chapter 3. Anak Blacksmith Handal Yang Ditolong Oleh Chronoa.

Swooosh...!

anak panah melesat dengan cepat. Sebuah pohon lalu tertusuk anak panah yang meleset itu. Burung-burung yang sedang bertengger segera terbang ketakutan. Pembidiknya lalu sedikit menggertakkan giginya.

“Pfft, kau payah juga ya...." Chronoa tersenyum tipis tanpa memperlihatkan gigi seperti biasanya. Dyze meliriknya lalu tersenyum.

"Yah, setidaknya aku bukan anak nakal yang terkena hukuman di hutan," gumam Dyze seraya memainkan busur Layond. Gadis itu terdiam kesal. Dyze yang melihat reaksi Chronoa melebarkan senyumnya.

"Hoy kalian, jangan pergi terlalu jauh! Para dire wolf bisa menerkam kalian kapan saja." Layond berteriak dari jarak yang cukup jauh dengan mereka berdua.

“Yaa...,” jawab Chronoa tanpa sedikit keseriusan. Ia melihat ke sekelilingnya dan tersenyum tipis sedikit licik. Tampaknya ia mendapat ide nakal.

Swoosh!

Gadis itu berlari kearah lain dan semakin menjauhi Layond.

“H-hey tunggu!” Dyze hendak menghentikannya namun terlambat, dia sudah pergi meninggalkannya.

“Tch, bocah merepotkan,”

Dyze bergumam pelan dan segera berlari menyusul nya.

Sementara itu, di sisi Chronoa..

Fufufu Pak Tua itu pasti tidak akan menyadari hal ini. Lihat saja, aku akan menemukan rusa buruanku sendiri!

Begitulah pikirnya, namun apa yang ia dapatkan bukanlah rusa yang ia inginkan melainkan suara rintihan yang terdengar dari suatu tempat.

“Sakit ... sakit sekali ... siapa saja ... tolong selamatkan aku...,”

Dapat diketahui dari pemilik suara itu seperti sekarat karena suara nya yang pelan, lemas, dan terbata-bata.

Chronoa perlahan menghampiri sumber suara sambil bersembunyi di semak berry yang berada di dekat nya.

Saat di semak itu, dia seperti menyenggol sesuatu.

Chronoa mencoba menoleh perlahan ...

'Ughh itu kaki? Kaki manusia yang sudah terkoyak hingga tulang? Sial, itu menjijikkan. Tapi, aku penasaran siapa pelaku nya.'

Chronoa yang sempat teralihkan oleh kaki tersebut mendengar sebuah suara, seperti Predator yang menyantap mangsa nya.

Hmm? Suara ini, kan....?

Chronoa mencoba menyibak semak dan mendekati sumber suara.

Ha! Sesuai dugaanku, pelakunya adalah beruang.

Terlihat seekor beruang cokelat raksasa sekitar berukuran 3 meter sedang memakan seorang pemuda yang masih hidup. Chronoa sempat memutar balik dan tidak ingin menolongnya, tapi ia mengurungkan niat nya. Mungkin itu karena hati kecil nya tidak mengizinkan hal itu terjadi.

Chronoa mengamati beruang itu di balik semak berry. Setelah mengatur napas, Chronoa memulai aksi nya.

Chronoa menoleh ke arah ranting pohon kecil di dekat nya. Dia mematahkan nya lalu dengan gesit dia belari ke batang pohon yang cukup jauh dari posisi nya tadi.

Karena indera pendengaran beruang yang kuat, dia terpancing. Beruang itu berhenti memakan mangsa nya dan mulai mendekati sumber suara.

Saat beruang itu kebingungan mencarinya, Chronoa memanjat pohon besar yang ada di depannya, ia menggigit jarinya hingga mengeluarkan darah kemudian menggosok darah tersebut ke salah satu dahan yang cukup besar.

Chronoa menuruni pohon dengan hati hati agar tidak menyebabkan sedikitpun suara. Dia mendekati semak, dan mengambil perban dari saku nya. Chronoa pun memperban jari nya yang terluka karena khawatir jika itu bisa menarik hewan buas lain nya.

