chapter 4. Rahasia Keluarga Olward

"Keren sekali, aku ingin membelinya. Sialnya pedang itu terlalu besar untukku." Aku berani bertaruh, itu yang sedang Noa pikirkan sekarang.

Tentu saja, itu karena kali ini kami sedang berada di Blacksmith Shop, tempat dimana mahakarya dari besi terpajang untuk dijual atau sekadar dilihat. Bangunan ini dimiliki oleh Sven, ayah Kenma yang merupakan seorang Pandai Besi handal serta bergengsi di kota ini.

Yah, meski aku tidak terlalu mengerti apa itu bergengsi, tapi itu terdengar hebat. Darimana aku mendengar kata itu? Tentu saja Shearly yang mengatakannya. Sial, aku merasa rendah sekali sampai harus mengikuti standar bahasa manusia.

Sebelumnya, kami pergi menuju rumah utama Kenma untuk bertemu dengan Sven. Sayangnya ia masih berada di perjalanan pulang dari suatu kota. Karena tidak lama lagi ia akan sampai, kami menunggunya seraya melihat isi toko seorang Blacksmith handal ini.

Tunggu, dimana bocah itu? Rasanya tadi dia masih disampingku, menatapi pedang biru ini dengan serius dan menyentuhnya sesekali. Benar-benar bocah nakal. Aku lalu berjalan kearah Layond yang sedang melihat beberapa armor besi.

"Hei Layond dimana anak itu?"

Tidak ada jawaban.

"Oi dimana anak itu, Layond?" tanyaku lagi.

Tetap tidak ada jawaban. Layond tetap asyik memerhatikan armor itu.

"Wah wah tak kusangka rasa peduli seorang ayah dapat terkalah dengan ar-" belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, sebuah tangan meraih kerahku dan menggenggamnya dengan erat.

"Kau tidak sedang meremehkanku sebagai ayah, kan?" tanyanya mengintimidasi. Auranya sangat kuat, hingga orang-orang disekitar kami pergi menjauh. Hee? Manusia ini cukup kuat ya.

“Tidak, tidak juga,” jawabku tenang. Situasi ini hal yang biasa untukku. Layond menghela nafas pelan.

“Aku tau kau khawatir padanya, tapi jika kau masih meragukanku sebagai ayahnya, akan kubuat kau bertemu beruang hutan segera.” Ia mulai melepaskan cengkramannya, dan berbicara sedikit pelan.

“Lantai atas. Dia tak akan berkeliaran jauh dariku.” Orang itu lalu membalikkan badannya dan kembali melihat mahakarya Sven. Dia bahkan punya ikatan erat dengan putrinya. Baiklah, aku akan mencari anak nakal itu.

Di sisi lain Chronoa sedang antusias.

Ini hebat! Aku dapat mendatangi tempat Sven Olward, seorang Pandai Besi yang ternama! Lihatlah pedang-pedang elegan yang bergantungan di dinding ini! Seperti yang diharapkan dari Blacksmith Shop paling bergengsi di kota Elfimp! Tiba-tiba,

“Hei! Heii!! Tunggulah!! Haah ... haah ... kamu ... larinya cepat sekali, aku sampai kesusahan mengejarmu di tokoku sendiri,” ucap Kenma, anak yang kuselamatkan beberapa saat lalu. Aku tak tau apa maunya tapi, dia sangat mengganggu. Tidak, tunggu ... dia adalah anak dari pemilik toko ini. Bukankah itu berarti aku bisa memintanya untuk memperlihatkan mahakarya terbaik dari Sven Olward?!

“Cih, apa maumu?”

“A-ah ... tidak ada, aku hanya ingin terus bersamamu! Aku yakin aku akan berguna untukmu!” serunya dengan mata membara.

“Contohnya?” tanyaku dengan nada sedikit tertarik.

“Hmm, contohnya ... ah! Mungkin aku bisa menjadi pemandumu dan memperlihatkan mahakarya terbaik ayahku?” tawarnya.

Bingo! Aku benar-benar pintar. Tidak, mungkin dia yang terlalu bodoh.

“Hmm, baiklah. Tunjukan padaku.”

“Yeah, baguslah, ayo!” ucapnya penuh kegembiraan.

Dia membimbingku menuju lantai teratas, yakni lantai 4. Semakin tinggi lantainya, maka semakin tinggi serta berharga kualitas mahakarya nya, dan tidak lupa, semakin menipis duit yang kau punya.

“Lihat, Balance Dual blade. Itulah namanya, dengan ukiran matahari di pedang bagian kanannya, dan ukiran bulan di bagian kirinya. Kedua pedang ini memiliki kelebihannya masing masing. Ukiran matahari memiliki keunggulan dalam kekuatan, namun rentan dalam kecepatan, bagian pedang ini dapat mengoyak kulit moster yang keras dengan mudahnya, namun bagian pedang ini sangat berat, hingga mencapai 3kg. Ukiran bulan, memiliki keuntungan dalam hal kecepatan, karna hanya memiliki bobot 0,5kg namun lemah dalam hal kekuatan. Mengendalikannya cukup susah, karna perbedaan berat dan kekuatannya," jelasnya panjang lebar.

Balance dual blade huh? Mari kita lihat bagaimana sensasinya.

