Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki

Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki

Perkenalan

"Prilla, kamu hebat!" Ucap Jeni, seniornya sambil tepuk tangan bersama yang lain.

"Sekarang sudah berani tampil di depan, yah." kata Celine, yang tak kalah bangganya.

Mereka sedang melakukan glady sebelum acara baksos di panti asuhan minggu depan.

Prilla yang selama ini di kenal kalem dan pendiam, ternyata punya bakat terpendam menjadi seorang MC.

"Ini semua karena Cassie." Ungkap Prilla malu-malu.

"Jangan terlalu merendah. Gak bagus." Bantah Cassie, yang baru saja datang.

"Tumben, kesiangan. Habis kencan, yak?" Goda Jeni.

"Gak dong, aku tadi mampir dulu ke rumah Mia." Sahutnya, Mia adalah sekretaris Cassie di dalam organisasi Gereja.

"Dianter cowok yang tadi?" Selidik Maya, yang baru kembali ke ruangan.

"Cieee, siapa tuh?"

"Tukang ojek!" Timpal Cassie, sambil memeletkan lidahnya.

Ruangan itu pun penuh dengan riuh sorakan. Gadis bernama Cassie itu, memang terlalu cuek dan bodoamatan. Hal itu membuatnya kerap di bully.

Apalagi jika di bully, Cassie malah ikut tertawa. Beda dengan yang lain, kalau di bully langsung nyolot tapi kalau nge-bully juara.

...###...

"Cassie, kamu beneran masih jomblo?" Tanya Prilla takut-takut.

"Kenapa tegang gitu, sih? Santai aja." Cassie menepuk pundak Prilla.

"Masa sih, gak ada yang deketin?" Kata Prilla. "Kamu kan cantik, pinter lagi. Masa iya, gak ada yang suka."

"Ya mau gimana lagi, emang gitu." Cassie cekikikan sendiri.

"Mau ku kenalin sama seseorang, gak?" Prilla berbinar.

"Siapa?"

"Abangku. Dia baru pulang berlayar. Orangnya baik, ganteng lagi." Prilla sangat bersemangat.

"Banyak duitnya, dong?" Sahut Cassie, mereka tertawa bersama. Prilla tahu betul, Cassie hanya bercanda karena dia jelas bukan cewek matre.

"Boleh, deh. Siapa namanya?"

"Cliverly." Ucap Prilla, mantap. "Boleh gak, langsung kasih nomer kamu?"

"Ntar aja yah, kalau udah ketemuan. Takutnya dia nyesel." Timpal Cassie.

"Dia gak mungkin nyesel. Orang baik kayak kamu kan langka banget. Malah dia beruntung kalau bisa dapetin kamu." Tandasnya.

...###...

Sementara itu di rumah Prilla...

"Bang, mau ku kenalin sama temanku gak?"

"Siapa?"

"Ada, bang. Orangnya cantik, pinter, baik lagi. Abang pasti suka."

"Coba kirimin kontaknya."

"Kata dia, kamu yang harus minta sendiri pas kenalan, bang. Biar abang gak nyesel katanya." Kata Prilla sambil tertawa.

"Dia bilang gitu? Menarik." Gumam abangnya.

...###...

Minggu berikutnya, saat ibadah di Gereja selesai...

"Temen kamu, mana?" Bisik abangnya, di halaman Gereja.

"Sabar, bang. Dia lagi serahin laporan program kerja ke Sekretaris Umum. Orang sibuk, dia mah."

Lima belas menit kemudian, yang di tunggu-tunggu datang juga.

"Selamat hari minggu!" Kata Cassie sambil bersalaman dengan Prilla.

"Selamat hari minggu, Cassie." Sahut Prilla, membalas.

"Ini abangku, yang ku ceritain waktu itu." Bisik Prilla, lalu melepas jabatan tangan mereka.

"Aku Cliverly, biasa di panggil Clee." Kata abangnya, mengajak bersalaman.

"Oh, Hai! Aku Cassie." Balasnya.

"Kamu sudah semester berapa?"

"Aku baru selesai. Sekarang lagi cari kerja."

