dingin

Waktu bergulir begitu cepat tak terasa, pernikahan mereka telah melewati tiga bulan, membuat Milan serasa ingin gila. Sangat sulit terbebas dari pernikahan dengan si culun, karena Nara masih teguh bertahan menjadi istrinya walau pemuda ini selalu menindasnya. Sama seperti saat ini.

Nara baru saja pulang setelah selesai mengurus pesta pernikahan orang yang mengenakan jasanya.

Dia pun masuk ke dalam kamar, namun seketika tubuhnya meremang merasakan hawa dingin dari ac yang seakan menembus tulang.

“Ini kamar atau kutub utara,” batin Nara.

Ini pasti ulah si pemilik kamar galak itu pikirnya.

Tak mengindahkan ia pun melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa saat Nara keluar dari kamar mandi. Ia memeluk tubuhnya yang terasa mengigil. Manik mata Nara mengarah pada pemuda yang bergelung nyaman di ranjang king size.

“Dia sudah tidur,” rancau gadis ini, kemudian melangkah pelan mendekat ke ranjang Milan hendak meraih remote ac yang berada di nakas.  

Saat tangan Nara telah terulur. Bola mata Milan tiba-tiba terbuka, duduk di kasur bak orang yang bangkit dari kematian.

“Kau mau apa?” Suara Milan membuat Nara terjengkit kaget.

“Aku hanya ingin mengambil remote AC, mengatur suhunya. Aku kedinginan,” ucap Nara memegang dadanya yang seakan ingin loncat keluar.

“Dasar kampungan!” sinis Milan.

Padahal ini adalah ulannya sengaja mengerjai Nara. Dia tahu Nara tidak tahan dengan hawa dingin.

"Jangan ubah, ini adalah kamarku dan kau tidak bisa mengatur Semaumu, kalau kau tidak suka pergi!” usir Milan.

“Tidak! Aku masih tahan sedingin ini,” ucap Nara dengan senyum di paksakan.

“Menghadapi orang  patah hati memang menyebalkan! Yang waras ngalah aja,”  batin Nara.

Apalagi yang bisa di lakukan Nara selain pasrah ia tertunduk lemah, membalikkan badan melangkah ke sofa untuk tidur. 

Nara duduk di sofa menatap Milan memicingkan mata padanya, sebelum berbaring dia membuka kacamatanya, bersiap untuk masuk ke alam mimpi. Menarik selimut tebal hingga menutupi kepala.

“Ya ampun aku bisa menjadi daging beku,” batin Nara berbaring mendekap selimut erat.

Senyum kemenangan terbit dari wajah Milan melihat Nara menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

“Aku akan membuatmu menyerah,” desis Milan dengan seringai di wajah.

*****

Hari ini setelah menyelesaikan tugas merias Nara menyempatkan diri pulang ke rumahnya. Karena sering menemani Milan di acara bisnis dia jadi tidak punya waktu untuk pulang.

Gadis berkacamata ini masuk ke dalam rumah membawa kantong plastik yang berisi makanan. Melangkah menuju ruang tengah di mana adik dan ibunya menghabiskan waktu.

Nara menarik sudut bibirnya saat melihat Alana duduk di sofa sedang menatap tv tak menyadari kedatangannya. Dia pun ikut duduk di samping Alana.

“Kak Nara!” sapa Alana memeluk manja, senang melihat kakaknya. “Kakak ngak merias?” tanya Alana karena belakangan ini Nara selalu saja sibuk hingga mereka jarang bertemu.

“Kakak udah selesai merias hari ini. Kakak bawa makanan untuk kamu,” ucap Nara menunjuk plastik yang dia taruh di meja.

“Bukan makanan kondangankan, Nana bosan dari kecil makan itu terus,” kata Alana sangsi mengerucutkan bibirnya.