Aku menggunakan dual blade ini dan mengayunkannya sekuat tenaga, ugh perbedaan beratnya cukup merepotkan. Aku lalu kembali mencoba dengan menyalurkan 80% tenaga untuk mengayunkan pedang yang berukiran matahari ini, hingga kecepatannya stabil dengan pedang ukiran bulan yang ringan. Kenma yang melihat ini hanya diam dan bengong saja.

Apa ini hal yang jarang dikuasai oleh perempuan?

“Kamu tertarik?” tanya lelaki itu.

“Hmm kurasa tidak, apa ada yang lebih menarik dari ini?”

"Tentu, ikuti aku!" serunya. Kini dia membimbingku menuju suatu sudut ruangan, dimana terdapat obor di dindingnya yang patut dipertanyakan.

Ia menyuruhku tetap berada disisinya, mengambil obor yang cukup besar itu lalu membuat tangannya menyentuh apinya. Kemudian ia tempelkan tangannya kebagian tembok sebelah penyangga obor. Tiba tiba, tembok itu terbuka dan terlihatlah sebuah tangga menurun dengan suasana gelap dan dingin.

“Hei, kemana kita akan pergi? jangan mencoba menipuku. Kau masih menyayangi batang lehermu, kan?" ujarku dingin.

“A-ah, itu ... aku t-tidak memiliki niat seperti itu...! Disini memang jalan satu satunya, menuju tempat dimana ayahku menempa serta menyimpan mahakarya terbaiknya,” sanggahnya pelan.

“Cih, baiklah. Bimbing aku menuju tempatnya.”

Sepertinya dia memang tidak berniat mencelakaiku, karna instingku tidak merasakan bahaya apapun yang mendekat. Aku percaya pada instingku yang setara dengan hewan buas.

Beralih kepada Dyze.

Astaga, bocah ini sebenarnya kemana?! Aku sudah mencarinya sampai ke lantai tiga, dan dia masih belum ketemu?! Haruskah aku menuju ke lantai terakhir sekarang? Tidak, kurasa aku akan bertanya dengan Layond terlebih dahulu.

Aku pun turun menemui layond di lantai satu yang tengah duduk menyedihkan sembari menggigiti jarinya dan mengocehkan sesuatu berulang ulang.

“Ikatanku dengan Noa sayang terputus ... ikatanku dengan Noa sayang terputus ... ikatanku dengan Noa sayang terputus ... ikatanku dengan Noa sayang terputus ... dia berada jauh dari jangkauanku....”

Ugh sepertinya dia tidak sadar lagi, kurasa sekarang aku tahu mengapa Riley keras padanya. Aku pun menghajarnya agar bisa menyadarkannya, tentu ini juga pembalasan dari kejadian sebelumnya.

“D-Dyze...? I-ini gawat!! Noa... dia berada jauh dariku! Sensor pendeteksiku tak berfungsi!” ujarnya terbata.

“Ugh, lupakan tentang itu, ayo bergegas mencarinya! Aku sudah mencarinya dari sudut ruangan ke sudut ruangan, dari lantai satu sampai tiga! Hanya lantai empat yang belum kuperiksa!”

"B-baiklah, ayo kita kesana!” serunya yang sepertinya kembali normal. Kami lalu segera menuju ke lantai empat untuk mencari bocah sialan itu.

Sesampainya di lantai empat, kami mulai berpencar untuk mencarinya. Dasar, dimana dia sebenarnya...? Setelah cukup lama mencari, kami kembali bertemu di sudut ruangan dengan penyanggah obor kosong di temboknya.

"Jadi kau tidak menemukannya?" tanya Layond.

"Uhh sialan, tidak, aku tidak melihatnya." Aku sedikit menyesal tidak mengawasinya sejak tadi. Layond terlihat cukup gelisah. Tentu saja. Putri satu-satunya itu baru saja menghilang. Ia lalu berjalan mendekatiku dan penyangga obor.

"Ah itu dia! Disana! Dia ada di bawah sana! Sensorku mulai dapat mendeteksinya," seru Layond. Lelaki itu menunjuk bagian bawah diluar bangunan.

"Bagaimana cara kita menemuinya? Kita bahkan tidak tahu ruangan apa yang sedang dikunjungi anak itu," balas ku.

***

Astaga ... k-kerennya. Ini semua mahakarya milik Sven Olward, kan? Aku benar-benar menyentuhnya, kan? Aaaah ini pasti mimpi, batin Chronoa seraya menahan senyumnya yang tentunya akan sangat melebar jika Kenma tidak berdiri di sampingnya. Tapi tetap saja, pupil matanya yang membesar serta penuh binar itu tidak dapat berbohong.

Kurasa dia senang dengan hal itu. Bagus sekali Kenma! pikir anak dari seorang Blacksmith handal itu.

"Ah benar! Saat itu ayahku pernah membuat sebuah pedang yang sangat hebat! Kemarilah, aku yakin kau akan-"

Swoosh...! Seseorang tak dikenal tiba-tiba melesat kearah Chronoa dengan cepat. Ia yang menyadari hal itu reflek menghindar dan menendang orang misterius tadi. Saat itu juga seorang tak dikenal lainnya melesatkan tangannya untuk menggapai bahu Chronoa. Menyadari hal itu Chronoa segera melompat menjauhi tangan orang misterius itu dan mendarat diatas kotak kayu yang berada tak jauh di depannya.