Saat beruang itu mulai menginjak dahan yang dilumuri darah sebelumnya, Chronoa segera keluar dari semak dan melempar pedang kayu yang selalu berada di pinggang nya ke arah mata beruang itu.

"RAAAWRR" Beruang itu meraung keras, kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Hmm~ rencanaku berhasil, sepertinya dewi keberuntungan memang berpihak kepadaku. Senyum tipis terukir di wajah nya. Namun kali ini sedikit lebih spesial.

Menyadari pemuda itu tidak mengeluarkan suara lagi, Chronoa bergegas mencabut pedang nya dari mata beruang itu dan segera menghampiri pemuda yang tergeletak bersimbah darah.

'Ah itu dia.'

Seolah tidak bergeming dengan genangan darah di sekitar nya, Chronoa terus saja melangkah maju mendekati pemuda yang kaki nya telah buntung dan sedang tergeletak tidak berdaya.

“Oi! Kau masih hidup?”

Mendengar sebuah suara, pemuda itu perlahan-lahan membuka matanya.

“Huh? Dimana aku? Apakah aku di surga? Kamu itu ... malaikat?”

Pemuda itu melantur, dia mengira diri nya tidak selamat pada insiden itu, dan kini berada di surga.

“Kau masih hidup, idiot!”

Karena kesal, Chronoa reflek menampar orang tersebut.

“Ughh ... aku ... selamat? Uhukk, kamu...? Seorang malaikat sungguhan?!”

Dia bertanya sambil menahan rasa sakit nya.

“Ya, kau selamat, sayangnya aku bukan seorang malaikat.”

“Tidak, itu pasti perkataan yang akan dikeluarkan seorang malaikat,”

Dia bersikeras, namun karena terlalu bersemangat, luka itu membuat nya menjerit kesakitan.

“Ck, diamlah, jangan berbicara lagi."

Eh? bau apa ini?

Karena mencium bau yang tidak asing, Chronoa mengendus sekitar nya.

Bau amis darah. Bukan, ini bukan berasal dari pemuda itu.

“!”

Menyadari bahaya, Chronoa langsung menghadap kebelakang. Dia mendapati beruang itu sedang berdiri tepat di depan nya sekarang dengan wajah yang murka.

“Terkutuk kau Dewi keberuntungan!"

Sementara itu di sisi Layond, ia sedang bersiul bahagia karena menemukan banyak buruan.

“Dengan begini sudah terkumpul 2 kelinci."

Layond mengikat kelinci itu di ikat pinggang bagian kanan.

“Kita juga punya rusa disini. Hufft, jatah buruan yang cukup banyak ya. Hari ini, kau akan makan sampai benar-benar kenyang lo, Noa Sayang....”

Sepi. Tidak ada satu pun suara yang menjawab nya.

“Noa sayang?”

Layond yang merasa curiga langsung menoleh ke belakang.

Disaat itu juga terdengar suara raungan hewan.

Mungkinkah?!-- Layond segera berlari dengan segenap kemampuan nya. Menembus pepohonan yang menghalangi jalan nya, kecepatan nya sekarang bahkan bisa dikatakan mengalahkan Cheetah yang sangat mumpuni dalam hal berlari.

“Peduli setan dengan hasil buruanku. Noa bagiku tetap yang terpenting!”

Menerjang angin, menembus hutan. Layond berusaha sampai di sumber suara dengan waktu se singkat mungkin.

Kembali pada Dyze, sepertinya dia kehilangan jejak Chronoa, entah karena Chronoa yang terlalu lincah, atau dirinya yang terlalu lambat.

Cih, bocah sialan itu. Lincah sekali larinya, aku bahkan tidak bisa menyusulnya. Tubuh manusia memang merepotkan.

Samar samar terdengar suara raungan hewan. Apa itu dia? Tidak, itu tidak mungkin—pikirnya. Namun karena kehilangan arah, Dyze terpaksa menuju ke sumber suara yang mungkin akan menjadi petunjuk bagi nya.

