Setelah melalui perdebatan panjang. Kembali lagi Nara harus pasrah menuruti keinginan Chelsea untuk menginap. Dan kini dia telah berada di dalam mobil bersama Chelsea.
Sementara Milan tidak ikut bersama mereka, dengan alasan sedang mengurus sesuatu. Pemuda itu masih berupaya mencari keberadaan kekasih hatinya Zeline yang hilang entah ke mana.
Nara terdiam membisu. Sungguh dia sangat gelisah, memikirkan akan seperti apa malam yang akan dia lalui bersama Milan pemuda yang telah sah menjadi suaminya.
Deru mesin mobil telah terhenti di depan sebuah kediaman mewah.
“Ayo turun Ra," ajak Chelsea menarik tangan Nara hingga terhuyung turun dari mobil.
Nara berdiri tertegun mengamati rumah megah bak istana. Rumah yang selalu dia kagumi kemewahannya saat berkunjung bersama Vino. Namun sekarang siapa yang menyangka jika dia telah menjadi menantu dalam keluarga ini.
“Malah bengong, kau kan sering ke sini. Ayo masuk! Ini sudah menjadi rumahmu.”
Chelsea menggiring tubuh Nara untuk masuk ke dalam bertemu mama Erika.
Setelah jatuh pingsan Erika pulang ke rumah. Mengingat kondisinya yang masih lemah dan shock tentang kacaunya pernikahan Milan. Tapi sekarang Erika menarik napas lega pernikahan putarnya telah berlangsung lancar.
Chelsea dan Nara pun memasuki sebuah kamar.
“Mama! Nara menantu mama udah datang nih,” seru Chelsea dengan semangat melangkah mendekat pada Erika yang bersandar di puncak tempat tidur.
“Nara sini sayang!” panggil Erika.
“Iya, tante. Nara yang berdiri di belakang Chelsea maju kemudian duduk di pinggir tempat tidur.
“Kok tante mama dong. Kan udah jadi mantu mama,” jelas Erika. Dan di balas senyum kikuk oleh Nara.
“Untung ada Nara, Ma,” sela Chelsea.
Erika memegang tangan Nara.
“Terima kasih, kamu sudah menolong keluarga kami. Kamu sudah mau menjadi istri Milan,” ucap Erika dengan tulus.
“Iya, tan. Eh mama,” ralat Nara, masih sangat canggung.
“Kamu gadis yang baik dan tulus. Mama sangat senang kamu yang jadi menantu di keluarga ini,” tutur Erika dengan suara bergetar terharu, dia tahu seperti apa pribadi Nara semenjak bersahabat bertahun-tahun bersama putrinya.
“Mama tahu pernikahan kalian, terjadi begitu cepat dan tidak di rencanakan. Milan pun selalu ketus padamu. Tapi, mama yakin dengan ketulusan kamu, pelan-pelan kamu pasti akan membuat Milan mencintaimu dan membuatnya melupakan Zeline,” kata Erika panjang lebar dengan keyakinan.
Nara hanya mengangguk seraya memaksakan senyumannya. Membuat Milan jatuh cinta padanya itu tidak mungkin. Lagi pula pernikahan ini tidak akan bertahan lama.
“Sekarang kamu istirahat ya. Kamu pasti lelah,” terangnya mengelus pipi Nara.
“Sea, antar Nara ke kamar Milan. Biar dia beristirahat,” titah Erika.
Kan benar, kamar Milan ...
Nara menelan salivanya dengan susah payah. Malam ini dia akan tidur sekamar dengan Milan. Bayangan malam pertama kembali mengudara di pikirannya.
“Iya ma. Sea antar Nara dulu.”
Chelsea kembali menarik paksa tangan Nara untuk ikut bersamanya.
“Sea aku mau pulang!” rengek Nara bak anak kecil, mencoba menepis tangan Chelsea yang menariknya lengannya kuat.
Adegan tarik menarik terjadi saat Nara menghentikan langkahnya, ketika berada di depan kamar Milan. Rasanya Nara ingin menangis.
“Ngak bisa dong Ra. Ayo masuk. Kau kan sudah menjadi istri kak Milan,” desak Chelsea sebelah tangannya telah membuka pintu kamar Milan.