Tepat setelah ia mendarat, orang misterius yang terkena tendangan Chronoa sebelumnya menggapai lengan kanan gadis itu dan menariknya dengan kuat. Chronoa pun terjatuh karnanya. Dengan cepat orang tak di kenal itu menahan kedua lengan Chronoa.

Namun itu tidak cukup untuk membatasi pergerakan seorang anak dari keluarga Emilton. Chronoa dengan cepat memutar tubuhnya dan menendang bagian pipi orang tak di kenal itu hingga mematahkan rahangnya. Kedua tangan gadis itu kembali terbebas. Tapi itu tidak bertahan lama. Seorang tak di kenal lainnya segera menangkap Chronoa dengan cepat dan menahan seluruh pergerakannya.

Ughh sialan. Orang ini, kuat sekali... batin anak berumur 13 tahun itu.

"Kenma, apa yang terjadi? Kamu tidak sedang berada di bawah kendali anak perempuan itu, kan?" Seorang lelaki berambut Coklat kemerahan tiba-tiba menghampiri Kenma dan memegangi kedua bahunya.

"A-ayah? Kau sudah datang?! Tidak, aku tidak dimanipulasinya sama sekali! Lalu, siapa orang-orang itu? Apakah mereka berkerja dibawah keluarga Olward? Jika benar, maka tolong hentikanlah mereka," kata Kenma. "Dia ... telah menyelamatkan nyawaku," sambungnya pelan.

* * *

"Begitu ya, jadi kalian semua telah menyelamatkan nyawa anakku. Aku sungguh meminta maaf atas tindakan bawahanku yang tidak mengenakkan sebelumnya," kata Sven pada Chronoa, Dyze, dan Layond. Mereka beserta Kenma dan ibunya, tengah berkumpul di ruang tamu khusus yang dimiliki Sven.

Tidak lama sebelumnya, Kenma telah menjelaskan kepada ayahnya soal kejadian di hutan yang nyaris menewaskannya. Begitu juga dengan Chronoa, Layond dan Dyze yang telah menyelamatkannya.

"Tentu saja, aku harus membalas perbuatan kalian. Hei Rayford! Berikan mereka masing-masing satu kantong koin singa emas! Mereka pantas menerimanya," seru Sven pada orang tak dikenal sebelumnya, yang ternyata merupakan bawahannya.

"Tidak, itu tidak perlu! Kami menolongnya tanpa mengharapkan apa-apa," ucap Layond dengan gagahnya.

"Aku sangat berhutang budi pada kalian, maka terimalah," balas Sven penuh kewibawaan. Tidak lama kemudian, Rayford datang dengan membawa tiga kantong emas yang cukup besar.

"Juga, kurasa satu kantong emas tidak cukup untukmu, anak pemberani." Sven menoleh kearah gadis dengan rambut hitam yang tampak mengantuk kebosanan.

"Apa maksudmu?" tanya Dyze.

"Kenma bilang padaku bahwa gadis ini sendiri yang pertama kali menolongnya saat itu. Kurasa itu masuk akal dengan kemampuannya yang cukup hebat saat melawan Rayford," balas Sven. "Kenma juga mengatakan, bahwa kamu, sangat menyukai pedang. Jadi ... Kenma, berikan itu padanya!"

Chronoa yang menyadari dirinya sedang dibicarakan, segera membuyarkan rasa kantuknya dan melihat kearah Kenma yang memegang sebuah kotak kayu ukiran berukuran cukup besar dan panjang.

"I-ini. Terimakasih sudah menolongku. Anggap saja pedang ini sebagai bentuk penghargaan dari kami." Kenma menyerahkan kotak itu dengan aura penuh kewibawaan yang sangat berbeda saat ia mengajak Chronoa mengelilingi tokonya sebelumnya.

"Ap-Apa? Baiklah, aku menghargai pemberianmu Tuan Olward," balas Chronoa seraya berusaha dengan beratnya menahan senyum kegembiraan yang tentunya akan sangat, sangat, sangat terbuka lebar jika orang-orang tidak berada di sekitarnya.

Namun, gadis dengan rambut lurus itu tidak dapat menahan senyumnya dengan sangat baik, mukanya sedikit mengkerut, bibirnya bergetar kecil, dan matanya penuh binar. Benar-benar mudah ditebak. Tiba-tiba,

Krukk, krukk suatu suara menyedihkan yang sebelumnya terdengar di kereta kuda Layond, kembali terdengar dari sumber yang sama. Sven segera menoleh kearah suara berasal dan tertawa kecil.

Luar biasa! Masakan para maid keluarga Olward memang heb- tidak, memakan makanan disaat merasakan lapar itu rasanya hebat sekali. Ah sial, kenapa juga aku sampai menikmati kehidupanku sebagai manusia? Sialan, aku harus cepat mencari cara untuk mengembalikan inti energi kehidupanku seperti semula.

"Jadi, paman, apa perutmu sudah puas?" tanya Noa saat aku sedang berniat menambah makan siangku. Tentu saja, setelah Sven mendengar rengekan perutku ini, ia segera memerintahkan para maidnya untuk membuatkan kami hidangan yang cukup banyak, dan ya, aku tidak bisa membatalkan niatku hanya karena cibiran gadis sialan ini.

"Tentu tidak, malaikat kecil. Memangnya kau sudah selesai dengan makan siangmu? Kurasa ... kau menginginkan lebih," balasku sembari mengambil beberapa daging rusa.