“Tch, bocah nakal, jangan mati!”

Dyze mempercepat langkah nya. Menggunakan kecepatan yang cukup cepat namun tidak terlalu menguras tenaga. Karena bagi Dyze sendiri fisik nya masih terbilang lemah.

Untuk nasib Chronoa bisa terbilang sedang terancam.

Beruang itu melayangkan cakar miliknya dalam satu kedipan mata, namun..

Ctang!

Chronoa menahannya dengan pedang. Tapi itu tidak bertahan lama. Karena berat badan dan kekuatan fisik yang jauh berbeda membuat pedang Chronoa patah dan dia di injak beruang itu.

Setelah menginjak nya, merasa belum puas, beruang itu menendang nya dengan sangat kuat. Membuat nya terpental jauh dan terhenti saat menabrak batang pohon.

“Uhuk!”

Chronoa memuntahkan darah, baju nya compang camping, dan diri nya tidak dapat berdiri

“U-ukhh.. Seperti nya beberapa tulang ku patah..”

“Noa…!”

Samar-samar Chronoa mendengar teriakan yang sangat familiar memanggil namanya. Tidak lama setelah itu..

Swooosh!

Sebuah tombak melesat membelah udara datang dari semak-semak yang tadi Chronoa tempati. Angin dari tombak itu membuat debu beterbangan dan sedikit mengkaburkan pandangan nya.

Tombak tersebut mengenai dada beruang itu hingga terhempas keras. Tentu saja, pemilik tombak tersebut adalah Layond. Ia berlari keluar dari semak-semak, menghampiri Chronoa dan tanpa sadar menginjak tangan pemuda yang sekarat tadi. Tapi dia tidak menyadari hal itu.

"Aaakh! T-tanganku...."

Lelaki itu kembali kehilangan kesadaran.

"Anak nakal, Kau tidak apa-apa?!”

Layond terlihat khawatir dengan keadaan Chronoa yang terbilang parah di mata nya.

“Bukan masalah besar, yang lebih penting lagi, kaki mu--“ Belum sempat menyelesaikan kalimat, dia memotongnya:

“Beruang bajingan! Beraninya kau menyakiti Noa ku!"

“Ck, sudah kubilang aku tidak apa-apa!"

Chronoa berteriak meminta nya untuk tidak mengkhawatir kan dirinya.

Tapi tetap saja, dia mengabaikan nya. Layond melesat dengan satu kedipan menuju beruang yang sedang sekarat itu dan memukulinya hingga beruang itu kehilangan nyawanya.

Dyze yang kini tidak terlalu jauh dari mereka samar samar mendengar suara.

"... Aku tidak apa-apa!"

Ah! Suara itu pasti ...-- Tanpa pikir panjang, Dyze memacu kecepatan nya ke arah suara itu berasal.

"Oh ayolah, Pak Tua! Kita harus menolong orang ini!"

Dyze mendapati seorang anak perempuan berusaha menyadarkan ayahnya dari kejauhan, dan seorang lelaki sekarat yang mungkin sepantaran dengan nya.

Melihat keadaan sekitar, Dyze pun langsung melangkah menuju Layond

"Sadarlah Layond, ada yang lebih penting dari ini."

Dyze menendang nya untuk menyadarkan nya.

* * *

"Ah, dia sudah sadar."

Suara Chronoa membuat Dyze sadar dari rasa kantuk nya.

"Ugh, dimana-"

"Hei Layond, dia sudah sadar."

Dyze memutus kalimat Kenma untuk alasan yang tidak jelas. Sebelumnya, meeeka membawa lelaki sekarat itu menuju rumah seorang Healer di Kota Elfimp yang merupakan teman Layond.

‘Kota yang cukup jauh dari Desa kami. Seingatku nama desanya adalah Elvire. Sedangkan kota Elfimp ini berada pada wilayah Historian Kingdom.’

Layond membawa nya ke Historian Kingdom bukan tanpa alasan, melainkan karena posisi hutan yang digunakan untuk berburu dekat dengan Historian kingdom. Dan kota Elfimp adalah tujuan nya.

