When You Believe (Takdir Cinta)
Hai Teman-Teman, ini adalah karya terbaru dari Alana Alisha, mohon dukungannya dengan LIKE, KOMEN dan VOTE juga berikan HADIAH. Terima Kasih~ Dukungan Teman-Teman akan sangat berarti ^^
***
Juni. Sepucuk surat berbahasa Inggris yang dikirim melalui email sampai di tangan Harun. Ia membaca perlahan
sampai rasanya tiada satu huruf pun yang terlewat.
Surat ini sudah dinanti berbulan-bulan lamanya. Selesai membaca, Ia menjadi sumringah. Bibirnya membentuk kurva bulan sabit. Tidak sia-sia rasanya perjuangan Harun kesana sini untuk mengumpulkan berkas dan dokumen.
Hari ini semua penantian terjawab sudah. Ia memenangkan beasiswa untuk program Magisternya di Tiongkok. Transportation Planning and Management. Itu lah jurusan yang diajukan oleh Harun 6 bulan yang lalu. Alhamdulillah ia diterima. Tanpa menunggu waktu lebih lama, Harun langsung mengabarkan berita ini pada keluarga nya.
Di sebuah rumah yang tampak megah, rumah bernuansa cream-gold khas kastil-kastil Eropa, berlantai marmer, mempunyai kamar tidur tidak kurang dari 15 kamar.
Bangungan mewah yang berada di atas tanah seluas 2 hektar ini adalah milik keluarga Rasyidi. Sayangnya penghuni utamanya hanya terdiri dari 3 orang saja, di samping ada beberapa asisten rumah tangga, supir dan tukang kebun.Di rumah ini, Harun menemui ibunya,
“Nak, rasanya mama tidak kuat kalau kamu tinggal pergi lagi. Apalagi dalam waktu lama” Ibu Harun tampak sedih
mendengar kabar bahagia dari Harun. Ibu paruh baya itu tampak keberatan.
Harun adalah anak terakhir dan merupakan putra satu-satunya di keluarga Rasyidi. Ia memiliki 2 kakak perempuan yang telah menikah. Kakak pertama menikah dengan laki-laki kewarganegaraan Jerman. Karena suaminya bekerja di Qatar, jadilah mereka menetap disana. Biasanya mereka pulang mengunjungi keluarga di Indonesia 2 tahun sekali.
Kakak kedua telah menikah dengan pengusaha tambang di Kalimantan, dan kakaknya pun diboyong oleh suaminya untuk menetap di sana. Keadaaan seperti ini membuat ibu Harun sangat kesepian. Maka ia pun berat melepaskan anak trakhirnya untuk pergi lagi dalam waktu lama. Pergi lagi? Ya. Sebelumnya Harun kuliah di Brunei Darussalam selama 4 tahun. Ia baru saja menyelesaikan sarjana nya di sana. Baru 6 bulan kelulusannya, kini ia sudah harus berangkat ke China.
“Sariyah, biarlah Harun mengejar mimpinya. Biarkan ia mengeksplore kemampuan di lingkungan yang baru. Agar ia memiliki pengalaman yang mumpuni dengan memakan asam garam di negeri rantau. Ia sekarang bukan anak kecil lagi. Ia adalah seorang laki-laki dewasa” Papa mencoba membesarkan hati mama sekaligus mengingatkan. Pria paruh baya ini berkata sambil menghisap cerutu pipanya. Asap membumbung tinggi mengepul-ngepul.
“Tapi ingat nak, walaupun kamu ke Tiongkok, kamu harus tetap mempedulikan perusahaan kita. Ingat! Kamu itu pewaris papa! Papa berharap besar padamu!” Tambah tuan Rasyidi. Beliau menekankan nada di setiap kalimatnya.
“Baik pa, Harun akan terus mengingatnya. Namun, untuk kali ini sebelum Harun memegang amanah besar dari
papa, tolong izinkan Harun mencari jati diri Harun sendiri. Harun harus lebih menggali potensi pada diri Harun”
Tuan Rasyidi mengangguk-anggukan kepalanya tanda setuju.
Harun sebenarnya sedih untuk kembali meninggalkan ibunya. Dalam hati ia berjanji untuk belajar giat dan
meyelesaikan kuliahnya tepat waktu.
***
Drrrrt Drrrrt
Handphone Harun bergetar. Tanda ada orang yang menelepon nya.
“Ya, Assalamu’alaikum” Harun mengangkat hp tanpa melihat siapa yang menelepon. Ia lagi sibuk fokus membereskan administrasi untuk keberangkatannya ke China.
“Wa’alaikumsalam. Mas, mas lulus ke China??? Kenapa ga kasih kabar sih ?? Aku tau nya malah dari kak Asti. Aku
kan tunangan kamu. Masa kabar sepenting ini kamu bisa lupa sama aku. Ini kita belum menikah lho kamu sudah begini. Bagaimana nanti jika kita sudah menikah???” Harun menjauhkan handphone dari daun telinganya.