"Paman bodoh, tentu saja aku sudah cukup!" balasnya cukup keras. Hahahah benar sekali, dia pasti sangat kesal mendengar perkataanku. Aku hanya tersenyum puas lalu melanjutkan makan siangku.

"Uhh, umm, Chronoa?" tanya Kenma.

"Hm?" Noa membalasnya dingin.

"Bagaimana dengan pedangnya? Kamu suka?"

"... pedang yang hebat, kurasa."

"Benar juga, soal pedangnya ... kau harus merahasiakan dari mana kau mendapatkannya, Nona Emilton," ucap Sven tiba-tiba dengan aura yang cukup serius. Hmm, kurasa pedang ini lebih menarik dari kelihatannya.

"Oh? Memangnya kenapa?" tanya Noa.

"Begini...," kata Sven yang kemudian terdiam. Ia memberi isyarat pada para maid dan pasukannya untuk keluar dari ruangan. Pintu-pintu disekitar segera tertutup rapat. Begitu juga jendela yang telah ditutupi gorden kain bewarna merah itu. Beberapa pasukan Sven masih menetap dengan senjata dan ancang-ancang bertarung. Apa yang terjadi? Kami terkepung?!

"Apa-apaan ini?!" sentakku yang segera reflek berdiri.

"Tenanglah, Dyze. Keluarga Olward bukanlah keluarga yang tidak tahu diri." Layond membalasku dengan tenang.

"Cih, baiklah."

Aku tidak tahu apa yang akan Sven lakukan tapi, aku mempercayai Layond. Tentunya!, selain kejadian saat sensornya terputus dengan Noa! Sialan, kenapa dia bisa sebodoh itu?

"Maafkan tindakan nya demi diriku, baiklah silahkan lanjutkan perkataanmu, tuan Olward"

"Ah..tidak masalah, jadi ... apa kalian pernah mendengar soal ruine?" tanya Sven.

"Hmm kurasa tidak." Layond menjawab. Sementara Noa hanya terdiam seraya menggelengkan kepalanya pelan. Aku? Tidak, tentu saja. Aku tidak cukup mengenal apa yang ada di dunia ini. Tapi sepertinya, ruine itu adalah hal yang berharga.

"Dengar, ruine adalah nama jenis batu tambang yang pertama kali ditemukan oleh ras dwarf di pertambangan Benua laurasia. Batu ini terbilang sangat berharga karena energi sihirnya yang luar biasa. Beberapa fungsinya adalah sebagai bahan dasar alat perang, ritual, bahan potion, dan lainnya. Para dwarf yang merupakan nenek moyangku, terkadang menggunakan batu ini sebagai bahan bakar kapal. Karena itu, berhati-hatilah. Jika para bandit mengetahui ruine pada pedangmu, mereka akan sangat tertarik," jelas Sven. "Juga, jika para bandit mengetahui darimana kau mendapatkan ruine, kemungkinan karir keluarga Olward tidak akan berlanjut. Aku mempercayakan pedang itu padamu, Nona Emilton. Gunakan itu dengan bijak."

Hmm? Amanat yang cukup berat kurasa. Apa bocah nakal ini dapat melakukannya dengan baik? Yah, ekspresi gugup sekaligus tegangnya itu tidak cukup meyakinkan.

"Aku, uhm ... baiklah, aku akan menjaganya." Noa menjawabnya dengan sedikit keraguan.

"Bagus," kata Sven seraya mengisyaratkan pasukannya untuk menghentikan ancang-ancang mereka. Hmm perbincangan yang cukup menarik. Sebelumnya Sven mengatakan soal benua ya? Sepertinya itu nama sebuah tempat. Menarik.

"Hoi Sven, kau sem-"

Bukk! Noa memukulku cukup keras.

" 'Tuan Sven' dasar bodoh!" bisiknya. Huhh? Apa-apaan ini? Kenapa aku tidak boleh memanggilnya dengan nama? Ah benar, wujud manusiaku ini kastanya berada di bawah Sven. Sama seperti kastaku yang berada di bawah Firmament Deity. Sialan padahal dia hanyalah manusia rendahan yang hina.

"Maafkan aku, maksudku, Tuan Sven, apa yang kau maksud dengan Benua Laurasia?" tanyaku.

"Ah begini, Dyze. Dunia yang kau tempati sekarang ini bernama Neiphr. Suatu dunia dengan beragam daratan yang memiliki karakteristiknya sendiri. Mereka adalah Benua Stolas, Laurasia, Arbeltha, Baltika, Gionnera, dan Qwentery," jawab Layond mewakilkan Sven yang sepertinya sedikit terganggu dengan

kebodohanku soal dunia manusia. Yah persetan soal itu, setiap informasi bisa saja berguna untuk mengembalikan energi kehidupanku.

“Hmm ... nenek moyang ya? apakah itu artinya Tuan Olward adalah Dwarf?” Tanya Noa. Sepertinya ia masih cukup penasaran dengan perkataan Sven tadi.

“Tentu saja tidak. Jika itu benar, aku tidak akan bisa membangun toko ini. Kami sekeluarga mungkin akan dipekerjakan secara paksa untuk kerajaan, dijual sebagai budak, atau disiksa untuk memuaskan para manusia,” jelas Sven.

