Pagi ini, Cassie merasa deg-degan pasalnya Ignas akan datang menemuinya hari ini dan membawa serta kedua orangtuanya.
Rumahnya sedang ramai, orang-orang sudah sibuk sejak kemarin mengerjakan ini itu yang tidak ada habisnya. Cassie memilih diam di dalam kamar.
"Ada yang lagi deg-degan, nih." Goda Sarah, sepupunya.
"Rileks aja, oke?" Sepupunya yang lain menyemangati.
"Sarah sama Cassie enak, yah? Pas lulus kuliah langsung nikah. Semoga aku juga ntar gitu, pas udah lulus."
Mereka semua tertawa bersama, mencoba mengurai ketegangan Cassie.
Akhirnya, malam hari pun tiba. Ignas dan keluarganya datang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Acara pun segera di mulai. Canda tawa antar kedua keluarga itu, mewarnai prosesi pelamaran.
Sang MC lalu memanggil Ignas dan Cassie untuk berdiri di depan agar bisa dikenali masing-masing calon keluarga.
Yang namanya disebutkan tidak kunjung tampil ke depan. Membuat para undangan semakin riuh karena penasaran.
"Ignas Wijaya! Jessica Kyle! Ayo maju ke depan. Jangan malu-malu."
Dari kejauhan, tampak dua orang sedang berjalan masing-masing dari arah yang berbeda. Semua orang menanti dengan sangat penasaran.
"Wah, ternyata mas Ignas ganteng sekali." Ucap sang MC, saat seseorang yang dia sangka Ignas tampil ke depan. Keluarga Ignas tertawa cekikikan.
"Lho, kenapa kamu yang datang? Mana Cassie?" Katanya lagi, saat dilihatnya bukan Cassie yang datang.
"Itu juga bukan, Ignas." Terdengar suara seseorang, ditengah riuh suara tawa.
"Wah, Cassie dan Ignas ini ternyata kompak sekali yah? Sampai kirim wakil palsu juga tetap kompak."
Semua tamu undangan tertawa dibuatnya.
"Ayo Cassie dan Ignas yang asli, tunjukkan dirimu."
Cassie lalu maju ke depan, ternyata dia duduk bersama teman-temannya. Ignas sendiri sejak tadi duduk tepat di depan sang MC.
"Alah, ini toh mas Ignas. Dari tadi duduk disini. Pantas saja kamu yang paling ganteng di situ." Ucapnya sambil menunjuk barisan kursi Ignas.
"Tadinya saya mau bisik Mamanya Cassie, biar dijodohkan dengan anak saya." Katanya lagi, mengundang tawa.
"Jadi, para hadirin sekalian, ini adalah Ignas Wijaya dan ini adalah Jessica Kyle." Ucap sang MC, sambil mengatur posisi mereka berdiri.
"Silahkan kalau mau di foto." Ucapnya lalu segera menepi karena kamera nitizen langsung menyoroti mereka.
Ignas dan Cassie saling melirik, malu-malu kucing. Ini adalah kali pertama mereka bertatap muka secara langsung, dan Ignas langsung meminangnya.
Cassie tetap tersenyum natural, memang dia sangat fotogenic. Selain itu, dia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian.
Lain halnya dengan Ignas, yang sangat merasa tegang dan itu jelas terlihat. Baru beberapa detik berdiri di samping Cassie, sudah membuatnya berpeluh keringat.
Mungkin jika lebih lama lagi berdiri, dia akan pingsan karena grogi. Untung saja, sang MC segera menyuruh mereka kembali duduk.
...###...
"Ternyata kamu beneran melamar Cassie, yah. Kupikir cuma rumor." Kata Dimitri, teman Ignas yang juga sepupu Cassie.
Acara pelamaran sudah selesai. Mereka sedang makan malam bersama.
"Kalian ketemu dimana, sih? Pacaran sejak kapan?" Tanyanya bertubi-tubi.
"Tanya aja ke Cassie. Kan adik loe." Jawab Ignas, sambil terkekeh.
"Udah. Dia bilang kalian gak pernah pacaran, terus baru ketemu hari ini."
"Nah, itu loe tau. Kenapa nanya lagi?"
"Beneran? Kupikir dia cuma bercanda."
"Konon, Cassie gak bisa bohong lho." Sahut Nina, sepupu Cassie.
Nina sudah lama kenal Ignas. Mereka sudah beberapa kali bertemu. Tahu-tahu sekarang jadi calon ipar.
"Kamu pasti udah tahu kan, mereka dekat?" Kata Dimitri sambil menunjuk Nina.
"Nggak! Sumpah!" Jawab Nina, sambil mengangkat dua jarinya.
"Jangankan aku, Thea aja gak pernah tahu." Tandas Nina, lalu berbaur dengan keluarga yang lain.
"Wah, gila! Terus kenapa tiba-tiba mau nikah kalau belum pernah ketemuan?"