"Wah, sudah selesai? Kalah cepet dong, si Prilla."

"Dia kan memang seniorku, seumuran sama abang." Prilla mengerling.

"Silahkan ngobrol berdua, yah. Aku tunggu di sana." Tandasnya, sambil menunjuk arah parkiran.

"Ternyata kita seumuran? Ku pikir kamu seumuran Prilla." Clee terkekeh.

"Iya, nih. Aku masih sering disangka anak SMA. Masih suka ditanyain kelas berapa, padahal udah lulus kuliah."

"Awet muda, sih." Mereka berdua tertawa.

"Cassie!" Suara ibu Sekretaris Umum memanggil dari dalam Gereja.

"Iya, bu!" Cassie mengangkat tangan, lalu ibu Sekretaris Umum masuk kembali ke dalam.

"Kamu di cariin, tuh. Masuk aja, aku tungguin."

"Gak usah, ini bakalan lama soalnya mau rapat tahunan."

"Boleh minta nomer kamu, gak?"

"081355xxxxxx"

"Aku boleh sering-sering nelpon?"

Cassie hanya mengangguk lalu bergegas masuk. Sepertinya gadis itu merasa cocok dengan abang temannya. Mereka masih ingin mengobrol banyak tapi keadaan tidak mendukung.

"Tadi ngobrol sama siapa?" Bisik Celine, saat Cassie baru masuk ke dalam ruangan.

"Temen."

"Temen apa temen?"

"Ya temen, aja."

Cassie bergegas mencari ibu Sekretaris Umum, sepertinya laporan yang dibuatnya harus segera direvisi sebelum rapat berlangsung.

...###...

"Iya, selamat sore!" Sahut Cassie, mengangkat telepon.

"Selamat sore, Cassie. Ini aku, Clee."

"Oh, iya." Cassie bergegas masuk ke dalam mobil yang telah menunggunya di depan.

"Aku ganggu, gak?"

"Gak kok, ini lagi di jalan mau pulang."

"Rapatnya baru selesai?"

"Iya, nih."

"Kenapa tadi gak bilang, biar aku jemput."

"Hahaaa gak usah. Masa baru kenal udah ngerepotin."

"Kalau kamu bukan repotin, tapi anugerah."

"Bisa aja, sih." Mereka tertawa di telepon. "Bilangin tuh, si Prilla pergi ibadah kolom."

"Dia lagi siap-siap tuh. Kamu juga datang?"

"Datang dong, kan aku juga bertugas."

"Kalau gitu, aku juga mau datang."

"Ya bagus, biar makin ramai."

"Ya udah, aku mau siap-siap dulu. Sampai nanti, Cassie."

"Iya."

...###...

Setelah bersiap, Cassie segera menuju tempat ibadah kolom bersama Thea, adiknya.

"Selamat malam!" Sapa Cassie dan Thea saat masuk. Tidak lupa dia berkeliling ruangan, menyalami semua orang satu per satu. Itu adalah kebiasaannya sejak dulu.

"Hai, Cassie!" Sapa Helen, sambil bersandar di bahu Ariel. Mungkin ingin memanas-manasi Cassie, mantan kekasih pria itu.

Yang dipanas-panasin malah tersenyum ramah, tidak merasa terganggu sama sekali. Malah Helen yang merasa terbakar dibuatnya.

Cassie terus menyalami semua orang, di ikuti Thea di belakangnya

"Kak, lihat tuh temen kamu sama..." Thea menatap sinis ke arah Helen dan Ariel.

"Apa sih, dek. Gak usah urusin yang bukan urusan kamu." Cassie tetap tersenyum dengan ramahnya, lalu bergegas membagikan liturgi.

"Itu Ariel, mantannya Cassie." Bisik Prilla, ke abangnya.

"Terus?"

"Abang lihat sendiri kan, gimana dia sama pacar barunya mau bikin jealos Cassie, tapi malah dicuekin." Prilla terkekeh.

"Kata Cassie, gak usah diurusin." Clee menirukan kalimat Cassie barusan, karena memang duduknya tidak jauh dari Cassie.