Hmm? Manusia cukup menarik juga, ya? Mereka dengan bodohnya menciptakan malapetaka itu dengan mendiskriminasi yang lemah dan melakukan kekejaman demi kepuasan pribadi. Apa mereka tidak pernah memikirkan balasan yang akan mereka dapat? Hahahah konyolnya.

"A-ah, benar." Noa menjawab perkataan Sven dengan sedikit gelisah. Topik ini kurang bagus untuk seorang anak Manusia, kurasa.

* * *

“Hilang.” Aku, Layond dan putrinya berdiri mematung di depan tali-tali pengikat hasil buruan yang tidak mengikat apapun. Ya, kami kembali mendatangi tempat di mana Layond meninggalkan buruannya, setelah cukup lama mengunjungi rumah Kenma.

“Aneh sekali. Pak Tua! Memangnya ini tali yang kau gunakan untuk membawa hasil buruanmu?” tanya Noa seraya mengambil dan mengamati tali-tali yang tergeletak begitu saja. Layond mendekati tali-tali itu dan memeriksanya.

“Hmm benar ini tali milikku, dan ini aneh. Para pencuri tidak akan mengambil hasil buruan dengan melepas tali jaringnya. Itu akan merepotkan karena semua hasil buruanku telah mati dan tidak bisa berjalan. Selain itu ... tali-tali ini sama sekali tidak terkoyak ataupun rusak. Ini suatu Ilusi! Berlindung di belakangku!”

Layond melompat mudur seraya mengambil ancang-ancang bertarung. Noa tampak waspada dan berlari menuju Layond dengan pedang kayunya. Sementara aku berdiri di samping Layond sembari memegang tombak yang sengaja kubawa untuk mengatasi serangan tak terduga.

“Hihhihihi.” Suatu tawa melengking wanita terdengar dari atas pohon di depan kami. Sialan, aku merasakan malapetaka dari suara ini. Aku harus sangat berhati-hati. Jangan biarkan dirimu berakhir di sini Dyze! Aku segera mencari wujud dari sang pemilik suara.

“Aaaargh! Hiks, hiks, hiks.” Suara wanita gila itu berubah menjadi tangisan lirih yang mampu membuat Noa cukup merinding. Tiba-tiba, angin berhembus kencang, dedaunan berterbangan dan menghanyutkan tangisan itu. Angin sialan apa ini? Pandanganku sangat terganggu karenanya.

Beruntungnya, itu tidak berlangung lama. Angin mulai mereda dan mataku mulai dapat melihat sekitar.

“Pak Tua! A-apa itu?” Dengan jari yang bergemetaran, Noa menunjuk kearah ... apa itu? Aku memerhatikan lebih jeli dan melihat kerangka hewan-hewan hasil buruan Layond yang masih terikat rapi dengan tali jaring. Tunggu, apa-apaan? Bukankah sebelumnya kerangka ini sama sekali tidak ada? Apa ini sihir?

“Hutan ini lebih berbahaya dari yang kutahu. Kita harus pulang sekarang.” Layond tampak sedikit terkejut.

“Tapi, kita belum mendapatkan bahan makanan,” balas Noa.

“Ah benar. Tidak apa, kita bisa membelinya di pasar kota.”

Kami lalu kembali menaiki kereta kuda Layond. Atmosfernya cukup aneh, berbeda dari biasanya. Sepertinya Noa masih tidak menyangka hal itu akan terjadi. Juga, Layond bilang ia akan menuju pasar kota dan membeli bahan makanan? Apa itu membeli?

Ah kegiatan tukar menukar ya. Ah sial, kenapa aku bisa mengetahuinya? Proses bersinkronisasi dengan tubuh manusia rasanya benar-benar aneh. Tidak, ini bagus kurasa. Seperti sebelumnya, setiap informasi bisa saja berguna untuk mengembalikan energi kehidupanku.

“Hei layond, kau masih ingat perkataan Sven soal Koin singa emas, kan? Apa kau akan menggunakan itu untuk membeli bahan makanan di pasar? Juga, apa ada jenis koin selain koin singa emas?”

“Hm? Ya, itu benar. Di pasar, kami menggunakan macam-macam koin untuk membeli suatu barang atau jasa. Koin-koin yang berlaku disini cukup banyak. Dari yang memiliki nilai terkecil adalah koin beruang perunggu, koin serigala perak, koin singa emas, koin harimau platinum, dan koin sisik naga hitam,” jelas Layond.

”Begitu ya.” Aku membalas. Kuda-kuda Layond terus berjalan dan Noa tetap terlihat sedikit pucat. Astaga, ini tidak menyenangkan lagi.

“Hei bocah, kau masih memikirkan kejadian tadi? Ternyata kau lebih penakut dari yang kubayangkan.” Aku tersenyum cukup sinis.

“A-apa?! Tentu tidak paman sialan! Lihat saja, saat monster gila itu kembali, aku akan menghabisinya dengan pedang hebatku.”

“Hm? Pedang biru dari Sven ya, kau sangat menyukainya ternyata,” balasku.

“Ha! Tentu tidak. Aku hanya sedikit menyukainya. Pedang kayu yang ayahku buat lebih hebat kurasa.” Gadis nakal itu terus mengoceh seraya memalingkan mukanya dariku. Sepertinya rasa takutnya mulai mereda. Baguslah. Apa? aku peduli padanya? Tidak, tidak aku berhutang nyawa padanya. Sudah seharusnya aku membayarnya. Kereta Layond mendadak berhenti. Aku menoleh ke sekitar dan mlihat sebuah tempat yang ramai.