Nara terkekeh keras, selama ini dia memang sering di bungkuskan makanan di tempatnya menjadi MUA. Dulu ibunya yang berprofesi  sebagai juru masak di pernikahan juga selalu membawa makanan pulang.

“Iya bukanlah, kakak beli bebek penyet level mampus spesial untuk kamu,”

Mata Alana seketika berbinar meraih kantong di meja. Beranjak mengambil piring.

Setelah itu Alana makan dengan lahap.

“Kakak ngak makan?” tanya Alana.

“Kakak sudah makan,” jawabnya.

“Ibu mana?” tanya Alana bola matanya berputar menatap sekeliling.

“Ibu lagi kerja, di panggil masak untuk lamaran anak gadis pak lurah yang mau nikah sama anak pejabat,” jelas Alana dengan mulut penuh makanan.

“Kerja! kok ibu kerja sih! Kalau ibu kecapean gimana?” sungut Nara.

“Katanya uang belanja mulai menipis,” jawab Alana santai.

“Kenapa ngak minta sama kakak.”

“Katanya ngak tega. Kasian sama kakak, udah kerja keras sampai jarang pulang ke rumah. Ibu ngak enak,” terang Alana.

"Iya akhir-akhir ini kakak banyak pekerjaan jadi jarang pulang. Ngak lama lagi awal bulan banyak cicilan yang harus di bayar,” jelasnya dengan senyum getir. Padahal Milan lah yang membuatnya sangat sibuk.

Nara menghela napas berat. Kepalanya terasa ingin pecah. Begitu banyak tugas dan tanggung jawab yang harus dia jalankan, belum lagi Milan selalu menyusahkannya, sekarang dia juga harus berperan sebagai istri Milan saat pertemuan bisnis hingga membuatnya semakin sibuk dan sulit membagi waktu.

Gadis berkacamata ini meraih tas selempangnya mengeluarkan sebuah dompet.

“Baru dapat angsuran untuk bayar bank, belum dapat bayar cicilan motor,” batin Nara meringis menatap isi dompetnya.

“Nana berikan uang ini pada ibu dan bilang padanya jangan mengambil perkerjaan lagi. Kakak ngak mau dia lelah. Biar kakak yang kerja,” ucap Nara sembari menyodorkan lembaran uang pada Alana yang sedang makan.

Tangan Alana terulur menyambut uang yang di berikan oleh kakaknya.

“Dan ini uang saku kamu!” tambannya lagi.

Mata Alana berbinar senang. “Makasih kak,” ucap Alana.  

“Aku harus bekerja lebih keras lagi, mengumpulkan uang, kasihan ibu,” batin Nara sungguh sangat malang nasibnya.

Sebenarnya Nara bisa saja meminta bantuan materi pada kedua sahabatnya Vino dan Chelsea, dengan senang hari mereka akan membantu Nara, namun gadis berkacamata ini tidak akan menyusahkan sahabatnya karena bagi Nara dia sendirilah yang akan bekerja keras untuk keluarganya.

      

Terpopuler

Comments

Jihan Putri

Jihan Putri

aturan milan berterimakasih sama sea gitu karena mempunyai istri berhati malaikat bukanya kaya zeline

2024-01-01

2

girl bos💐🌹

girl bos💐🌹

hahaha 🤣

2023-11-11

0

Yani

Yani

Emang Milan ga ngasih nafkah srlama 3 bulan ?