"Oh baguslah."

Layond menduduki kursi di sebelah kiri pemuda yang baru saja mereka selamatkan.

"Hei nak, siapa namamu?"

Dia bertanya dengan elegan.

"S-siapa? Siapa kalian? Dimana malaikat yang sudah menyelamatkanku tadi?!"

Pemuda itu memperhatikan Dyze dan Layond secara bergantian. Lalu saat dia mengalihkan perhatian nya ke gadis yang duduk di pojok ruangan--

"--Ah kamu! Malaikat penyelamatku, aku benar-benar ber-"

"Idiot! Berhenti memanggilku malaikat, dasar sialan...!"

Chronoa bangkit dari kursi nya dan berusaha memukul pemuda itu lagi, namun Dyze menghentikan nya.

"Hei heii keributan apa ini?"

Seorang wanita dengan rambut biru tiba-tiba memasuki ruangan tempat kami berada.

“Ah, nak Kenma, kau sudah sadar rupanya ... bagaimana kakimu? Apa masih terasa sakit?”

Wanita berambut biru, ber iris mata abu abu itu menanyakan kondisi nya.

“Eh?” Kenma melihat kedua kakinya dan menggerakkannya.

Wanita itu menyembuhkan—tidak, menumbuhkan kaki Kenma. Dia adalah seorang Healer tingkat tinggi dan di segani di kota Elfimp.

"Benar juga, Setelah beruang itu menyerangku, kalian yang membawaku kemari ya, terimakasih, terimakasih banyak. Maafkan sikapku yang tidak sopan sebelumnya."

Kenma membungkuk kan badan nya sebagai tanda terima kasih.

"Ah benar. Perkenalkan, namaku Kenma. Aku akan mengantar kalian ke rumahku, orang tuaku pasti menyambut kedatangan kalian,"

“Oh~, kamu sudah tumbuh dewasa saja ya Kenma....”

"Kami--" Kalimat layond terputus.

"Itu tidak perlu, kami melakukannya atas keinginan kami sendiri."

Chronoa memotong nya dengan nada tidak menyenangkan.

"Ah ya, itu benar, kami rasa ada baiknya untuk segera pulang."

Layond tersenyum kaku melihat sikap putri kesayangannya.

Wanita itu menghampiri Layond dan berbisik pada nya.

"Hei Layond, kupikir kau sebaiknya mengikuti anak itu."

"Riley pasti menunggu kami Shearly, jadi kurasa--"

* * *

Suara langkah kaki kuda yang menarik kereta Layond menambah keheningan di antara mereka. Ya, atas paksaan Shearly, mereka mengantarkan Kenma sekaligus berkunjung kerumahnya.

“Sialan, menghabiskan waktuku saja.”

Dyze bergumam kecil.

Tidak lama setelah itu terdengar suara menyedihkan dari sebuah perut yang seperti meronta ronta.

“Na, kapan kita sampai? Aku lapar,”

Dyze menyandarkan tangan dan menopang dagu nya dengan arogan.

‘Yah, rasa lapar itu memang merepotkan. Meski aku tidak membenci proses makan nya, tapi proses setelah mengonsumsi makanan nya lah yang membuatku kerepotan, rasa nyeri di perut itu masih saja terbayang dikepalaku. Zavist sialan, kau akan membayarnya.’

Karena tidak ada jawaban, Dyze mencoba topik lain. Dyze menghampiri Chronoa dan berbisik pada nya:

"Lagi pula, bocah, kenapa juga kau sampai membahayakan dirimu untuk menyelamatkan orang itu?"

“Ugh, paman, kau tidak tau diri sama sekali ya, aku hanya ingin menolongnya, jadi kenapa kau yang terlambat datang menolong malah merengek kelaparan seperti anak kecil?”

“Apa katamu?!”

Tiba-tiba, terdengar suara perut yang serupa. Spontan Dyze melihat ke sumber suara berasal. Dan Dyze menahan tawa nya saat mengetahui sumber suara nya.

“Pfft.”

“Ini bukan berasal dariku! Suara ini milik pak tua itu!!”