“Ayo!” Sven menuruni keretanya dan mulai berjalan keaarah kerumunan. Aku dan Noa segera menyusul pria berambut coklat gelap itu. Ramainya ... para manusia tidak hanya menjual bahan makan. Mereka juga menjual pakaian, tanduk hewan, beberapa potion, bebatuan, tanaman herbal, perhiasan, dan benda aneh lainnya yang namanya belum kuketahui.

Para orang yang melihat kami tampak sedikit terkejut dan saling membisikkan sesuatu.

“Lihat, bukankah itu mantan prajurit tinggi kerajaan, Layond Emilton? Aku tidak menyangka bisa melihatnya dari dekat.”

“Astaga, itu benar-benar Layond Emilton, mantan sang prajurit ternama.”

“Kemampuannya sangat hebat! Bahkan, orang-orang bilang kereta kudanya memiliki roh penjaga yang akan menghabisi siapapun yang berniat mencuri isinya.”

“Huhh? Mantan prajurit ternama? Memangnya siapa dia?”

“Hei lihat! Itu Tuan Emilton yang hebat! Astaga, aku sangat beruntung dapat melihatnya sedekat ini!”

Orang-orang terus membicarakan Layond. Membosankan. Apa jadinya kalau mereka melihat tindakan bodoh pria ini saat kehilangan putrinya? mungkin mereka akan menarik perkataan mereka masing-masing. Noa sendiri sepertinya juga cukup kesal mendengar perkataan orang-orang.

“Aaah malangnya ... uhuk, uhuk!” Suatu suara seorang wanita tua yang menduduki karpet tebal di antara penjual sapu lidi dan penjual bebatuan sihir membuatku sedikit tertarik. Karpet tuanya itu dihiasi berbagai benda mengkilau yang entah apa namanya. Sebuah bola ungu yang terlihat berbahaya terletak tepat di depannya. Seekor kucing putih berekor panjang terus menggosokkan kepalanya ke lengan nenek itu. Wanita tua berbaju biru itu berhenti terbatuk dan mengelus tongkat tuanya. Apa yang akan ia lakukan?

“Bahkan, seekor lalat pun dapat membunuh serigala yang selalu tertidur,” lanjutnya cukup pelan. Huh? Apa maksudnya? Apa artinya telah di temukan jenis lalat baru yang dapat mem-

“Hahahah sudahlah nek, sampai kapan kau akan terus melantur begini? Sebaiknya kau berhenti saja!” Seorang lelaki yang umurnya tampak sedikit lebih tua dari umur wujud manusiaku, tertawa sinis pada nenek tua tadi. Anehnya nenek itu hanya tersenyum kecil seaakan telah melepaskan semua beban hidupnya. Manusia memang membingungkan.

Aku mengabaikan nenek itu dan cukup terkejut mengetahui Noa dan Layond yang tidak lagi berada di dekatku. Ah sialan..

Terpopuler

Comments

Yui.

Yui.

bagus ceritanya,semangat thor!

2021-12-26

2

Kall.

Kall.

Mampir ni, btw bagus cerita nya. Semangat ya👍🏻❤️

2021-06-27

2

[ I LOVE MILF ]

[ I LOVE MILF ]

mulai dari sini udh rapi tulisannya, tinggal sudut pandang aj yg kurang nyaman, kalimat pov itu yg sebenarnya mengganggu 👍