"Padahal udah hampir dua tahun bubaran, tapi masih suka godain Cassie gitu. Cassie juga sih, jomblo melulu. Jadi disangka belum move on." Jelas Prilla, panjang lebar. Bagaimana pun dia adalah perempuan yang hobinya gibah.

Clee mengangguk paham sambil sesekali mencuri pandang ke Cassie. Sepertinya dia mulai naksir.

...###...

"Kamu tahu banyak yah, soal Cassie. Memangnya kalian cukup dekat?" Selidik Clee saat mereka sudah di rumah.

"Iya dong, bang."

"Aku juga dulunya dukung banget waktu Cassie jalan sama Ariel. Mereka lumayan lama pacaran, gak pernah digosipin, gak pernah ribut, adem ayem aja pokoknya."

"Tiba-tiba gak ada angin, gak ada hujan mereka udah bubaran aja." Kata Prilla, lalu menengguk segelas air.

"Jadi kamu gak tahu, kenapa mereka putus?"

"Katanya Cassie selingkuh."

"Selingkuh?"

"Menurutku itu bisa-bisanya Ariel aja, ngarang cerita. Dia cuma memutarbalikkan fakta."

"Kok Cassie diem aja?" Clee mulai penasaran.

"Nah, itu dia si Cassie. Dia lebih milih diem daripada capek-capek menjelaskan. Katanya dia, biar waktu yang menjawab."

"Sekarang terbukti, siapa yang selingkuhin siapa. Liat sendiri kan tadi, gimana dia sama Helen. Helen itu sahabatnya, tapi malah nikung."

Karena terlalu semangat menjelaskan, Prilla jadi terbakar emosi.

Clee mendengarkan dengan seksama dan semakin yakin pada sosok Cassie. Gadis itu benar-benar membuatnya merasa tertarik.

..

