Suasana perkantoran berjalan seperti biasa. Para pekerja sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Mulai dari pangkat terendah hingga yang tertinggi, mereka saling diburu waktu sesuai porsinya masing-masing.
Tapi, jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, itu artinya sekarang adalah jam istirahat untuk hari ini bagi mereka para pekerja. Mereka tak segan menuju kantin untuk menyantap makan siang, ada juga yang membawa bekal dari rumah atau malah kembali pulang demi sekedar makan siang bersama keluarga.
Di sebuah ruangan yang terletak di lantai 16 pada sebuah perusahaan otomotif, tampak dua sejoli masih menikmati makan siang mereka. Makanan mewah dengan berbagai macam lauk pauk memang sudah disiapkan untuk menemani makan siang mereka berdua.
“Seharusnya kamu tidak perlu bersusah payah memasak makanan sebanyak ini, Rev!” Ucap Harun kepada tunangannya. Walau begitu ia masih saja mengunyah makanan yang telah tersaji dihadapannya.
“Hanya sekali-kali kok, lagian anggap saja ini untuk merayakan keberhasilan dalam memenangkan beasiswa program master mu di Tiongkok. Kamu memang hebat, sayang!” Puji Reva. Harun hanya menyunggingkan sedikit senyuman
menanggapi perkataan Reva.
“Apakah nanti kamu tidak merindukanku?” Reva menatap Harun dengan pandangan sendu, gadis ini sendiri sebenarnya tidak yakin akan perasaan Harun terhadapnya.
“Bagaimana jika aku nanti yang akan merindukanmu, aku tidak bisa bebas bertemu denganmu seperti hari ini” Kini mata Reva benar-benar berkaca-kaca.
“Sudahlah, jangan pikirkan hal yang belum terjadi, kita nikmati kebersamaan kita hari ini. Bagaimana hari esok, hal tersebut masih menjadi misteri dan belum pasti” Jawab Harun diplomatis.
“Apa kamu bisa berjanji kalau kamu akan setia dan tidak akan berpaling kepada Wanita lain?” Reva menatap serius ke dalam manik mata Harun.
Pemuda itu terdiam. Ia mengambil air mineral yang berada dihadapannya kemudian ia meneguk dalam sekali tegukan. Ia tampak ragu untuk menjawab, sebab kedepannya rahasia Tuhan tiada sesiapa yang mengetahuinya.
“Mas, kenapa kamu malah diam?” tanya Reva lagi.
Reva sedikit menyentuh tangan Harun, pemuda itu langsung menarik tangannya. Reva berubah sedih. Ia tiba-tiba merasa menjadi orang yang sangat menyedihkan.
Ia merasa tersinggung atas perlakuan Harun terhadapnya. Ia berpikir bahwa Harun memang sama sekali tidak mencintainya. Cinta nya bertepuk sebelah tangan.
“Aku tau mas tidak mencintaiku” Reva kembali membuka suara dengan pandangan menunduk. Ia tidak ingin terlihat begitu rapuh. Harun jadi serba salah, padahal ia tidak bermaksud menyakiti Reva sang tunangan. Ia hanya
bingung sejenak dengan keadaan. Apalagi diberondong dengan banyak sekali pertanyaan, Ia bingung harus menjawab apa dan mulai darimana.
“Reva, mengapa kamu bersedih? Ayolah. Aku ini tunanganmu. Kita dijodohkan dan akan menikah, apa lagi yang kamu khawatirkan?”
“Mengapa mas tidak pernah bersikap kepadaku layaknya aku ini tunangan mas? Bahkan sedikit saja aku menyentuhmu, kamu sudah enggan. Apa kamu merasa jijik terhadapku? Jawab mas!” Reva tidak bisa menghentikan air mata nya yang tiba-tiba saja mengalir.
“Rev, dengarkan aku! Status kita sekarang hanyalah tunangan. Kita harus menjaga batasan kita, terutama aku yang laki-laki. Aku tidak ingin merusakmu. Aku ingin terus menjaga kehormatanmu sebagai tunanganku sampai saatnya tiba, saat kita sudah berada dalam ikatan suci lagi halal. Akan ada waktu nya nanti kita bermesraan. Kamu paham maksudku kan? Sekarang aku hanya ingin mengontrol diriku sampai saatnya tiba” Jelas Haris dengan menatap dalam mata Reva.
Tampaknya Reva luluh, bahkan ada kekaguman dihatinya terhadap Harun yang mana pemuda itu begitu memegang teguh prinsipnya. Harun benar-benar calon imam yang baik. pikir Reva.
