Manusia Di Stolas
47
Chapter 46. Perkenalan Singkat 4 Kerajaan Besar
48
Chapter 47. Hydra - Arc 1 End
49
Chapter 48. Keluh Kesah Seorang Putri Elf
50
Chapter 49. Keberadaan Hydra Yang Menakuti Para Siren
51
Chapter 50. Pengalaman Pertama Yang Direbut Darinya
52
Chapter 51. Ras Xana
53
Chapter 52. Menangislah, Terkadang Itu Dibutuhkan
54
Chapter 53. Seorang Pemandu
55
Chapter 54. Hancurnya Mental
56
Chapter 55. Keputusan Takdir
57
Chapter 56. Sebuah Sandra
58
Chapter 57. Biarkan Aku Yang Membunuhnya
59
Chapter 58. Leviathan Telah Mati
60
Chapter 59. Hadiah?
61
Chapter 60. Replika(?)
62
Chapter 61. Gejolak Kekuatan Livia
63
Chapter 62. Bangkit Kembali Dari Kematian Yang Menghantui
64
Chapter 63. Laki-Laki Yang Lancang
65
Chapter 64. Individu Yang Berkuasa(?)
66
Chapter 65. Sosok Bertopeng Yang Setara Dengan Hydra
67
Chapter 66. Sosok 'Boneka'?
68
Chapter 67. Kota Parsia
69
Chapter 68. Penyembah Sesat
70
Chapter 69. The Sinners
71
Chapter 70. Kehilangan Orang Yang Berharga
72
Chapter 71. Hydra kembali (?)
73
Chapter 72. Kedatangan Sosok Yang Bersama Hydra
74
Chapter 73. Meta Human
75
Chapter 74. Bahasa Arcadia
76
Chapter 75. Rangkaian Kata Yang Membuatnya Termenung
77
Chapter 76. Agartha
78
Chapter 77. 10 Pahlawan Manusia
79
Chapter 78. Alam Semesta Yang Tidak Terbatas
80
Chapter 79. Nyanyian Alpha Di Kala Waktu Senggang
81
Chapter 80. Alasan Eleina & Xelyn Mengikutinya
82
Chapter 81. Telah Sampai Di Tujuan
83
Chapter 82. Lenyaplah, Nirvana Words
84
Chapter 83. Rencana Argus Untuk Membuatnya Tunduk?
85
Chapter 84. Time Rewind
86
Chapter 85. Time Resurrection
87
Chapter 86. Kebesaran Leviathan
88
Chapter 87. Athena, Dan Beberapa Skill Baru Yang Dapat Diakses
89
Chapter 88. Penantian Jutaan Tahun | Arc 2— Arbeltha— End|
90
Chapter 89. Sebuah Perpisahan
91
Chapter 90. Shub-Niggurath
92
Chapter 91. Angin Hitam-- Death Manipulation
93
Chapter 92. Hancurnya Planet Jovian
94
Chapter 93. Beelzebub
95
Chapter 94. Neiphr Yang Dibombardir
96
Chapter 95. Penguasa Hutan
97
Chapter 96. Anggota Eksekutif The Sinners
98
Chapter 97. Infinite Death Loop
99
Chapter 98. Fallen Dawn
100
Chapter 100. Fallen Dawn Fragment
101
Chapter 101. Urutan Juara
102
Chapter 102. Gloomy Giant
103
103. Kenangan
104
104. Realm Destroyer
105
105. Keruntuhan Realita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!