Bab 2: Status Kita Hanyalah Tunangan

Suasana perkantoran berjalan seperti biasa. Para pekerja sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Mulai dari pangkat terendah hingga yang tertinggi, mereka saling diburu waktu sesuai porsinya masing-masing.

Tapi, jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, itu artinya sekarang adalah jam istirahat untuk hari ini bagi mereka para pekerja. Mereka tak segan menuju kantin untuk menyantap makan siang, ada juga yang membawa bekal dari rumah atau malah kembali pulang demi sekedar makan siang bersama keluarga.

Di sebuah ruangan yang terletak di lantai 16 pada sebuah perusahaan otomotif, tampak dua sejoli masih menikmati makan siang mereka. Makanan mewah dengan berbagai macam lauk pauk memang sudah disiapkan untuk menemani makan siang mereka berdua.

“Seharusnya kamu tidak perlu bersusah payah memasak makanan sebanyak ini, Rev!” Ucap Harun kepada tunangannya. Walau begitu ia masih saja mengunyah makanan yang telah tersaji dihadapannya.

“Hanya sekali-kali kok, lagian anggap saja ini untuk merayakan keberhasilan dalam memenangkan beasiswa program master mu di Tiongkok. Kamu memang hebat, sayang!” Puji Reva. Harun hanya menyunggingkan sedikit senyuman

menanggapi perkataan Reva.

“Apakah nanti kamu tidak merindukanku?” Reva menatap Harun dengan pandangan sendu, gadis ini sendiri sebenarnya tidak yakin akan perasaan Harun terhadapnya.

“Bagaimana jika aku nanti yang akan merindukanmu, aku tidak bisa bebas bertemu denganmu seperti hari ini” Kini mata Reva benar-benar berkaca-kaca.

“Sudahlah, jangan pikirkan hal yang belum terjadi, kita nikmati kebersamaan kita hari ini. Bagaimana hari esok, hal tersebut masih menjadi misteri dan belum pasti” Jawab Harun diplomatis.

“Apa kamu bisa berjanji kalau kamu akan setia dan tidak akan berpaling kepada Wanita lain?” Reva menatap serius ke dalam manik mata Harun.

Pemuda itu terdiam. Ia mengambil air mineral yang berada dihadapannya kemudian ia meneguk dalam sekali tegukan. Ia tampak ragu untuk menjawab, sebab kedepannya rahasia Tuhan tiada sesiapa yang mengetahuinya.

“Mas, kenapa kamu malah diam?” tanya Reva lagi.

Reva sedikit menyentuh tangan Harun, pemuda itu langsung menarik tangannya. Reva berubah sedih. Ia tiba-tiba merasa menjadi orang yang sangat menyedihkan.

Ia merasa tersinggung atas perlakuan Harun terhadapnya. Ia berpikir bahwa Harun memang sama sekali tidak mencintainya. Cinta nya bertepuk sebelah tangan.

“Aku tau mas tidak mencintaiku” Reva kembali membuka suara dengan pandangan menunduk. Ia tidak ingin terlihat begitu rapuh. Harun jadi serba salah, padahal ia tidak bermaksud menyakiti Reva sang tunangan. Ia hanya

bingung sejenak dengan keadaan. Apalagi diberondong dengan banyak sekali pertanyaan, Ia bingung harus menjawab apa dan mulai darimana.

“Reva, mengapa kamu bersedih? Ayolah. Aku ini tunanganmu. Kita dijodohkan dan akan menikah, apa lagi yang kamu khawatirkan?”

“Mengapa mas tidak pernah bersikap kepadaku layaknya aku ini tunangan mas? Bahkan sedikit saja aku menyentuhmu, kamu sudah enggan. Apa kamu merasa jijik terhadapku? Jawab mas!” Reva tidak bisa menghentikan air mata nya yang tiba-tiba saja mengalir.

“Rev, dengarkan aku! Status kita sekarang hanyalah tunangan. Kita harus menjaga batasan kita, terutama aku yang laki-laki. Aku tidak ingin merusakmu. Aku ingin terus menjaga kehormatanmu sebagai tunanganku sampai saatnya tiba, saat kita sudah berada dalam ikatan suci lagi halal. Akan ada waktu nya nanti kita bermesraan. Kamu paham maksudku kan? Sekarang aku hanya ingin mengontrol diriku sampai saatnya tiba” Jelas Haris dengan menatap dalam mata Reva.

Tampaknya Reva luluh, bahkan ada kekaguman dihatinya terhadap Harun yang mana pemuda itu begitu memegang teguh prinsipnya. Harun benar-benar calon imam yang baik. pikir Reva.