“Baiklah, terima kasih sayang. Aku percaya padamu” Mata Reva dipenuhi kekaguman terhadap Harun, tampaknya cinta begitu bersemi dihatinya. Dalam hati ia berjanji untuk terus setia pada pemuda itu.
***
Petang datang menjelang. Harun masih saja berada di kantor membereskan berkas-berkas dan menangani proyek nya, ia baru saja menghadiri rapat bulanan, sedang Reva sudah kembali menjalani aktifitas nya sepulang dari
membawa bekal makan siang yang ia makan bersama Haris.
Drrrrtttt Ddrrrt
Satu pesan masuk ke no wattsapp Reva,
Halo sayang. Masih ingat denganku?
Nomor baru tanpa nama menghiasi layar kacanya. Reva mengkerutkan kening sesaat. Ia memilih untuk tidak menghiraukan pesan yang dianggapnya tak penting itu. Namun selang
beberapa waktu pesan dari nomor tak dikenal kembali melayang ke nomornya,
Hai sayang, kenapa pesanku dibalas? Kamu yakin mau mengabaikan pesan dariku? Ayolah dibalas sayang!
Aaargh. benar-benar menjijikkan. Pikir Reva. Siapa sih orang iseng yang mengirim pesan? Apalagi mengatakan sayang sayangan segala. Dan lagi-lagi Reva memilih mengabaikan pesan menyebalkan itu.
Tak lama, Beberapa saat kemudian, pesan sejenis dan serupa kembali memasuki gawainya. Kesal. Ia pun memblock nomor dari orang yang tak ia kenal. Aman. Pikirnya.
Reva kembali mengerjakan aktifitas yang sempat tertunda, sama seperti Haris ia juga disibukkan dengan kerjaan kantornya. Sebagai direktur utama PT. Sandika Mega Citra, kegiatannya pun terbilang padat. Kini ia tengah mempelajari beberapa berkas penting untuk ia tanda tangani. Apalagi besok ia juga harus menghadiri rapat penting pemegang saham.
Sial. Lagi-lagi gawainya bergetar oleh nomor yang sama sekali tidak dikenalnya. Hal ini mengefek pada tidak bisa konsen nya ia pada kerjaaan. Kembali ia mengintip layar Handphone nya.
Jenis pesan yang sama seperti tadi namun dengan nomor yang berbeda. Mau apa sebenarnya orang ini. Baiklah, sekali kali aku harus meladeninya. Pikir Reva.
Maaf, kamu siapa? Ada perlu apa ya?
Dddddrttt drrrrttt
Tak lama balasan pesan pun datang,
Haha… Sayang, Masa kamu lupa sih dengan cinta lamamu. Aku adalah orang yang dulu sangat kamu gilai kemudian kamu campakkan dengan begitu sadis
Reva membacanya dengan tangan bergetar. Setelah melihat pesan tersebut, Reva hanya dapat mengingat satu nama saja. yaitu Edo. Tapi apa benar ini Edo? Bukankah laki-laki itu sedang mendekam di dalam penjara?
Reva berpikir keras. Ia belum membalas kembali pesan yang dikirimkan oleh orang tadi, namun pria tersebut sepertinya benar-benar ingin membuatnya sakit kepala.
Lagi-lagi pesan yang tidak Reva harapkan masuk secara bertahap, tidak hanya satu, sekali masuk sampai lima pesan. Oh my God. Ingin rasa nya ia melempar gawai yang kini berada di tangannya.
Aaarrrgh. Ia pun memutuskan beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ruangan direktur, kemudian menuju parkiran dan menaiki mobil sedan mewahnya. Ia memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri.
Semula ia tidak mengetahui kemana arah dan tujuan mobilnya berjalan, namun tiba-tiba ia teringat pada sahabatnya Naomi. Ya. Ia harus menemuinya untuk melepaskan semua uneg-uneg yang ada di kepala nya. Dengan gesit, ia pun memutar arah tujuan menuju rumah sahabatnya tersebut.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
hiatus
salam kenal yaa thor, semangattt selaluuu 🥰
mampir baca novel romance ku juga yaa kak judulnya'What Happens When You Die' makasiiih 😍
2021-08-26
0
:✓
"Akan ada waktunya nanti kita bermesraan"☺nice job.😆😂#dasarjomblo.
2021-08-23
2
lastri mia
smngt
2021-08-01
0