2021-06-17

4

lihat semua
Episodes
1 Prolog: Hal Yang Akan Mengguncang Dunia
2 Chapter 1. Pertemuan Singkat Dengan Wanita Misterius
3 chapter 2. alasan seorang Layond terobsesi dengan anaknya sendiri.
4 chapter 3. Anak Blacksmith Handal Yang Ditolong Oleh Chronoa.
5 chapter 4. Rahasia Keluarga Olward
6 chapter 5. Sebenarnya Dia Mengetahui Semuanya
7 Chapter 6. Kemurkaan Sang Dewa
8 Chapter 7. Sang Druggist Yang Menawan
9 Chapter 8. Nenek Yang Aneh
10 chapter 9. Saat Yang Ditunggu Tunggu
11 chapter 10. Sosok Yang Memiliki Hubungan Dengan Ariel
12 Chapter 11. Genosida Ras Light Elf
13 Chapter 12. Keinginan Yang Diwariskan
14 Chapter 13. Invasi Asmodeus
15 chapter 14. Dyze Dan Chronoa Menjadi Buronan
16 Chapter 15. Pertarungan Dyze melawan Asmodeus
17 Chapter 16. Dewa Yang Mengejar Kesenangan
18 Chapter 17. Kematian Asmodeus?
19 Chapter 18. Kebahagiaan Eiria
20 Chapter 19. Kota Makmur Yang Menjadi Kota Hantu
21 Chapter 20. Kebodohan Dan Ketakutan Para Elf
22 Chapter 21. Pertanyaan Yang Terjawab
23 Chapter 22. Dimana Semuanya Bermula
24 Chapter 23. Rahasia Dunia?
25 Chapter 24. Harga Diriku Hanya Untuk Orang Itu
26 Chapter 25. Game Telah Dimulai
27 Chapter 26. Emosi Argus
28 Chapter 27. Kegigihan Seorang Argus
29 Chapter 28. Form Argus
30 Chapter 29. A Sacrifice To Save You
31 Chapter 30.Tidurlah Menuju Ketenangan Abadi
32 Chapter 31. Mimpi Buruk
33 Chapter 32. Kehangatan Dan Keharmonisan Sebuah Keluarga
34 Chapter 33. Sebuah Penyesalan
35 Chapter 34. Celestial Human!
36 Chapter 35. Ribuan Kematian
37 Chapter 36. Kota Netral, Evalon.
38 Chapter 37. Kisah Malang Raizel
39 Chapter 38. Kisah Malang Raizel II
40 Chapter 39. Kisah Malang Raizel III
41 Chapter 40. Nasib Malang Raizel IV(Last)
42 Chapter 41. Penyusupan Claire
43 Chapter 42. Pertemuan Kembali Setelah Sekian Lama
44 Chapter 43. Perseteruan Antara Dua Sahabat
45 Chapter 44. Perjuangan Mereka Untuk Membebaskannya
46 Chapter 45. Keserakahan Manusia Di Stolas
47 Chapter 46. Perkenalan Singkat 4 Kerajaan Besar
48 Chapter 47. Hydra - Arc 1 End
49 Chapter 48. Keluh Kesah Seorang Putri Elf
50 Chapter 49. Keberadaan Hydra Yang Menakuti Para Siren
51 Chapter 50. Pengalaman Pertama Yang Direbut Darinya
52 Chapter 51. Ras Xana
53 Chapter 52. Menangislah, Terkadang Itu Dibutuhkan
54 Chapter 53. Seorang Pemandu
55 Chapter 54. Hancurnya Mental
56 Chapter 55. Keputusan Takdir
57 Chapter 56. Sebuah Sandra
58 Chapter 57. Biarkan Aku Yang Membunuhnya
59 Chapter 58. Leviathan Telah Mati
60 Chapter 59. Hadiah?
61 Chapter 60. Replika(?)
62 Chapter 61. Gejolak Kekuatan Livia
63 Chapter 62. Bangkit Kembali Dari Kematian Yang Menghantui
64 Chapter 63. Laki-Laki Yang Lancang
65 Chapter 64. Individu Yang Berkuasa(?)
66 Chapter 65. Sosok Bertopeng Yang Setara Dengan Hydra
67 Chapter 66. Sosok 'Boneka'?
68 Chapter 67. Kota Parsia
69 Chapter 68. Penyembah Sesat
70 Chapter 69. The Sinners
71 Chapter 70. Kehilangan Orang Yang Berharga
72 Chapter 71. Hydra kembali (?)
73 Chapter 72. Kedatangan Sosok Yang Bersama Hydra
74 Chapter 73. Meta Human
75 Chapter 74. Bahasa Arcadia
76 Chapter 75. Rangkaian Kata Yang Membuatnya Termenung
77 Chapter 76. Agartha
78 Chapter 77. 10 Pahlawan Manusia
79 Chapter 78. Alam Semesta Yang Tidak Terbatas
80 Chapter 79. Nyanyian Alpha Di Kala Waktu Senggang
81 Chapter 80. Alasan Eleina & Xelyn Mengikutinya
82 Chapter 81. Telah Sampai Di Tujuan
83 Chapter 82. Lenyaplah, Nirvana Words
84 Chapter 83. Rencana Argus Untuk Membuatnya Tunduk?
85 Chapter 84. Time Rewind
86 Chapter 85. Time Resurrection
87 Chapter 86. Kebesaran Leviathan
88 Chapter 87. Athena, Dan Beberapa Skill Baru Yang Dapat Diakses
89 Chapter 88. Penantian Jutaan Tahun | Arc 2— Arbeltha— End|
90 Chapter 89. Sebuah Perpisahan
91 Chapter 90. Shub-Niggurath
92 Chapter 91. Angin Hitam-- Death Manipulation
93 Chapter 92. Hancurnya Planet Jovian
94 Chapter 93. Beelzebub
95 Chapter 94. Neiphr Yang Dibombardir
96 Chapter 95. Penguasa Hutan
97 Chapter 96. Anggota Eksekutif The Sinners
98 Chapter 97. Infinite Death Loop
99 Chapter 98. Fallen Dawn
100 Chapter 100. Fallen Dawn Fragment
101 Chapter 101. Urutan Juara
102 Chapter 102. Gloomy Giant
103 103. Kenangan
104 104. Realm Destroyer
105 105. Keruntuhan Realita