Menyadari Reva sang tunangan yang menelepon, Haris langsung bergerak cepat menjauhkan telepon
dari suara yang memekakkan telinga. Benar saja, Reva langsung menyemprotnya dengan suara lengkingan tinggi.
Huft, Padahal ia baru saja mendapatkan kabar. Kak Asti juga pasti taunya dari mama. Reva Reva. Bikin
pusing kepala saja.
“Iya Reva. Aku baru saja terima emailnya kok, baru juga mau mengabarkan kamu!”
“Kok panggil Reva sih mas?”
“Iya sayang, maaf. Aku lagi ga konsen nih. Nanti aku kabari lagi ya. aku lagi ngurus berkas yang tersisa. Ini Aku lagi
di kantor papa”
“Okay, aku antarin kamu makan siang ke kantor. Aku masak special. Daaaa sayaaang”
Tiiiiit…tiiiiiitttt
Huft, Beginilah Reva, lebih tepatnya Reva Cantika Atmaja. Gadis itu selalu saja memaksakan kehendaknya
tanpa meminta pendapat dirinya terlebih dahulu. Harun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Reva adalah gadis kaya raya putri tunggal tuan Atmaja Hadi Kusuma dari rekan bisnis tuan Rasyidi (papanya Harun). Mereka ditunangkan atas dasar pertimbangan perusahaan. Penyatuan dua keluarga super power ini, diyakini akan lebih memperbesar perusahaan yang memang sedang maju-majunya.
Sebenarnya Harun tidak memiliki cinta di hatinya untuk Reva. Cinta bukanlah prioritas utama baginya, setidaknya untuk saat ini. Ia menyetujui pertunangan ini sebab memang ia sedang tidak memiliki tambatan dihatinya. Berbeda dengan Reva, gadis itu memang sangat mencintai Harun bahkan sejak pertama kali mereka bertemu. Revalah yang memaksa papi nya untuk menjodohkan mereka.
Peluang ini dimanfaatkan oleh keluarga Rasyidi untuk memperluas perusahaan. Mengingat perusahaan tuan Atmaja Hadi Kusuma tengah berkembang dengan sangat pesat.
Harun melihat ka arah jam tangannya, pukul sudah pukul 11.30, berkas yang dipersiapkan belum juga beres.
Ia harus menyelesaikan pemberkasan sebelum Reva datang. Akan sangat merepotkan jika Reva datang sedang misinya belum selesai. Ia pun memanggil asisten peribadinya yang bernama Rival,
Ddrrrrt… drrrttt…
“Iya. Halo pak bos?”
“Val, tolong kamu urus sisa berkas ke Tiongkok yang sudah Sebagian saya siapkan ya, saya sudah emailkan ke kamu, coba di cek saja” Pinta Harun pada asisten pribadinya. Mereka bukan lagi layaknya bos dan anak buah. Melainkan sudah seperti saudara, umur mereka pun sebaya. Walau demikian Rival tetap menghormati Harun sebagai atasannya.
“Pak bos sih, sok-sok an mau ngerjain sendiri, gelabakan kan jadinya” Rival menggeleng-gelengkan kepala
melihat ulah bos nya. Ia sudah berulang kali mengatakan akan mengerjakan pengurusan berkas tapi bos nya sama sekali tidak menggubrisnya. Entah apa yang menjadikan bosnya tersebut sekarang jadi berubah pikiran.
“Pokoknya tolong ya. Pikiran saya tiba-tiba mumet ni”
“Okay. Siap pak bos. Segera laksanakan” Ucap Rival kemudian.
Harun mematikan handphone nya. Ia memijat-mijat tengkuk kemudian beralih ke pelipisnya. Akhir-akhir ini ia memang sedang sangat repot membantu proyek-proyek di perusahaan papanya. Ia berharap sebelum ke Tiongkok ia sudah menyelesaikan semuanya dengan baik.
Tok.. tok.. tok
“Masuk!”
“Sayaaaaang… Ini aku datang membawa makan siang” Reva sekilas sempat melihat Harun memijat-mijat tengkuknya.
“Sayang, kamu lagi sakit?” Reva menghampiri Harun.
“Tidak kok! Aku hanya sedikit pusing mengerjakan proyek terbaru” Jawab Harun.
“Sini aku bantu pijat!” Reva hendak beranjak menuju tempat duduk Harun dengan dengan cepat di cegat oleh
laki-laki ini.
“Ga pa-pa kok, Rev! ini bentar lagi juga udah mau sembuh! Ayo kita makan saja, takutnya malah nanti menjadi
dingin!” Harun menghindar.
“Okay sayang, baik lah!”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Astina Sutami
nyimak thor
2022-10-16
0
verawati
hadir kk
walaupun telat ttp AQ favorit in
2022-01-30
0
AAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
ini bukan Aisyah bini nye pak haji kan ye 😂
2021-12-10
0