“Baiklah, terima kasih sayang. Aku percaya padamu” Mata Reva dipenuhi kekaguman terhadap Harun, tampaknya cinta begitu bersemi dihatinya. Dalam hati ia berjanji untuk terus setia pada pemuda itu.

***

Petang datang menjelang. Harun masih saja berada di kantor membereskan berkas-berkas dan menangani proyek nya, ia baru saja menghadiri rapat bulanan, sedang Reva sudah kembali menjalani aktifitas nya sepulang dari

membawa bekal makan siang yang ia makan bersama Haris.

Drrrrtttt Ddrrrt

Satu pesan masuk ke no wattsapp Reva,

Halo sayang. Masih ingat denganku?

Nomor baru tanpa nama menghiasi layar kacanya. Reva mengkerutkan kening sesaat. Ia memilih untuk tidak menghiraukan pesan yang dianggapnya tak penting itu. Namun selang

beberapa waktu pesan dari nomor tak dikenal kembali melayang ke nomornya,

Hai sayang, kenapa pesanku dibalas? Kamu yakin mau mengabaikan pesan dariku? Ayolah dibalas sayang!

Aaargh. benar-benar menjijikkan. Pikir Reva. Siapa sih orang iseng yang mengirim pesan? Apalagi mengatakan sayang sayangan segala. Dan lagi-lagi Reva memilih mengabaikan pesan menyebalkan itu.

Tak lama, Beberapa saat kemudian, pesan sejenis dan serupa kembali memasuki gawainya. Kesal. Ia pun memblock nomor dari orang yang tak ia kenal. Aman. Pikirnya.

Reva kembali mengerjakan aktifitas yang sempat tertunda, sama seperti Haris ia juga disibukkan dengan kerjaan kantornya. Sebagai direktur utama PT. Sandika Mega Citra, kegiatannya pun terbilang padat. Kini ia tengah mempelajari beberapa berkas penting untuk ia tanda tangani. Apalagi besok ia juga harus menghadiri rapat penting pemegang saham.

Sial. Lagi-lagi gawainya bergetar oleh nomor yang sama sekali tidak dikenalnya. Hal ini mengefek pada tidak bisa konsen nya ia pada kerjaaan. Kembali ia mengintip layar Handphone nya.

Jenis pesan yang sama seperti tadi namun dengan nomor yang berbeda. Mau apa sebenarnya orang ini. Baiklah, sekali kali aku harus meladeninya. Pikir Reva.

Maaf, kamu siapa? Ada perlu apa ya?

Dddddrttt drrrrttt

Tak lama balasan pesan pun datang,

Haha… Sayang, Masa kamu lupa sih dengan cinta lamamu. Aku adalah orang yang dulu sangat kamu gilai kemudian kamu campakkan dengan begitu sadis

Reva membacanya dengan tangan bergetar. Setelah melihat pesan tersebut, Reva hanya dapat mengingat satu nama saja. yaitu Edo. Tapi apa benar ini Edo? Bukankah laki-laki itu sedang mendekam di dalam penjara?

Reva berpikir keras. Ia belum membalas kembali pesan yang dikirimkan oleh orang tadi, namun pria tersebut sepertinya benar-benar ingin membuatnya sakit kepala.

Lagi-lagi pesan yang tidak Reva harapkan masuk secara bertahap, tidak hanya satu, sekali masuk sampai lima pesan. Oh my God. Ingin rasa nya ia melempar gawai yang kini berada di tangannya.

Aaarrrgh. Ia pun memutuskan beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ruangan direktur, kemudian menuju parkiran dan menaiki mobil sedan mewahnya. Ia memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri.

Semula ia tidak mengetahui kemana arah dan tujuan mobilnya berjalan, namun tiba-tiba ia teringat pada sahabatnya Naomi. Ya. Ia harus menemuinya untuk melepaskan semua uneg-uneg yang ada di kepala nya. Dengan gesit, ia pun memutar arah tujuan menuju rumah sahabatnya tersebut.

***

Terpopuler

Comments

hiatus

hiatus

salam kenal yaa thor, semangattt selaluuu 🥰

mampir baca novel romance ku juga yaa kak judulnya'What Happens When You Die' makasiiih 😍

2021-08-26

0

:✓

:✓

"Akan ada waktunya nanti kita bermesraan"☺nice job.😆😂#dasarjomblo.

