Saat di ruang makan terlihat beberapa cowok yang sedang berkumpul untuk menikmati hidangan makan malam. Kesan pertama yang ada di benak Sifa saat melihat kumpulan cowok-cowok sedang makan bersama adalah sedikit eneg.
Sifa mencoba menenangkan hati karena pemandangan seperti ini akan ia lihat setiap hari. Cowok makan itu berbeda jauh dengan cewek, terutama porsi makan mereka!
“Wah, kamu anak baru ya?” Tanya salah seorang cowok.
Seperti kebiasaannya, Sifa pasti hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya.
“Aku Rendra, kamu?” Lanjutnya yang mengenalkan diri sebagai Rendra.
“Aku Sif, eh Fais." Jawab Sifa hampir saja keceplosan.
"Lengkapnya?"
"Fais Singo Dimedjo.."
"Waaaah... apa kamu keturunan Kraton Sejagad?"
"Ha-Haaa?? Bukan! Orang biasa.."
Rendra terlihat kecewa. "Yaaah, padahal aku ingin minta ngevlog untuk konten Yutubku."
"..."
"Panggil aku Rendra ya, salam kenal.." Rendra sudah kembali sumringah. Ini bocah mood swing banget membuat Sifa geleng-geleng kepala.
"Salam kenal juga, panggil saja Fais..”
“Oh, Fais. Suara kamu kok kecil sekali sih? Seperti anak cewek saja. Tubuhmu pendek dan kurus untuk ukuran laki-laki… Apa kau terkena penyakit kre.. kre.. kre apa ya?"
"Kretinisme?" Sifa tahu itu.
"Oh iya, maksudku kretinisme… Soalnya untuk cowok seusia kita, kau itu tidak bertumbuh sama sekali… ” Komentar aneh Rendra saat pertama kali mendengar suara Sifa.
Seketika itu Sifa langsung was-was. Takut ketahuan karena Rendra memandangnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sangat intens layaknya mata detektif.
“Apa iya?Tidakjuga kok.. hehehe” Kilah Sifa dengan senyum yang dipaksakan. Ia bahkan berusaha menunjukkan suara berat ala cowok.
Rasanya juga agak kesal, bisa-bisanya Rendra mengatainya terkena penyakit kekurangan hormone pertumbuhan atau kretinisme. Bukankah untuk ukuran cewek ia itu sudah termasuk tinggi? Yah, apa daya ia tidak bisa melakukannya karena Rendra mengetahuinya sebagai seorang cowok, bukan cewek!
“Eh Rendra, jangan menghina Fais sembarangan! Mungkin saja Fais memang sudah seperti itu dari sononya. Hargailah kelebihan dan kekurangannya! Sesungguhnya kelebihan dan kekurangan itu adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai manusia ciptaan-Nya kita harus mensyukuri setiap limpahan nikmat-Nya, apapun bentuk nikmatnya, meski kadang bukan nikmat yang kita inginkan…” Sahut lebay salah seorang cowok yang sedang asyik menikmati makan malamnya, Doni si gendut.
Mungkin cita-cita Doni adalah menjadi pemuka agama ya?
“Ahh, maaf ya. Hanya respon reflek saja. Aku memang tipe orang yang suka berbicara blak-blakan karena aku pangeran pejuang kejujuran...” Kata Rendra narsis, meski menyesali pernyataannya, tapi ia masih saja harus terlihat keren.
“Ah, haha tidak apa-apa kok. Santai saja.” Kata Sifa tidak masalah. Sifa tersenyum melihat kearah Doni. “Doni, terima kasih Kau telah menyelamatkanku!” Ucap hatinya.
“Aku Doni, senang berkenalan denganmu. Kau bisa memanggilku dengan panggilan kebesaranku, Doni si gendut yang imut!” Lanjut Doni tersenyum lebar.
Hoek.
“Aku juga... terima kasih.” Kata Sifa sambil duduk di meja makan. Matanya mulai memandangi sekitar ruang makan itu.
“Astaga, itu bukan imut Don, tapi itu lemak!!” Kata Steven yang diiringi tawa ringan anak penghuni kost. Sementara Doni hanya bermanyun ria. “Oh ya, Fais... Kenalkan ini adalah Sony, Arya, Dion, Arezt, dan kak Raka.” Kata Steven memperkenalkan satu per satu anak-anak yang sedang berada di ruang makan itu.
“Hallo ....”
Seperti biasa, Sifa membalasnya dengan senyuman manisnya. Salah satu dari teman yang Steven kenalkan, Sifa sudah kenal dengan Dion.
Saat itu, Dion cukup aneh saat menatap mata dari Sifa. Mungkin karena sudah pernah kenal sebelumnya. Untuk menghindari tatapan curiga dari Dion, Sifa langsung memalingkan wajahnya untuk mengalihkan perhatian. Tetapi, meski begitu Dion masih saja tetap memperhatikannya. Dion penasaran padanya.
"Mampus.." Batin Sifa merana.
.
.
.
Tak lama kemudian, acara makan malam di kost-kostan itu pun selesai. Kemudian mereka semua berpencar sendiri-sendiri. Arezt, Sony dan Arya langsung menuju ke ruang utama untuk nonton Tv.
Sementara Doni sedang asyik dengan makanan cemilannya di ruang tamu. Kak Raka dan Rendra langsung menuju kamar tidurnya. Sedangkan Sifa, Steven, dan Dion bertugas membereskan meja makan.
“Ini pasti ide konyol dari Steve, kamu Sifa kan?” Kata Dion membuka pembicaraan.
“Hah?” Ekspresi Sifa kaget.