2023-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 preweding
2 kabur
3 pengganti
4 pernikahan
5 pulang
6 culun itu kau
7 tak menerima
8 rencana
9 tanda tangan
10 mewarkan
11 pewaran naik
12 tak bisa lepas
13 tugas istri
14 istri milan
15 dingin
16 pijat
17 tersudut
18 istriku
19 ternyata terluka
20 lihat luka
21 kabur
22 merawat
23 sedih
24 rasa bersalah
25 sahabat
26 pekerjaan baru
27 menjemput
28 rahasia
29 pernikahan 1
30 pernikahan 2
31 pernikahan 3
32 rahasia sea
33 pulang
34 merasa kosong
35 rahasia
36 kantor
37 ruangan Milan
38 ciuman pertama
39 sibuk
40 demam
41 rumah Nara
42 istri
43 makan bersama
44 cemburu
45 menjemput
46 hidup Nara.
47 kencan
48 hadiah
49 Ciuman
50 petuah
51 petuah lagi
52 ingin pindah
53 pindah rumah
54 curiga
55 lepaskan dia
56 terbongkar
57 maaf
58 cinta Vino
59 mama pulang
60 pulang
61 cinta?
62 bukti
63 insiden
64 Benar cinta
65 cemas
66 menunggu
67 tragedi
68 rumah sakit
69 kecewa
70 tanda tangan
71 saran Vino
72 pergi
73 terbongkar
74 penjelasan
75 bicara
76 pulang
77 sesal
78 goresan tangan
79 mencari nara
80 amarah Milan
81 oh Vino
82 cek
83 sadar
84 waktu berlalu
85 hidup baru
86 rumah sakit
87 mengiyakan
88 keputusan
89 pernikahanChelsea
90 putus asa
91 bertemu Vino
92 pesta pernikahan
93 menggila
94 pertemuan
95 perasaan Milan
96 akan berjuang
97 rahasia
98 Nasehat ibu
99 petuah Milan
100 kembali
101 bersama
102 ikut
103 berangkat
104 jerman
105 perasaan Nara
106 sakit
107 Nara pulang
108 anugerah
109 Kelahiran
110 End
111 Extra part
112 extra part dua
113 Diam-Diam Suamiku Ceo
Episodes

Updated 113 Episodes

1
preweding
2
kabur
3
pengganti
4
pernikahan
5
pulang
6
culun itu kau
7
tak menerima
8
rencana
9
tanda tangan
10
mewarkan
11
pewaran naik
12
tak bisa lepas
13
tugas istri
14
istri milan
15
dingin
16
pijat
17
tersudut
18
istriku
19
ternyata terluka
20
lihat luka
21
kabur
22
merawat
23
sedih
24
rasa bersalah
25
sahabat
26
pekerjaan baru
27
menjemput
28
rahasia
29
pernikahan 1
30
pernikahan 2
31
pernikahan 3
32
rahasia sea
33
pulang
34
merasa kosong
35
rahasia
36
kantor
37
ruangan Milan
38
ciuman pertama
39
sibuk
40
demam
41
rumah Nara
42
istri
43
makan bersama
44
cemburu
45
menjemput
46
hidup Nara.
47
kencan
48
hadiah
49
Ciuman
50
petuah
51
petuah lagi
52
ingin pindah
53
pindah rumah
54
curiga
55
lepaskan dia
56
terbongkar
57
maaf
58
cinta Vino
59
mama pulang
60
pulang
61
cinta?
62
bukti
63
insiden
64
Benar cinta
65
cemas
66
menunggu
67
tragedi
68
rumah sakit
69
kecewa
70
tanda tangan
71
saran Vino
72
pergi
73
terbongkar
74
penjelasan
75
bicara
76
pulang
77
sesal
78
goresan tangan
79
mencari nara
80
amarah Milan
81
oh Vino
82
cek
83
sadar
84
waktu berlalu
85
hidup baru
86
rumah sakit
87
mengiyakan
88
keputusan
89
pernikahanChelsea
90
putus asa
91
bertemu Vino
92
pesta pernikahan
93
menggila
94
pertemuan
95
perasaan Milan
96
akan berjuang
97
rahasia
98
Nasehat ibu
99
petuah Milan
100
kembali
101
bersama
102
ikut
103
berangkat
104
jerman
105
perasaan Nara
106
sakit
107
Nara pulang
108
anugerah
109
Kelahiran
110
End
111
Extra part
112
extra part dua
113
Diam-Diam Suamiku Ceo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!