2021-08-23

2

lastri mia

lastri mia

smngt

2021-08-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I: Kabar dari Tiongkok
2 Bab 2: Status Kita Hanyalah Tunangan
3 Bab 3: Kekhawatiran Ibu
4 Bab 4: Perhatian yang Berharga
5 Bab 5: Petualangan di Mulai
6 Bab 6: Bertemu Nona Wang
7 Bab 7: Kelas Pertama
8 Bab 8: Panggil Aku, Aisyah!
9 Bab 9: Asisten Kiriman Tuan Rasyidi
10 Bab 10: Bersama di Danau Selatan
11 Bab 11: Menyelamatkan Aisyah
12 Bab 12: Pesona yang Membuat Orang Nyaman
13 Bab 13: Pikiran yang Terusik
14 Bab 14: Sekelumit Kisah Cinta
15 Bab 15: Ruang Party
16 Bab 16: Menceritakan Keluh Kesah
17 Bab 17: Harun memiliki Tunangan
18 Bab 18: Mendarat di Hongkong
19 Bab 19: Tsim Tsa Tsui
20 Bab 20: Peristiwa Dini Hari
21 Bab 21: Menuntut Kesucian
22 Bab 22: Mari Kita Bicara!
23 Bab 23: Cerita Hujan
24 Bab 24: Hati Yang Berkabut
25 Bab 25: Karya Tulis Yang Mendunia
26 Bab 26: Di Tepi Sungai Yangtze
27 Bab 27: Bermalam Bersama
28 Bab 28: Aku akan menikahimu!
29 Bab 29: Ancaman Tuan Rasyidi
30 Bab 30: Jodoh Sampai Surga
31 Bab 31: Calon Menantu Dadakan
32 Bab 32: Ijab Qabul
33 Bab 33: Kamar Pengantin
34 Bab 34: Pernikahan Bukan Sebuah Permainan
35 Bab 35: Tatapan Mengintimidasi
36 Bab 36: Menangis Dalam Diam
37 Bab 37: Kembali ke Apartement
38 Bab 38: Alur Permainan Aisyah
39 Bab 39: Cinta Berkali Lipat
40 Bab 40: Menyusul Aisyah
41 Bab 41: Telepon Dari Sariyyah
42 Bab 42: Senyum Terpaksa
43 Bab 43: Mata Yang Membola Sempurna
44 Bab 44: Hati Yang Porak Poranda
45 Bab 45: Menangislah!
46 Bab 46: Hati Yang Tersakiti
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab I: Kabar dari Tiongkok
2
Bab 2: Status Kita Hanyalah Tunangan
3
Bab 3: Kekhawatiran Ibu
4
Bab 4: Perhatian yang Berharga
5
Bab 5: Petualangan di Mulai
6
Bab 6: Bertemu Nona Wang
7
Bab 7: Kelas Pertama
8
Bab 8: Panggil Aku, Aisyah!
9
Bab 9: Asisten Kiriman Tuan Rasyidi
10
Bab 10: Bersama di Danau Selatan
11
Bab 11: Menyelamatkan Aisyah
12
Bab 12: Pesona yang Membuat Orang Nyaman
13
Bab 13: Pikiran yang Terusik
14
Bab 14: Sekelumit Kisah Cinta
15
Bab 15: Ruang Party
16
Bab 16: Menceritakan Keluh Kesah
17
Bab 17: Harun memiliki Tunangan
18
Bab 18: Mendarat di Hongkong
19
Bab 19: Tsim Tsa Tsui
20
Bab 20: Peristiwa Dini Hari
21
Bab 21: Menuntut Kesucian
22
Bab 22: Mari Kita Bicara!
23
Bab 23: Cerita Hujan
24
Bab 24: Hati Yang Berkabut
25
Bab 25: Karya Tulis Yang Mendunia
26
Bab 26: Di Tepi Sungai Yangtze
27
Bab 27: Bermalam Bersama
28
Bab 28: Aku akan menikahimu!
29
Bab 29: Ancaman Tuan Rasyidi
30
Bab 30: Jodoh Sampai Surga
31
Bab 31: Calon Menantu Dadakan
32
Bab 32: Ijab Qabul
33
Bab 33: Kamar Pengantin
34
Bab 34: Pernikahan Bukan Sebuah Permainan
35
Bab 35: Tatapan Mengintimidasi
36
Bab 36: Menangis Dalam Diam
37
Bab 37: Kembali ke Apartement
38
Bab 38: Alur Permainan Aisyah
39
Bab 39: Cinta Berkali Lipat
40
Bab 40: Menyusul Aisyah
41
Bab 41: Telepon Dari Sariyyah
42
Bab 42: Senyum Terpaksa
43
Bab 43: Mata Yang Membola Sempurna
44
Bab 44: Hati Yang Porak Poranda
45
Bab 45: Menangislah!
46
Bab 46: Hati Yang Tersakiti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!