“Sudah, mengaku saja! Aku tahu semuanya, kamu itu tidak asing bagiku. Dari bau badanmu saja sudah ketahuan... Jika kau ingin menyamar jadi cowok harusnya kau pakai parfum yang berbau maskulin.. Apa kau tidak berfikir jika parfum yang sekarang kau gunakan itu terlalu feminim??” Tebak Dion. Seperti ****** pengendus saja pikir Sifa.
"Kau bisa memakai parfumku!" Lanjutnya.
Steve dan Sifa masih melongo dan bingung menanggapi pertanyaan Dion yang tepat sasaran itu. Dion terlihat sangat yakin akan pertanyaannya. Mungkin karena Dion sudah mengenal Sifa dengan cukup dekat.
Dion adalah pacarnya Anggun. Mau bagaimana lagi. Meski menyangkalnya, menggelengkan kepalanya, toh pada akhirnya Sifa akan dikenali oleh Dion.
“Aku tidak salah, kan? YA.. kamu itu adalah Sifa!!! Mata kamu, body kamu itu... Aku tak mungkin salah, kan?” Kata Dion.
Sifa dan Steve langsung mringis akan kata-kata dari Dion yang memang benar jawabannya.
“SIFA!!!” Kata Dion cukup keras.
Steven dan Sifa langsung membekap mulutDion yang nyemplong dengan kerasnya.
“Jangan keras-keras!” Karena suara Dion yang cukup keras membuat anak-anak yang sedang menonton tv langsung menoleh ke arah Sifa, Steven, dan Dion.
“Sifa? Sifa siapa?” Tanya Arya heran.
“Sifa? Kamu salah dengar kali, Arya? Kita itu sedang bernyanyi. Kita lagi menciptakan lagu baru. Kita akan membuat boyband baru. Sekarang lagi jamannya boyband. Seperti Super Junior, BTS, EXO. Oh..Siafaaa yang mau menghuni gedung tuaa....” Kilaf Steven menyanyi ngawur dengan gejenya.
"ITU DANGDUT WOYYY!!" Kata Arya.
Steven nyengir. Aduh, Steven itu memang suka dangdut sih.
Arya, Sony, Arezt, dan Doni hanya menggelengkan kepala karena merasa aneh mendengar dan melihatnya.
Sementara Sifa dan Dion menahan tawa karena tingkah Steven yang konyol itu. Benar-benar parah karena suara Steven saat bernyanyi sungguh buruk, out of tempo dan tidak jelas sama sekali.
“Steve, kau tidak berbakat sama sekali menjadi penyanyi..” Kata Dion.
Steven hanya kembali nyengir. "Aku hanya suka mendengarkan, tidak suka menyanyi.."
"Aduh parah kau, Steve.." Kata Sifa.
“Ngomong-ngomong kenapa kamu jadi cowok begini? Ada acara komedi apaan sih? Kok tidak mengajak-ajak?” Lanjut Dion yang masih menahan tawanya.
Perutnya sampai sakit dibuatnya.
“Ini semua aku lakukan karena terpaksa. Jika tidak, mana aku mau aku menyamar sebagai seorang cowok seperti ini.” Jawab Sifa.
“Sifa tidak kebagian kost, sudah muter-muter menyusuri setiap sudut kota kampus kita tercinta tapi belum juga mendapatkannya. Karena daripada dia nangis, makanya aku bawa ke sini saja. Tahu sendiri kan, teman kita yang satu ini adalah nona manja yang kaya tujuh turunan, yang tidak akan jatuh miskin meski satu abad tidak bekerja, yang bisa nangis sampai guling-guling hanya karena tidak mendapat kost. Bisa tutup hidung sekampung.” Kata Steven melebay.
“Ah, kamu ini Steve berlebihan sekali. Sangat tidak logis dan sungguh lebay. Mana mungkin aku menangis gara-gara tidak dapat kost. Huh..."
"Bisa jadi, kan? Kau kan cengeng!"
"TIDAK!" Sanggah Sifa.... "Dion, please, jangan kasih tahu siapa-siapa jika aku ini cewek. Aku mohon, aku hanya sementara saja di sini. Nanti jika aku sudah dapat kost, aku langsung pindah kok. Kalau kau membocorkan penyamaranku, acara komediku akan gagal bahkan belum sempat aku memulainya..” Kata Sifa mencoba memohon dengan suara pelannya dan mimik wajah yang ketakutan dan memelaskan. Ia memperlihatkan jurus puppy eyes andalannya.
“Oke, kita kan sahabat.” Kata Dion tersenyum pada Sifa.
Sifa langsung bersorak senang hingga terdengar lagi dari ruang tv. Ia memang jagonya memohon!
“Masih melanjutkan lagunya?” Tanya Arya polos.
“Mungkin sudah sampai reffnya ya?” Lanjut Arezt.
Sifa, Steven, dan Dion langsung tersenyum dengan manisnya tanpa dosa.
“Baru hari pertama menyamaran, tapi sudah ketahuan.. Haah..” Keluh Sifa yang harus segera mawas diri karena sudah bertambah orang yang mengetahui rahasianya. Ia harus segera juga memperbaiki kualitas acting-nya yang benar-benar buruk itu.
"Sabar, Buk... Rahasia aman.." 😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
bahtiar ilmi ilmi
🤣🤣🤣🤣 gara gara singo dimejo
2023-05-30
0
liana😋
EXO 😍😍
2021-03-13
0
_yeajiso_
jadi inget masa lalu ,aku jg pernah nyamar jd cowok buat pergi nonton konser 🙃.
2020-11-16
0