Terpopuler

Comments

Cila Mici

Cila Mici

asik baca lagi

2021-07-25

1

Popeye Untuk Olive

Popeye Untuk Olive

Menarik 👏

2021-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Interview
3 Bertengkar
4 Jujurlah Padaku
5 Janji Suci
6 Mimpi Buruk
7 Usaha
8 Perhatian
9 Cemburu
10 Perpisahan
11 Duka
12 Awal Mula
13 Merasa di Cintai
14 Nyaman
15 Rest In Love
16 Cephalgia
17 Sandarkan Lelah
18 Ada Aku
19 Hipnoterapi
20 Merenung
21 Dia
22 Bertemu Lagi
23 Sabar
24 Ayahku itu...
25 Alasan
26 Melepas Rindu
27 Dan Lagi
28 Ketahuan
29 Kabar Burung
30 Bertahan
31 Maksud Terselubung
32 Diam
33 Prasangka
34 Bunga Tidur
35 Waktu Luang
36 Keluarga Pengacara
37 Solusi
38 Sekutu Baru
39 Si Sulung
40 Tamu Jauh
41 Curhat
42 Alibi
43 Pegawai Baru
44 Gosip
45 Ikut Campur
46 Misi Berhasil
47 Berlibur dengan Buronan
48 Tidak Sengaja
49 Mediasi
50 Mediasi [2]
51 Pesta
52 Kehidupan yang Baru
53 Perpustakaan Pribadi
54 Drama Paket
55 Nostalgila
56 Serpihan Masa Lalu
57 Kehebohan Wita
58 Pesan Juni
59 Teman Rasa Saudara
60 Keceplosan
61 Perusak Suasana
62 Bercermin
63 Hanya Rindu
64 Cinta dan Benci
65 Berjuang
66 Insiden Tak Terduga
67 Primadona Kantor
68 Di Culik
69 Terprovokasi
70 Dilema
71 Kisah Tentangnya
72 Masih Tentangnya
73 Mengungkit Luka Lama
74 Klarifikasi
75 Pindah Divisi
76 Ulang Tahun Cassie
77 Masa Lalu
78 Bagaimana Bisa?
79 Hukum Karma
80 Dejavu
81 Menyusun Rencana
82 Serumah Dengan Tetangga
83 Cassie Sakit
84 Dua Lawan Dua
85 Mematahkan Ragu
86 Cobaan Menjelang Hari H
87 Perubahan Rencana
88 Meeting Sana, Meeting Sini
89 Hari Tersibuk
90 Hari Yang Mendebarkan
91 Pedang Pora
92 Nyonya Cliverly
93 Malam Panjang
94 Tempat Bersejarah
95 Abai
96 Semesta Mendukung
97 Mencoba Mengerti
98 Misteri Perubahan Mood
99 Mengatasi Rasa Kesepian
100 Kabar Baik Datang
101 Kado Terindah
102 Ngidam
103 Kejutan Yang Lebih Mengejutkan
104 Salah Paham
105 Kabar Mengejutkan
106 Hidup Terus Berlanjut
107 Hadiah Ulang Tahun
108 Meluruskan Kesalahpahaman
109 Udara Segar
110 Flashback
111 Akhir Dari Kisah Ini
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Perkenalan
2
Interview
3
Bertengkar
4
Jujurlah Padaku
5
Janji Suci
6
Mimpi Buruk
7
Usaha
8
Perhatian
9
Cemburu
10
Perpisahan
11
Duka
12
Awal Mula
13
Merasa di Cintai
14
Nyaman
15
Rest In Love
16
Cephalgia
17
Sandarkan Lelah
18
Ada Aku
19
Hipnoterapi
20
Merenung
21
Dia
22
Bertemu Lagi
23
Sabar
24
Ayahku itu...
25
Alasan
26
Melepas Rindu
27
Dan Lagi
28
Ketahuan
29
Kabar Burung
30
Bertahan
31
Maksud Terselubung
32
Diam
33
Prasangka
34
Bunga Tidur
35
Waktu Luang
36
Keluarga Pengacara
37
Solusi
38
Sekutu Baru
39
Si Sulung
40
Tamu Jauh
41
Curhat
42
Alibi
43
Pegawai Baru
44
Gosip
45
Ikut Campur
46
Misi Berhasil
47
Berlibur dengan Buronan
48
Tidak Sengaja
49
Mediasi
50
Mediasi [2]
51
Pesta
52
Kehidupan yang Baru
53
Perpustakaan Pribadi
54
Drama Paket
55
Nostalgila
56
Serpihan Masa Lalu
57
Kehebohan Wita
58
Pesan Juni
59
Teman Rasa Saudara
60
Keceplosan
61
Perusak Suasana
62
Bercermin
63
Hanya Rindu
64
Cinta dan Benci
65
Berjuang
66
Insiden Tak Terduga
67
Primadona Kantor
68
Di Culik
69
Terprovokasi
70
Dilema
71
Kisah Tentangnya
72
Masih Tentangnya
73
Mengungkit Luka Lama
74
Klarifikasi
75
Pindah Divisi
76
Ulang Tahun Cassie
77
Masa Lalu
78
Bagaimana Bisa?
79
Hukum Karma
80
Dejavu
81
Menyusun Rencana
82
Serumah Dengan Tetangga
83
Cassie Sakit
84
Dua Lawan Dua
85
Mematahkan Ragu
86
Cobaan Menjelang Hari H
87
Perubahan Rencana
88
Meeting Sana, Meeting Sini
89
Hari Tersibuk
90
Hari Yang Mendebarkan
91
Pedang Pora
92
Nyonya Cliverly
93
Malam Panjang
94
Tempat Bersejarah
95
Abai
96
Semesta Mendukung
97
Mencoba Mengerti
98
Misteri Perubahan Mood
99
Mengatasi Rasa Kesepian
100
Kabar Baik Datang
101
Kado Terindah
102
Ngidam
103
Kejutan Yang Lebih Mengejutkan
104
Salah Paham
105
Kabar Mengejutkan
106
Hidup Terus Berlanjut
107
Hadiah Ulang Tahun
108
Meluruskan Kesalahpahaman
109
Udara Segar
110
Flashback
111
Akhir Dari Kisah Ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!