Chronoa dengan nada tinggi menunjuk Layond yang sedang fokus menyetir kereta kuda nya.

“Hahaha baiklah terserah maumu ... tapi, tidak biasanya kamu berbaik hati menolong orang lain. Apa kau tertarik padanya?”

Dyze sekilas melirik ke arah Kenma.

“Cih, pertanyaan tak berbobot."

Chronoa hanya membalas nya singkat dengan dingin.

"Ah, tak kusangka, seleramu itu rendah sekali ya."

Dyze mengatakan itu sambil beralih ke posisi semula.

"Bukan begitu dasar idiot! Aku hanya tidak mau melihat orang tak bersalah mati didepan mataku. Hanya itu, sialan,"

“Hmm? Sepertinya kalian akrab sekali....”

Kenma yang berada di kursi depan melirik ke belakang.

“Tidak, tidak juga. Kami hanya kebetulan tinggal seatap saja,”

Dyze menyanggah nya dengan jawaban yang salah.

“Se atap..?! apakah kalian seorang pasangan...?"

Kenma menatap mereka dengan tatapan kosong dan nada rendah.

“HAH?!! Jelas tidak!! Jangan bermimpi aku akan berpasangan dengannya!”

Mereka berdua menyanggah nya dengan berteria keras.

“Begitu ya!”

Atmosfer kembali seperti semula, seakan tidak terjadi apa apa.

Dyze seperti melihat Riley pada diri Kenma.

Setelah itu, kereta Layond terhenti.

"Hei Kenma, apa ini tempat tinggalmu?"

Layond menunjuk sebuah bangunan besar yang memiliki 4 tingkat lantai. Seperti di bimbing oleh tatapan Layond, Kenma melihat ke arah yang di maksud.

"Benar, itu rumahku,"

Kenma menuruni kereta, dan memutar badan nya. Kemudian membungkuk meletakan tangan di dada nya, seperti pelayan yang mempersilahkan tamu spesial Tuan nya.

"Silahkan tempatkan kuda anda disebelah sana,"

Anak itu menunjuk lahan kosong yang memang berfungsi sebagai tempat parkir.

"Baik, terimakasih."

Layond hanya membalasnya dengan singkat.

Setelah memarkirkan kereta nya, Layond menyuruh Dyze dan Chronoa untuk turun.

"Anak-anak, turunlah."

"Silahkan masuk, Tuan Emilton."

Dengan badan yang masih membungkuk, Kenma mempersilahkan Layond dan Chronoa masuk. Namun saat Dyze mengikuti mereka, Kenma menatap nya dengan berbeda. Hal itu membuat Dyze menghentikan langkah nya.

"Kau juga, silahkan masuk."

Kenma hanya menyambut nya dengan datar, tidak ada yang istimewa. Dyze merasa kesal karena di perlakukan berbeda, terlebih dia adalah seorang—Mantan Dewa.

"Paman ... masuklah! Kenapa kau begitu lambat sih?"

Chronoa melambaikan tangannya seraya menoleh ke arah Dyze yang berada dibelakangnya.

"Tch”

Dyze memasang senyum kecil.

"Bukankah kau yang terlalu antusias?"

Dyze memacu langkah nya menyusul Chronoa dan Layond yang telah memasuki rumah Kenma.

Terpopuler

Comments

『Minecraft』

『Minecraft』

gw marathon

2022-07-27

0

『Minecraft』

『Minecraft』

meeka= mereka

2022-07-09

0

Konan

Konan

Bang jangan sering sering berdecak kesal.