Ignas hanya tertawa mendengar celotehan Dimitri. Sepertinya dia benar-benar penasaran.
...###...
"Selamat yah, Cassie." Kata Prilla, sambil tersenyum.
Sebenarnya agak terpaksa, karena dia juga prihatin pada abangnya. Tapi bukan salah Cassie juga, karena memang Clee sudah menghilang tanpa kabar.
"Makasih yah, udah sempetin datang." Cassie memeluk Prilla.
"Dia bilang, kamu harus bahagia." Bisik Prilla. Tentu yang dimaksudkan adalah abangnya.
"Bilangin ke dia, dia juga harus bahagia."
Keduanya menangis sesegukan, seolah sedang mengucapkan salam perpisahan.
"Kalian kenapa, sih? Apa nih, yang aku gak tahu?" Selidik Thea.
"Kangen aja sama, Prilla. Udah lama gak ketemu."
"Dicariin mas Ignas tuh, kak. Mau pamitan katanya."
Mereka pun menyudahi drama haru-haruan itu. Cassie segera menemui Ignas, yang pamit mengantar keluarganya kembali ke penginapan.
Begitulah hari itu berakhir. Ada cerita bahagia sampai cerita yang mengharu biru. Andai Clee yang meminangnya, Cassie membatin.
...###...
"Kamu apa kabar?" Sapa Ignas, di ujung telepon. Dia dan keluarganya sudah kembali ke Lombok minggu lalu.
"Aku baik, mas." Jawab Cassie. "Kamu gimana?"
"Aku juga, baik. Sekarang lagi jagain Papa di rumah sakit."
"Itu namanya gak baik, kamu gimana sih mas." Timpal Cassie. "Papa kamu sakit apa?"
"Biasa, sakit orangtua." Mereka terdiam sejenak.
"Kamu kok belum tidur, sih?" Kata Ignas lagi.
"Baru habis revisi laporan. Banyak banget yang di koreksi karena sejauh ini banyak proker yang belum terlaksana."
"Wah, mohon maaf nih, bu Ketua. Sudah mengganggu waktunya." Ignas terkekeh.
"Ketua apaan? Aku cuma anggota biasa."
"Udah, ngaku aja. Memang kamu Ketua Pemuda kan?"
"Kata siapa?"
"Kalau begitu mantan ketua."
"Kamu kali yang mantan ketua." Timpal Cassie, mereka tertawa lagi. Lalu hening lagi.
"Sebelum nikah, mau buat pengakuan dosa dulu gak?"
"Maksudnya gimana?"
"Mengakui semua yang sudah lewat, biar itu ditinggal di belakang aja."
Cassie mengernyit tak mengerti.
"Kalau gitu, mulai dari aku deh." Ignas menarik nafas dalam dalam.
"Sebelum dekat sama kamu, sebenarnya aku sempat jalan sama cewek lain."
Deg
"Gak lama, sih. Bentaran doang."
"Sejak kenal kamu, aku udah move on, kok. Dan sebelum kita melangkah lebih jauh, aku mau jujur biar perasaanku tenang, gak ada lagi yang mengganjal."
Cassie menghela nafas panjang. Selama Ignas ngomongin mantannya, Cassie juga mikirin Cliverly.
"Please, kamu jangan mikir, aku cuma jadikan kamu sebagai tempat pelarian. Aku ceritain semuanya, biar aku gak ada beban jalan sama kamu" Tandas Ignas.
Hening agak lama. Cassie sedang menimbang-nimbang, dia harus cerita juga tentang Clee atau gak usah. Pasalnya, mereka sedang dalam topik 'mantan pacar' sedangkan Clee, bukan mantan pacarnya tapi teman rasa pacar.
"Kamu sendiri, kapan terakhir kali pacaran?"
"Tiga tahun yang lalu." Jawab Cassie.
Itu memang benar adanya. Orang terakhir yang menjadi mantan pacarnya adalah Ariel.
"Rekor, nih. Kok bisa menjomblo selama itu?"
"Aku udah males pacaran."
"Berarti udah siap banget, yah." Ignas terkekeh.
"Siap gak siap harus siap, dong. Mau nanti atau sekarang, kan tetap bakal ke tahap ini."
"Bener kata, kamu." Kata Ignas, mantap. "Yaudah! Tidur gih, udah larut banget. Jangan begadang."
"Siap komandan!"
Entah kenapa, ada rasa lega di hati Cassie. Tadinya dia sedikit merasa bersalah karena masih sering mikirin Cliverly. Ternyata Ignas juga sama, masih ada yang mengganggu pikirannya.
Cassie menggumulkan itu semua dalam doa, untuk menutup hari itu. Banyak hal yang harus disyukurinya.
..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Brtlomeuzt
Aku lebih suka kalau casie berjodoh sama clee. gak tau kenapa, gak suka aja sama Ignas.
2021-07-03
2
Beryl Austin
Lama menjomblo tiba2 nikah 😍
Aku padamu, Cassie ❤️
2021-06-19
2