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Prolog: Hal Yang Akan Mengguncang Dunia
2
Chapter 1. Pertemuan Singkat Dengan Wanita Misterius
3
chapter 2. alasan seorang Layond terobsesi dengan anaknya sendiri.
4
chapter 3. Anak Blacksmith Handal Yang Ditolong Oleh Chronoa.
5
chapter 4. Rahasia Keluarga Olward
6
chapter 5. Sebenarnya Dia Mengetahui Semuanya
7
Chapter 6. Kemurkaan Sang Dewa
8
Chapter 7. Sang Druggist Yang Menawan
9
Chapter 8. Nenek Yang Aneh
10
chapter 9. Saat Yang Ditunggu Tunggu
11
chapter 10. Sosok Yang Memiliki Hubungan Dengan Ariel
12
Chapter 11. Genosida Ras Light Elf
13
Chapter 12. Keinginan Yang Diwariskan
14
Chapter 13. Invasi Asmodeus
15
chapter 14. Dyze Dan Chronoa Menjadi Buronan
16
Chapter 15. Pertarungan Dyze melawan Asmodeus
17
Chapter 16. Dewa Yang Mengejar Kesenangan
18
Chapter 17. Kematian Asmodeus?
19
Chapter 18. Kebahagiaan Eiria
20
Chapter 19. Kota Makmur Yang Menjadi Kota Hantu
21
Chapter 20. Kebodohan Dan Ketakutan Para Elf
22
Chapter 21. Pertanyaan Yang Terjawab
23
Chapter 22. Dimana Semuanya Bermula
24
Chapter 23. Rahasia Dunia?
25
Chapter 24. Harga Diriku Hanya Untuk Orang Itu
26
Chapter 25. Game Telah Dimulai
27
Chapter 26. Emosi Argus
28
Chapter 27. Kegigihan Seorang Argus
29
Chapter 28. Form Argus
30
Chapter 29. A Sacrifice To Save You
31
Chapter 30.Tidurlah Menuju Ketenangan Abadi
32
Chapter 31. Mimpi Buruk
33
Chapter 32. Kehangatan Dan Keharmonisan Sebuah Keluarga
34
Chapter 33. Sebuah Penyesalan
35
Chapter 34. Celestial Human!
36
Chapter 35. Ribuan Kematian
37
Chapter 36. Kota Netral, Evalon.
38
Chapter 37. Kisah Malang Raizel
39
Chapter 38. Kisah Malang Raizel II
40
Chapter 39. Kisah Malang Raizel III
41
Chapter 40. Nasib Malang Raizel IV(Last)
42
Chapter 41. Penyusupan Claire
43
Chapter 42. Pertemuan Kembali Setelah Sekian Lama
44
Chapter 43. Perseteruan Antara Dua Sahabat
45
Chapter 44. Perjuangan Mereka Untuk Membebaskannya
46
Chapter 45. Keserakahan Manusia Di Stolas
47
Chapter 46. Perkenalan Singkat 4 Kerajaan Besar
48
Chapter 47. Hydra - Arc 1 End
49
Chapter 48. Keluh Kesah Seorang Putri Elf
50
Chapter 49. Keberadaan Hydra Yang Menakuti Para Siren
51
Chapter 50. Pengalaman Pertama Yang Direbut Darinya
52
Chapter 51. Ras Xana
53
Chapter 52. Menangislah, Terkadang Itu Dibutuhkan
54
Chapter 53. Seorang Pemandu
55
Chapter 54. Hancurnya Mental
56
Chapter 55. Keputusan Takdir
57
Chapter 56. Sebuah Sandra
58
Chapter 57. Biarkan Aku Yang Membunuhnya
59
Chapter 58. Leviathan Telah Mati
60
Chapter 59. Hadiah?
61
Chapter 60. Replika(?)
62
Chapter 61. Gejolak Kekuatan Livia
63
Chapter 62. Bangkit Kembali Dari Kematian Yang Menghantui
64
Chapter 63. Laki-Laki Yang Lancang
65
Chapter 64. Individu Yang Berkuasa(?)
66
Chapter 65. Sosok Bertopeng Yang Setara Dengan Hydra
67
Chapter 66. Sosok 'Boneka'?
68
Chapter 67. Kota Parsia
69
Chapter 68. Penyembah Sesat
70
Chapter 69. The Sinners
71
Chapter 70. Kehilangan Orang Yang Berharga
72
Chapter 71. Hydra kembali (?)
73
Chapter 72. Kedatangan Sosok Yang Bersama Hydra
74
Chapter 73. Meta Human
75
Chapter 74. Bahasa Arcadia
76
Chapter 75. Rangkaian Kata Yang Membuatnya Termenung
77
Chapter 76. Agartha
78
Chapter 77. 10 Pahlawan Manusia
79
Chapter 78. Alam Semesta Yang Tidak Terbatas
80
Chapter 79. Nyanyian Alpha Di Kala Waktu Senggang
81
Chapter 80. Alasan Eleina & Xelyn Mengikutinya
82
Chapter 81. Telah Sampai Di Tujuan
83
Chapter 82. Lenyaplah, Nirvana Words
84
Chapter 83. Rencana Argus Untuk Membuatnya Tunduk?
85
Chapter 84. Time Rewind
86
Chapter 85. Time Resurrection
87
Chapter 86. Kebesaran Leviathan
88
Chapter 87. Athena, Dan Beberapa Skill Baru Yang Dapat Diakses
89
Chapter 88. Penantian Jutaan Tahun | Arc 2— Arbeltha— End|
90
Chapter 89. Sebuah Perpisahan
91
Chapter 90. Shub-Niggurath
92
Chapter 91. Angin Hitam-- Death Manipulation
93
Chapter 92. Hancurnya Planet Jovian
94
Chapter 93. Beelzebub
95
Chapter 94. Neiphr Yang Dibombardir
96
Chapter 95. Penguasa Hutan
97
Chapter 96. Anggota Eksekutif The Sinners
98
Chapter 97. Infinite Death Loop
99
Chapter 98. Fallen Dawn
100
Chapter 100. Fallen Dawn Fragment
101
Chapter 101. Urutan Juara
102
Chapter 102. Gloomy Giant
103
103. Kenangan
104
104. Realm Destroyer
105
105. Keruntuhan Realita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!