2021-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog: Hal Yang Akan Mengguncang Dunia
2 Chapter 1. Pertemuan Singkat Dengan Wanita Misterius
3 chapter 2. alasan seorang Layond terobsesi dengan anaknya sendiri.
4 chapter 3. Anak Blacksmith Handal Yang Ditolong Oleh Chronoa.
5 chapter 4. Rahasia Keluarga Olward
6 chapter 5. Sebenarnya Dia Mengetahui Semuanya
7 Chapter 6. Kemurkaan Sang Dewa
8 Chapter 7. Sang Druggist Yang Menawan
9 Chapter 8. Nenek Yang Aneh
10 chapter 9. Saat Yang Ditunggu Tunggu
11 chapter 10. Sosok Yang Memiliki Hubungan Dengan Ariel
12 Chapter 11. Genosida Ras Light Elf
13 Chapter 12. Keinginan Yang Diwariskan
14 Chapter 13. Invasi Asmodeus
15 chapter 14. Dyze Dan Chronoa Menjadi Buronan
16 Chapter 15. Pertarungan Dyze melawan Asmodeus
17 Chapter 16. Dewa Yang Mengejar Kesenangan
18 Chapter 17. Kematian Asmodeus?
19 Chapter 18. Kebahagiaan Eiria
20 Chapter 19. Kota Makmur Yang Menjadi Kota Hantu
21 Chapter 20. Kebodohan Dan Ketakutan Para Elf
22 Chapter 21. Pertanyaan Yang Terjawab
23 Chapter 22. Dimana Semuanya Bermula
24 Chapter 23. Rahasia Dunia?
25 Chapter 24. Harga Diriku Hanya Untuk Orang Itu
26 Chapter 25. Game Telah Dimulai
27 Chapter 26. Emosi Argus
28 Chapter 27. Kegigihan Seorang Argus
29 Chapter 28. Form Argus
30 Chapter 29. A Sacrifice To Save You
31 Chapter 30.Tidurlah Menuju Ketenangan Abadi
32 Chapter 31. Mimpi Buruk
33 Chapter 32. Kehangatan Dan Keharmonisan Sebuah Keluarga
34 Chapter 33. Sebuah Penyesalan
35 Chapter 34. Celestial Human!
36 Chapter 35. Ribuan Kematian
37 Chapter 36. Kota Netral, Evalon.
38 Chapter 37. Kisah Malang Raizel
39 Chapter 38. Kisah Malang Raizel II
40 Chapter 39. Kisah Malang Raizel III
41 Chapter 40. Nasib Malang Raizel IV(Last)
42 Chapter 41. Penyusupan Claire
43 Chapter 42. Pertemuan Kembali Setelah Sekian Lama
44 Chapter 43. Perseteruan Antara Dua Sahabat
45 Chapter 44. Perjuangan Mereka Untuk Membebaskannya
46 Chapter 45. Keserakahan Manusia Di Stolas
47 Chapter 46. Perkenalan Singkat 4 Kerajaan Besar
48 Chapter 47. Hydra - Arc 1 End
49 Chapter 48. Keluh Kesah Seorang Putri Elf
50 Chapter 49. Keberadaan Hydra Yang Menakuti Para Siren
51 Chapter 50. Pengalaman Pertama Yang Direbut Darinya
52 Chapter 51. Ras Xana
53 Chapter 52. Menangislah, Terkadang Itu Dibutuhkan
54 Chapter 53. Seorang Pemandu
55 Chapter 54. Hancurnya Mental
56 Chapter 55. Keputusan Takdir
57 Chapter 56. Sebuah Sandra
58 Chapter 57. Biarkan Aku Yang Membunuhnya
59 Chapter 58. Leviathan Telah Mati
60 Chapter 59. Hadiah?
61 Chapter 60. Replika(?)
62 Chapter 61. Gejolak Kekuatan Livia
63 Chapter 62. Bangkit Kembali Dari Kematian Yang Menghantui
64 Chapter 63. Laki-Laki Yang Lancang
65 Chapter 64. Individu Yang Berkuasa(?)
66 Chapter 65. Sosok Bertopeng Yang Setara Dengan Hydra
67 Chapter 66. Sosok 'Boneka'?
68 Chapter 67. Kota Parsia