“Kakakmu sangat galak. Bagaimana kalau dia marah, aku masuk ke dalam kamar ini.”
Chelsea memutar bola mata malas. “Kau kan sudah jadi istrinya. Kamar ini, kamarmu juga,” terangnya.
“Karena aku istrinya. Gimana kalau nanti aku di grepe-grepe?” Nara semakin cemas walaupun kecil kemungkinan Milan menyentuhnya. Tapi, dia harus tetap was . Nikmati saja!” ucapnya santai membuat Nara membulatkan matanya.
Chelsea berhasil membuat Nara masuk ke dalam kamar.
“Istirahatlah. Kau pasti sangat lelah setelah menjadi pengantin. Aku pergi dulu. Pelayan sudah menyiapkan pakaian ganti untukmu!”
Pintu kamar tertutup Chelsea benar telah meninggalkan Nara sendiri di dalam kamar Milan.
“Andai kau tahu Ra. Aku sangat senang kak Milan menikah denganmu dan menjadi kakak iparku. Aku yakin kamu bisa mengobati luka hati kakakku,” batin Chelsea senyum seringai terbit dari bibirnya.
Nara menghela napas menatap pintu yang telah tertutup. Manik mata indahnya kemudian menatap suasana kamar.
Nara berdecak kagum kamar Milan sungguh luas, rapi dan bersih dengan barang-barang mewah mengiasi.
“Kamar kak Milan lebih besar dan mewah dari kamar Chelsea," decaknya. Menatap ranjang king size milik Milan.
Nara melangkah menyusuri kamar Milan seraya mencari di mana letak kamar mandi. Karena dia sudah tak sabar ingin mengguyur tubuh lelahnya agar terasa segar.
Setelah menghabiskan waktu selama beberapa saat Nara akhirnya telah selesai. Dia pun duduk di cermin rias.
“Orang tidak boleh lagi melihat wajahku yang mengenakan make up,” gumam Nara kembali memasang kaca mata dan mengikat rambut panjangnya. Menatap wajah lekat wajah mulus yang telah tak termake up. Sungguh sangat jauh berbeda penampilan si culun kini telah kembali.
Pintu kamar terbuka, membuat Nara tersentak dari lamunan.
Dia pun bangun dari duduknya menatap ke arah pintu, sesosok pemuda tinggi, berpenampilan acak-acakan, wajahnya terlihat lesu namun tidak sedikit pun mengurangi ketampanannya. Itu adalah Milan.
Milan melangkah mendekat. Pada perempuan yang telah menjadi istrinya. Nara pun tertunduk menyembunyikan wajahnya.
“Hei kau!” panggil Milan dengan nada dingin membuat Nara semakin bergetar.
“Terima kasih, tadi sudah menolongku,” ucap cepat Milan terdengar sedang membuang gensinya. Benar jika tidak ada perempuan ini maka. Dia pastikan akan kehilangan muka di hadapan orang-orang.
Nara pun mendongak tak menyangka ucapan terima kasih Milan.
Deg .... pandangan mereka bertemu.
Milan terdiam menatap wajah Nara, bukan perempuan cantik yang telah menjadi istrinya.
Sungguh jantung Nara seakan ingin jatuh ke dasar perut saat Milan menatapnya dengan tatapan menilai seraya mendekat padanya. Wajah itu tak asing bagi Milan.
“Culun kau!” ketus Milan saat telah menyadari jika yang berada di dalam kamarnya adalah si gadis kaca mata.
“Kak Milan. Aku,” lirih Nara tertunduk takut.
“Culun untuk apa kau di kamarku?” bentak Milan suaranya meninggi.
Nara tak tahu harus mengatakan apa saat Milan tidak mengenalinya sebagai istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Febby Fadila
tukan apa yg aku bilang knp tidak kasih tau milan. kan kasihan Nara pasti di tuduh yang nggak2 de sama milan
2024-07-05
0
RossyNara
saking ajaibnya keindahan makeup orang pintar pun bisa di bodohi.
jangan galak2 Milan nanti Nara bisa kabur loh
2024-04-26
0
Xiena Arabella
biarin culun hadeuh milan aturan bilang makasih gitu sama nara untung ada nara yg mau jadi mempelai wanitanya menggantikan zeline mu yg entah kemana
2024-01-01
0