69 Chapter 68. Penyembah Sesat
70 Chapter 69. The Sinners
71 Chapter 70. Kehilangan Orang Yang Berharga
72 Chapter 71. Hydra kembali (?)
73 Chapter 72. Kedatangan Sosok Yang Bersama Hydra
74 Chapter 73. Meta Human
75 Chapter 74. Bahasa Arcadia
76 Chapter 75. Rangkaian Kata Yang Membuatnya Termenung
77 Chapter 76. Agartha
78 Chapter 77. 10 Pahlawan Manusia
79 Chapter 78. Alam Semesta Yang Tidak Terbatas
80 Chapter 79. Nyanyian Alpha Di Kala Waktu Senggang
81 Chapter 80. Alasan Eleina & Xelyn Mengikutinya
82 Chapter 81. Telah Sampai Di Tujuan
83 Chapter 82. Lenyaplah, Nirvana Words
84 Chapter 83. Rencana Argus Untuk Membuatnya Tunduk?
85 Chapter 84. Time Rewind
86 Chapter 85. Time Resurrection
87 Chapter 86. Kebesaran Leviathan
88 Chapter 87. Athena, Dan Beberapa Skill Baru Yang Dapat Diakses
89 Chapter 88. Penantian Jutaan Tahun | Arc 2— Arbeltha— End|
90 Chapter 89. Sebuah Perpisahan
91 Chapter 90. Shub-Niggurath
92 Chapter 91. Angin Hitam-- Death Manipulation
93 Chapter 92. Hancurnya Planet Jovian
94 Chapter 93. Beelzebub
95 Chapter 94. Neiphr Yang Dibombardir
96 Chapter 95. Penguasa Hutan
97 Chapter 96. Anggota Eksekutif The Sinners
98 Chapter 97. Infinite Death Loop
99 Chapter 98. Fallen Dawn
100 Chapter 100. Fallen Dawn Fragment
101 Chapter 101. Urutan Juara
102 Chapter 102. Gloomy Giant
103 103. Kenangan
104 104. Realm Destroyer
105 105. Keruntuhan Realita
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Prolog: Hal Yang Akan Mengguncang Dunia
2
Chapter 1. Pertemuan Singkat Dengan Wanita Misterius
3
chapter 2. alasan seorang Layond terobsesi dengan anaknya sendiri.
4
chapter 3. Anak Blacksmith Handal Yang Ditolong Oleh Chronoa.
5
chapter 4. Rahasia Keluarga Olward
6
chapter 5. Sebenarnya Dia Mengetahui Semuanya
7
Chapter 6. Kemurkaan Sang Dewa
8
Chapter 7. Sang Druggist Yang Menawan
9
Chapter 8. Nenek Yang Aneh
10
chapter 9. Saat Yang Ditunggu Tunggu
11
chapter 10. Sosok Yang Memiliki Hubungan Dengan Ariel
12
Chapter 11. Genosida Ras Light Elf
13
Chapter 12. Keinginan Yang Diwariskan
14
Chapter 13. Invasi Asmodeus
15
chapter 14. Dyze Dan Chronoa Menjadi Buronan
16
Chapter 15. Pertarungan Dyze melawan Asmodeus
17
Chapter 16. Dewa Yang Mengejar Kesenangan
18
Chapter 17. Kematian Asmodeus?
19
Chapter 18. Kebahagiaan Eiria
20
Chapter 19. Kota Makmur Yang Menjadi Kota Hantu
21
Chapter 20. Kebodohan Dan Ketakutan Para Elf
22
Chapter 21. Pertanyaan Yang Terjawab
23
Chapter 22. Dimana Semuanya Bermula
24
Chapter 23. Rahasia Dunia?
25
Chapter 24. Harga Diriku Hanya Untuk Orang Itu
26
Chapter 25. Game Telah Dimulai
27
Chapter 26. Emosi Argus
28
Chapter 27. Kegigihan Seorang Argus
29
Chapter 28. Form Argus
30
Chapter 29. A Sacrifice To Save You
31
Chapter 30.Tidurlah Menuju Ketenangan Abadi
32
Chapter 31. Mimpi Buruk
33
Chapter 32. Kehangatan Dan Keharmonisan Sebuah Keluarga
34
Chapter 33. Sebuah Penyesalan
35
Chapter 34. Celestial Human!
36
Chapter 35. Ribuan Kematian
37
Chapter 36. Kota Netral, Evalon.
38
Chapter 37. Kisah Malang Raizel
39
Chapter 38. Kisah Malang Raizel II
40
Chapter 39. Kisah Malang Raizel III
41
Chapter 40. Nasib Malang Raizel IV(Last)
42
Chapter 41. Penyusupan Claire
43
Chapter 42. Pertemuan Kembali Setelah Sekian Lama
44
Chapter 43. Perseteruan Antara Dua Sahabat
45
Chapter 44. Perjuangan Mereka Untuk Membebaskannya
46
Chapter 45. Keserakahan Manusia Di Stolas
47
Chapter 46. Perkenalan Singkat 4 Kerajaan Besar
48
Chapter 47. Hydra - Arc 1 End
49
Chapter 48. Keluh Kesah Seorang Putri Elf
50
Chapter 49. Keberadaan Hydra Yang Menakuti Para Siren
51
Chapter 50. Pengalaman Pertama Yang Direbut Darinya
52
Chapter 51. Ras Xana
53
Chapter 52. Menangislah, Terkadang Itu Dibutuhkan
54
Chapter 53. Seorang Pemandu
55
Chapter 54. Hancurnya Mental
56
Chapter 55. Keputusan Takdir
57
Chapter 56. Sebuah Sandra
58
Chapter 57. Biarkan Aku Yang Membunuhnya
59
Chapter 58. Leviathan Telah Mati
60
Chapter 59. Hadiah?
61
Chapter 60. Replika(?)
62
Chapter 61. Gejolak Kekuatan Livia
63
Chapter 62. Bangkit Kembali Dari Kematian Yang Menghantui
64
Chapter 63. Laki-Laki Yang Lancang
65
Chapter 64. Individu Yang Berkuasa(?)
66
Chapter 65. Sosok Bertopeng Yang Setara Dengan Hydra
67
Chapter 66. Sosok 'Boneka'?
68
Chapter 67. Kota Parsia
69
Chapter 68. Penyembah Sesat
70
Chapter 69. The Sinners
71
Chapter 70. Kehilangan Orang Yang Berharga
72
Chapter 71. Hydra kembali (?)
73
Chapter 72. Kedatangan Sosok Yang Bersama Hydra
74
Chapter 73. Meta Human
75
Chapter 74. Bahasa Arcadia
76
Chapter 75. Rangkaian Kata Yang Membuatnya Termenung
77
Chapter 76. Agartha
78
Chapter 77. 10 Pahlawan Manusia
79
Chapter 78. Alam Semesta Yang Tidak Terbatas
80
Chapter 79. Nyanyian Alpha Di Kala Waktu Senggang
81
Chapter 80. Alasan Eleina & Xelyn Mengikutinya
82
Chapter 81. Telah Sampai Di Tujuan
83
Chapter 82. Lenyaplah, Nirvana Words
84
Chapter 83. Rencana Argus Untuk Membuatnya Tunduk?
85
Chapter 84. Time Rewind
86
Chapter 85. Time Resurrection
87
Chapter 86. Kebesaran Leviathan
88
Chapter 87. Athena, Dan Beberapa Skill Baru Yang Dapat Diakses
89
Chapter 88. Penantian Jutaan Tahun | Arc 2— Arbeltha— End|
90
Chapter 89. Sebuah Perpisahan
91
Chapter 90. Shub-Niggurath
92
Chapter 91. Angin Hitam-- Death Manipulation
93
Chapter 92. Hancurnya Planet Jovian
94
Chapter 93. Beelzebub
95
Chapter 94. Neiphr Yang Dibombardir
96
Chapter 95. Penguasa Hutan
97
Chapter 96. Anggota Eksekutif The Sinners
98
Chapter 97. Infinite Death Loop
99
Chapter 98. Fallen Dawn
100
Chapter 100. Fallen Dawn Fragment
101
Chapter 101. Urutan Juara
102
Chapter 102. Gloomy Giant
103
103. Kenangan
104
104. Realm Destroyer
105
105. Keruntuhan Realita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!